The Richest man - Bab 10 Penghinaan

rokok itu pun ia letak pada mulutnya dan kedua tangannya memegang ponsel. Nabila sedikit tidak senang, dia masih berada di rumah sakit sekarang. Alvero juga tahu kalau dirinya tidak menepati janji dan terpaksa menghiburnya lewat ponsel.

untung saja dia dulunya sering menghibur Quin dan dia sudah ahli dalam bidang ini. tidak lama kemudian, Nabila pun menyetujuinya dan menyuruhnya untuk datang menjemputnya besok pagi.

"apakah ada rokok? bagilah sebatang." meskipun dalam keadaan bertanya, namun sangatlah susah untuk ditolah jika didengar dari nada suaranya.

"apakah kamu akan mengembalikannya nanti?" setelah selesai mengetik, Alvero sedikit memiringkan kepalanya dan melihat siapa yang datang untuk meminta rokok padanya. namun dia sedikit terkejut ketika melihat seorang wanita yang sedang tersenyum padanya.

dia memakai rok warna merah dan terlihat cantik di bawah pancaran sinar kuning. rambutnya melambai indah di tengah udara, bibirnya yang merah itu juga terdapat senyuman yang tipis.

"lain kali!" wanita itu kebetulan melihat rokok pada kantong di bagian dada Alvero. dia lalu mengulurkan tangannya untuk meraih rokok tersebut.

dalam waktu sesaat, Alvero memiliki waktu yang cukup untuk menatapnya. rok berwarna merah itu tidak sepenuhnya bisa menutup tubuhnya yang berisi itu. setiap gerakannya begitu menggoda dan ketika dia bernafas, dia juga bisa mencium aroma wangi dari wanita tersebut.

setelah mengambil rokok, wanita tersebut mengembalikan kotak rokok tersebut. Alvero kembali bisa mencuci matanya. siapa sangka setelah itu, wanita tersebut langsung merebut rokok pada mulut Alvero untuk menghidupkan rokoknya sendiri.

"sekarang yang perlu kamu kembalikan akan lebih banyak lagi."

suara Alvero begitu pelan dan hanya bisa di dengar oleh satu orang saja.

"apakah rokoknya masih perlu dikembalikan?" senyuman pada bibir wanita tersebut semakin dalam, namun Alvero tidak menyadari hal tersebut.

setelah mengambil kembali rokoknya, dia memikirkan kembali kalau dirinya sedikit tidak sopan karena telah menatap wanita tersebut tadi.

namun di bawah kesadaran Alvero, wanita tersebut pun menarik ponselnya dari tangan dan mengetikkan sebuah nomor pada ponselnya.

tanpa dipikir lagi, nomor itu pastilah merupakan nomor telepon wanita tersebut. Alvero terlihat kebingungan dan ketika ia hendak bertanya, wanita itu langsung melangkah pergi sambil melambaikan tangan kepadanya.

"bukankah kamu ingin meminta kembali rokok dan juga api yang aku pinjam dari bibirmu itu? itu adalah nomor Wechatku, silahkan hubungi aku."

awal perkataan tersebut masih tergolong baik, namun akhir perkataan tersebut membuat Alvero merasa canggung. awalnya dia mengira wanita tersebut tidak mendengar perkataannya tadi. ternyata wanita tersebut hanya tidak membahasnya saja.

setelah kembali ke dalam ruangan, dia melihat bertambahnya 3 wanita di sana. Norbert lalu berjalan ke arah Alvero.

"aku tidak menemukanmu di luar sana, aku hanya melihat adik perempuanku. oleh karena itu, aku pun membawanya masuk. mereka berdua adalah temannya dan juga merupakan karyawan dari perusahaan kita. hanya saja mereka bekerja di departemen yang berbeda."

setelah mendengar namanya, Stephanie pun berdiri. dirinya dan Alvero merupakan teman masa sekolah, hanya saja mereka tidak bersekolah di satu area yang sama.

"kebetulan aku bertemu kakakku di sini, oleh karena itu aku pun datang untuk melihat sebentar. aku akan segera pergi."

setelah mengatakan itu, mereka pun kembali sibuk akan hal mereka sendiri. kedua wanita yang tidak ia kenal itu hanya duduk diam di sana sambil memainkan ponsel mereka dan juga menghela nafas. sangat jelas kalau mereka sudah ingin pergi. namun mereka hanya bisa duduk di sana karena Stephanie belum menyetujuinya.

"kak Argus telah memesan ruangan terbaik di lantai 6, Nikita, mungkin saja akan terjadi sesuatu padamu nanti karena kamu begitu cantik." kata salah satu wanita yang memakai kaus berwarna pink kepada salah satu wanita lainnya.

Alvero yang duduk di sebelah mereka mendengar jelas perkataan tersebut dan dia juga malas untuk ikut campur. siapa tahu kalau wanita bernama Viola itu hanya melebih-lebihkan perkataannya saja.

"satu adalah pria yang bau dan satu lagi adalah pria yang kaya dan tampan, jikalau kamu disuruh untuk memilih, siapakah yang akan kamu pilih?"

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu