The Richest man - Bab 46 Uang Busuk

Alvero melihat Argus yang datang mendekat, dia merasa agak sial mengapa orang-orang ini datang, Quin baru datang tapi dia datang tidak lama kemudian.

Quin melihat ke arah Argus dan matanya muncul sebuah siasat, "Buat apa kamu datang? Aku sudah mengatakan dengan jelas jika aku tidak ada hubungan apa-apa lagi denganmu."

Kata-kata Quin membuat senyum di wajah Argus menghilang dan memandang Quin dengan suram.

"Mengapa? Kamu datang ketika merasa ingin berteman denganku dan pergi jika sudah tidak ingin lagi, apakah aku orang yang bisa kamu perlakukan seenaknya? Kamu benar-benar merasa dirimu sesuatu ya, sudah cukup marahannya, mari ke sini."

Nada suaranya terdengar setengah mengancam dan setengah perintah, Quin adalah wanita yang datang dari desa sehingga tidak punya dukungan di sini, jika bukan karena dukungan Argus, apakah dia punya keberanian ini?

Quin takut dengan dengan ancaman Argus.

Argus dan Alvero berbeda, dia tidak berani menyinggungnya, orang lain tidak tahu jika sebelumnya pacar Argus selingkuh darinya tapi setelah berpisah beberapa hari, ada orang yang mengambil foto bugilnya dan menyebarkannya di internet.

Wanita itu dipaksa ke luar negeri dengan semua harta yang dia miliki, meskipun begitu tapi Argus tetap tidak melepaskannya, semua masalahnya dikeluarkan lagi begitu dia kembali dari luar negeri.

"Kamu jangan mengancamku, aku sudah putus denganmu, aku sekarang adalah pacar Alvero!"

Karena panik maka suara Quin terdengar sangat kencang sehingga semua orang yang ada di tempat ini bisa mendengarnya, dia juga langsung berlari ke belakang Alvero sambil menarik ujung bajunya.

Senyum di wajah Argus langsung sirna dan dia menatap Quin dengan tajam seperti mau merobeknya.

Setelah Norbert dan lainnya mendengar kata-kata Quin, mereka menatap ke arah Alvero, seolah-olah bertanya apa yang terjadi?

Alvero tanpa daya merentangkan tangannya sambil terus menyeka anggur yang ada di wajah Selin dan mengabaikan Quin.

Mungkin saja Alvero masih akan membantu Quin jika hari ini dia tidak menyiram Selin tapi sekarang Quin seperti seekor anjing gila dan sekarang dia meminta Alvero untuk membantunya.

"Apakah kamu sedang bercanda denganku? Apa gunanya kamu bersembunyi di belakang bajingan ini? Apakah dia bisa melindungimu?"

Argus berkata dengan kejam, dia tiba-tiba maju sambil menarik Quin.

Karena dia menarik ujung baju Alvero maka Alvero hampir ikut jatuh tertarik.

"Siapa maksudmu yang bajingan, jangan berpikir kamu punya sedikit uang maka bisa meremehkan orang lain!"

Norbert marah kepada Argus setelah melihat Alvero hampir jatuh, dia langsung maju mendorongnya menjauh.

Norbert lebih kuat dari Argus, dia bahkan tidak bisa menahannya dengan dorongan yang pelan, apalagi dengan tenaga sekuat itu yang langsung membuatnya jatuh bersama Quin.

Marko berdua juga langsung maju ke samping Alvero, mereka teringat sewaktu berkelahi di KTV pada waktu itu.

Mereka hanya ingin keluar makan tapi tidak diduga bertemu masalah seperti ini.

"Kamu berani mendorongku!"

Argus berdiri sambil berteriak dengan amarah, dia tidak peduli dengan orang lain dan langsung menyerang Norbert yang terlihat seperti mau berkelahi.

Quin ketakutan sehingga tidak berani berbuat apa-apa, dia tidak pernah melihat Argus semarah ini dan dia hanya bisa melihat ke arah Alvero untuk meminta pertolongan.

Tapi seluruh perhatian Alvero dia habiskan untuk Selin sehingga sama sekali tidak melihatnya.

"Argus, aku peringatkan kamu untuk tenang sedikit, jangan sengaja menyinggung kami, apakah kamu merasa dirimu hebat sehingga bisa melawan kami berempat?"

Alvero sudah selesai menyeka wajah Selin, dia berdiri sambil berkata dengan pelan sambil melemparkan tisu di tangannya ke kaki Argus.

Sedangkan Argus menjadi diam setelah dia berkata seperti itu, dia adalah pangeran yang dimanja sejak kecil dan mana mungkin dia bisa berkelahi, apalagi di depannya ada empat orang.

"Kalian yang tidak tahu malu, ingin mengeroyok dengan orang banyak, apakah aku harus berdiri di sini untuk dipukul kalian?"

"Kamu yang berlebihan, tidak ada orang yang mau berurusan denganmu."

Alvero berkata karena merasa lucu, dia memanggil bos untuk membayar makanannya, karena mereka baru saja duduk dan masih banyak makanan yang masih belum dimakan maka dia meminta supaya dibungkus supaya tidak diganggu oleh kedua orang ini.

Argus sangat marah karena kata-kata Alvero, dia ingin memanggil orang untuk memukul Alvero dan segera menarik Quin untuk pergi.

Tapi target utama Quin bukan Argus sehingga dia langsung memberontak begitu melihat dia menariknya.

"Alvero tolong aku!" Suara Quin disertai tangisan.

Meskipun Selin marah karena Quin menyiramnya tapi dia merasa kasihan melihat Quin sehingga dia tidak tahan untuk menarik lengan Alvero.

Alvero yang tadinya tidak ingin ikut campur bersuara setelah Selin memintanya untuk menolongnya.

"Jika aku tidak salah ingat, kamu seharusnya sudah putus dengan Quin kan? Kamu menarik wanita di jalan seperti ini, apakah kamu ingin melanggar hukum, apakah kamu tidak takut aku lapor polisi!"

Argus adalah orang yang sangat gengsi, jika dia dipenjara karena masalah ini maka bukankah ini akan membuatnya malu sekali.

Maka akhirnya dia hanya pergi sendiri.

Quin merasa Alvero masih ada hati padanya karena dia mau membantunya maka dia langsung mendekatnya dan mendorong tangan Selin yang memegang lengan Alvero.

"Aku sudah mengatakan jika Alvero adalah pacarku, apakah kamu tidak melihat dia barusan membantuku? Mengapa kamu masih memegang tangan pacarku?"

Selin merasa lucu, apakah wanita ini gila? Pantas saja Alvero tidak peduli padanya.

Alvero kehilangan kesabarannya karena disiksa selama beberapa hari oleh Quin.

"Quin, jika kamu masih tahu malu maka menjauh dariku, ada lagi, jika lain kali kamu mengatakan aku adalah pacarmu maka jangan menyalahkanku jika aku akan membuatmu malu."

Setelah selesai, dia menarik tangan Selin dan pergi bersama orang lainnya.

Quin melihat kepergian mereka dengan kesal.

Dia melihat punggung Alvero dan dia sama sekali berbeda dengan Alvero yang dulu dan dia semakin yakin akan merebut pria ini kembali.

Selin adalah gadis yang berpikiran terbuka, dia tidak peduli tangannya ditarik oleh Alvero tapi hatinya merasa senang.

Norbert memarahi Argus sepanjang jalan karena dia sangat kesal dengan kejadian barusan.

"Dia hanya seekor binatang, buat apa perhitungan dengannya?"

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu