The Richest man - Bab 26 Quality Time
Alvero masih memainkan telepon di tangannya, tapi benaknya masih saja terngiang ngiang perkataan dua gadis yang berbicang di sebelahnya sebelumnya.
Quality time apanya, jelas jelas itu hanya drama murahan yang sering muncul di drama drama!
Entah kenapa gadis seperti Nabila memiliki orang seperti itu sebagai temannya, kehidupannya malah berubah menjadi kehidupan yang bisa dikhianati kapan saja tapi masih memperlakukan mereka yang mengkhianatinya dengan baik.
Nabila juga sudah termasuk orang miliknya, meskipun dia mendapatkan bayaran, tapi bagaimanapun juga dia milik Alvero karena dia bekerja untuknya.
Nabila menjadi miliknya dalam beberapa waktu ini, bagaimana mungkin Alvero membiarkanya ditindas oleh orang lain.
Tapi ini adalah masalah pribadi Nabila, Alvero tidak bisa ikut campur walau dia sangat menginginkannya, hal itu membuatnya ragu ragu, tapi detik selanjutnya dia masih tetap menghubungi untuk memperingatkannya.
Mengenai masalah ini, semua tergantung kepadanya, bagaimana dia akan menyelesaikannya nantinya.
“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi.....”
Mendengar jawaban seperti itu di dalam telepon, Alvero langsung mengerutkan keningnya, karena tuntutan pekerjaan, telepon Nabila harus selalu aktif dalam 24 jam sehari, jika dia tidak sedang bekerja juga tidak seharusnya dia mematikan teleponnya seperti ini.
Dia baru saja masuk kedalam, tidak mungkin langsung terjadi sesuatu dengannya kan?
Alvero masih duduk di dalam mobil, semakin memikirkan hal itu semakin membuatnya khawatir, dia tidak memperdulikan apapun lagi, turun dari mobil dan langsung masuk kedalam.
“Hei anak muda, disini tidak boleh parkir!”
Baru saja melangkahkan kakinya beberapa langkah, Alvero sudah dihentikan oleh seorang satpam yang sudah berumur, jadi dia hanya bisa menghentikan langkah kakinya.
“Maaf aku tidak bisa menyetir, aku berencana memanggil temanku kedalam, tunggu beberapa menit saja, aku akan segera kembali.”
Satpam itu melambaikan tangannya, mengisyaratkan agar Alvero cepat pergi, kemudian dia sendiri berdiri di samping mobil Alvero, menjaga mobil dengan sikap seakan mobil ini bisa jalan sendiri tanpa ada orang di dalamnya.
Alvero juga hanya bisa mencari Nabila dengan berlari terburu buru masuk kedalam, yang pada awalnya dia membutuhkan waktu 5 menit untuk sampai, kali ini dia hanya menghabiskan waktu 1 menit saja.
Saat masuk dia melihat Nabila duduk di pinggir jendela, dan dua gadis yang dia temui sebelumnya duduk di depannya.
Sedangkan disamping Nabila ada seorang laki laki yang mengenakan kemeja abu abu dengan kesan santai, seharusnya dia lah yang bernama Direktur Haro yang sebelumnya disebutkan oleh kedua gadis itu.
Clubhouse ini sangat terkenal, hanya mereka orang kayalah yang mampu membayar tagihan ditempat semahal ini, melihat pakaian branded yang dikenakan di seluruh tubuh laki laki itu, kelihatannya dia bukan orang biasa.
Karena Nabila dan laki laki itu duduk membelakanginya, jadi Alvero tidak bisa melihat sosok wajahnya dengan jelas, tapi terlihat kedua perempuan yang duduk di depan Nabila mengembangkan senyum lebar.
“Nabila, apa kamu bekerja di rumah sakit swasta? Itu adalah pekerjaan kotor dan melelahkan! Dan aku juga mendengar beberapa rumor miring mengenai rumah sakit itu.”
Tata menghentikan perkataannya sampai sini, kemudian melihat laki laki didepannya, melanjutkan perkataannya dengan nada lirih sedikit berbisik.
“Gaji dari rumah sakit swasta mungkin jauh lebih tinggi daripada rumah sakit yang lainnya, tapi mereka merawat orang orang tidak jelas, meskipun mereka memiliki uang yang sangat banyak, tapi mereka sering menyentuh perawat yang bekerja disana, Nabila, bagaimana pun kamu adalah gadis impian kampus kita, kamu pasti menerima banyak perlakukan seperti itu dari mereka kan?”
Alvero yang melihat perbicangan mereka begitu mengasyikkan tidak berencana untuk mengganggu, dia hanya duduk memesan meja sendiri memperhatikan mereka dari kejauhan.
Dia tidak bisa mendengarkan perkataan mereka, tapi tatapan matanya tertuju pada sosok dirinya di dalam pantulan kaca di depannya.
Apakah dia sudah melakukan pergerakan? Aku tidak tau apakah aku bisa memperhatikannya dengan jelas dari sini.
Mengenai pekerjaan itu, saat Alvero dirawat dirumah sakit, tubuhnya terdapat tanah dan darah, seharusnya masih baik baik saja, tidak terbilang kotor.
Ditambah lagi, rumah sakit swasta milik Keluarga Shen juga bukan sembarang orang kaya bisa dirawat disana, jika kekayaan mereka tidak mencapai ratusan miliar, atau karena Keluarga Shen lah menyebabkan masalah dan mengharuskan mereka untuk mendapatkan perawatan, mungkin mereka bahkan tidak akan bisa masuk walau hanya melewati pintu masuk saja.
“Tidak seperti itu, pekerjaan itu lumayan menyenangkan, tidak ada hal seperti apa yang kalian katakan.”
Nabila merasa sedikit tidak nyaman saat mendengar perkataan mereka, tapi dia menjawab dengan perkataan sangat halus, karena tidak ingin membahas lebih lanjut mengenai masalah seperti ini.
Tata sepertinya memiliki dendam kesumat saja kepada Nabila, jelas jelas tau jika Nabila tidak ingin membahasnya lebih lanjut lagi, dia malah semakin ingin membahasnya.
“Tapi pasien yang berobat disana semua memiliki kekuasaan dan kekayaan yang melimpah kan! Nabila, apa kamu tidak mendapatkan pacar disana?” Salah satu gadis yang lainnya juga turut menimpali, tidak mau kalah.
Nabila menyibakkan rambutnya yang sedikit menutupi wajahnya, menggelengkan kepala, tangannya meraih gelas minuman miliknya, “aku sekarang hanya ingin bekerja, tidak tertarik sama yang namanya pacaran atau apalah itu.”
Listy yang mendengar jawaban ini langsung menatap laki laki di depannya, tersenyum tipis.
“Direktur Haro , dengar dengar kamu dan ayahmu pergi keluar negeri lagi, dan ayahmu menyerahkan dua perusahaan di dekat kampus kepadamu kan?”
Direktur Haro sepertinya sangat senang saat Listy membahas masalah ini, punggung yang sebelumnya sedikit membungkuk sekarang langsung menegap dan penuh percaya diri.
Dia tidak melepaskan kesempatan untuk tetap menatap Nabila sedetikpun, sedari awal tatapannya terjatuh pada sosok Nabila saja.
“Iya benar, kedua perusahaan itu sudah berada dalam kendaliku, Nabila, jika kamu tidak keberatan, kamu bisa bekerja ditempatku, mengenai gaji kamu saja yang tentukan, pasti jauh lebih baik dibandingkan bekerja dirumah sakit swasta itu kan.”
Laki laki itu menatapnya tanpa bergeming, menunggu hingga Nabila metelakkan gelas di tangannya, dia baru menilai tubuh Nabila.
Sekarang Nabila sudah ingin pergi meninggalkan mereka rasanya, pada awalnya hanya ingin quality time bersama sahabatnya, tapi tidak tau kenapa tiba tiba Haro bisa muncul ditempat ini.
Saat kuliah, Haro berusaha sangat keras untuk mengejarnya, tapi sebenarnya Nabila tidak pernah memiliki pembicaraan yang berarti dengannya.
“Iya benar, Nabila, lihatlah kalian sangat serasi, jika bisa melanjutkan hubungan yang pernah terjalin selama kuliah pasti akan sangat bagus.”
Setelah mengatakan itu dia kembali meminta pelayan untuk mengantarkan anggur merah kemari, dan menuangkannya di gelas Nabila.
“Nabila, waktu kuliah dulu kamu memang sangat berbakat, tapi siapa tau jika kamu sekarang malah bekerja di rumah sakit swasta sebagai perawat pribadi, entah berapa banyak laki laki yang patah hati jika mengetahui akan hal ini.”
“Iya benar, Direktur Haro sudah mengatur pekerjaan untukmu, jadi setidaknya kamu harus mempertimbangkannya kan, mari bersulang sebagai ucapan terimakasih kepadanya!”
Nabila tidak begitu menyukai minuman beralkohol, kedua sahabatnya tau jelas akan hal ini, tapi mereka malah berusaha keras untuk mendorongnya lebih dekat lagi dengan Haro .
Jika Nabila tidak menyadari ada yang tidak beres mengenai pembicaraan ini, maka sia sia saja perjamuan makan dan quality time yang dia lakukan dengan sahabatnya selama ini.
Melihat gelas anggur diatas meja, dan juga tatapan ketiga orang di depannya yang terlihat sangat ambigu, Nabila langsung menunjukkan rona tidak senang di wajahnya.
“Pekerjaanku saat ini baik baik saja, hanya saja waktu luang yang aku miliki tidak terlalu banyak, aku masih ada pekerjaan, maaf aku harus pergi terlebih dahulu.”
Setelah mengatakan itu dia melangkahkan beranjak dari kursinya dan berniat melangkahkan kakinya keluar, Listy yang melihat itu langsung beranjak dari kursi yang dia duduki, menghadang di depan jalan Nabila.
“Nabila, kita hanya ingin membantumu saja, dengan pertemanan kita selama ini, kamu secara tidak langsung sudah melukai kita.”
Haro juga terlihat sedikit kesal, “bagaimanapun juga kita itu teman lama, jadi aku berniat untuk membantumu, mengenai masalah keluarga kalian, apa mereka masih mengandalkan kamu yang seorang perempuan untuk menyelesaikannya?”
Nabila menatap Haro penuh kebingungan, “kamu tau dari mana?”
Haro memegang gelas minuman ditangannya, saat dia akan mengatakan sesuatu, tiba tiba terlihat seorang laki laki menggenggam pergelangan tangan Nabila.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonEternal Love
Regina WangHusband Deeply Love
NaomiSi Menantu Buta
DeddyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiSang Pendosa
DoniAfter The End
Selena BeeThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat