My Beautiful Teacher - Bab 78 Membayar

Tatapan semua orang terlihat penasaran, menatap ke arah Instruktur Louis.

Instruktur Louis sedikit tersenyum dan berkata: “Walaupun aku mengingatkan, tapi kuncinya adalah Wenas melakukan dengan sangat baik, aku kagum dengan kemampuan meresponnya. Jika itu adalah murid tahun ketiga, mungkin belum pasti bisa mencari cara bagus untuk menyerang perut bagian bawah Miwa, dan Wenas berhasil melakukannya.”

Kali ini, semua orang semakin tidak mengerti, mereka terlihat bingung.

Arif seperti bisa melihat, lalu tertawa menjelaskan: “Cara Wenas bisa dikatakan sebagai cara untuk mati bersama, tentu saja tidak begitu berlebihan. Dia membiarkan Miwa memukul dia, dia juga ingin memukul Miwa. Miwa yang ketakutan lalu menarik kembali pukulannya, akhirnya Wenas mengganti cara lagi, menyerang bagian bawah perut Miwa.”

Semua orang akhirnya baru mengerti, lalu dengan semakin kagum menatapku.

Aku tertawa, tidak tahan untuk bertanya: “Instruktur Louis, bagaimana kamu bisa melihat bagian bawah perutnya terluka, lalu luka apa itu?”

“Berdasarkan postur pertahanannya, dan juga nafasnya.” Instruktur Louis berkata datar.

Postur pertahanan aku sudah melihatnya, tapi aku tidak tahu dengan pernapasannya, tidak disangka Instruktur Louis bisa melihat bagian bawah perutnya memiliki masalah hanya dengan melihat napasnya, membuat aku lebih kagum kepada Instruktur Louis.

Lalu, Instruktur Louis berkata lagi: “Mungkin saat dia bertanding dengan orang lain, bagian bawah perutnya terluka, masih belum pulih sepenuhnya, jadi dia menutupinya, pukulan Wenas mengenai titik lukanya, membuat Miwa langsung kehilangan kekuatan untuk bertanding.”

Semua orang mengerti, menganggukkan kepala.

Lalu Instruktur Louis berkata lagi: “Hanya dua murid Dojo Jangga, sudah membuat kita pusing, jadi kita semua harus meningkatkan waktu latihan, jangan ada kelonggaran lagi.”

Semua orang bersamaan menjawab baik

Ladira tidak tahan untuk bertanya: “Instruktur Louis, kenapa orang-orang Dojo Jangga ingin datang mencari ribut di Dojo Itaewon kita, ini jelas-jelas adalah tindakan menyimpang.”

Saat ini Tuan Louis muncul untuk menjelaskan: “Dojo Jangga baru saja mulai satu tahun, mungkin dua siswa tadi adalah siswa terbaik yang sudah dia ajari selama satu tahun. Walaupun Rudi sudah memenangkan kompetisi nasional bela diri sebelumnya, tapi popularitasnya terlalu rendah, mungkin juga tidak disukai oleh investor mana pun, hanya bisa pulang membuka kursus bela diri, bisnis juga tidak ada, ingin meningkatkan popularitas, maka datang untuk menendang tempat lain, bagaimanapun Dojo Itaewon kita sudah buka sekian lama, asalkan murid dia bisa mengalahhkan kita, saat itu jika tersebar, orang-orang yang ingin belajar bela diri otomatis akan pergi ke tempatnya, pada akhirnya, semua itu dilakukan untuk mencari keuntungan.”

“Licik sekali, memanfaatkan kita untuk sukses, untung saja ada Wenas, membantu kita mengeluarkan emosi ini” Ladira berkata.

“Sudahlah, bicarakan sampai disini saja, jangan berpikir banyak lagi, lanjutkan latihan dengan berpasangan.”

Setelah selesai berlatih, Arif dan beberapa murid ingin mengundang aku makan.

Aku berkata tidak perlu sambil tersenyum, mengatakan ingin lebih cepat pulang, besok masih harus bangun pagi untuk latihan.

“Hei hei, apakah ingin lebih cepat pulang untuk membayar pajak ke pacarmu” Arif tertawa dan menggoda.

Mendengar ini, hatiku terasa sedikit pahit, lalu berkata: “Jangan omong kosong, aku masih belum ada pacar.”

Mata Ladira terlihat menjadi cerah, sudut bibirnya terlihat tersenyum, tapi masih tidak mnegerti dan bertanya : “Apa maksudnya membayar pajak”

Semua orang tiba-tiba tertawa dengan ambigu.

Arif bertanya: “Ladira, apakah kamu ada pacar?”

Ladira menggeleng.

“Kamu wanita yang sangat cantik, ternyata tidak ada pacar, pantas saja begitu polos, aku beritahu kamu, membayar pajak itu maksudnya adalah memberikan gaji sendiri kepada pacar.” Arif berkata sambil tertawa.

“Rupanya begitu.” Ladira mengangguk.

Aku segera berkata: “Jangan dengarkan omong kosong mereka, membayar pajak itu maksudnya adalah keintiman bersama pacar di atas ranjang, susu yang dikeluarkan oleh pria.”

Mendengar aku berkata seperti itu, wajah Ladira menjadi merah, berkata: “Arif, kalian benar-benar bajingan.”

Semua orang tertawa.

“Wenas, ayo kita pergi, jangan pedulikan mereka.” Ladira menarik tanganku, dalam tatapan tercengang dan terkejut semua orang, dia membawaku keluar dari pintu Dojo Itaewon.

Kami turun sampai ke sisi jalan, Ladira baru berhenti.

Aku tertawa canggung: “Bisaka kamu lepaskan tanganku dulu”

Ladira baru tersadar, wajahnya memerah, buru-buru melepaskan tangannya, berkata: “Maaf, tadi aku dibuat bingung oleh mereka.”

“Mereka hanya bercanda. Tidak apa-apa, aku pulang dulu.”

“Baik.” Ladira tersenyum dan berkata, “Oh ya, besok sore temani aku ke suatu tempat, karena ingin mengambil beberapa barang, lumayan banyak, aku seorang wanita tidak bisa mengambil terlalu banyak barang.”

“Pergi kemana” Aku bertanya, “Jangan-jangan pergi ke reuni teman sekolahmu lagi”

“Bukan, lain kali aku tidak akan pergi ke tempat seperti itu lagi walaupun dipukul sampai mati. Aku ingin pergi ke panti asuhan, membawa beberapa barang untuk anak-anak, kamu temani aku pergi, aku akan traktir kamu makan malam.” Ladira berkata sambil tertawa.

“Kamu masih ke panti asuhan untuk membantu anak-anak yatim piatu itu” Aku bertanya penasaran.

“Benar, anak-anak itu sangat kasihan, ada yang sakit, yang aku bisa bantu hanya sedikit.” Ladira terlihat sedih.

Mendengar dia berkata begitu, perasaan baikku terhadap Ladira bertambah.

Karena mewakili perkumpulan untuk melakukan hal baik, aku juga tidak ada alasan untuk menolak, lalu mengangguk menyetujui.

Ladira saat itu tersenyum senang: “Baik, kalau begitu sampai jumpa besok.”

Ladira ingin mengantarkan aku, aku mengatakan tidak perlu, tapi masih tidak bisa menahan keinginannya.

Dia mengantarkan aku ke gedung bawah area kecil, aku sedikit tidak enak, berkata: “Benar-benar terima kasih, apa kamu mau naik ke atas dulu sebentar”

“Baik, aku masih belum pernah pergi ke rumahmu” aku tidak tahu kata-kata basa-basiku di anggap serius oleh Ladira.

Kami berdua bersama-sama naik ke tas, aku membuka pintu, mempersilahkan Ladira masuk, lalu menuangkan teh untuknya.

Ladira tersenyum berkata: “Tidak buruk, dengar-dengar kamu masih memiliki beberapa rumah, benarkah”

“Ada dua yang sudah dijual, sekarang ditambah dengan yang aku tinggali ini, hanya tersisa tiga.” Aku berkata menjelaskan.

“Kalau begitu, jika aku ingin menyewa rumahmu, boleh tidak?” Ladira bertanya sambil tersenyum.

“Maaf, rumah yang lain sudah disewakan kepada orang lain.” Aku segera berkata, “Untuk apa kamu menyewa rumah?”

“Aku tidak ingin seharian dirumah menghadapi ibuku, sudahlah, hanya bercanda, jika tidak ada maka sudahlah.” Ladira berdiri dan berkata: “Aku ingin pergi ke toilet.”

Aku buru-buru menunjukkan arah toilet.

Ladira masuk ke toilet, belum sampai setengah menit, tiba-tiba terdengar suara teriakan “aaa”

“Ladira, kenapa kamu” Aku terkejut, berdiri didepan pintu dan bertanya.

Ladira tidak menjawab, tapi terdengar suara isakan dari dalam.

Jangan-jangan Ladira jatuh.

Saat ini aku juga tidak berpikir banyak lagi, langsung mendorong pintu dan masuk, saat aku melihat pemandangan didepan mata, aku tiba-tiba tercengang.

Melihat Ladira duduk di atas lantai sambil terisak kesakitan, menggosok pantat sendiri, hanya saja celana jinsnya sudah ditarik sampai ke lutut, masih bisa melihat sehelai celana merah berenda tergantung di atasnya, kedua kakinya yang putih mulus terbuka, benar-benar musim semi yang tidak terbatas, sangat menggoda, membuat aku dengan segera mendapatkan reaksi yang kuat.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu