My Beautiful Teacher - Bab 30 Keterampilan Khusus
Dimarahi oleh Instruktur Louis, hatiku menjadi kesal dan tidak menyangka aku akan bertemu dengan musuh.
Aku mencibir: "Kenapa, kalian ingin bertindak di tengah jalan? Oke, aku akan menelepon polisi sekarang!"
Aku tahu aku bukan lawan dari orang-orang ini, jadi aku segera mengeluarkan ponsel dan ingin memutar nomor 110, tetapi tidak sangka lelaki gemuk itu mengulurkan tangan dan meraih ponselku.
Untungnya aku pegang erat-erat dan ponsel tidak direnggut olehnya.
Pria gemuk itu sangat marah: "Kamu berani memanggil polisi, kamu benar-benar mencari mati!"
Dia ingin memukul wajahku dengan tinjunya.
Setelah berlatih bela diri selama seminggu, reaksiku jauh lebih cepat, melihat tinjunya terayun kemari, aku buru-buru mundur dua langkah dan menghindari pukulannya.
“Ayok, pukul dia!” Pria gemuk itu memberi perintah, dan orang-orang di sebelahnya bergegas ke arahku.
Hatiku terkejut, dan terpikir situasi tragis ketika aku dipukul malam itu.
Tanpa diduga, pada saat kritis, sesosok keluar dari samping dan menendang preman yang bergegas ke arahku lebih dulu.
Hanya dengan satu tendangan, dia menendang pihak lain dan menjatuhkannya dengan dua temannya.
Kemudian sosok itu bergegas ke kerumunan.
Dia pria paruh baya pendek dan kokoh, setengah kepala lebih pendek dariku, siapa lagi kalau bukan Instruktur Louis?
Seorang pria menghantam wajahnya dengan sebuah pukulan, tetapi berhasil dihindari oleh tubuh pendek Instruktur Louis, kemudian mengambil kesempatan ini meraih pergelangan tangan lawan dan meninju di bawah ketiaknya.
Raut wajah pria itu tiba-tiba berubah, tubuhnya gemetar, kemudian dia menerima pukulan lagi di perut bagian bawah, kemudian dia terlihat memegangi perutnya dan jatuh berguling di tanah.
Seorang preman ingin menyerang dari sisi lainnya dan menendangnya.
Namun kaki Instruktur Louis mengayun terlebih dahulu, dan mereka terhuyung-huyung, Instruktur Louis menendang lutut lawan.
Dengan jeritan, pria itu jatuh ke tanah, memegangi lututnya karena sakit.
Saat berikutnya, Instruktur Louis berlari ke depan, meninju ke kiri dan ke kanan, dan memukul wajah pria jangkung.
Sebelum pria itu bisa bereaksi, dia sudah jatuh ke tanah dan kehilangan kekuatan tempurnya.
Hanya pria gemuk yang tersisa.
Dia ketakutan dengan tindakan mendadak Instruktur Louis, terkejut dan marah, dia meraung dan bergegas menuju Instruktur Louis.
Instruktur Louis mendengus dingin dan menghindar ke samping.
Pria gemuk itu melemparkan dirinya ke udara, dan malah ditendang oleh Instruktur Louisdi bokongnya.
Pria gemuk itu sama sekai tidak stabil lagi, dan terhuyung-huyung ke arahku.
Tentu saja aku tidak akan sopan dengannya, aku mengambil kesempatan ini untuk mengangkat kaki dan menendang perutnya yang gemuk dengan keras.
Pria gendut itu ditendang dan kehilangan kekuatan lagi, dia mencengkeram perutnya dan jatuh ke tanah sambil mengerang sedih.
Melihat hanya dalam waktu kurang dari satu menit, Instruktur Louis menjatuhkan sekelompok preman ke tanah dan tidak bisa bangun lagi, aku terkejut dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Saat ini, sudah banyak orang yang datang melihat.
Instruktur Louis mungkin tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tidak berencana untuk memanggil polisi, jadi dia membawa aku untuk meninggalkan tempat itu dengan cepat.
Akhirnya, kami sampai di tempat yang lebih sepi, aku memandangnya dengan segan, setengah jam yang lalu, kami bertengkar tentang terlambat, dan aku tidak sangka akan diselamatkan olehnya sekarang.
Aku ingin bertanya bukankah dia ada kelas sekarang, bagaimana dia bisa datang ke sini, tetapi aku malu untuk berbicara.
Instruktur Louis sepertinya tahu apa yang aku pikirkan, dan dengan tenang berkata: "Cari tempat duduk, kita bicarakan baik-baik."
Kami duduk di toko KFC di pinggir jalan, Instruktur Louis berkata terlebih dahulu: "Apakah kamu tahu mengapa aku keluar untuk mencari kamu?"
Aku menggelengkan kepalaku, amarah di dalam hatiku terhadap Instruktur Louis telah hilang.
“Ayahku bilang sifat aku terlalu pemarah, hehe, jujur saja, awalnya aku enggan keluar untuk mencarimu, tapi aku tidak bisa menolak perintah ayahku. Setelah aku keluar, aku terus berpikir, memang, aku melakukan sesuatu yang salah, aku terlalu keras, dan aku tidak memiliki kesadaran untuk membuka pintu untuk melakukan bisnis. Maaf, aku minta maaf kepadamu. "
Mendengarkan Instruktur Louis berinisiatif untuk meminta maaf, aku bahkan lebih segan, dan langsung berkata: "Aku juga melakukan kesalahan, bagaimanapun, kalian membuka sasana seni bela diri, dan pasti akan sangat menaati peraturan, aku berjanji tidak akan terlambat lagi."
Instruktur Louis mengangguk dan berkata, "Kembali dan lanjutkan kelas."
Aku segera setuju.
Dalam perjalanan pulang, aku tidak bisa menahan dan berkata: "Instruktur Louis, kamu benar-benar hebat, sekelompok preman itu bahkan tidak bisa menahan dengan dua tendangan kamu, sudah berapa tahun kamu berlatih seni bela diri?"
“Saat aku berumur 5 tahun, ayahku sudah memaksa aku untuk memulai seni bela diri,” kata Instruktur Louis sambil tersenyum pahit.
Kata-katanya ini membuat harapanku seketika menghilang.
Dalam kehidupan nyata, bisa bertemu dengan master sejati seperti Instruktur Louis ini sudah sangat luar biasa bagiku, apalagi aku telah menjadi muridnya.
Awalnya aku pikir di bawah bimbingannya, hanya masalah waktu sebelum aku bisa mengembangkan skill yang sama dengannya, mendengar dia berkata demikian, aku langsung putus asa.
"Oh iya, siapa orang-orang itu dan bagaimana mereka bisa bertentangan dengan kamu?"
"Sekelompok preman, mereka pernah mencari masalah dengan pacarku ketika dia bekerja di bar, mereka juga pernah menghajar aku sebelumnya, aku tidak menyangka akan bertemu dengan mereka hari ini. Jika bukan karena kamu muncul tepat waktu, takutnya aku akan dipukuli lagi."
Instruktur Louis berkata: "Kalau begitu kamu harus belajar seni bela diri dengan lebih serius lagi, bahkan jika kamu tidak bisa mengalahkan mereka di masa depan, tetapi setidaknya kamu memiliki kemampuan untuk melindungi diri sendiri dan pacarmu."
Aku segera mengangguk dan berkata, "Ya, setelah melihat seni bela diri kamu, bahkan jika Instruktur Louis memarahiku di masa depan, aku tidak akan membantah lagi."
Setelah berbicara, kami berdua tertawa bersama.
Ketika kami kembali ke sasana seni bela diri, Tuan Louis sedang melakukan Latihan untuk murid-muridnya.
Melihat kami kembali, Tuan Louis tersenyum, meminta maaf kepada aku, dan memarahi Instruktur Louis dengan keras, berkata: "Sikap anak brengsek ini memang sangat buruk sejak dia masih kecil, dan terkadang dia juga akan marah kepada aku, jadi aku berharap kamu tidak keberatan. "
Aku buru-buru bilang tidak apa-apa, itu salah aku juga.
Kemudian, aku terjun ke pelatihan seni bela diri, melihat Instruktur Louis di depan yang mengajari kami, aku memiliki perasaan yang sangat berbeda.
Perasaan seperti ini tidak bisa dikatakan, tapi menurut aku dia sangat hebat, setiap pukulan dan setiap tendangan bisa memiliki efek yang mengejutkan.
Pada saat istirahat, Tuan Louis tampaknya khawatir aku masih memiliki keluhan, dia berjalan sambil tersenyum dan berkata, "Wenas, kamu punya waktu tidak, temani kau rokok sebentar."
Kami merokok di toilet, dan Herman berkata, "Tahukah kamu mengapa Jimmy begitu marah karena kamu terlambat?"
Awalnya aku mengira itu adalah karakter Instruktur Louis yang mudah tersinggung, tetapi ketika Herman mengatakan itu, sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan, jadi aku menggelengkan kepala.
"Izinkan aku menceritakan sebuah kisah padamu. Sebenarnya, ketika Jimmy masih muda, dia bertugas di ketentaraan selama beberapa tahun, karena kemampuan bertarungnya yang kuat, dia juga memenangkan beberapa kejuaraan tempur gratis yang diadakan oleh tentara, jadi dia tampak agak muda dan sembrono. Karena kemampuannya yang luar biasa, dia terpilih menjadi pasukan operasi khusus nasional. Pada saat itu, semua orang di dalam pasukan itu jauh lebih baik darinya, yang menyebabkan Jimmy merasakan pukulan yang keras. Namun, ada seorang pria yang selalu menghiburnya dan memberi dia banyak dorongan, kemudian mereka menjadi sahabat, dan hubungan mereka sangat baik sampai tidak bisa dideskripsikan. Namun dalam misi pertempuran, Jimmy terlambat lima menit ke lokasi karena ketiduran, Alhasil, sahabatnya yang baik itu mengalami kecelakaan dan ditembak mati oleh musuh, meski kemudian musuh ditangkap oleh mereka, dan Jimmy juga membalas dendam untuk sahabatnya, tetapi dia diusir dari ketentaraan karena kelalaian. Dia selalu merasa sahabatnya bisa dibunuh itu karena keterlambatan dia, sehingga dia selalu membenci orang yang terlambat."
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiMy Perfect Lady
AliciaSee You Next Time
Cherry BlossomUnperfect Wedding
Agnes YuBack To You
CC LennySomeday Unexpected Love
AlexanderLoving Handsome
Glen ValoraMy Beautiful Teacher×
- Bab 1 Mengintip
- Bab 2 Katup Air Rusak
- Bab 3 Minum Anggur
- Bab 4 Gerakan Di Kamar Mandi
- Bab 5 Pengakuan Di Atas Gunung
- Bab 6 Kesalahpahaman Larut Malam
- Bab 7 Dalam Jangkauan
- Bab 8 Asis Yang Kesal
- Bab 9 Tidak Tau Diuntung
- Bab 10 Peminat Sewa Yang Baru
- Bab 11 Godaan Fela
- Bab 12 Wanita Muda Yang Berseni
- Bab 13 Orang Aneh
- Bab 14 Pengalaman Hidup
- Bab 15 Toilet Wanita
- Bab 16 Dadanya Membesar
- Bab 17 Mengobrol
- Bab 18 Pertunjukan Pinggir Jalan
- Bab 19 Gedung Pengajaran
- Bab 20 Bar Romantis
- Bab 21 Membuat Masalah
- Bab 22 Terluka
- Bab 23 Belum Mulai pun Sudah Berpisah
- Bab 24 Panggil Aku Kakak
- Bab 25 Tiga Lembar Tiket Bioskop
- Bab 26 Kesalahan Adalah Kesalahan
- Bab 27 Mantan Pacar Fela
- Bab 28 Gym Seni Bela Diri
- Bab 29 Pelatih Yang Keras
- Bab 30 Keterampilan Khusus
- Bab 31 Sisi Lain Ramya
- Bab 32 Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 33 Memecahkan Kesalahpahaman
- Bab 34 Merasa Tercerahkan
- Bab 35 Bobby
- Bab 36 Bertarung
- Bab 37 Berpikiran sempit
- Bab 38 Serangan balik putus asa
- Bab 39 Luar dingin dalam panas
- Bab 40 Kecelakaan
- Bab 41 Persyaratan Asis
- Bab 42 Penemuan Theo
- Bab 43 Bergegas Ke Hotel
- Bab 44 Tidak Tahan Lagi
- Bab 45 Tertangkap Basah
- Bab 46 Memilih Untuk Memaafkannya
- Bab 47 Pencuri
- Bab 48 Menggeledah Tubuh
- Bab 49 Orang Yang Benar Akan Bersikap Benar
- Bab 50 Rencana Gagal
- Bab 51 Penyewa Baru
- Bab 52 Guru Tony
- Bab 53 Diva Masa Depan
- Bab 54 Curahan Hati
- Bab 55 Teknik Pedang
- Bab 56 Reuni Teman Sekolah
- Bab 57 Menunjukkan keterampilan bela diri
- Bab 58 Tiga pengawal
- Bab 59 Rizal Membuat Onar
- Bab 60 Keputusan yang menyakitkan
- Bab 61 Mabuk
- Bab 62 Negosiasi
- Bab 63 Pesan Terakhir
- Bab 64 Harapan Yang Tinggi
- Bab 65 Undangan Dari Lastri Wahyuni
- Bab 66 Bertemu Ramya Lagi
- Bab 67 Mencambuk Wanita
- Bab 68 Mengajari Awang
- Bab 69 Listrik Putus
- Bab 70 Hal Yang Aneh
- Bab 71 Kehilangan Akal Sehat
- Bab 72 Bahu Yang Bisa Disandar
- Bab 73 Panggilan Telepon Dari Hafid Waka
- Bab 74 Tamu Yang Tidak Diundang
- Bab 75 Dojo Jangga
- Bab 76 Lebih Mudah dan Terampil
- Bab 77 Peringatan Instruktur Louis
- Bab 78 Membayar
- Bab 79 Meminta Maaf Dengan Canggung
- Bab 80 Panti Asuhan
- Bab 81 Semangkuk Sup Daging
- Bab 82 Pengakuan Cinta Yang Sangat Mendadak
- Bab 83 Ditangkap
- Bab 84 Serangan Diam-Diam
- Bab 85 Membuat Masalah Pada Saat Putus Asa
- Bab 86 Memotong Alat Kelamin
- Bab 87 Kematian Awang
- Bab 88 Kompetisi Bela Diri Nasional
- Bab 89 Dompet Dicuri
- Bab 90 Acara Pembukaan
- Bab 91 Bertemu Adalah Jodoh
- Bab 92 Ada Yang Menyewa Tempat
- Bab 93 Rayakan Ulang Tahun Guru
- Bab 94 Tinju Satu Inchi
- Bab 95 Kompetisi Secara Resmi
- Bab 96 Lawan Di Babak Pertama
- Bab 97 Kekuatan Yang Hebat
- Bab 98 Mengubah Kekalahan Menjjadi Kemenangan
- Bab 99 Shao Lin Chang Quan
- Bab 100 Mencapai Ketenangan
- Bab 101 Tidak Mau Kalah
- Bab 102 Menang
- Bab 103 Sahabat Baik, Anita
- Bab 104 Memandang Rendah
- Bab 105 Mendapatkan Ucapan Selamat Tinggal
- Bab 106 Kakak dari Ardi
- Bab 107 Teknik Pedang Mematikan
- Bab 108 Takdir
- Bab 109 Aura Pembunuh
- Bab 110 Petarung Yang Kuat
- Bab 111 Tiga Puluh Empat Besar
- Bab 112 Teknik Bantingan Dan Pelepasan Tulang