My Beautiful Teacher - Bab 76 Lebih Mudah dan Terampil

Arif masih belum bereaksi, sebuah pukulan mengenai dadanya.

Bisa dilihat jika kekuatan tinju Decky lumayan kuat, tapi aku malah merasa lega.

Tadi aku masih berdebat dengan Arif, jika tidak menyerang titik vital, kemampuan melawan dia juga sangat kuat.

Dan ternyata, menerima pukulan Decky, ekspresi wajah Arif hanya berubah sedikit, dan langsung menarik kerah baju Decky.

Ekspresi wajah Decky berubah, mungkin dia tidak menyangka Arif memiliki kemampuan bertahan yang kuat, tidak apa-apa setelah menerima sebuah pukulan, dan masih bisa melakukan serangan balik, dia bergerak mundur ketakutan.

“Kemari, bukankah kamu sangat hebat” wajah Arif terlihat sangat percaya diri, berteriak dan menyerang lagi, melayangkan tendangan ke tubuh Decky.

Reaksi Decky benar-benar sangat cepat, dengan sebuah gerakan, langsung menghindari tendangan Arif, lalu dengan segera menyerang balik, melayangkan tendangan ke betis Arif.

Postur tubuh Arif gemuk, gerakan dia juga lebih canggung, betisnya yang ditendang oleh lawan, ekspresi wajahnya langsung berubah, dia sedikit terhuyung.

Decky terlihat senang, lalu melayangkan tendangan ke perut Arif lagi.

Bagaimanapun Arif adalah orang yang menang melawan murid yang sudah belajar selama lebih dari setahun, di antara kami, dia termasuk yang terbaik, ditendang oleh Decky dibagian perut, tubuhnya terhuyung tapi tidak terjatuh, tapi sebaliknya dia tiba-tiba memeluk kaki Decky itu, dan menarik keatas dengan sekuat tenaga.

Decky berteriak dan membalikkan badannya di udara, tidak disangka disaat itu, dia melayangkan dua tendangan berturut-turut, mengenai wajah Arif.

Arif berteriak kesakitan, tidak bisa bertahan lagi, akhirnya jatuh di atas lantai, wajahnya membengkak, hidungnya juga berdarah, tergeletak di atas lantai tidak bisa bergerak.

Di sisi lain, Decky yang tadi menendang dua kali berturut, dengan stabil mendarat di atas lantai, gerakannya sangat keren, dia tersenyum dingin menatap Arif yang tergeletak di atas lantai, berkata dengan datar: “Sampah adalah sampah, memiliki tubuh gemuk hanya bisa menjadi bantalan pukul untuk orang lain.”

Kata-kata Decky memancing emosi para murid, mereka menatap Decky.

Di sisi lain, Rudi dan Miwa juga sangat bangga, Rudi memperlihatkan senyum puas.

Miwa juga sedang meremas tinjunya, seperti sudah tidak sabar untuk bertanding.

Para murid baru ditempat kami ini walaupun merasa marah, tapi bahkan Arif sudah jatuh, maka tidak perlu untuk membahas orang lain lagi, walaupun marah juga tidak berdaya.

Arif masih belum bisa bangun, lalu aku dan Ladira maju, memapahnya untuk bangun.

Decky menyipitkan mata melirik Ladira, dengan cahaya redup di matanya, tertawa dan berkata: “Wajahmu cantik juga, tidak disangka tempat sampah seperti Dojo Itaewon ini masih ada murid yang begitu cantik, jangan-jangan sudah menjadi kesayangan guru.”

Selesai dia berbicara, Miwa juga ikut tertawa.

Wajah Ladira memerah, menggertakkan gigi berkata: “Tidak tahu malu”

Decky juga tertawa, berkata kepada Rudi: “Guru, biarkan Dojo Itaewon kita juga menerima murid perempuan, pria dan wanita saling mencocokkan, bekerja juga tidak akan lelah, benar tidak”

“Aku masih belum kalah, Decky, kita bertanding lagi” Arif mendorong aku dan Ladira, menggunakan celana menyeka darah dihidungnya, berkata dengan marah.

“Kamu benar-benar tidak akan menyerah sampai melihat kematian” Decky tertawa dingin, saat akan menyerang lagi, Instruktur Louis berdiri.

“Arif, kamu bukan lawan dia, sudah boleh mundur.” Instruktur Louis berkata serius.

“Tapi, bocah ini benar-benar sombong sekali, mulutnya tidak bisa mengucapkan kata-kata sopan” ucap Arif kesal.

“Sudahlah, mundur” Instruktur Louis sudah sedikit marah, berkata dengan dingin.

Arif hanya bisa mundur dengan tidak berdaya.

“Apakah Dojo Itaewon kalian tidak ada orang yang bisa berkelahi, banyak orang didalam, jangan-jangan tidak ada satu pun yang bisa mengalahkan aku, benar-benar sangat sampah” Miwa menjadi lebih bangga, dan mengabaikan makian dari Arif tadi.

“Instruktur Louis, biarkan aku mencoba.” Aku benar-benar tidak tahan lagi, melihat Arif yang mundur, aku langsung berdiri.

Kali ini, semua tatapan murid mengarah kepadaku, memperlihatkan sebuah tatapan penuh harap.

Tapi Ladira masih memperlihatkan tatapan cemas: “Wenas, apakah kamu bisa mengalahkan dia?”

“Bagaimana bisa tahu jika tidak mencoba.” Aku berkata

Instruktur Louis seperti menatapku dengan serius, sedikit mengangguk.

“Ayo, aku bertanding denganmu.” Aku menatap Decky dengan tenang dan berkata.

Decky menatapku dengan pandangan menghina, berkata dingin: “Kamu bahkan tidak sebanding dengan si gemuk itu.”

“Jangan banyak omong kosong, seperti wanita saja.” Aku berkata datar.

Decky marah: “Kamu katakan siapa wanita.”

“Hehe.” Aku tertawa, malas mempedulikan dia.

“Bocah busuk, cari mati.”

Kali ini Decky bahkan tidak melakukan etika dasar bela diri lagi, dia langsung menyerangku dengan kecepatan yang sangat cepat sambil berteriak marah.

Pandanganku menjadi fokus, melihat dia menendang dengan kuat, tubuhku bergeser, menghindari serangannya, lalu aku menyerang pinggangnya dengan sebuah tinju.

Reaksi Decky juga sangat cepat, disaat itu dengan segera bergerak mundur selangkah, menghindari seranganku, lalu melayangkan sebuah tendangan, mengarah ke wajahku.

Aku menunduk, menggunakan kesempatan ini untuk menendang selangkangannya.

Decky ketakutan sampai ekspresi wajahnya berubah, pada saat itu dia langsung menghentikan kakinya, bergerak mundur.

“Bocah, lumayan juga” tatapan mata Decky terlihat serius, lebih serius dari tadi, dia mendengus dingin, melanjutkan menyerangku.

Aku menghadapi setiap gerakan, dalam sekejap mata kami berdua sudah memiliki 10-an gerakan.

Dibandingkan bertanding dengan Bobby dan Rizal sebulan yang lalu, melawan Decky jauh lebih mudah.

Ini bukan karena Bobby dan Rizal lebih hebat dari Decky, tapi selama satu bulan, tapi karena latihan insentif yang terus menerus di segala aspek, membuat aku jauh lebih gesit, pengalaman juga menjadi lebih baik dari sebelumnya, jadi baru membuatku lebih mudah dan terampil.

Decky yang tidak bisa menyerang untuk waktu lama, ekspresi wajahnya sangat jelas terlihat cemas.

Secara bertahap, serangannya menjadi semakin kejam dan ganas, seperti seekor cheetah gila, membuat aku sedikit kewalahan.

Tapi semakin seperti itu, hatiku malah semakin tenang.

Walaupun serangannya menjadi lebih kejam, tapi dia menghabiskan lebih banyak kekuatan fisik, lebih mudah untuk memperlihatkan kelemahannya.

Dan benar saja, Decky menendang ke arah dadaku lagi, aku melihat waktu yang tepat, tubuhku menghindari tendangannya, lalu menyerang kembali ke selangkangannya.

Gerakannya menjadi kacau, kali ini tidak sempat untuk bereaksi, selangkangannya yang ditendang olehku, membuat dia berteriak keras, ekspresi wajahnya seperti hati babi, kedua tangannya menutupi selangkangannya, membungkuk kesakitan.

Aku tidak memanfaatkan kesempatan itu untuk menang, tapi berkata dengan tenang: “Tidak tahu tadi siapa yang memaki orang lain sampah, tapi sepertinya sekarang bahkan diri sendiri tidak sebanding dengan sampah.”

Ekspresi wajah Decky berubah dari merah menjadi putih, meringkuk di atas tanah seperti sebuah bola menutupi selangkangannya, tidak bisa menahan erangan, tidak ada lagi kekuatan untuk berbicara.

Miwa yang melihat itu buru-buru memapahnya berdiri, bertanya: “Adik, kamu tidak apa-apakah?”

Decky kesakitan sampai tidak bisa berbicara lagi.

Miwa membiarkan dia untuk duduk disamping dan beristirahan, lalu maju ke depan, berkata dingin: “Bocah busuk, biarkan aku baik-baik mengajarimu”

“Mengaku sebagai Dojo Jangga, bahkan tidak bisa menang melawan murid Dojo Itaewon kecil seperti kamu, lebih baik ganti nama saja menjadi Dojo Janggal.” Aku mencibir dingin.

Aku memandang semua orang dari sudut matanya, menyadari tatapan mata Instruktur Louis terlihat lega, sementara murid lain mengepalkan tinju mereka, terlihat sangat bersemangat.

Arif saat ini juga sudah membaik, tidak tahan untuk berteriak: “Wenas, bagus sekali”

Ekspresi wajah Rudi menjadi hijau, berkata kepada Miwa: “Bocah ini tidak mudah, kamu berhati-hati sedikit.”

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu