The Richest man - Bab 38 Tingkat Keberhasilan
Ketika Alvero sampai di ruang pertemuan, dokter dari Jerman dan dokter dari rumah sakit keluarga He sudah membahas tentang penyakit ini.
Alvero tidak peduli dengan prosesnya, bahkan setelah mendengarkan, dia belum tentu dapat memahaminya, dia hanya ingin tahu hasil akhirnya.
“Berapa tingkat keberhasilannya?”
Hardi memberikan informasi itu kepada Alvero, sebelum itu, tim medis dari Jerman sudah satu kali melakukan pemeriksaan komprehensif terhadap Nabila dengan peralatan yang mereka bawa, dan hasil diskusi mereka semuanya berada di atas kertas yang ada di depan Alvero.
“Untuk saat ini, tingkat kelangsungan hidupnya belum dapat ditentukan, hanya bisa ditentukan setelah stasis darah di otaknya di operasi.”
Sebenarnya Alvero tidak puas dengan jawaban ini, tetapi peralatan paling canggih dan dokter paling habit di dunia ada di sini, mereka masih belum menyerah melakukan perawatan, yang berarti masih ada harapan, hanya saja masalah waktu.
Perasaan tenang semacam ini, membuat Alvero sangat menderita, setelah melihat data yang ada di tangan, dia tidak lagi begitu menderita.
“Kira-kira berapa lama operasi ini berjalan?”
Sambil berbicara, Alvero mengembalikan informasi itu ke tangan Hardi, dan dia memandangi sorang dokter yang sedang berada di sudut.
“Kira-kira akan memakan waktu sekitar empat hingga lima jam, dan saat pemeriksaan akan dilakukan, oleh orang Jerman, dan mereka ingin mengambil tanggung jawab penuh dan menolak orang Cina untuk berpatisipasi.”
Mendengarkan perkataan Hardi, Alvero sedikit terkejut, tetapi permintaan orang Jerman itu bertepatan dengan isi hatinya, sebenarnya dia masih memikirkan alasan apa untuk membuat dokter yang bermarga pan tidak bergabung dalam operasi kali ini, dan langsung mengirimnya.
Tim medis ini dipanggil oleh ibunya sendiri, tidak normal jika orang lain tidak memiliki temperamen.
“Lakukan saja apa yang mereka katakana, aku akan menunggu di luar dan telpon jika ada masalah!”
Sejak masuk rumah sakit, dia belum pernah mengunjunginya seperti ini, Hardi sudah berkata dengan sangat halus, melihat wajah beberapa dokter yang murung, dia tahu seberapa buruk situasinya saat ini.
Tanpa sadar berjalan ke danau, tidak ada orang di sekitar yang mengganggunya, yang membuat hatinya yang awalnya resah menjadi tenang.
Saat sedang berpikir sambil berjalan, tiba-tiba muncul sesosok wanita, buru-buru berlari ke arah Alvero.
Alvero menjadi gugup, masih bisa datang mencarinya di saat seperti ini, selain berhubungan dengan Nabila, ada malah apa lagi?
Tetapi gadis itu kelihatannya ingin berjalan ke danau, dengan sedikit memiringkan kepalanya, dia melihat Alvero, dan tertegun, mengubah arah berjalannya, dan berjalan menyusuri danau.
Adegan yang tak dapat dijelaskan, membuat Alvero tidak tertarik untuk terus berada di sini, dan bersiap untuk kembali ke arah dirinya datang, siapa yang tahu, saat berputar, terdengar suara “Ploop”.
“Tidak mungkin air jatuh, kan?”
Awalnya tidak ingin mempedulikannya, tetapi begaimanapun juga, ini adalah rumah sakit keluarga He, karena masalah Nabila sengaja ditutupi, jadi masalahnya belum tersebar, tetapi jika wanita ini mati, tidak ada orang yang bisa menutupinya.
Menoleh kembali ke arah danau, benar saja ada lingkaran riak air, anehnya, tidak ada orang yang meminta pertolongan.
“Bukan air jatuh, tapi mencari kematian!”
Alvero dikejutkan oleh pemikiran di benaknya, dia tidak peduli dengan yang lainnya, dia langsung melepas baju dan sepatunya dan melompat ke air, ini adalah danau buatan, jika orang jatuh ke sini, dan tidak berenang ke tempat lain, secara umum, posisi mereka tidak akan berubah.
Dengan segera Alvero menemukan gadis itu, dengan satu tangan memeluk pinggangnya dan satu tangan memegangi lengannya, mengangkatnya keluar dari air dan berenang perlahan ke tepi danau.
Melihat gadis yang terbaring di tanah, Alvero mengerutkan kening, dia baru saja menarik orang dari dalam air, jika dia membawanya ke ruang gawat darurat dari sini, takunta akan ada orang yang akan terbunuh.
“Bukannya aku ingin mengambil keuntungan darimu!”
Selesai berbicara, Alvero memberikan pernafasan buatan kepada gadis itu, memandangi air yang terus keluar dari mulutnya, dengan cepat membalikkan tubuhnya, dan menepuk punggungnya beberapa kali.
Setelah mengulangi tindakan ini, gadis itu akhirnya memberikan respon, setelah beberapa saat gadis itu sadar dan menatap Alvero dengan bingung.
“Sebenarnya, seberapa menderitanya hidupmu, sampai kalian semua memilih untuk bunuh diri?”
Gadis itu mendengarkan kata-kata Alvero, dan merespons, dirinya belum mati, dengan sekuat tenaga mendorong Alvero, lalu duduk.
Tubuh yang bagus, seorang wanita cantik berada di depan Alvero.
“Uhuk, uhuk, kenapa semua orang yang bunuh diri adalah wanita cantik, tetapi mereka yang seharusnya mati, masih bisa menjalani hidup dengan baik.” Alvero menghela nafas.
“Apa?” Gadis itu menatap Alvero dengan murung.
“Tidak ada apa-apa, kamu boleh mati jika kamu mau, tidak ada yang akan menghentikanmu, tapi jangan menyeret orang ke dalam air, ini rumah sakit, tidak apa-apa jika kamu mati, Rumah sakit ingin ada masalah, dan kamu harus puas dengan hidupmu, aku tidak tahu berapa banyak orang yang menginginkan kehidupan sepertimu.”
Alvero, dipengaruhi oleh perilaku Nabila, memiliki beberapa antipati terhadap gadis yang melakukan bunuh diri, tetapi dia tidak ingin melihatnya membuat hidupnya terbuang sia-sia, meskipun perkataan wanita itu tidak menyenangkan, tetapi Alvero masih membujuknya.
“Kalau begitu aku ingin seseorang mengambil nyawa ini!”
Tanpa disangka setelah gadis ini ditolong oleh Alvero, masih bisa berkata dengan tidak menyenangkan, seketika, wanita itu menangis getir dan mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.
Alvero memandangi penampilan gadis itu yang keras kepala, dengan tidak berdaya menggelengkan kepalanya dan berdiri.
“Saat kamu keluar dari rumah sakit ini ada jalan raya, ketika kamu melihat sebuah mobil datang, kamu segera menyebrang, lebih baiknya saat ada mobil truk, dan tubuhmu akan hancur berantakkan, mungkin orang di belakang kamu akan mengasihani kamu.”
Berbicara dengan baik, wanita itu tidak mau mendengarkan, Alvero tidak perlu membuang waktu dengannya di sini, bagaimanapun juga wanita itu tidak dikenalnya, cukup memanggil satpam untuk mengawasinya, yang penting orang ini tidak mati di dalam rumah sakit.
Empat jam berlalu seperti ini, ketika Alvero sampai di pintu ruang operasi, Hardi sangat takut sehingga dia hampir tidak bisa menutup mulutnya, dia segera meminta seseorang untuk membawa pakaian dan handuk bersih.
“Tuan, ada apa denganmu?”
Nada suara Hardi penuh kecemasan.
“Tidak apa-apa, bagaimana operasinya?”
Akhirnya, seorang perawat datang untuk menyerahkan handuk, dan menyeka air di kepalanya, ketika melihat Hardi lagi, suasana hatinya jelas bersemangat.
“Operasi pertama sangat berhasil, tetapi mengingat kondisi fisik pasien saat ini, empat jam sudah batasnya, jadi pembersihan tidak sepenuhnya dilakukan, setelah tiga kali melakukan pembersihan dalam waktu dekat ini, Nabila akan memiliki harapan untuk bertahan hidup.”
Waktu terus berjalan hari demi hari, tetapi Alvero melewat hari-hari dengan kebingungan, setiap hari, selain tidur, dia hanya berjalan-jalan di taman,
Tapi Tasya seperti seekor anjing, mengikutinya setiap hari, awalnya, dia tidak suka, kemudian, dia sudah terbiasa dan langsung mengabaikannya.
Dan masalah Quin dan Argus putus, hidupnya lebih susah, dibandingkan dengan kesusahan saat mereka berdua, kemudian, di status wechat teman-teman, Alvero memberinya beberapa barang.
Keluar dari pandangan dan pikiran, Alvero tidak tertarik pada wanita semacam ini, dan memblokir status wechat teman-teman.
“Tuan, Nabila sudah bangun!” Hardi tiba-tiba membuka pintu bangsal Alvero dan berteriak.
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Seorang CEO Arogan
MedellineBehind The Lie
Fiona LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniDemanding Husband
MarshallThe Richest man×
- Bab 1 Pacar Matre
- Bab 2 Identitas Sebenarnya
- Bab 3 Pengasuh Pribadi
- Bab 4 Kartu ATM Platinum
- Bab 5 Bocah Miskin?
- Bab 6 Porsche!
- Bab 7 Topi Berwarna Hijau
- Bab 8 Patek Philippe (Merek Jam Tangan)
- Bab 9 Berpura-pura
- Bab 10 Penghinaan
- Bab 11 Kejadian Besar
- Bab 12 Andalan
- Bab 13 Hinaan
- Bab 14 Menurunkan Panas Dalam
- Bab 15 Gesek Kartu
- Bab 16 Berikan Struk
- Bab 17 Keluhan
- Bab 18 Edisi Terbatas
- Bab 19 Tak Berdaya
- Bab 20 Sinis
- Bab 21 Ulang Tahun
- Bab 22 Teman Sekamar
- Bab 23 Menghasut Hati Orang
- Bab 24 Kertas Catatan
- Bab 25 Omelan
- Bab 26 Quality Time
- Bab 27 Aman
- Bab 28 Rumah Sakit Swasta
- Bab 29 Hubungan
- Bab 30 Berdasar
- Bab 31 Diam
- Bab 32 Pacar
- Bab 33 Sun Corporation
- Bab 34 Berharap
- Bab 35 Acuh tak acuh
- Bab 36 Pembayaran
- Bab 37 Ruang Perawatan Intensif
- Bab 38 Tingkat Keberhasilan
- Bab 39 Pengobatan
- Bab 40 Istri
- Bab 41 Hebat
- Bab 42 Pakaian Kerja
- Bab 43 Melaporkan
- Bab 44 Bahaya
- Bab 45 Hubungan Yang Baik
- Bab 46 Uang Busuk
- Bab 47 Anjing
- Bab 48 Modal
- Bab 49 Berapa Umurmu
- Bab 50 Menyeringai
- Bab 51 Pertunjukan Yang Bagus
- Bab 52 Malu dan Marah
- Bab 53 Akting
- Bab 54 Anggota Keluarga He
- Bab 55 Mendesak
- Bab 56 teguran
- Bab 57 Alamat
- Bab 58 Ibu-ibu
- Bab 59 Enggan
- Bab 60 Itu palsu
- Bab 61 Sopan Santun
- Bab 62 Bimbang
- Bab 63 Menyela Pembicaraan
- Bab 64 Tercengang
- Bab 65 Berubah Pikiran
- Bab 66 Tidak bisa menahan tawa
- Bab 67 Fleksibel
- Bab 68 Melindungi dan Menjaga
- Bab 69 Hati yang Terluka
- Bab 70 Trik jahat
- Bab 71 Berani juga
- Bab 72 Tiba-tiba tersadar
- Bab 73 Bos Besar
- Bab 74 Pengenalan
- Bab 75 Tersesat
- Bab 76 Tidak Bisa Mengenali Status Seseorang
- Bab 77 Akhir Yang Tragis
- Bab 78 Tersenyum Pahit
- Bab 79 Kekasih Masa Kecil
- Bab 80 Menangis Tanpa Air Mata
- Bab 81 Tuan Muda Keluarga He
- Bab 82 Bermimpi
- Bab 83 Jahat
- Bab 84 Senang Atas Penderitaan Orang Lain
- Bab 85 Tidak Bisa Menunggu
- Bab 86 Memberi Keringanan
- Bab 87 Kejahatan
- Bab 88 Menyindir
- Bab 89 Memancing
- Bab 90 Beraksi
- Bab 91 Kepala Pusing
- Bab 92 Sayang Anak
- Bab 93 Tidak Berdaya
- Bab 94 Kebingungan
- Bab 95 Soba
- Bab 96 Kepalan Tangan yang Keras
- Bab 97 Inisiatif
- Bab 98 Mengkhianati Keluarga He
- Bab 99 Melarikan diri
- Bab 100 Mengecewakan
- Bab 101 Tidak Bisa Menahan Tawanya
- Bab 102 Segala Sesuatu Memiliki Penakluknya
- Bab 103 Siapakah Orang itu
- Bab 104 Tamat