My Beautiful Teacher - Bab 17 Mengobrol

Tidak sangka hanya sebuah kalimat candaan biasa dapat membuatnya menganggap serius, haruskah aku mengatakan dia naif atau bodoh?

Ketika Fela membuka beberapa kancing baju tidurnya, itu memaparkan area kulit seputih salju yang luas dan kenyal dan dibungkus dengan bra hitam.

Aku langsung menelan ludah, menatap lurus ke dadanya, di dalam hati ada harapan yang tak bisa dijelaskan.

Fela melihat ekspresiku dan tertawa lagi.

Ekspresi marah di wajahnya berubah menjadi senyum kemenangan: "Tsk tsk tsk, aku hanya bercanda saja, Wenas, kamu tidak akan menganggapnya serius, kan? ingin aku menunjukkan payudaraku padamu, enak saja!"

Apa? Ini sedang mengusikku?

Aku langsung tidak tahu harus menangis atau tertawa: "Oke oke, aku takut padamu, kamu cepat tidur."

"Aku tidak bisa tidur, temani aku ngobrol." Fela duduk lagi dan memberi isyarat agar aku duduk di sebelahnya.

Wanita ini adalah seorang goblin, selalu merayuku hingga memanas dan kemudian membiarkan aku sangat kecewa.

Aku kemudian duduk pada jarak tertentu darinya dan bertanya, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

"Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran?" Fela bertanya sambil tersenyum.

"Kenapa harus menceritakan kepadamu tentang ini?" Aku memutar bola mataku.

"Kamu ini sungguh emosional, aku tadi hanya bercanda denganmu dan kamu langsung marah."

"Bukan aku yang marah, tetapi adikku yang marah." jawabku dengan sungguh-sungguh.

"Adikmu? Siapa adikmu?" Fela bertanya dengan bingung.

Aku menunjuk ke selangkanganku, reaksinya masih belum berhenti.

Wajah Fela memerah: "Adikmu ini benar-benar tidak tahu malu, harus di pukul!"

Apa yang tidak aku duga adalah dia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menampar selangkanganku, aku hampir melompat kesakitan, menutupi selangkanganku dan berkata dengan marah, "Apa yang kamu lakukan?"

"Siapa suruh adikmu tidak patuh? Aku mesti membantumu memberinya pelajaran, tetapi sejujurnya, adikmu benar-benar besar, bahkan lebih besar dari mantan pacarku!"

Awalnya aku sangat marah, tetapi mendengar Fela memujiku seperti itu, amarah mereda lebih dari separuh, senyum jahat dan berkata: "Kalau begitu, kamu mau mencobanya?"

"Pergi pergi, aku tidak mau, lebih baik aku serahkan saja pada lima jarimu itu." Fela mengubah topik pembicaraan, "Aku ingin tahu, kamu memiliki kondisi yang tepat, lima suite di rumah, terlihat cukup tampan, mengapa sampai sekarang masih tidak pernah berpacaran?"

"Itu karena aku terlalu malas untuk mencarinya, dengan penampilan tampanku, aku tidak takut tidak punya uang atau rumah, aku hanya takut wanita akan terus menjeratiku tanpa ampun." Aku menunjukkan senyuman puas.

Fela berkata, "Benar-benar tak tahu malu."

Aku tertawa: "Katakan, kamu sudah berapa kali berpacaran dan aku akan memberitahumu apakah aku pernah berpacaran atau tidak."

Setelah mendengar aku berkata demikian, Fela juga tidak keberatan, setelah memikirkannya, dia berkata, "Secara resmi hanya ada.... Tiga."

"Masih ada yang tidak resmi? Pasti sangat banyak!"

"Sialan, yang tidak resmi itu hanya sekedar memiliki kesan yang baik, untuk berbagai alasan, kami tidak resmi berpacaran."

"Bagaimana dengan tato yang ada di punggung tanganmu itu? Apa dia adalah pacarmu saat ini?" Aku tersenyum dan menanyakan keraguanku.

Tanpa diduga, wajah Fela tenggelam dan berkata dengan dingin, "Aku tidak ingin mengungkit tentang dia."

Tidak sangka, Fela mengubah wajahnya dengan cepat, diperkirakan ada kisah yang sangat menyedihkan di antara mereka berdua.

Fela berkata lagi, "Jika aku punya pacar sekarang, bagaimana mungkin aku masih bisa mengobrol denganmu, pecundang yang tidak romantis dan hanya bisa memikirkan tubuh bagian bawahnya!"

"Aku sepertinya tidak seburuk yang kamu katakan." Aku tersenyum pahit.

"Hmm, menurutmu? Tanya saja pada kakak Ramya jika kamu tidak percaya, dia pasti berpikiran sama sepertiku."

Aku tersenum: "Kesanku di benaknya jauh lebih baik dari pada di benakmu."

Fela memutar bola matanya dan tiba-tiba bertanya, "Ngomong-ngomong, kemarin pada saat makan malam, aku melihat tatapan kamu terhadap kakak Ramya ada sedikit tidak benar, katakan padaku, apakah kamu suka dengan kakak Ramya ?"

Hatiku tercengang, aku tidak menyangka hanya dengan tatapan yang halus, juga dapat dilihat oleh Fela, sepertinya wanita memang lebih teliti daripada pria.

"Jangan bicara omong kosong, dia adalah seorang guru, yang paling aku hormati adalah profesi guru, di dalam mataku hanya ada rasa hormat, mengerti?" Aku dengan sungguh-sungguh berkata, "Selain itu, dia juga sudah ada suami, bagaimana aku bisa menyukai wanita yang sudah menikah?"

"Hahaha, aku cuman tanya saja, jangan terlalu serius." Sepertinya Fela mempercayaiku, matanya tertuju pada laptopnya di atas meja dan bertanya, "Apakah ada film bagus di laptop kamu?"

"Jika kamu ingin menonton film, nonton di ponsel saja." Wajahku sedikit berubah dan segera berkata.

Laptop ini terkait dengan rahasia besarku, sekarang dengan popularitas ponsel bagus, selain main game besar, siapa lagi yang masih menggunakan laptop untuk nonton film?

“Kenapa kamu begitu emosional? Aku tidak bermaksud begitu, seperti..... blue film?” Fela menatapku sambil tersenyum.

Aku sedikit tidak tahu harus berkata apa: "Kamu ingin merayuku lagi?"

"Tidak tidak, aku tidak bisa tidur, jadi aku ingin menonton blue film."

"Tidak." kataku dengan tegas.

"Bohong! Kemarin pada saat kamu masturbasi, jangan bilang kamu tidak menonton blue film, tangan kamu masih berada diatas laptop saat itu. "

Aku sedikti tidak tahu harus tertawa atau menangis: "Kamu masih mengingat masalah kemarin dengan sangat jelas."

"Itu karena, siapa yang menyuruhmu melakukan hal kotor seperti itu?" Dengan itu, Fela bangkit dan pergi ke meja untuk membuka laptop.

Aku terkejut dan dengan cepat melangkah maju dan menekan tangannya: "Tidak boleh lihat!"

Dia terkejut dengan reaksiku yang berlebihan, kemudian, dia menarik kembali tangannya dan berkata, "Mengapa reaksimu harus begitu besar? Kamu sedang masturbasi saja aku pernah melihatnya, masih peduli dengan blue film yang ada di dalam laptopmu?"

Aku juga menyadari bahwa reaksiku terlalu berlebihan, tetapi aku tidak bisa membiarkan Fela mengetahui rahasia laptopku, dengan terburu-buru, aku memikirkan cara yang baik, tiba-tiba, aku melingkarkan lenganku di pinggangnya dan berkata dengan senyuman jahat, "Bagaimana mungkin sebuah blue film bisa lebih mengasyikkan daripada melakukannya sendiri? Kamu dan aku belum pernah melakukannya, bagaimana kalau kita berdua mencobanya?"

Ketika berbicara, reaksiku masih di pinggulnya.

Wajah Fela sangat merah, mendorongku pergi lagi dan berkata, "Nakal!" Lalu dia kabur dengan wajah merah.

Aku menutup pintu dan menghela nafas lega panjang dan akhirnya bisa membuat Fela tidak menyentuh laptopku.

Tetapi sejujurnya, pinggang mungil dan bokong bulat yang digenggam dengan genggaman penuh tetap bisa membuat dorongan yang kuat.

Hanya saja tidak menyangka bahwa ketika sedang tidur di tengah malam, aku mendengar beberapa gerakan aneh.

Karena aku tidur di samping dinding, jadi aku bisa mendengar beberapa suara halus dari sisi lain dinding, seperti suara seorang wanita,

Aku terkaget, sebelah adalah kamar Fela, sudah begitu malam dia masih belum tidur, jangan-jangan.....

Aku menempelkan telingaku di dinding, kali ini sedikit lebih jelas dan lebih dugaanku semakin yakin, itu juga membuat kantukku hilang dan menjadi bersemangat.

Aku teringat mainan listrik besar di tasnya ketika aku membersihkan kamarnya.

Meskipun aku berpikir bahwa Fela akan menghibur dirinya dengan mainan listrik itu, tetapi apa yang sebenarnya terjadi pada saat ini masih sangat membuatku bersemangat.

Di bawah kendali hantu, aku diam-diam bangkit dari tempat tidur dan meninggalkan kamarku.

Ruang tamu gelap dan lampu di kamar Fela juga mati, tetapi aku yakin dia tidak tidur, jadi aku mendekati kamarnya dengan hati-hati, menempelkan telingaku di pintu kamarnya.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu