My Beautiful Teacher - Bab 91 Bertemu Adalah Jodoh
"Jangan menyentuh adik seperguruan aku, dan sadar diri paras kamu seperti apa." Laki - laki tampan itu menatap aku dan berkata dengan dingin.
Melihat pakaiannya semuanya bermerek, sepertinya seorang tuan muda kaya.
Aku masih belum berbicara, wanita berambut panjang sudah berkata dulu : "Jack, kamu jangan salah paham, aku sendiri yang tidak berhati - hati dan menabrak dia, untungnya dia memegang aku tepat waktu, sebaliknya aku yang harus berterima kasih kepadanya, dan kenapa kamu mengatakannya seperti itu "
Mendengar perkataan wanita berambut panjang, tatapan laki - laki tampan yang bernama Jack Cassio itu baru menjadi hangat, hanya saja tatapannya ke aku tetap dingin.
"Ayo jalan, adik seperguruan. Semakin kacau tempatnya, maka semakin banyak laki - laki dengan pikiran jahat mencari kesempatan memanfaatkan keadaan, kamu harus berhati - hati." Kata Jack, dengan sengaja melihat ke aku sebentar, lalu membawa wanita berambut panjang pergi.
Wanita berambut panjang sebelum pergi melihat sebentar ke aku, tersenyum dan menganggukkan kepala.
Senyuman itu seperti semacam angin musim seni yang meniup ke wajah, sangat indah, membuat pikiran orang menjadi beriak tanpa bisa ditahan.
Kedua orang telah pergi, dan mencari tempat dibelakang berdiri dengan tegap.
Sisi aku sini sedikit linglung, hanya merasa wanita berambut panjang itu lembut dan cantik.
"Wanita tadi sangat cantik, mirip seperti seorang wanita cantik yang klasik." Komentar Ladira dari samping.
"Iya." Aku menjawab tanpa sadar.
"Wenas, apakah kamu telah jatuh hati kepadanya." Tanya Ladira lagi.
Aku tertegun sebentar, dan melihat ke Ladira, menyadari raut wajah Ladira terlihat sedikit salah, segera berkata : "Bagaimana mungkin, itu hanya murni mengapresiasi saja."
Ladira melihat sebentar ke aku, tampak seperti ingin berkata namun berhenti lagi, pada akhirnya tidak berkata.
Acara pembukaan berlangsung hampir satu jam, dalam acara, banyak pemimpin asosiasi wushu berkata memberi sambutan, mengatakan tujuannya adalah menyeleksi talenta untuk negara.
Setelah acara pembukaan berakhir, kami bersiap untuk kembali.
Arif mengeluarkan usulan, berkata : "Aku baru pertama kali datang ke Kota C, dengar - dengar pasar malamnya sangat ramai, ayo kita pergi keliling - keliling."
Usulan dia ditanggapi oleh banyak orang, banyak yang berkata mengiyakan, dan juga melihat ke arah Instruktur louis.
Instruktur louis berkata : "Aku tidak melarang kalian keluar bersenang - senang, menjelang ujian, sedikit relaksasi baik untuk pertandingan resmi besok, tapi ingat, tidak bisa minum, apalagi bermain pelacur, mengerti ?”
semuanya senang, menjawab mengerti dengan serentak.
"Jam sebelas malam, aku akan memeriksa setiap kamar kalian, jika pada saat itu kalian masih belum kembali, maka tidak perlu berpartisipasi dalam kompetisi besok." Kata Instruktur louis dengan dingin.
Semuanya terkejut takut dan segera berkata berjanji mengiyakan.
"Bang Wenas, Ladira, kesempatan yang langka, kalian bisa berkeliling bersama.” Arif berkata kepada aku dan ladira sambil tersenyum.
"Jangan salah paham, aku dan Wenas tidak ada apa - apa." Ladira berkata dengan wajah merah.
Arif tertawa berkata : "Mengerti, mengerti, tidak perlu di jelaskan, kami semua ngerti. Saudara - saudara, aku kita pergi bersenang - senang, jangan jadi nyamuk bagi mereka."
Arif setelah selesai berkata, lalu pergi.
Sedangkan untuk siswa kelas dua dan tiga, setelah saat keluar dari gedung sudah tidak bersama kami, sejak awal sudah pisah masing - masing.
Sebentar kemudian, hanya tersisa aku dan Ladira, dan juga Instruktur louis bertiga.
Instruktur louis berkata : "Kalian bersenang - senanglah, aku pulang tidur dulu."
Dia menggunakan tatapan ambigu melihat ke kami, lalu pergi, membuat aku sedikit merasa tidak tahu harus bagaimana.
Kali ini khawatirnya Instruktur louis juga ikut salah paham hubungan aku dengan Ladira.
Aku melihat sebentar ke Ladira.
Wajah Ladira sedikit merona, berkata : "Ayo kita pergi keliling ke pasar malam, aku belum pernah pergi keliling pasar malam Kota C."
Tempat paling ramai di Kota C berada di Plaza Binjani.
Kami naik taksi kesana, Plaza Binjani ternyata sangat ramai, bertepatan dengan festival lentera, di atas jalan tergantung berbagai macam lentera, lampion dengan ukuran berbeda terlihat sangat indah.
Pemandangan cahaya yang indah menarik banyak perhatian laki - laki dan wanita muda.
Terdapat senyuman gembira di wajah Ladira, dan ingin berfoto dengan aku.
Aku sedikit tidak terbiasa, selain itu juga tidak suka selfie, tetapi pada akhirnya tetap menyetujuinya.
Ladira mengandeng tangan aku, tangannya membuat bentuk peace, atau mulutnya membentuk duckface merapat disamping aku, dan atau merangkul leher aku dari belakang, tentu saja latar belakang dari masing - masing pose tersebut adalah pemandangan cahaya yang penuh warna dan ramai.
Saat berfoto, Ladira menyuruh aku sebisa bisa menampilkan senyuman, aku tersenyum dengan canggung, dan untungnya sudah selesai menemaninya foto.
Melihat foto dalam hpnya, Ladira menggunakan Efek beautiful untuk foto, hasil fotonya sangat bagus, dari foto saja terlihat kami seperti pasangan sesungguhnya.
"Wenas, aku ingin makan ice cream." Setelah selesai foto, Ladira berkata kepada aku sambil tersenyum.
"Cuaca sudah sejuk, makan ice cream apaan. " Kata aku.
Meskipun iklim Kota C dan Kota A sama, tapi sekarang sudah bulan januari, cuara sedikit berubah menjadi sejuk, perkiraan saat tahun baru imlek akan mulai dingin.
Ladira terus meminta, menyuruh aku mentraktirnya makan ice cream.
Pada akhirnya aku hanya bisa menyetujuinya, dan membeli dua buah ice cream, masing - masing satu.
Ladira sangat senang, mengandeng tangan aku, sambil berkeliling sambil memakan ice cream.
Kemudian kami lapar, dan mencari sebuah restoran untuk makan, alhasilnya bertemu dengan dua orang yang tidak asing didepan pintu restoran, ternyata adalah wanita berambut panjang dan abang seperguruan dia Jack yang aku temui di tempat pertandingan satu jam lebih lalu.
"Sangat kebetulan, kalian juga sedang berkeliling?" Tanya aku sambil tersenyum.
Wanita berambut panjang sedikit tersenyum : "Benar, memang sangat kebetulan."
Jack mendengus : "Menurut aku kamu sengaja membuntuti adik seperguruan aku bukan."
Maksud perkataan Jack sangat terlihat jelas, aku masih belum berkata, Ladira yang disamping sudah tidak tahan lagi : "Sangat lucu, kamu kira adik seperguruan kamu dewi ? Membuntuti ? Konyol sekali kami membuntuti dia. "
Jack tertegun sejenak, saat setelah melihat Ladira, matanya tiba - tiba berbinar, dan tertawa : " Wanita cantik jangan salah paham, aku tidak mengatai kamu. "
"Mengatai pacar aku juga tidak boleh." Kata Ladira dengan marah.
Mendengar hubungan kami adalah sepasang kekasih, ekspresi Jack sedikit berubah jadi hangat : "Maaf, aku hanya bercanda saja. "
Wanita berambut panjang berkata : "Jack, kamu jangan suka berkata sembarangan. Tuan ini tadi menolong aku, bisa saling bertemu tentu karena berjodoh, ayo kita masuk makan bersama."
Aku tiba - tiba berkata iya.
Kami berempat masuk kedalam restoran bersama, aku dan Ladira duduk bersama, wanita berambut panjang dan Jack duduk bersama.
Kami saling memperkenalkan diri.
Ternyata wanita berambut panjang itu bernama Mikasa Marie, dan keduanya adalah orang kota B, dan belajar seni bela diri di sekolah seni bela diri yang bernama Dojo Haibei.
Kenyataannya ayah Mikasa ternyata adalah seorang pedagang, kemudian bisnisnya bangkrut dan hampir bunuh diri, lalu di nasehati oleh seorang pendeta Tao, pada akhirnya mengikut pendeta Tao ke gunung untuk berlatih, bahkan juga membawa putrinya naik ke gunung bersama.
Melihat Jack begitu peduli dengan Mikasa, mungkin dia menyukainya.
Tentu saja, kami semua tidak terlalu banyak bicara.
Mikasa lalu bertanya lagi darimana asal kami.
Aku juga menjawab dengan jujur,
Jack setelah mendengar sedikit tersenyum : "Kami tidak pernah mendengar Dojo Itaewon, seharusnya sangat kecil bukan. "
Melihat intonasinya dalam berbicara, tersirat semacam rasa sombong dan menghina, aku berkata dengan acuh : "Ketenaran tidak bergantung pada apapun, melainkan faktor didalamnya."
"Aku sebaliknya tidak melihat ada sesuatu didalamnya, hanya sekelompok orang biasa saja." Kata Jack dengan acuh.
Mikasa mengerutkan alis, dan memutar bola mata putih ke Jack : "Jack."
Jack seketika tidak berkata lagi.
Kami sedang memesan menu, ada beberapa laki - laki muda berjalan masuk, berteriak : "Pelayan, kami jumlahnya empat orang, carikan kami ruang pribadi yang bagus."
Aku menoleh melihat, dan mengerutkan kening, ternyata adalah orang Dojo Jangga, Miwa dan lainnya.
Novel Terkait
My Superhero
JessiSi Menantu Buta
DeddyThat Night
Star AngelWahai Hati
JavAliusUangku Ya Milikku
Raditya DikaHidden Son-in-Law
Andy LeePergilah Suamiku
DanisMy Beautiful Teacher×
- Bab 1 Mengintip
- Bab 2 Katup Air Rusak
- Bab 3 Minum Anggur
- Bab 4 Gerakan Di Kamar Mandi
- Bab 5 Pengakuan Di Atas Gunung
- Bab 6 Kesalahpahaman Larut Malam
- Bab 7 Dalam Jangkauan
- Bab 8 Asis Yang Kesal
- Bab 9 Tidak Tau Diuntung
- Bab 10 Peminat Sewa Yang Baru
- Bab 11 Godaan Fela
- Bab 12 Wanita Muda Yang Berseni
- Bab 13 Orang Aneh
- Bab 14 Pengalaman Hidup
- Bab 15 Toilet Wanita
- Bab 16 Dadanya Membesar
- Bab 17 Mengobrol
- Bab 18 Pertunjukan Pinggir Jalan
- Bab 19 Gedung Pengajaran
- Bab 20 Bar Romantis
- Bab 21 Membuat Masalah
- Bab 22 Terluka
- Bab 23 Belum Mulai pun Sudah Berpisah
- Bab 24 Panggil Aku Kakak
- Bab 25 Tiga Lembar Tiket Bioskop
- Bab 26 Kesalahan Adalah Kesalahan
- Bab 27 Mantan Pacar Fela
- Bab 28 Gym Seni Bela Diri
- Bab 29 Pelatih Yang Keras
- Bab 30 Keterampilan Khusus
- Bab 31 Sisi Lain Ramya
- Bab 32 Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 33 Memecahkan Kesalahpahaman
- Bab 34 Merasa Tercerahkan
- Bab 35 Bobby
- Bab 36 Bertarung
- Bab 37 Berpikiran sempit
- Bab 38 Serangan balik putus asa
- Bab 39 Luar dingin dalam panas
- Bab 40 Kecelakaan
- Bab 41 Persyaratan Asis
- Bab 42 Penemuan Theo
- Bab 43 Bergegas Ke Hotel
- Bab 44 Tidak Tahan Lagi
- Bab 45 Tertangkap Basah
- Bab 46 Memilih Untuk Memaafkannya
- Bab 47 Pencuri
- Bab 48 Menggeledah Tubuh
- Bab 49 Orang Yang Benar Akan Bersikap Benar
- Bab 50 Rencana Gagal
- Bab 51 Penyewa Baru
- Bab 52 Guru Tony
- Bab 53 Diva Masa Depan
- Bab 54 Curahan Hati
- Bab 55 Teknik Pedang
- Bab 56 Reuni Teman Sekolah
- Bab 57 Menunjukkan keterampilan bela diri
- Bab 58 Tiga pengawal
- Bab 59 Rizal Membuat Onar
- Bab 60 Keputusan yang menyakitkan
- Bab 61 Mabuk
- Bab 62 Negosiasi
- Bab 63 Pesan Terakhir
- Bab 64 Harapan Yang Tinggi
- Bab 65 Undangan Dari Lastri Wahyuni
- Bab 66 Bertemu Ramya Lagi
- Bab 67 Mencambuk Wanita
- Bab 68 Mengajari Awang
- Bab 69 Listrik Putus
- Bab 70 Hal Yang Aneh
- Bab 71 Kehilangan Akal Sehat
- Bab 72 Bahu Yang Bisa Disandar
- Bab 73 Panggilan Telepon Dari Hafid Waka
- Bab 74 Tamu Yang Tidak Diundang
- Bab 75 Dojo Jangga
- Bab 76 Lebih Mudah dan Terampil
- Bab 77 Peringatan Instruktur Louis
- Bab 78 Membayar
- Bab 79 Meminta Maaf Dengan Canggung
- Bab 80 Panti Asuhan
- Bab 81 Semangkuk Sup Daging
- Bab 82 Pengakuan Cinta Yang Sangat Mendadak
- Bab 83 Ditangkap
- Bab 84 Serangan Diam-Diam
- Bab 85 Membuat Masalah Pada Saat Putus Asa
- Bab 86 Memotong Alat Kelamin
- Bab 87 Kematian Awang
- Bab 88 Kompetisi Bela Diri Nasional
- Bab 89 Dompet Dicuri
- Bab 90 Acara Pembukaan
- Bab 91 Bertemu Adalah Jodoh
- Bab 92 Ada Yang Menyewa Tempat
- Bab 93 Rayakan Ulang Tahun Guru
- Bab 94 Tinju Satu Inchi
- Bab 95 Kompetisi Secara Resmi
- Bab 96 Lawan Di Babak Pertama
- Bab 97 Kekuatan Yang Hebat
- Bab 98 Mengubah Kekalahan Menjjadi Kemenangan
- Bab 99 Shao Lin Chang Quan
- Bab 100 Mencapai Ketenangan
- Bab 101 Tidak Mau Kalah
- Bab 102 Menang
- Bab 103 Sahabat Baik, Anita
- Bab 104 Memandang Rendah
- Bab 105 Mendapatkan Ucapan Selamat Tinggal
- Bab 106 Kakak dari Ardi
- Bab 107 Teknik Pedang Mematikan
- Bab 108 Takdir
- Bab 109 Aura Pembunuh
- Bab 110 Petarung Yang Kuat
- Bab 111 Tiga Puluh Empat Besar
- Bab 112 Teknik Bantingan Dan Pelepasan Tulang