My Beautiful Teacher - Bab 89 Dompet Dicuri

"Wenas, kamu kenapa ?" Arif yang sedang mengeluarkan pakaian dari dalam tasnya melihat ada yang salah dengan wajah aku segera bertanya.

"Dompet aku dicuri." Kata aku dengan suara berat.

"Apakah didalam ada uang tunai, ada kartu ATM, jika ada maka harus segera ke bank untuk laporkan kehilangan. Apa kamu mempunyai ingatan dimana dompet kamu hilang." Arif membantu aku mengeluarkan ide.

"Bukan hilang, tapi di curi." Aku menarik nafas dalam - dalam, "Yang terpentingnya didalam dompet ada KTP aku."

"Ah jika KTP hilang, bukankah itu berarti kamu tidak dapat berpartisipasi dalam kompetisi wushu nasional " Arif juga sangat terkejut.

Aku tidak menjawab, sedang mengingatkan kembali dengan keras adegan tadi, meskipun tidak melihat paras laki - laki muda yang menabrak aku itu seperti apa, tapi dari punggungnya terlihat sedikit familiar, hanya saja tadi bertepatan dengan Instruktur louis memanggil kami untuk masuk kedalam hotel, dan aku baru tidak memperhatikannya.

Sekarang memikirkannya, aku tiba - tiba teringat, laki - laki muda itu adalah orang yang sengaja meletakkan dompet kedalam saku celana aku saat berada di depan pintu Dojo Itaewon waktu itu, yang ingin menghancurkan masa muda aku.

"Aku sudah tahu siapa yang mencuri dompet aku." Dalam hati aku sedikit merasa lega, berkata dengan wajah yang sangat suram.

"Kamu tahu siapa."

"Rizal menginap di kamar nomor berapa?" Aku segera bertanya.

"Kenapa, kamu beranggapan bahwa Rizal yang mencuri dompet kamu." Arif terkejut "Meskipun diantara kalian pernah ada perselisihan, tapi bagaimanapun kalian adalah saudara seperguruan dari Dojo Itaewon yang sama, seharusnya tidak mungkin melakukan hal yang sejahat itu."

"Jika bukan dia siapa lagi, kamu cukup kasih tahu aku dia menginap dikamar yang mana. "

"Dia dan Bobby nginap di kamar nomor 1317." Jawab Arif, "Aku melihatnya saat mereka mengambil kartu kamar di lantai bawah tadi. "

Aku setelah berkata terima kasih, lalu segera membuka pintu dan berjalan keluar.

Arif juga segera menyusul aku, berkata : "Wenas, kamu pikirkan dengan saksama lagi, jangan sampai hanya sebuah kesalahpahaman, dan membuat mereka tersinggung. Kedua orang tersebut adalah tuan muda kaya, terakhir kali kamu beruntung bisa lolos, jika terjadi keadaan yang sama lagi, mungkin tidak akan begitu beruntung lagi. "

"Aku tidak mungkin salah, pasti mereka yang melakukannya, agar aku tidak bisa ikut kompetisi wushu nasional " Aku sambil berjalan sambil berkata dengan dingin.

"Baiklah baiklah, kita pergi tetapi kamu jangan baru berkata sedikit langsung main tangan, jelaskan terlebih dulu kepada mereka, sebisa mungkin untuk tidak terjadi benturan fisik, selain itu kita juga bersama seharian, jika tersebar keluar dampaknya terhadap Dojo Itaewon sangat tidak baik. "

"Kamu tenang, aku tahu harus bagaimana." Mata aku tegas dan berkata dengan tegas.

Setelah tiba di kamar 1317, sebelum aku mengetuk pintu sudah terdengar suara kedua orang sedang berbicara dan tertawa.

Aku mengetuk pintu dengan kuat, toktoktok

"Siapa?" Terdengar suara Rizal dari dalam kamar.

Aku tidak menjawab, dan mengetuk lagi.

"Bisu ? Siapa ? Tidak bisa bicara ?" Suara Rizal dari dalam kamar terdengar sangat tidak senang.

Tapi setelah lewat beberapa detik, pintu akhirnya terbuka juga.

Saat melihat aku yang berdiri didepan pintu dengan penuh amarah beserta Arif yang berada dibelakang, Rizal menampilkan ekspresi aneh, bertanya seperti tertawa dan juga tidak : "Aku kira siapa, ternyata anak unggul dari kelas satu, untuk apa kamu datang mengetuk pintu kamar kami ? Kami sepertinya tidak terlalu akrab dengan kamu "

Seolah takut aku marah, Arif segera tersenyum berkata : "Maaf, mengganggu kedua abang seperguruan, kami memang ada sedikit masalah yang ingin minta bimbingan kalian sebentar, bisa tidak setelah masuk kedalam baru berbicara ? "

Rizal melirik ke Arif dengan tidak senang, pada akhirnya membiarkan kami masuk ke dalam kamar.

Dalam kamar, Bobby hanya mengenakan celana dalam, menampilkan otot yang kuat, sedang melakukan push-up di lantai, gerakannya sangat mantap, naik turun dengan cepat.

Saat melihat kedatangan aku, gerakannya menjadi terhenti, dalam mata terbesit kilatan dingin, bertanya : "Rizal, apa yang salah dengan kamu, kenapa mereka bisa masuk kesini. "

Rizal menampilkan ekspresi mengejek, berkata : "Mereka bilang ada masalah yang mau minta bimbingan kita. Ayo katakan, sebenarnya masalah apa "

"Begini kedua abang seperguruan, dompet Wenas telah hilang, sepertinya hilang di depan pintu hotel, jadi kami ingin bertanya sebentar, apakah kedua abang seperguruan ada melihat dompet atau sejenisnya yang terjatuh di atas lantai. "Arif selanjutnya menambahkan : "Tetapi kalian berdua jangan salah paham, perkataan ini juga ada kami tanyakan ke murid yang lain, dan bukan karena mencurigai, hanya ingin mencari dompet Wenas."

Setelah mendengarnya, kedua orang menyipitkan mata dan tersenyum.

"Kami tidak melihat dompet apapun. Dan kamu Wenas, sangat tidak berhati - hati, baru tiba di kota C, langsung kehilangan dompet, didalamnya tidak ada barang penting bukan, kamu juga sangat ceroboh, apakah tidak tahu saat berada diluar rumah harus menjaga baik barang sendiri ? "Rizal berkata dengan senyum menyeringai : "Melihat bentuk kalian yang begitu gelisah, apakah didalamnya terdapat KTP, jika iya maka akan sangat tidak baik, itu berarti kamu tidak bisa berpartisipasi kompetisi wushu nasional lagi, sungguh disayangkan. "

"Benar, didalamnya memang ada KTP Wenas, maka dari itu kami sangat gelisah, tidak apa - apa jika kedua abang seperguruan tidak ada melihatnya, kami pamit dulu."

Arif menarik aku pergi, tetapi aku sebaliknya melepaskan tangannya.

"Rizal, Bobby, kalian jangan berpura - pura lagi, aku kenal orang yang mencuri dompet aku tersebut, yaitu orang suruhan Rizal untuk meletakkan dompet kedalam saku celana aku pada waktu sebelumnya, yang ingin menghancurkan masa muda aku. "Aku berkata dengan dingin : "Kalian benar - benar hina, sudah tidak berani bertarung dengan sportif sebaliknya menggunakan cara hina dengan

mencuri dompet aku, agar aku tidak bisa ikut kompetisi wushu nasional, kalian benar - benar sampah."

"Dasar bocah tengik, kamu marahin siapa sampah." Rizal berkata marah.

Ekspresi Bobby juga menampilkan rasa tidak senang.

Aku mendengus : "Siapa yang mencuri dompet aku, dia adalah sampah "

"Kedua abang seperguruan jangan marah, didalam ini pasti ada kesalahpahaman. Wenas, kamu jangan gegabah, jika ada masalah apa kita bisa mencari Instruktur louis, kamu tenang dulu "Arif segera berkata menasehati.

"Arif, kamu tidak perlu menasehati lagi, kedua orang ini adalah pelakunya, aku hari ini pasti akan mendapatkan kembali dompet aku." Aku berkata dengan dingin.

Rizal berkata marah : "Dasar bocah tengik, apakah kamu sungguh mengira setelah mempelajari kungfu beberapa saat sudah menjadi hebat di Kota A, aku mempunyai ratusan cara jika ingin mencari masalah dengan kamu, tapi karena kita adalah seperguruan yang sama maka dari itu tidak melakukannya, brengsek kamu berkata sembarang kami mengambil dompet kamu, mata anjing yang mana kamu melihat kami melakukannya."

"Pada waktu sebelumnya saat si laki - laki muda ingin mecelakai aku, kamu juga berada disana, dan kamu dari awalnya satu kelompok dengannya. Aku yakin tadi dia yang mencuri dompet aku, tentu saja kalian yang menginstruksikannya. Aku hari ini tidak ingin banyak beromong kosong, kalian sebenar mau mengembalikan dompet aku apa tidak." Kata aku dengan dingin.

"Meskipun kami tidak mengambil dompet kamu, dengan sikap kamu yang seperti ini terhadap abang seperguruan bahkan jika kami ada mengambilnya lalu kenapa ? Dan juga memarahi kami sampah, pukul saja jika kamu berani." Rizal tertawa dingin.

Aku menggertakkan gigi, tidak bisa menahan lagi lalu berjalan satu langkah kedepan, dan menyerang Rizal dengan sebuah pukulan.

Raut wajah Rizal tidak berubah, dia menghindar dengan tergesa-gesa, dan melakukan serangan balik dengan sengit mengarah ke wajahku.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu