My Beautiful Teacher - Bab 92 Ada Yang Menyewa Tempat
Waktu aku melihat ke Miwa, dia kebetulan melihat kepadaku juga. Kami saling menatap dan cahaya dingin melintas di mata Miwa.
"Benar-benar sangat kebetulan, tidak menyangka bisa bertemu dengan orang yang aku kenal di sini" Miwa membawa Decky mereka naik ke lantai atas, guru mereka Rudi tidak berada di tempat.
Mikasa berkata dengan ekspresi sedikit kaget: "Apakah kamu mengenal mereka?"
Pada saat itu, senyuman di wajah Ladira menghilang, dia berkata dengan suara rendah: "Mereka adalah tetangga kami dari Dojo Jangga. Beberapa waktu lalu mereka datang ke Dojo Itaewon untuk menantang kami"
Pada saat Ladira sedang berbicara, Miwa dan yang lain pun tiba di hadapannya.
Melihat Mikasa dan Ladira, tatapan keempat orang dari Dojo Jangga memancarkan cahaya terang, sudut bibir mereka terangkat dengan ringan, Miwa berkata kepada Ladira: "Benar-benar sangat kebetulan. Gadis cantik, kita bertemu lagi."
Sementara Ladira malah berkata dengan ekspresi dingin: "Maaf, aku tidak mengenal kamu."
"Sepertinya ingatan gadis cantik sedikit buruk. Kamu bahkan tidak mengingat saingan kamu. Jika kalian berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri nasional dengan kondisi seperti ini, kalian ditakdirkan hanya bisa gagal." Miwa berkata dengan senyuman.
Wajah Ladira langsung memerah: "Kami berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri nasional pun tidak ada urusan kamu"
"Mau bagaimanapun, kita semua berasal dari Kota A. Kalau kalian segera mengalami kekalahan dalam waktu singkat, sebagai Dojo Itaewan dari Kota juga, kami juga akan merasa sangat malu." Miwa berkata dengan senyuman penuh penghinaan.
Ladira ingin mengatakan sesuatu, tetapi aku menghentikannya dengan kode mata, kemudian aku berkata dengan nada suara datar: "Yang kalah itu kalian. Kalau berbicara tentang gagal, yang akan gagal duluan adalah kalian. Kalian bahkan tidak bisa mengalahkan aku, tetapi kalain malah berpikir bisa menampil dengan baik di kompetisi seni bela diri nasional?"
"Bocah kecil, kamu sedang berkata apa?" Decky yang berdiri di samping Miwa tiba-tiba menjadi marah.
"Siapa namamu? Decky? Mendengar nama ini saja aku sudah tahu kamu itu lemah. Kamu akan ketakutan sampai pipis di celana ketika berhadapan dengan musuh. Sementara, apa yang aku katakan adalah fakta, apakah kalian sudah melupakan apa yang aku ajari kepadamu kemarin?"
"Kamu sedang mencari mati!" Decky berteriak dengan marah dengan gaya mau memukul kami dan dihentikan oleh Miwa.
Senyuman di wajah Miwa menghilang, dia berkata dengan ekspresi yang sangat dingin dan gelap: "Pemuda kecil, kemarin aku memiliki luka di bagian perut, makanya kamu bisa beruntung dan mengambil kemenangan. Sebaiknya kamu berdoa pada saat tanding nanti kamu tidak dibagi ke satu kelompok denganku, kalau tidak aku akan memberi tahu kamu apa itu penyesalan"
Setelah itu, Miwa dan Decky mereka pun berjalan memasuki ruangan di bawah pimpinan pelayan.
Waktu memasuki ruangan, Decky juga tidak lupa menoleh kepada aku dan melirik aku dengan tatapan yang menakutkan.
Setelah mereka masuk, Jack pun berkata dengan senyuman: "Sepertinya kalian bertemu dengan lawan yang repot kali ini"
Ladira berkata dengan dingin: "Mereka benar-benar menganggap dirinya adalah orang yang luar biasa, kami tidak takut dengan lawan yang repot, Wenas akan mengalahkan mereka semuanya"
"Mendengar kata-katamu, sepertinya tenik bela diri Bro Wen benar-benar sangat luar biasa." Jack berkata dengan mata menyipit: "Apakah kita mau mencari tempat untuk menyaksikan kemampuan satu sama lain?"
Mendengar nada suara Jack yang percaya diri, kemudian melihat ekspresinya lagi, jelas Jack ingin menampilkan dirinya di depan Mikasa, sehingga aku pun berkata dengan nada suara datar: "Tidak berminat."
Jawaban aku berhasil membuat Jack tidak tahu harus berkata apa.
"Tidak apa-apa. Kita sparing sebagai teman saja, kalian juga bisa menggunakan kesempatan ini untuk menyesuaikan diri sebelum tanding." Jack berkata lagi. Setelah itu dia berdiri dan menambah, "Ayo, kita ke luar saja."
"Besok sudah mau tanding, jangan sibuk lagi, ayo makan dulu." Mikasa berkata pada saat ini.
Jack jelas sangat mendengarkan kata-kata Mikasa. Dia hanya bisa tersenyum dengan canggung dan duduk kembali ke tempatnya.
Beberapa menit kemudian, pelayan tiba-tiba menghampiri kami dan berkata: "Para pelanggan, benar-benar sangat maaf, hari ini ada yang mau menyewa seluruh tempat, kalian dipersilahkan untuk makan di tempat lain saja. Untuk makanan yang telah dipesan tidak perlu melakukan pembayaran, maaf"
Mendengar sampai sini, kami semua mengerutkan alis dan melihat ke pelayan dengan wajah tidak senang.
"Hei, etika berbisnis kalian di mana? Kenapa kamu tidak memberi tahu sejak tadi kalau ada yang mau menyewa seluruh tempat? Kenapa mengusir pada saat kami sedang makan?" Pada saat itu, pelanggan di meja sebelah pun berteriak dengan marah.
Di meja sebelah juga terdapat seorang pelayan yang sedang menundukkan kepalanya dengan wajah memerah, dia hanya bisa terus meminta maaf dengan ekspresi canggung.
Waktu sedang makan diberi tahu ada yang mau menyewa tempat dan diusir begitu saja, tentu saja semua orang akan merasa tidak senang.
Jack berdiri dan bertanya dengan dingin: "Apa maksud kalian? Jelaskan baik-baik."
Pelayan menundukkan kepalanya dan menjelaskan dengan suara rendah.
"Bagaimana kalau kami tidak mau pergi?" Jack membantah dengan marah.
"Benar-benar sangat maaf, kami meminta kerja samanya. Kami juga bekerja berdasarkan perintah bos, tolong jangan mempersulit kami, teirma kasih." Pelayan berkata.
Pada saat ini, Miwa mereka keluar dari ruangannya dan berteriak dengan suara besar: "Aku sudah berkunjung ke restoran selama begitu banyak tahun, ini adalah pertama kali aku mendengar ada yang mau menyewa seluruh tempat sehingga harus mengusir pelanggan lain. Apakah kalian sedang bercanda dengan aku? Aku baru saja datang dan kalian mengusir aku? Panggil bos kalian, aku mau berdiskusi dengannya."
Pelayan yang mengikuti di belakang mereka juga sibuk meminta maaf.
Decky berkata: "Siapa yang memiliki kuasa begitu besar? Sampai kalian mending mengusir pelanggan lain pun mau membiarkan dia menyewa tempa?Panggil orang itu keluar."
Tepat setelah Decky selesai berkata, seorang pemuda berjalan keluar dari satu ruangan lagi. Pemuda itu mengenakan pakaian santai, tubuhnya tinggi dan gagah, fitur wajahnya sangat proposional dan sudut wajahnya snagat tajam. Penampilan pemuda itu tidak kalah dengan artis yang muncul di TV, berbeda dengan para artis, pemuda ini memiliki aura yang maskulin.
"Maaf, yang menyewa seluruh tempat adalah aku" Pemuda tampan itu berkata dengan sopan.
Pemuda itu melihat ke semua pelanggan di aula dan tatapan dia berhenti di Decky pada akhirnya.
Meskipun cara berbicara pemuda ini sangat lembut dan sopan, pemuda ini membawa aura berkuasa yang tidak bisa dibantah. Pada saat itu ekspresi semua orang berubah dan suara keluhan yang masih terdengar tadi tiba-tiba menjadi sunyi.
Waktu melihat pemuda itu, kemarahan di wajah Jack juga menghilang hampir semua. Dia mengeratkan tinjunya dengan tidak puas.
Sementara Mikasa hanya mengerutkan alisnya dengan elegan sambil menjilat bibirnya dengan ekspresi ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak bisa.
"Kalian mengenal dia?" Melihat ekspresi kedua orang ini, aku pun bertanya.
Jack mendengus dengan dingin: "Dia adalah pebisnis kaya pertama di Kota C, anaknya Ronald Maisto yang bernama Diego Maisto. Dia juga merupakan salah satu orang yang sedang mengejar adik junior dan juga pesaing kuat untuk kompetisi kali ini. Kalau aku sempat bertemu dengannya, aku pasti akan mengalahkannya!"
Aku merasa sangat kaget, tidak menyangka pemuda ini juga merupakan anggota seni bela diri dan bahkan juga berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri nasional.
Mikasa berkata: "Aku sama sekali tidak berminat dengan orang seperti ini."
Jack tersenyum, "Aku tahu, adik junior."
Siapa tahu pada saat itu, Mikasa menambah lagi: "Dirimu juga, jangan berpikir terlalu banyak."
Mendengar kata-kata Mikasa, ekspresi Jack langsung menjadi putus asa.
Pada saat kami sedang berbicara, Miwa mereka sudah mulai berdebat dengan Diego.
"Sialan. Kamu itu siapa? Menyewa tempat sesuka hatimu. Kamu mengira dirimu sangat luar biasa hanya karena memiliki sedikit uang?" Decky berkata dengan marah.
"Benar, memangnya kamu siapa? Aku tidak peduli apakah kamu mau menyewa tempat atau tidak. Aku sudah bayar, jadi aku harus makan di sini hari ini. Semuanya, apakah kata-kataku benar?" Miwa ingin membujuk pelanggan lain setuju bersamanya.
Sementara pelanggan lain tidak bereaksi, sepertinya popularitas Diego di Kota C cukup tinggi.
Menghadapi hal ini, Diego tidak marah tetapi berkata dengan nada suara datar: "Semuanya, benar-benar sangat maaf. Hari ini adalah ulang tahun salah satu guruku, dia sudah pensiun selama dua tahun dari asosiasi bela diri nasional, sekarang dia bertempat tinggal di ibu kota. Tetapi karena kampungnya berada di sini, dia sering datang ke restoran ini. Aku ingin guruku bisa merayakan hari ulang tahunnya dengan gembira tanpa gangguan. Tolong minta kerja samanya, terima kasih."
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaSomeday Unexpected Love
AlexanderMenantu Hebat
Alwi GoHis Soft Side
RiseRahasia Istriku
MahardikaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Beautiful Teacher×
- Bab 1 Mengintip
- Bab 2 Katup Air Rusak
- Bab 3 Minum Anggur
- Bab 4 Gerakan Di Kamar Mandi
- Bab 5 Pengakuan Di Atas Gunung
- Bab 6 Kesalahpahaman Larut Malam
- Bab 7 Dalam Jangkauan
- Bab 8 Asis Yang Kesal
- Bab 9 Tidak Tau Diuntung
- Bab 10 Peminat Sewa Yang Baru
- Bab 11 Godaan Fela
- Bab 12 Wanita Muda Yang Berseni
- Bab 13 Orang Aneh
- Bab 14 Pengalaman Hidup
- Bab 15 Toilet Wanita
- Bab 16 Dadanya Membesar
- Bab 17 Mengobrol
- Bab 18 Pertunjukan Pinggir Jalan
- Bab 19 Gedung Pengajaran
- Bab 20 Bar Romantis
- Bab 21 Membuat Masalah
- Bab 22 Terluka
- Bab 23 Belum Mulai pun Sudah Berpisah
- Bab 24 Panggil Aku Kakak
- Bab 25 Tiga Lembar Tiket Bioskop
- Bab 26 Kesalahan Adalah Kesalahan
- Bab 27 Mantan Pacar Fela
- Bab 28 Gym Seni Bela Diri
- Bab 29 Pelatih Yang Keras
- Bab 30 Keterampilan Khusus
- Bab 31 Sisi Lain Ramya
- Bab 32 Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 33 Memecahkan Kesalahpahaman
- Bab 34 Merasa Tercerahkan
- Bab 35 Bobby
- Bab 36 Bertarung
- Bab 37 Berpikiran sempit
- Bab 38 Serangan balik putus asa
- Bab 39 Luar dingin dalam panas
- Bab 40 Kecelakaan
- Bab 41 Persyaratan Asis
- Bab 42 Penemuan Theo
- Bab 43 Bergegas Ke Hotel
- Bab 44 Tidak Tahan Lagi
- Bab 45 Tertangkap Basah
- Bab 46 Memilih Untuk Memaafkannya
- Bab 47 Pencuri
- Bab 48 Menggeledah Tubuh
- Bab 49 Orang Yang Benar Akan Bersikap Benar
- Bab 50 Rencana Gagal
- Bab 51 Penyewa Baru
- Bab 52 Guru Tony
- Bab 53 Diva Masa Depan
- Bab 54 Curahan Hati
- Bab 55 Teknik Pedang
- Bab 56 Reuni Teman Sekolah
- Bab 57 Menunjukkan keterampilan bela diri
- Bab 58 Tiga pengawal
- Bab 59 Rizal Membuat Onar
- Bab 60 Keputusan yang menyakitkan
- Bab 61 Mabuk
- Bab 62 Negosiasi
- Bab 63 Pesan Terakhir
- Bab 64 Harapan Yang Tinggi
- Bab 65 Undangan Dari Lastri Wahyuni
- Bab 66 Bertemu Ramya Lagi
- Bab 67 Mencambuk Wanita
- Bab 68 Mengajari Awang
- Bab 69 Listrik Putus
- Bab 70 Hal Yang Aneh
- Bab 71 Kehilangan Akal Sehat
- Bab 72 Bahu Yang Bisa Disandar
- Bab 73 Panggilan Telepon Dari Hafid Waka
- Bab 74 Tamu Yang Tidak Diundang
- Bab 75 Dojo Jangga
- Bab 76 Lebih Mudah dan Terampil
- Bab 77 Peringatan Instruktur Louis
- Bab 78 Membayar
- Bab 79 Meminta Maaf Dengan Canggung
- Bab 80 Panti Asuhan
- Bab 81 Semangkuk Sup Daging
- Bab 82 Pengakuan Cinta Yang Sangat Mendadak
- Bab 83 Ditangkap
- Bab 84 Serangan Diam-Diam
- Bab 85 Membuat Masalah Pada Saat Putus Asa
- Bab 86 Memotong Alat Kelamin
- Bab 87 Kematian Awang
- Bab 88 Kompetisi Bela Diri Nasional
- Bab 89 Dompet Dicuri
- Bab 90 Acara Pembukaan
- Bab 91 Bertemu Adalah Jodoh
- Bab 92 Ada Yang Menyewa Tempat
- Bab 93 Rayakan Ulang Tahun Guru
- Bab 94 Tinju Satu Inchi
- Bab 95 Kompetisi Secara Resmi
- Bab 96 Lawan Di Babak Pertama
- Bab 97 Kekuatan Yang Hebat
- Bab 98 Mengubah Kekalahan Menjjadi Kemenangan
- Bab 99 Shao Lin Chang Quan
- Bab 100 Mencapai Ketenangan
- Bab 101 Tidak Mau Kalah
- Bab 102 Menang
- Bab 103 Sahabat Baik, Anita
- Bab 104 Memandang Rendah
- Bab 105 Mendapatkan Ucapan Selamat Tinggal
- Bab 106 Kakak dari Ardi
- Bab 107 Teknik Pedang Mematikan
- Bab 108 Takdir
- Bab 109 Aura Pembunuh
- Bab 110 Petarung Yang Kuat
- Bab 111 Tiga Puluh Empat Besar
- Bab 112 Teknik Bantingan Dan Pelepasan Tulang