The Richest man - Bab 6 Porsche!
Argus tidak menyangka Quin akan berteriak di depan umum, lalu memberinya tatapan menjijikkan.
“Kalau tahu dia bocah tengik, apalagi yang perlu dibicarakan dengannya, kamu tidak malu berteriak di sini, tapi aku malu!”
Melemparkan hp yang ada di tangan, meninggalkan Quin, dan keluar sendiri.
Quin melototi Alvero dan Nabila dengan kejam, lalu segera menyusul keluar.
Saat hendak pergi, Alvero mendengar suara Quin dari jauh.
“Gus, aku salah, aku tidak akan berteriak seperti itu lagi, aku akan menebusnya nanti setelah kembali ke hotel!”
Seiring berjalannya waktu, Alvero mengingat masa lalu, karena sudah putus, tidak peduli semarah apapun dirinya, tidak mungkin mengejarnya dan memarahinya.
Singkatnya, dia harus berterima kasih kepada Argus, kalau bukan dia anak orang kaya yang merebut Quin, mungkin saat itu Quin juga tidak sabar ingin putus dengannya, takutnya malah benar-benar dimanfaatkan wanita ini.
“Aku ingin berjalan-jalan di luar sendirian, sekalian pergi ke kantor, lagipula aku belum resign, setidaknya harus kembali dan meminta izin!”
Nabila sangat ingin mengatakan masalah seperti ini bisa diatasi hanya dengan sebuah telepon, tapi melihat Alvero yang sedikit gelisah, dia sedikit ragu.
“Aku akan menyetir mobil kemari, mengantarmu ke kantor, lalu kembali ke Rumah Sakit! Kalau ketahuan Ny. kamu seorang diri di luar, aku……”
“Baiklah, aku akan menunggumu di sini!”
Alvero tahu Nabila akan mengatakan ini pekerjaannya, singkatnya bagaimana pun dia tetap harus kembali ke Rumah Sakit, lebih baik dia mengikutinya.
Melihat Nabila berjalan keluar, Alvero mengambil hp baru di tangannya, dan sebuah mobil Land Rover berhenti di depannya.
“Yo, hp baru, sudah tidak punya uang untuk pulang makan ya! Apakah kamu ingin naik mobilku.”
Suara Argus terdengar dari mobil, Alvero tidak mengangkat kepalanya, dia menganggap tidak mendengarnya sama sekali, lalu mendengar Quin di sebelahnya berkata: “Memberinya tumpangan, nanti kita harus mencuci mobil, mungkin kita sampai rumah sudah sangat malam.”
Mendengar ucapan Quin, Alvero baru mengangkat kepalanya.
“Apakah aku mengenal kalian?”
“……”
Tiba-tiba suasana menjadi hening, membuat ekspresi keduanya yang berada di dalam mobil menjadi jelek, dan langsung menginjak pedal gas pergi.
Melihat kedua orang ini pergi, Alvero diam-diam tersenyum tanpa suara.
Nabila menyetir mobil Porsche berhenti di depan Alvero.
Melihat seorang gadis cantik dan polos menyetir mobil seperti, benar-benar……sangat menarik.
“Kamu kenal dengan orang-orang di mobil di depanku.”ucap Nabila menyetir sambil bertanya, karena mobil itu kebetulan berhenti di depan Alvero, jadi dia tidak menganggu, dan menunggu mobil itu pergi baru datang.
“Tidak kenal, hanya tanya jalan!”
Jawab Alvero dengan sembarangan
Setelah sampai di dekat perusahaan, dia tidak langsung masuk, melainkan kembali ke asrama sebentar, begitu masuk dia melihat ketiga teman sekamarnya duduk di dalam dengan wajah sedih, ketika melihat dirinya masuk, dia menatap mereka, mereka sedih dan gelisah.
“Kalian dipecat, atau perusahaan bangkrut? Kenapa memiliki ekspresi seperti itu.”
Alvero berjalan ke depan meja sendiri, menulis surat izin, dan ketiga temannya menghampiri menepuk pundaknya.
“Ada satu hal yang ingin kami beritahukan padamu, kamu harus tegar ya!”
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiYou're My Savior
Shella NaviMy Secret Love
Fang FangCutie Mom
AlexiaBehind The Lie
Fiona LeeMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat