The Richest man - Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
Alvero berjalan ke unit perawatan intensif dan melalui kaca, ia dapat melihat tubuh yang lemah terbaring di Kasur, berbagai instrumen dimasukkan ke dalam tubuhnya, seperti boneka yang sedang dianiaya oleh manusia.
Jika tanpa sengaja terjatuh, mungkin ia tidak akan pernah pulih lagi, Alvero pun tidak memiliki keberanian untuk masuk.
Semua ini adalah ulah Haro, Alvero tidak akan pernah melupakan itu.
“Tuan!” panggil Hardi yang tidak tahu sejak kapan ia berdiri di belakang Alvero. Melihat Alvero yang terus diam, ia sedikit khawatir dan memanggilnya.
Alvero melihatnya sebentar, memutar kepalanya dan bersandar di dinding, dan tanpa sadar ia menyalakan sebatang rokok di tangannya, kesadarannya pun perlahan kembali.
"Aku sudah memberimu waktu sehari, apakah kamu menemukan sesuatu?"
Hardi mengeluarkan ponselnya perlahan dan memperlihatkan rekaman cctv di lantai 3. Alvero melihat sosok di rekaman ponsel itu yang berjalan menuju jendela, membuka jendela dan tanpa ragu-ragu langsung melompat.
Melihat itu, hati Alvero tegang, dia bahkan tidak memperhatikan rokoknya telah habis sampai diujung dan membakar tangannya.
“Tuan, tanganmu!” Hardi yang melihatnya langsung berinisiatif dengan cepat meletakkan teleponnya dan mengambil alkohol medis dan kapas dari kotak P3K di koridor.
Alvero tidak mengucapkan sepatah kata pun, ia membiarkannya mengobati luka di telapak tangannya.
"Jangan bilang kalau kau hanya punya satu video!"
Mendengar kata-kata Alvero, tangan Hardi bergetar.
"Jika kamu masih ingin bertahan di sini, katakan padaku dengan jujur!"
Hanya gerakan kecil seperti itu, membuat Alvero menyimpulkan bahwa Nabila tidak akan semudah itu melompat, awalnya ia mengira ada hubungannya dengan orang-orang di keluarga mereka dan Haro.
Hardi tahu bahwa masalah ini tidak dapat disembunyikan, dia dengan cepat mengobati luka di tangan Alvero, dan memutar beberapa menit pertama video Nabila sebelum melompat dari gedung. Dia sedang menelepon seseorang dan terlihat sangat emosional.
Setelah menutup telepon, ia menjadi gelisah, dan tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke jendela, lalu berlanjut ke video berikutnya.
"Tidak lama setelah kamu datang, ada seorang dokter yang bermarga Pan mencari Nabila, tetapi keduanya selalu pergi."
Alvero mendengar sambil mengalihkan perhatiannya ke dua dokter di unit perawatan intensif, lalu suara Hardi terdengar lagi.
"Nah, itu dia!"
Melihat dokter dengan jas putih yang sedang fokus mengukur suhu Nabila, Alvero menyipitkan matanya, dia bertaruh bahwa dokter ini tidak bisa menahan godaan uang sejumlah 4 miliar, dan bagaimanapun caranya akan membuat Nabila tetap hidup sampai besok.
Tunggu sampai dokter Jerman datang dan mencari alasan untuk menarik mereka, agar mereka tidak melakukan apa pun.
Dan juga apakah Nabila melompat dari gedung itu ada kaitannya dengan Dr. Pan atau tidak, semua akan terungkap saat dia bangun, tetapi siapa pun orang yang memiliki hubungan dengan masalah ini tidak akan dibiarkan oleh Alvero, meskipun itu orang tua kandungnya.
Sejak mereka mendorongnya ke kematian, maka sejak itulah ia tidak berhubungan lagi dengannya. Jika Nabila sadar nanti, maka ini adalah pemberian darinya.
Melalui kaca yang memperlihatkan Nabila berbaring di ranjang rumah sakit, Alvero merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya di hatinya dan bergegas kembali ke bangsalnya.
Begitu membuka pintu, ia melihat sosok putih, seperti Nabila, Alvero seperti linglung, dan tiba-tiba bergegas ingin memeluknya, takut ia akan menghilang.
"Tuan muda!"
"kamu!"
Terdengar dua suara secara bersamaan, dan Alvero langsung mendorong orang itu dari pelukannya. Ternyata ia adalah Gadis yang barusan memberi pemberitahuan tentang penyakit kritis kepadanya di pintu ruang operasi, ia sedikit terganggu langsung mengelus rambutnya.
Gadis itu dengan cepat bereaksi setelah didorong, dan langsung membungkuk: "Tuan, apakah Anda ingin beristirahat sekarang?"
Alvero menghela nafas, Hardi memang sangat cepat, Begitu Nabila berbaring, dia langsung mengatur orang lain untuk datang.
“Iya!” jawabnya, Alvero tidak begitu mempedulikannya, dia membuka kancing sendiri, dan gadis kecil itu datang, membuat Alvero mundur karena terkejut.
"Aku bisa melakukannya sendiri, kamu kerjakan saja pekerjaanmu!"
Perawat itu sedikit bingung, namun ia pun mengangguk, dan berjalan menuju pintu dengan enggan.
" Apa anda benar-benar tidak membutuhkan bantuan saya? Tuan?"
Alvero memilih untuk mengabaikannya, tanpa melepas bajunya, dia pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Berjalan keluar dari kamar mandi langsung berbaring di tempat tidur, bertanya-tanya kapan ia bisa tertidur, hanya saja saat ia membuka mata, di luar jendela sudah terlihat gelap.
Melihat tirai yang belum ditutup, Alvero langsung bangun. Setiap kali akan tidur, Nabila selalu dengan hati-hati menutup tirai untuknya, mengatakan bahwa itu akan membantunya untuk dapat tidur.
perawat yang dikirim hari ini jelas tidak ada di sini.
Mungkin mendengar gerakan di dalam, terdengar suara perawat dari luar: "Tuan, jika Anda bangun, saya akan masuk!"
Tanpa menunggu Alvero menjawab, perawat itu membuka pintunya dan masuk.
"Saya lupa memperkenalkan diri kepada tuan muda. Nama saya Tasya. Mulai sekarang, saya yang akan bertanggung jawab atas tuan muda selama tinggal di rumah sakit!"
Alvero memandangnya dan menghela nafas, dia bisa melakukan perawatan pribadi di rumah sakit keluarga He, bentuk tubuh dan penampilannya sangat indah, perawat kecil di depannya juga memiliki lekuk tubuh yang lumayan, dan terlihat hot dan montok.
Tapi Alvero benar-benar tidak tertarik. Perawat kecil ini tidak seperti Nabila. Dilihat dari lencananya, dia telah bekerja di sini selama setidaknya satu tahun. Jelas, dengan mengenakan pakaian kerja perawat, membuatnya terlihat semakin mempesona .
“Begini, keadaan tubuhku sangat sehat, dan tidak perlu ada orang di sini.” Alvero langsung menyuruhnya untuk keluar, namun gadis itu nampaknya tidak setuju .
Ia tidak peduli, ia berjalan ke sisi tempat tidur Alvero, dan mengangkat selimutnya. Kejadian itu terjadi begtu saja, Alvero pun langsung mengambil pakaian di sampingnya dan mengenakannya.
Seperti apa bentuk wajahnya, bisakah dia menghitung di dalam hatinya sendiri? Meskipun tidak jelek, namun ia juga tidak tampan sampai membuat siapa pun suka padanya.
Sangat jelas setelah berkomunikasi dengan Alvero sebelumnya, Tasya yang memperlakukannya seperti itu, karena awalnya dia tidak tahu identitasnya, dan dia juga menganggapnya sebagai pecundang.
Sekarang dia tahu identitasnya dari Pimpinan, dia datang untuk melakukan perawatan pribadi. Pada akhirnya, dekan yang disebutkannya, atau gadis itu, sangat sulit untuk dikatakan.
"Tuan, mengapa anda memakai baju dengn terburu-buru? Aku hanya khawatir anda lelah setelah seharian sibuk, jadi aku ingin memberimu istirahat dulu, harusnya anda tidak marah karena hal ini bukan?"
Selesai bicara, sepasang tangannya memegang bahu Alvero, dan matanya melirik Alvero dari waktu ke waktu.
Jika dari awal ia sudah tahu pecundang ini merupakan tuan muda dari keluarga He, dia tidak akan memperlakukannya seperti tadi, dan sekarang dia hanya bisa menggunakan cara ini di waktu yang tepat.
Jika bukan karena wanita murahan seperti Nabila yang tiba-tiba melompat dari gedung, bagaimana bisa tuan muda keluarga He sampai mendapatkan tangannya.
Alvero melihat waktu, peralatan medis dari Jerman telah dikirim atas desakan Mia, dan tim medis harusnya hampir tiba.
Dia sekarang perlu bergegas untuk mendengarkan analisis mereka tentang kondisi Nabila, ia mendorong Tasya, dan pergi.
Novel Terkait
This Isn't Love
YuyuInventing A Millionaire
EdisonCinta Dan Rahasia
JesslynBlooming at that time
White RoseSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat