The Richest man - Bab 55 Mendesak
Paman Yadi tidak terbilang tua, cara berjalannya juga terbilang kuat.
Baru saja pria itu turun, ia bergegas dan kebetulan bertemu dengan adegan kekerasan Alvero.
"Aduh, aduh, tuan muda, tuan muda, tidak perlu
tidak perlu. "
Datang berjalan dengan cepat, kata paman Yadi yang kebingungan.
"Tidak boleh memukul?"
Sedikit tidak mengerti maksud paman Yadi, Alvero tak tahan untuk mengatakan ini.
Ia belum pernah melihat paman Yadi, tetapi ia telah mendengar suaranya, persis sama seperti sebelumnya.
"Oh."
Saat mendengar kata-kata Alvero, sudut mulut paman Yadi melengkung, wajahnya bangga.
"Memang keluarga He itu siapa? Dia hanyalah orang jahat, pukul saja. "
Setelah mengucapkan kata yang meremehkan, paman Yadi mendesak Alvero lagi.
"Baiklah baiklah, tuan muda, segeralah bangun."
"Tidak... "
Aku belum puas memukul.
Alvero tidak mengatakan kata-kata selanjutnya, tetapi melayangkan beberapa tinjuannya pada Argus.
Melihat penampilannya, paman Yadi akhirnya mengerti.
"tuan muda ah, berikan saja urusan pukul memukul ni pada orang lain, jangan sakiti diri tuan muda."
Setelah berbicara sambil cekikikan, paman Yadi memapah Alvero.
Namun, Alvero seorang yang tinggi besar, dan bagaimana ia bisa dibandingkan dengan Paman Yadi, orang tua yang sudah dalam proses menyusut.
"Oke, oke, oke, paman Yadi, aku tidak memukul lagi, lepaskan ."
"Tidak, aku akan membantumu tuan."
Wajahnya penuh dengan kegigihan, paman Yadi menolak untuk melepaskannya.
"Baiklah, paman Yadi, aku bukan orang asing, aku datang dengan sendirinya."
"Lihat, tuan muda , jika
tuan muda adalah orang luar, lalu aku disebut apa ?”
Ia bercanda dengan gembira, Paman Yadi melepaskan lilitan tangannya.
Tidak ada cara lain, Ia sudah tua, sangat mudah memberatkan daripada membantu.
Melihat ia tidak bisa membantu Alvero, paman Yadi hanya bisa mengganti tujuannya.
"Oh, Argus."
Pada saat ini, di tempat kejadian, semua anak buah Argus sudah tertangkap dan dibawa dengan kendaraan.
Di tanah, yang tersisa hanya Argus yang merupakan bos.
Begitu bertemu paman Yadi, wajahnya segera dipenuhi dengan senyuman.
"Paman Yadi, paman
akhir-akhir ini baik-baik saja?
Dengan cara ini, jelas saja membuat orang ingin mengelilinginya.
"Baiklah, jangan bicara tentangku. Jangan lupa siapa kamu sekarang."
Lagi pula, paman Yadi adalah bawahan dari keluarga He, hanya saja ia lebih dekat dengan orang lain.
Oleh karena itu, setelah mendengarkan kata-kata Argus, ia segera menarik jarak.
Namun, tidak mudah bagi Argus untuk mendapat kesempatan, bagaimana bisa membiarkannya pergi.
Ia melihat, semua bawahannya sudah diangkut, dan meninggalkan dirinya, sialnya tidak melepaskan dirinya.
Selain itu, ia memiliki hubungan yang baik dengan Paman Yadi.
"Baiklah, paman Yadi, lepaskan atau tidak bukan keputusanmu. Jangan bercanda."
"Kau yang bercanda, bukan aku ."
Argus melemparkan tatapan provokatif
pada Alvero. Paman Yadi
melihatnya dengan jelas.
Pria yang sekarat. tidak dapat melihat dengan jelas statusnya saat ini.
Di hatinya mendengus dingin, paman Yadi langsung mengatur untuk melepaskan Alvero, dan katanya dengan hormat.
"Tuan muda* *, Apa yang mau tuan lakukan pada orang ini?"
Di sisi Salomo, ia bisa menyelesaikannya secara pribadi.
Tapi dengan Paman Yadi, status Alvero lebih
tinggi darinya, bagaimanapun ia harus sedikit berhati-hati.
"Tidak perlu, paman Yadi dan yang lainnya ikuti saja aturannya."
Secara tidak sadar ia menggelengkan kepalanya, Alvero bukan orang yang tinggi hatinya.
Baru saja ia terpaksa menggunakan identitasnya untuk menindas orang, sekarang, hukum sudah cukup.
Setelah mengatakan ini, Alvero tiba-tiba menepuk dahinya. “Aduh” katanya, wajahnya berubah.
"Apa yang terjadi? Tuan muda ?”
Merasakan ada sesuatu yang salah dengan Alvero, paman Yadi membantunya lagi.
"Bukankah terluka?"
Alisnya mengkerut, pama Yadi mengatakan ini.
Jika tuan muda benar-benar terluka, nyonya besar akan sangat mengkhawatirkannya.
Jangankan nyonya besar, bahkan dirinya sendiri
Alvero yang sedang kesulitan, kemampuan mengamatinya luar biasa.
"Tidak apa, paman Yadi, aku baik-baik saja."
Kata-kata disampaikan, ia ragu sejenak, Alvero akhirnya bicara
"Tapi, paman Yadi, aku ingin meminta suatu bantuan."
Setelah melewati keributan itu. Awalnya ada cukup waktu, tetapi sekarang sudah kekurangan waktu.
Sekarang benar-benar tidak mungkin untuk tepat waktu sampai ke stasiun untuk bertemu ibu angkat.
Alvero mengerti hal ini, dan itu sebabnya ia bertanya.
Paman Yadi sigap, bersuara untuk bereaksi.
"Tuan muda, jika ada sesuatu katakana saja."
Selanjutnya, Alvero membahas masalahnya untuk pergi menjemput orang tua dan dihalang di tengah jalan.
Akhirnya, baru mendengarnya berbicara.
"Paman Yadi, bisakah paman mengirim seseorang untuk membawaku ke sana?"
"Ya, bisa bisa."
Masalah kecil seperti itu, tuan muda bahkan berdiskusi dengan dirinya. Hal ini dibayangkan bahwa ia adalah seorang tuan yang hangat dan baik.
Alvero tidak tahu apa yang paman yadi pikirkan. Segera setelah ia mendengar bahwa ada mobil untuk dipakai, ia tidak akan menunda-nunda lagi, dan suasana hatinya jauh lebih baik.
Tentu saja, ini adalah pertama kalinya bagi ayah ibu angkatnya datang ke kota. Alvero takut mereka akan kebingungan jika mereka terlambat.
Lagi pula, menyuruh mereka datang bukanlah untuk alasan pribadi, tetapi karena ibu kandungnya.
Hatinya berpikir seperti itu, Alvero bukan orang yang perasa, dan suasana hatinya sangat buruk.
Dan pada saat ini, masih saja ada orang yang tidak punya mata.
"Aduh, Alvero, aku. . "
Orang-orang bahkan tahu itu siapa tanpa perlu melihatnya, Alvero bahkan tidak memberinya waktu untuk menyelesaikan tindakannya.
Menghabiskan waktunya saja.
"Paman Yadi, di mana mobilnya?"
"Di sini, tuan muda."
Apa yang bersama di belakang paman Yadi adalah mobil polisi.
"Tidak, paman Yadi, ini..."
Awalnya ia pikir sangat mudah dengan identitas paman yadi mendapatkan mobil biasa untuk dirinya. Sekarang tampaknya…..
Sebuah ujung garis hitam, Alvero tidak tahu harus berkata apa.
Wajahnya terlihat jelek seperti kotoran anjing. Paman Yadi yang melihatnya mengerti.
"Baiklah, anggota keluarga He tidak peduli hal-hal yang tidak penting."
"Selain itu, mobil polisi lebih mudah untuk dikemudikan, siapa yang tidak memperbolehkanmu?"
Apalagi, bisa menerobos lampu merah.
Alvero cukup mengerti tentang hukum, terutama yang berhubungan dengan lalu lintas.
Bahkan jika Paman Yadi tidak mengerti, dengan kemampuan melihatnya, Alvero tahu apa yang ia pikirkan.
Lupakan, semakin cepat semakin baik.
"Yah, paman Yadi benar."
Segera mengangguk, Alvero bersiap untuk berkendara.
Di sana, Quin yang tadi masih termenung, sekarang sudah bereaksi.
Pakaiannya semuanya adalah merek terkenal, jadi…..
Matanya berubah dari Paman Yadi ke wajah Alvero. Quin mengulurkan tangannya dan menariknya.
Alvero berbalik. Tentu saja, ia tidak tahu gerakan kecil Quin, tapi Paman Yadi melihatnya.
Satu gerakan memegang tangan Quin yang bersiap merecoki, paman Yadi mengangkat kepalanya dan berkata dingin.
"Apa yang kamu lakukan? Gadis kecil?”
"Urusan polisi, menjauhlah."
Dalam beberapa hal, paman Yadi dan yang lainnya masih segan, seperti sekarang.
Paman Yadi tidak tahu jelas apa yang Quin pikirkan. Ketika mereka menatap wajahnya yang penuh luka, mereka tidak bisa kejam.
Namun, seseorang yang dipusingkan oleh keuntungan, bagaimana bisa memahami niat baik orang lain.
"Lepaskan."
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaIstri ke-7
Sweety GirlDon't say goodbye
Dessy PutriMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraThe Winner Of Your Heart
ShintaThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat