My Beautiful Teacher - Bab 35 Bobby

“Bertarung?” Aku tertegun sejenak.

"Ya, ini semua adalah siswa lama yang telah belajar selama setahun, kata lebih baik adalah belajar, tetapi kata lebih buruk adalah bertarung dan memberi nasihat, biarkan mereka membimbing kita."

Saat Ladira sedang berbicara, seorang pemuda tinggi dan tampan datang, tersenyum dan menyapa: "Halo, Ladira!"

Ladira segera mengerutkan kening, tetapi segera tersenyum dan mengangguk.

Pemuda tampan itu sepertinya tidak memperhatikan ekspresi Ladira, dan kemudian berkata: "Tanpa diduga, Instruktur Louis akan mengatur kami untuk membimbing kalian, kita akan menjadi satu kelompok nanti. Jika kamu mengalami kesulitan, tanyakan saja kepadaku dan aku akan mengajari kamu. Hehe, lagipula, aku sudah belajar selama setahun, awalnya ayahmu mengatur kamu datang ke sasana seni bela diri untuk belajar seni bela diri, itu juga rekomendari dari aku! ”

"Maaf, Bobby. Pacar aku tidak mengerti apa-apa, aku sedang menjelaskan kepadanya, bisakah kamu tinggalkan kami sendiri?" Kata Ladira dengan tenang.

“Pacar?” Senyum pada pemuda tampan bernama Bobby tiba-tiba menghilang, dan dia bertanya, “Siapa?”

“Hehe, ini pacarku Wenas. Wenas, izinkan aku memperkenalkanmu, dia adalah Bobby, ayahnya dan ayah aku adalah teman, jadi kami berdua saling kenal.” Saat berbicara, Ladira terus-menerus mengedipkan mata padaku.

Aku segera mengerti, Ladira ingin aku menjadi pelindungnya.

"Halo, Tuan Bobby, senang bertemu dengan Anda." Aku berinisiatif untuk mengulurkan tangan.

Wajah Bobby menjadi gelap, dia menatap aku dengan dingin, tidak menghiraukan tanganku sama sekali, dan bertanya: "Tidak tahu bidang bisnis apa yang dilakukan Tuan Wenas?"

“Aku tidak punya pekerjaan sekarang, jadi aku hidup dengan mengandallkan uang sewa rumah.” kataku sambil tersenyum.

"Sunguh tidak terduga, Tuan Wenas memiliki banyak real estate!"

“Hanya beberapa aset.” Aku tersenyum sopan.

Bobby mengabaikanku, mengalihkan pandangannya ke Ladira, dan bertanya, "Ladira, penglihatanmu agak buruk, kamu mencari pria sampah ini sebagai pacarmu?"

Raut muka Ladira tiba-tiba berubah: "Maksudmu sampah apa? Aku suka dia, memangnya kenapa?"

"Dia sama sekali tidak cocok denganmu, sepertinya kamu belum memberi tahu ayahmu tentang ini. Aku yakin Paman pasti tidak akan setuju juga."

"Aku mencari pacar, apa hubungannya dengan ayahku? Bobby, jangan buang waktumu, aku tidak menyukaimu lagi, kami harus masuk kelas nanti, dan aku masih harus berbicara dengan Wenas, tolong pergi." Kata Ladira dengan dingin.

Bobby menatapku dan mencibir: "Bocah, menjauhlah dari Ladira jika kamu sadar diri."

Kata-kata Bobby benar-benar membuat aku kesal, pertama dia menganggap aku sebagai sampah, dan sekarang mengancam aku lagi. Apakah dia benar-benar berpikir aku mudah di tindas?

Aku mendengus dingin, dan tiba-tiba merangkul pinggang Ladira, aku jelas bisa merasakan tubuh lembutnya sedikit gemetar, dan kemudian menatapku dengan tatapan terkejut.

Aku tersenyum dan berkata, "Ladira, teman macam apa yang kamu kenal ini? Takutnya dia bahkan belum lulus SMP? Intergritasnya agak buruk!"

“Bocah bau, kamu bilang siapa yang berkualitas buruk!” Bobby sangat marah.

Teriakan marah Bobby menarik perhatian semua orang yang hadir, mereka awalnya masih berbisik tentang kelas malam ini, tetapi sekarang mereka semua mengalihkan pandangan mereka kepada kami, dan wajah mereka penuh dengan keingintahuan.

“Tuan Muda Bobby, ada apa? Mengapa begitu marah? Manusia bodoh mana yang memprovokasimu?” Seorang pria muda biasa dengan anting-anting hitam di telinga kanannya dan rantai emas yang tergantung di lehernya muncul dan bertanya sambil tersenyum.

“Manusia dungu ini, berani bilang aku tidak berintegritas.” Bobby menunjuk ke arahku dengan ekspresi cemberut di matanya.

“Hehe, menurutku anak ini buta, dia bahkan tidak mengenali Tuan Muda Bobby.” Pemuda biasa itu menatapku dengan tatapan jenaka dan berkata, “Hei, Manusia dungu, aku menyarankanmu untuk meminta maaf kepada Tuan Muda Bobby secepatnya, kalau tidak kamu mungkin akan berakhir dengan sangat serius! "

Aku tidak menyangka Bobby dipanggil Tuan Muda Bobby oleh pihak lain, dia tampaknya adalah generasi kedua yang kaya, tidak heran dia memiliki temperamen yang buruk dan mulutnya penuh kata-kata kotor.

Aku hendak membantah beberapa patah kata, tetapi Ladira berkata dengan dingin: "Cukup, ini aula seni bela diri! Bobby, tolong hormati pacarku!"

Saat sedang berbicara, tiba-tiba suara gemuruh terdengar di pintu masuk tempat: "Apa yang kalian perdebatkan? Apakah kalian tidak tahu sudah waktunya mulai kelas?"

Instruktur Louis, dan Tuan Louis yang berbicara, raut mukanya dalam dan berjalan masuk selangkah demi selangkah.

Ayahnya, Tuan louis mengikuti di belakangnya.

Menghadapi Instruktur Louis yang tegas, raut wajah para siswa tiba-tiba berubah, mereka berdiri dengan tegap, menundukkan kepala dan tidak berani berbicara.

Siswa lama berdiri dalam dua baris dan siswa baru berdiri dalam dua baris dengan rapi.

Beberapa dari kami dengan cepat kembali ke posisi kami dan berdiri.

“Siapa yang menyebabkan masalah di sini barusan, keluar sekarag!” Instruktur Louis sepertinya baru saja mendengar apa yang terjadi dari luar pintu, dan dia berteriak dengan dingin sambil berdiri di depan para siswa.

"Instruktur Louis, ini dia! Bocah ini berinisiatif memprovokasi aku dan Tuan Muda Bobby!" Pemuda biasa itu mengangkat tangannya dan berteriak.

Hatiku tersentak, sial, manusia ini malah menuntut orang terlebih dahulu.

Instruktur Louis segera menatapku dengan mata tajam.

Ladira buru-buru mengangkat tangannya dan berkata, "Lapor Instruktur Louis, mereka yang datang mencari masalah dengan kami, kami sama sekali tidak ingin menghiraukan mereka!"

Instruktur Louis memandang Ladira lagi, dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku tidak ingin tahu konflik apa yang ada di antara kalian berempat, tetapi kalian tidak diizinkan membuat masalah di kelasku! Kalian berempat, maju!"

Wajah Bobby suram, tetapi dia tampaknya tidak berani menentang perintah Instruktur Louis, dan akhirnya maju dengan patuh.

Instruktur Louis meminta kami untuk berdiri berjajar di depan para siswa. Aku, Bobby dan pemuda berkepala datar melakukan seratus kali push-up, sementara Ladira melakukan seratus kali squat.

Kami semua melakukannya dengan tulus.

Saat melakukannya, Bobby menatapku dengan tatapan sinis dan mengejekku dari waktu ke waktu, sudut mulutnya bergerak, dan dia mengucapkan beberapa kata dengan gerakan bibir yang berlebihan.

Meskipun tidak mengeluarkan suara, tetapi aku masih bisa melihatnya, dia berkata, "Bocah, habislah kamu!"

Aku juga menjwabanya dengan tidak bersuara: "Kamu juga, kamu juga."

Seratus kali push up tidak sulit bagiku, karena bagaimanapun aku sudah berlatih dengan kualitas dan kuantitas setiap hari selama hampir dua bulan.

Secara relatif, pemuda biasa ini harus bekerja lebih keras, ketika dia mencapai lebih dari tujuh puluh kali, dia tidak bisa bergerak lagi, dahinya berkeringat, dan hampir menyelesaikannya dengan gertakkan gigi.

Aku menyelesaikannya beberapa detik lebih cepat dari Bobby, dan Bobby jelas menunjukkan ekspresi terkejut, menatap aku dengan tatapan tidak percaya.

Pada akhirnya, Ladira juga menyelesaikan 100 squat, kami baru dapat kembali ke tim.

Instruktur Louis berkata dengan dingin: "Hari ini untuk memberi kalian sedikit pelajaran, kalian adalah siswa dari Pusat Seni Bela Diri China. Kalian harus bersatu dan saling membantu, bertengkar dan membuat masalah tidak diperbolehkan di kelas! Jika terjadi sekali lagi, kalian tidak usah datang ke kelas lagi, aku juga akan mengembalikan semua uang kalian! "

Kata-kata Instruktur Louis mengejutkan semua orang, kami semua menundukkan kepala dan tidak berani berbicara.

Meskipun Bobby dan pria biasa itu bertingkah sombong dan arogan, tetapi mereka sangat patuh dalam menghadapi Instruktur Louis dan tidak berani melawan sama sekali, membuat aku menjadi curiga apakah mereka tahu identitas Instruktur Louis, atau para tetua dalam keluarganya mengenal Instruktur Louis dan Tuan Louis, baru akan mematuhi mereka seperti ini.

Selanjutnya, Instruktur Louis memulai kelas secara resmi dan melakukan pembagian kelompok dua-dua. seorang siswa baru berkelopmok dengan seorang siswa lama, dia mengatahan bahwa itu untuk meningkatkan pengalaman tempur kami yang sebenarnya.

Ditugaskan oleh Instruktur Louis secara pribadi, dia memasukkan aku kedalam kelompok yang sama dengan pria biasa itu.

Pemuda biasa itu segera menatap aku, mulutnya melebar, menunjukkan senyum dingin.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu