My Beautiful Teacher - Bab 93 Rayakan Ulang Tahun Guru

"Oh, ternyata kamu ada guru dari asosiasi bela diri, sepertinya sangat luar biasa. Ternyata kamu juga merupakan orang yang mempelajari seni bela diri" Decky menatap ke Diego dengan tatapan penuh penghinaan.

Diego mengangguk: "Kebetulan mau berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri nasional pada besok"

"Sialan, kamu mengira dirimu sangat luar biasa hanya karena mengetahui seni bela diri? Bahkan sampai menyewa seluruh tempat? Tingkah laku kamu ini sedang menantang publik. Kalau berani kita berdua lawan, kalau kamu menang, kami akan segera pergi dari sini. Kalau kamu kalah, jangan banyak bergaya dan pulang ke rumahmu" Decky berkata dengan dingin.

Pada saat itu, seorang pria gemuk yang mengenakan jas bergegas kemari dengan tubuh yang keringat, pria itu berkata dengan cemas: "Semuanya jangan berisik dulu. Di antara ini pasti ada salah paham. Benar-benar sangat maaf. Tuan Maisto, ada angin apa yang membawamu kesini? Kenapa tidak memberi tahu duluan agar saya bisa mendidik para karyawanku yang kurang mengerti situasi"

Setelah itu, pria gendut itu melangkah maju dan menawarkan sebatang rokok.

Diego melambaikan tangannya dan berkata: "Terima kasih, aku tidak merokok. Karyawan kamu sangat baik, mereka sangat bekerja sama dengan permintaan aku. Hanya saja para pelanggan ini sepertinya tidak begitu mengerti kenapa aku melakukan hal ini. Karena kamu sudah datang, tolong minta aku menjelaskan kepada mereka"

Pria gendut itu mengangguk dan berkata kepada Miwa beserta teman-temannya: "Maaf semuanya, aku adalah pemilik restoran ini. Nama saya Rocky. Masalahnya begini, gurunya tuan Maisto, yaitu mantan wakil ketua asosiasi seni bela diri nasional Tuan tua Chen akan merayakan ulang tahunnya di restoranku. Karena mereka tidak memberi tahu aku duluan, aku juga tidak jelas dengan masalah ini. Meskipun sudah agak terlambat, aku percaya semua orang bisa mengerti penghormatan seorang siswa kepada gurunya. Karena ingin gurunya merayakan ulang tahun di tempat yang memiliki suasana tenang, makanya Tuan Chen memilih untuk menyewa seluruh tempat pada saat ini. Kami minta kerja samanya. Aku tidak akan meminta pembayaran apa pun untuk makanan yang telah kalian pesan. Selain itu, setiap orang bisa mengambil satu set kado kecil. Tolong kerja samanya, benar-benar sangat maaf"

Kata-kata itu dikatakan kepada Miwa mereka dan juga semua pelanggan yang berada di aula.

Setelah melihat Diego dan mendengar kata-kata pemilik restoran, kemarahan para pelanggan pun mereda. Mereka berdiri dan berkata tidak apa-apa.

Sementara kami berempat juga tidak berkata apa pun, hanya berdiri di aula menyaksikan seluruh adegan ini.

Selanjutnya, pemilik restoran berbisik di telinga Miwa.

Siapa tahu Miwa tetap tidak mau mengalah: "Anaknya pebisnis terkaya di Kota C? Ada apa hubugannya dengan aku? Aku tidak peduli kalau dia anak orang kaya atau tidak. Kalau mau aku pergi, sesuai dengan kata Decky tadi, kami melawan kamu, kalau kamu menang, kami akan segera pergi. Kalau kamu kalah, tarik kembali kata-katamu mau menyewa tempat dan pulang ke rumahmu"

Melihat sikap Miwa yang tidak mau mengalah, Diego pun berkata: "Baik, kalau begitu mari kita belajar dari satu sama lain. Yang kalah akan pergi dari tempat ini"

Pada saat itu, seorang pria yang berjenggot abu-abu keluar dari sebuah ruangan. Dia terlihat sangat tua tetapi kulit wajahnya berwarna merah dan terlihat masih sangat energetik dan kuat.

Di belakang pria tua itu terdapat dua pria gagah berbaju hitam, mereka memakai kacamata dan terlihat seperti petugas keamanan.

"Guru, kenapa anda keluar? Ayo masuk dulu. Aku akan menyelesaikan masalah ini dan segera pergi menemani kamu" Diego berkata dengan nada suara penuh hormat.

"Hahaha, sebenarnya tidak perlu melakukan begitu banyak. Aku mendengar semua percakapan tadi. Ada pelanggan bisa membuat suasana lebih ramai. Tidak apa-apa. Diego, tidak perlu sampai menyewa tempat"

"Tidak boleh begitu. Anda alergi terhadap suara bising, meskipun ada pakai penutup telinga, aku tetap merasa sangat khawatir. Tunggu sebentar, aku pasti akan menguru s semua ini dengan baik." Diego berkata.

Sementara Decky yang berada di sebelah sudah terlihat tidak sabar, "Hei, apakah masih mau tanding? Kalau tidak mau jangan memalukan diri sendiri di sini"

"Baik, kalau kalian ingin menggunakan cara seperti ini untuk menyelesaikan urusan ini, aku akan menuruti keinginan kalian. Tolong kecilkan suara kalian, telinga guruku ada sedikit masalah, dia tidak boleh mendengar suara yang terlalu kuat"

"Tidak apa-apa, aku ada memakai penutup telinga" Tuan tua Chen berkata. Tampaknya dia juga lumayan ingin melihat Diego lawan Decky mereka.

Kedua pihak membuat kesepakatan, di tanding kali ini pihak Miwa memiliki dua kali kesempatan. Kalau Decky kalah, Miwa boleh menggantikan dia untuk lanjut bertanding.

Decky berkata dengan penuh gaya bahwa tanding ini hanya memerlukan dia seorang.

Melihat kedua pihak mau bertanding, para tamu yang ingin menonton pun minggir ke samping untuk menyisakan ruang di tengah.

Para pelayan juga menggeserkan meja dan kursi yang berada di bagian tengah ke samping.

Aku berdiri di tengah keramaian, ingin meminjam kesempatan ini untuk melihat Miwa yang telah sembuh dari lukanya memiliki kemampuan yang seberapa kuat.

Sebelum tanding dimulai, Jack sudah berkata: "Seniman bela diri dari Kota A benar-benar sangat tidak tahu diri. Jangankan guru Diego adalah mantan wakil ketua asosiasi bela diri, Tuan tua Chen yang terkenal di seluruh kota. Kalaupun guru Diego adalah orang biasa, tidak akan ada orang yang begitu berani untuk menantangnya. Meskipun Diego baru belajar seni bela diri selama 8 bulan, talenta yang dia miliki sangat luar biasa. Guruku memuji Diego adalah seorang genius ketika dia hanya menjumpai Diego sebanyak dua kali. Diego adalah saingan kuat yang berada di finalis peringkat pertama. Hanya dengan dua seniman bela diri kecil yang berasal dari Kota A, dua orang ini benar-benar tidak bisa menjadi saingan Diego"

Meskipun aku juga tidak menyukai Miwa dan Dekcy Heng, tetapi sikap Jack selalu mendeskripsi kami dengan kata-kata 'kalian yang dari Kota A', 'petarung kecil' beserta gayanya yang tinggi hati dan memandang rendah petarung dari Kota A membuat aku merasa sedikit marah.

"Kenapa? Apakah kamu menganggap petarung dari Kota A sangat buruk dan tidak berkemampuan?" Aku bertanya.

"Haha" Jack tidak menjawab pertanyaanku secara terus terang, malahan dia berkata: "Kota C adalah kampung para seniman bela diri yang terknal. Kalau tidak, meskipun sebagai ibu kota, kesempatan Kota C dipilih menjadi salah satu tempat untuk mengadakan kompetisi bela diri nasional juga sangat rendah. Tidak berkata semua orang Kota C pandai seni bela diri, tetapi semua orang di sini sangat mementingkan seni bela diri. Tidak seperti kalian Kota A, benar-benar hanya bermain saja. Tidak ada asyiknya jika berbanding dengan kalian"

Kali ini tidak hanya aku, tetapi Ladira juga merasa tidak senang: "Kalau begitu, kalian adalah terbaik Kota C"

"Tentu saja." Jack berkata dengan bangga.

Sementara Mikasa yang berada di samping pun sibuk berkata: "Maaf ya, Jack memang begitu, tidak berpikir sebelum berkata, dia suka mencari masalah. Kalian jangan peduli kepadanya."

Setelah mendengar kata-kata Mikasa, kemarahan kami baru sedikit mereda dan kami tidak mempedulikan Jack lagi.

Hanya saja, aku merasa sedikit emosi di dalam hati.

Berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri nasional, kami tidak hanya mewakili Dojo Itaewon kami sendiri, pada saat yang sama kami juga mewakili seniman Kota A. Kalau kami terlalu cepat kalah dalam kompetisi, seniman lain yang berasal dari Kota A juga akan merasa malu.

Jadi, mau bagaimanapun, meskipun kami akan kalah, kami tetap harus berusaha sampai akhir.

Pada saat aku sedang berpikir tentang hal ini, kedua pihak sudah melangkah ke depan, saling memperkenalkan diri, memegang tinju kemudian Decky pun bergegas melangkah ke Diego.

Kecepatan dan kekuatan Decky mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat berbanding dengan pertandingan bersamaku kemarin. Sepertinya pada baru-baru ini tidak hanya kami yang mengalami peningkatan, Miwa dan Dekcy Heng mereka juga mengalami kemajuan yang sangat besar.

Decky mempersempit jarak antara kedua pihak dengan kecepatan tercepat, kemudian melambaikan pukulan ke wajah Diego.

Ekspresi Diego terlihat sangat santai. Sebelum kami semua sempat bereaksi, Diego sudah berhasil menghindar pukulan Decky. Selanjutnya dia melambaikan telapak pisau dengan kecepatan sebanding dengan kilat yang tidak memberi lawan kesempatan untuk bereaksi. Pukulan Diego jatuh di bagian belakang leher Decky.

Tubuh Decky bergetar, dia jatuh ke atas lantai dan tidak bisa bergerak.

Teknik Diego membuat semua orang merasa terkejut, termasuk aku dan Ladira.

Tidak ada yang menyangka Diego bisa menggunakan cara seperti ini membuat Decky kehilangan kemampuan untuk melawan secara total.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu