The Richest man - Bab 41 Hebat
"Jelaskan tentang rumah ini!"
Alvero menunjuk ke rumah di puncak gunung yang dia sukai. Sales wanita itu jelas terkejut, tetapi segera menyesuaikan keadaannya.
Pengalaman kerjanya di sini memang tidak lama, tetapi Alvero terlihat tidak seperti orang yang mampu membeli vila ini, tetapi dia tidak peduli.
Selama orang-orang yang datang ke sini ingin membeli villa, mungkin tidak bisa membelinya hari ini, tetapi siapa yang bisa memprediksinya besok. Lagipula dia juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk berlatih.
Berjalan dengan Alvero, dia berdiri di samping kemeja bermotif bunga.
"Diandra, kamu adalah satu-satunya yang akan membuang waktu dengan orang seperti ini. Selama tidak buta, juga tahu bahwa dia tidak mampu membelinya. Aku tidak tahu harus berkata apa denganmu!"
Sales wanita sebelumnya mengajari Diandra sebagai penatua, tapi itu hanya membuat senyum Diandra semakin manis.
Suara Diandra sangat jelas, tidak selembut Nabila dan juga tidak sekeras suara Stephanie.
Volume suaranya terkontrol dengan baik, sehingga setiap orang yang mendengarkan merasa nyaman dan tanpa sadar ingin mendengarkannya lagi.
Aku harus mengatakan bahwa keterampilan Diandra sangat hebat dan menjelaskan detail di setiap kamar vila ini dengan jelas.
Karena villa ini hanya satu, desainernya juga memiliki sifat egois, jadi sudah mendekorasinya sebelum dijual.
Namun, menurut kata hati Alvero yang paling disukainya adalah dekorasi vila ini.
Dekorasi bangunan tiga lantai dan taman belakang tidak memiliki gaya yang sama, tetapi sangat terintegrasi secara alami. Hanya rumah ini yang dapat membuatnya merasakan berbagai perasaan, selama berdiri pada ketinggian yang berbeda.
Harga akhir ditetapkan pada harga 65 miliar 320 juta. Alvero langsung mengeluarkan kartu yang diberikan oleh Thanos dari sakunya dan meletakkannya di telapak tangan Diandra.
"Silakan masukkan kata sandi…..."
Dengan bunyi bip sistem, transaksi selesai.
Semua orang terdiam saat mendengar informasi bahwa Alvero membeli vila itu.
Orang-orang yang datang ke sini untuk membeli rumah tahu sedikit tentang vila di lantai tertinggi dan tentu tahu berapa harganya.
Meskipun ada orang yang ingin membelinya, tapi interiornya sudah renovasi. Jika ingin mendekorasi ulang sama saja membeli satu vila yang sama lagi, jadi kebanyakan orang tidak berani membeli vila yang sulit ditangani ini.
Tapi fakta ada di depan mereka, jadi mereka harus percaya.
Adapun tiga orang yang sudah lama diabaikan sudah tidak bisa berbicara lagi. Mereka sangat jelas dengan apa yang mereka lakukan dan katakan dan hal ini benar-benar menampar wajah mereka sendiri.
"Ngomong-ngomong, vilanya bisa langsung ditinggal, kan?"
Alvero dengan santai memasukkan kwitansi ke dalam sakunya. Hati orang-orang di sekitarnya bergetar, itu adalah kwitansi 60 miliar dengan begitu saja dimasukkan ke dalam sakunya.
"Ya, Anda bisa ke sana sekarang, aku bisa membawa Anda untuk membiasakan diri dengan lingkungannya dulu."
Alvero mengeluarkan tangannya, tersenyum dan menjabat tangan Diandra dan berjalan menuju maket bangunan lagi.
Dia mengarahkan jarinya ke dua dari tiga vila yang baru saja dilihatnya.
"Aku berencana akan membeli satu lagi. Bagaimana kalau kamu menjelaskannya padaku? Supaya bisa menjadi referensi!"
Setelah mengatakannya membuat orang-orang di aula menarik napas lagi.
Status sosial seperti apa yang bisa membeli satu vila lagi setelah membeli vila seharga 60 miliar?
Diandra sudah sangat emosional saat ini dan tidak tahu harus berkata apa. Hanya dengan vila yang baru saja dibeli oleh Alvero sudah bisa mendapatkan komisi hampir dua miliar yang merupakan gaji tahunannya selama beberapa tahun dan sekarang Alvero ingin membeli satu vila lagi.
Jika bukan karena kualitas psikologis yang baik, Diandra mungkin sudah emosional sampai mengalami serangan jantung.
Alvero tidak memiliki banyak reaksi seperti mereka. Rumah pertama ini awalnya dibeli untuk dirinya dan orang tua angkatnya. Pada saat yang sama, juga merupakan semacam investasi tersembunyi, lagipula vila semacam ini akan semakin mahal seiring berjalannya waktu.
Vila kedua ini tentu saja untuk keluarga Nabila. Adapun uang sewa vila ini akan dikurangi dulu dari gaji Nabila dan akan merencanakannya lagi setelah dia siuman.
Melihat Diandra menyimpan nomor telepon Alvero, para sales di sekitarnya menatapnya dengan tidak berdaya, belum lagi betapa sedihnya.
Orang-orang di sekitar membicarakan Alvero lagi.
Masih muda, berpakaian sederhana, dia yang terlihat biasa saja ternyata sangat luar biasa dan orang seperti ini pasti tipe anak super kaya.
Setelah selesai mengurus semuanya, melihat suasana di sekitarnya semakin tidak beres dan dia segera keluar dengan panik.
Dia langsung menabrak seorang wanita.
“Apakah kamu sengaja melakukannya? Apakah kamu mampu membayarnya jika menyakitiku!”
Wanita itu langsung memarahi begitu dia bangkit dari tanah. Alvero juga tidak sengaja menabraknya. Awalnya dia ingin meminta maaf, tetapi begitu mendengar kata-kata wanita itu, dia langsung kehilangan mood dan berjalan keluar.
Wanita itu langsung menarik Diandra begitu dia masuk, “Siapa yang baru saja membeli vila terbaik?”
Diandra masih belum pulih dari keterkejutan yang diberikan oleh Alvero. Ketika menghadapi pertanyaan wanita itu, dia diam-diam menunjuk ke punggung Alvero.
Begitu dia ingin mengejarnya, dia dihentikan oleh wanita di sebelah kemeja bermotif bunga.
“Kakak sepupu, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini. Aku Janice Su, dari ekspresi kakak sepupu, sudah pasti tidak mengingatku.”
Janice Su memutar tubuhnya dan berjalan ke wanita itu.
"Aku lupa memperkenalkannya. Ini pacarku, Jackson!"
Wanita itu sangat ingin mengejar Alvero, jadi tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh Janice Su. Dia mengangguk dan melihat keduanya tidak berbicara, wanita itu bergegas keluar.
"Alvero!"
Teriakannya tidak menghentikan Alvero. Wanita itu segera melepas sepatu hak tingginya dan bergegas mengejar sosok Alvero yang hendak menghilang.
Dia hanya bisa berteriak dengan keras, kemudian Alvero melihat sekeliling dan melihat orang itu di belakangnya.
Melihat Alvero akhirnya melihatnya. Wanita itu ingin berlari ke sana karena kegirangan, tetapi sebuah mobil tiba-tiba muncul.
Mereka berdua jatuh ke tanah pada saat yang sama. Untungnya, Alvero berada di bawah dan wanita itu sama sekali tidak terluka.
“Tuan, Tuan Muda Alvero, aku tidak sengaja, aku benar-benar tidak melihat mobilnya!"
Semakin berkata suara wanita itu semakin kecil. Jika tatapan Alvero bisa membunuh orang sekarang, maka mereka berdua seharusnya sudah mati.
Alvero bangkit dari tanah, tangannya baik-baik saja, tetapi kakinya agak menakutkan.
Wanita itu mengerutkan kening untuk waktu yang lama tidak tahu apa yang dia pikirkan, hanya merasa bahwa dia tidak sengaja telah melakukan hal yang sangat buruk.
Setelah ragu untuk waktu yang lama, dia bangkit dari tanah dan berjalan ke samping Alvero.
“Tuan Muda, apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau aku mengantarmu ke rumah sakit untuk mengobati lukanya? Kalau tidak, pasti akan menyebabkan infeksi. "
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinUntouchable Love
Devil BuddyThick Wallet
TessaCantik Terlihat Jelek
SherinThat Night
Star AngelWahai Hati
JavAliusThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat