My Beautiful Teacher - Bab 52 Guru Tony
Terhadap kelinglungan Lastri, kami juga menganggap itu sangat normal. Lagipula, orang yang tidur berjalan tidak tahu apa yang mereka lakukan setelah mereka bangun, sama seperti dengan ngigau.
Aku langsung memberitahu Lastri apa yang terjadi. Tentu saja, ada beberapa detail tidak aku bicarakan.
Setelah mendengarkannya, selain sedikit terkejut dan permintaan maaf, ekspresi Lastri tidak ada keterkejutan yang berlebihan.
Dia tersenyum pahit: “Benar-benar maaf, aku memang punya kebiasaan tidur berjalan, itu terjadi di masa lalu, jadi aku mengganti jadwal kerja dan istirahatku, biasanya menulis di malam hari dan istirahat di siang hari. Awalnya aku pikir setelah sekian lama, penyakit tidur berjalanku ini seharusnya sudah sembuh, tetapi aku tidak tahu, aku kelelahan tadi malam dan tidak sengaja tertidur di meja, dan akhirnya tidur berjalan lagi. Aku benar-benar minta maaf telah membuat kalian ketakutan, aku minta maaf kepada kalian. "
“Tidak apa-apa, kita ini adalah tetangga, setelah mengetahuinya maka tidak akan khawatir lagi, tapi menurutku, kamu harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya lebih baik.” Aku berkata.
"Um, aku tahu, aku akan lebih memperhatikannya lagi kedepannya."
Dalam beberapa hari berikutnya, Lastri menulis di malam hari, dan tidak pernah mengalami kejadian tidur berjalan lagi.
Aku dengan giat belajar seni bela diri beberapa hari ini, ilmu pedangku meningkat dengan sangat cepat.
Pada hari Sabtu, ada kompetisi ilmu pedang antar siswa baru.
Aku mencoba untuk mengalahkan semua siswa dan mencapai hasil pertama, dan semua siswa merasa iri dan kagum.
Sebagai perbandingan, Arif yang mengalahkan siswa veteran terakhir kali, tampil dengan tidak begitu baik dalam ilmu pedang.
Di hari-hari berikutnya, kami belajar pedang dan tombak lagi.
Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk seni bela diri dan latihan.
Saat ini, aku tidak lagi murni untuk memperkuat tubuhku dan melindungi diriku dan Fela.
Lebih penting lagi, lebih mendalami dan mencintai seni bela diri.
Begitu memikirkan masih ada sekitar 20 hari, dan sudah bisa berpartisipasi dalam kompetisi seni bela diri nasional, aku menjadi sangat bersemangat.
Dan di malam itu, Fela menunjukkan kegembiraan dan semangat saat kembali, memberitahu padaku bahwa dia bertemu dengan seorang komposer berbakat hari ini, yang telah banyak mengkomposisi musik untuk banyak penyanyi terkenal, dan semuanya adalah lagu yang sangat populer. Merasa suara Fela sangat khas dan memiliki kekuatan, jika memasuki industri hiburan, dirinya mungkin akan segera populer.
Melihat kegembiraan Fela, aku mengerutkan kening dan bertanya, "Siapa namanya?"
"Nama Inggrisnya Tony, nama China-nya, aku masih belum tahu untuk saat ini, dan dia terlihat sangat tampan. Tadi malam saat aku baru selesai menyanyi dan hendak pulang kerja, dia pergi ke belakang panggung untuk mencariku. Aku dengar dia sekarang bekerja di sebuah perusahaan produksi musik. Jika aku bersedia, aku akan direkomendasikan olehnya. Nantinya Bos dari perusahaan musik juga akan datang untuk melihat pertunjukanku secara langsung. Haiyaa, aku merasa sedikit bersemangat setiap kali memikirkannya. Sepertinya aku telah melangkah lebih dekat dengan impianku. Aku saat itu terlalu bersemangat. Aku lupa meminta informasi kontak pihak lawan. "
"Kamu menyanyi dengan sangat baik, tetapi apakah kamu yakin dia benar-benar seorang komposer terkenal? Jarang melihat karakter seperti itu di bar kecil," Aku sedikit terkejut dan menganalisis secara rasional.
"Iya, aku juga merasa itu luar biasa. Tapi saat itu dia juga menunjukkan beberapa foto dengan penyanyi itu padaku," Fela berkata dengan semangat.
"Lalu apakah besok malam dia akan pergi ke bar lagi"
“Aku tidak tahu, dia hanya berkata bahwa dia akan memperhatikanku sepanjang waktu.” Fela menghela nafas, “Hei, jika mengetahuinya tadi, aku akan meminta informasi kontaknya, mengapa aku begitu semangat hingga lupa dengan hal yang begitu penting”
Fela adalah korban yang linglung, dan aku adalah pengamat yang sangat sadar.
Jika Fela benar-benar karena bertemu dengan seorang pencari bakat dan memenuhi impiannya terhadap musik, maka aku akan sangat bahagia.
Di sisi lain, aku merasa sedikit khawatir, Fela jangan sampai bertemu dengan penipu, itu akan buruk.
"Aku akan pergi ke bar bersama denganmu besok malam. Aku sudah lama tidak melihat penampilanmu."
"Oh, keledai, ini kedua kalinya kamu ingin melihatku bernyanyi setelah sekian lama. Apakah karena mendengar Guru Tony adalah pria yang tampan, jadi kamu merasa sedikit cemburu?"
"Hehe, apa yang aku cemburukan? Jika orang itu benar-benar seorang komposer terkenal, maka dia tidak akan tertarik pada gadis kecil seperti dirimu, aku akan membantumu memeriksanya. Jika benar-benar bertemu orang itu, aku juga bisa membantu memberi saran untukmu dan lihat apakah dia penipu atau bukan, "Aku berkata dengan tenang.
"Kamu yang penipu, mengapa kamu mengatakan bahwa orang itu penipu? Aku tidak ingin kamu pergi. Kamu melatih keterampilan pedangmu di rumah saja." Fela mengatupkan mulutnya.
Aku tersenyum pahit, jadi aku hanya bisa meminta maaf kepada Fela, dan itu adalah serangkaian trik untuk membuat Fela kembali tenang.
Tetapi karena ini juga, aku tidak dapat bermesraan dengan Fela malam ini.
Setelah makan malam keesokan harinya, Fela dan aku pergi ke bar "Brown Canyon" tempat dia bernyanyi.
Aku duduk di meja depanku dan melihatnya bernyanyi di atas panggung.
Lingkungan di bar secara alami jauh lebih baik daripada bar romantis sebelumnya, bahkan para tamu yang menikmati nyanyian Fela, tampaknya sangat tenang.
Selama periode itu, banyak orang yang memberi uang tip padanya.
Fela selesai menyanyikan tiga buah lagu dan hendak melanjutkannya, matanya tiba-tiba berbinar, melihat ke arah meja di belakangku, tampak sangat bersemangat dan gembira.
Melihat ekspresi Fela, hatiku tergerak, tidak tahan dan menoleh ke belakang.
Seorang pria yang mengenakan baret dan mantel, dengan sedikit berkumis tersenyum dan duduk di meja di belakangku. Memegang segelas anggur merah di tangannya dan mencicipinya perlahan, terlihat sangat elegan.
Pria itu tampaknya berusia tiga puluhan, dan sedikit agak mirip dengan Judika di industri hiburan.
Selama periode tersebut, dia terus mengangguk ke arah Fela di atas panggung.
Fela segera menyanyikan mimpi untuk menanggapi pihak lawan. Dia bernyanyi dengan sangat bersemangat dan suaranya sangat tajam, suaranya menginfeksi banyak tamu.
Melihat penampilan keduanya, aku menduga bahwa pihak lawan mungkin adalah komposer terkenal bernama Tony, yang dikatakan Fela.
Setelah menyanyikan beberapa lagu lagi, Fela turun dari panggung dan berjalan langsung ke sisiku.
Aku awalnya berpikir dia ingin duduk denganku, tetapi akhirnya dia bahkan tidak melihatku. Dia berjalan melewatiku dan ke arah meja Tony, lalu menyapanya dengan sopan: "Halo, guru Tony, bolehkah aku duduk disini?"
Tony tersenyum ringan: "Wanita cantik menemani, tidak ada alasan untuk menolak, kamu ingin minum apa, aku akan mentraktirmu, pelayan"
Pelayan datang, Fela menunjukkan sedikit rasa malu di wajahnya, dan memesan koktail.
Aku merasa sedikit tidak nyaman saat melihatnya, Fela merasa seolah-olah dia telah kehilangan jiwanya saat melihat Tony.
Meskipun aku tahu bahwa dia mungkin hanya memilikirkan impiannya dalam musik dan tidak akan memikirkan tentang Tony, tetapi perilaku yang ditunjukkan tetap saja membuatku merasa canggung.
Ya benar, aku memang cemburu.
Aku sudah malas untuk minum, jadi aku mengangkat telinga dan mendengarkan percakapan mereka berdua.
"Guru Tony, aku hanya ingin bertanya, kemarin Anda mengatakan ingin merekomendasikan aku ke perusahaan Anda, tidak tahu apakah Anda sudah mengatakannnya," Fela berkata dengan sedikit malu.
"Um, aku sudah mebicarakannya dengan Direktur Bams pagi ini, dan aku memang menyebutkannya, tetapi perusahaan kami ada di ibu kota, jataknya sangat jauh dari sini. Selain itu, Direktur Bams juga cukup sibuk. Meskipun aku mengatakannya, dia mungkin tidak peduli. Tetapi karena sudah berkata seperti itu, aku pasti akan membantu, jadi tenanglah. "
Fela menunjukkan kegembiraan, mengangguk dengan cepat, lalu melirik ke arahku dan melihat bahwa aku sedang menatap Tony dengan tatapan tidak baik, dia tidak bisa menahan cemberut dan berkata, "Wenas, kemarilah, jangan duduk di sana. Biarkan aku memperkenalkannya padamu. "
Akhirnya Fela memanggilku, aku segera bangkit, berjalan dan duduk di sampingnya.
Fela segera tersenyum dan berkata, "Guru Tony, izinkan aku memperkenalkan diri Anda padanya. Dia adalah kekasihku, namanya Wenas."
“Halo,” Aku berkata dengan tenang sambil mengulurkan tanganku.
Siapa sangka, Tony hanya menatapku sekilas, tatapannya menunjukkan penghinaan dan berkata: "Nona Fela, jika kamu benar-benar ingin bergabung dengan perusahaan kami, aku menyarankanmu untuk berpisah dengan bocah ini lebih awal."
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaHei Gadis jangan Lari
SandrakoUnplanned Marriage
MargeryUnperfect Wedding
Agnes YuBretta’s Diary
DanielleIstri kontrakku
RasudinMy Beautiful Teacher×
- Bab 1 Mengintip
- Bab 2 Katup Air Rusak
- Bab 3 Minum Anggur
- Bab 4 Gerakan Di Kamar Mandi
- Bab 5 Pengakuan Di Atas Gunung
- Bab 6 Kesalahpahaman Larut Malam
- Bab 7 Dalam Jangkauan
- Bab 8 Asis Yang Kesal
- Bab 9 Tidak Tau Diuntung
- Bab 10 Peminat Sewa Yang Baru
- Bab 11 Godaan Fela
- Bab 12 Wanita Muda Yang Berseni
- Bab 13 Orang Aneh
- Bab 14 Pengalaman Hidup
- Bab 15 Toilet Wanita
- Bab 16 Dadanya Membesar
- Bab 17 Mengobrol
- Bab 18 Pertunjukan Pinggir Jalan
- Bab 19 Gedung Pengajaran
- Bab 20 Bar Romantis
- Bab 21 Membuat Masalah
- Bab 22 Terluka
- Bab 23 Belum Mulai pun Sudah Berpisah
- Bab 24 Panggil Aku Kakak
- Bab 25 Tiga Lembar Tiket Bioskop
- Bab 26 Kesalahan Adalah Kesalahan
- Bab 27 Mantan Pacar Fela
- Bab 28 Gym Seni Bela Diri
- Bab 29 Pelatih Yang Keras
- Bab 30 Keterampilan Khusus
- Bab 31 Sisi Lain Ramya
- Bab 32 Pergi Ke Suatu Tempat
- Bab 33 Memecahkan Kesalahpahaman
- Bab 34 Merasa Tercerahkan
- Bab 35 Bobby
- Bab 36 Bertarung
- Bab 37 Berpikiran sempit
- Bab 38 Serangan balik putus asa
- Bab 39 Luar dingin dalam panas
- Bab 40 Kecelakaan
- Bab 41 Persyaratan Asis
- Bab 42 Penemuan Theo
- Bab 43 Bergegas Ke Hotel
- Bab 44 Tidak Tahan Lagi
- Bab 45 Tertangkap Basah
- Bab 46 Memilih Untuk Memaafkannya
- Bab 47 Pencuri
- Bab 48 Menggeledah Tubuh
- Bab 49 Orang Yang Benar Akan Bersikap Benar
- Bab 50 Rencana Gagal
- Bab 51 Penyewa Baru
- Bab 52 Guru Tony
- Bab 53 Diva Masa Depan
- Bab 54 Curahan Hati
- Bab 55 Teknik Pedang
- Bab 56 Reuni Teman Sekolah
- Bab 57 Menunjukkan keterampilan bela diri
- Bab 58 Tiga pengawal
- Bab 59 Rizal Membuat Onar
- Bab 60 Keputusan yang menyakitkan
- Bab 61 Mabuk
- Bab 62 Negosiasi
- Bab 63 Pesan Terakhir
- Bab 64 Harapan Yang Tinggi
- Bab 65 Undangan Dari Lastri Wahyuni
- Bab 66 Bertemu Ramya Lagi
- Bab 67 Mencambuk Wanita
- Bab 68 Mengajari Awang
- Bab 69 Listrik Putus
- Bab 70 Hal Yang Aneh
- Bab 71 Kehilangan Akal Sehat
- Bab 72 Bahu Yang Bisa Disandar
- Bab 73 Panggilan Telepon Dari Hafid Waka
- Bab 74 Tamu Yang Tidak Diundang
- Bab 75 Dojo Jangga
- Bab 76 Lebih Mudah dan Terampil
- Bab 77 Peringatan Instruktur Louis
- Bab 78 Membayar
- Bab 79 Meminta Maaf Dengan Canggung
- Bab 80 Panti Asuhan
- Bab 81 Semangkuk Sup Daging
- Bab 82 Pengakuan Cinta Yang Sangat Mendadak
- Bab 83 Ditangkap
- Bab 84 Serangan Diam-Diam
- Bab 85 Membuat Masalah Pada Saat Putus Asa
- Bab 86 Memotong Alat Kelamin
- Bab 87 Kematian Awang
- Bab 88 Kompetisi Bela Diri Nasional
- Bab 89 Dompet Dicuri
- Bab 90 Acara Pembukaan
- Bab 91 Bertemu Adalah Jodoh
- Bab 92 Ada Yang Menyewa Tempat
- Bab 93 Rayakan Ulang Tahun Guru
- Bab 94 Tinju Satu Inchi
- Bab 95 Kompetisi Secara Resmi
- Bab 96 Lawan Di Babak Pertama
- Bab 97 Kekuatan Yang Hebat
- Bab 98 Mengubah Kekalahan Menjjadi Kemenangan
- Bab 99 Shao Lin Chang Quan
- Bab 100 Mencapai Ketenangan
- Bab 101 Tidak Mau Kalah
- Bab 102 Menang
- Bab 103 Sahabat Baik, Anita
- Bab 104 Memandang Rendah
- Bab 105 Mendapatkan Ucapan Selamat Tinggal
- Bab 106 Kakak dari Ardi
- Bab 107 Teknik Pedang Mematikan
- Bab 108 Takdir
- Bab 109 Aura Pembunuh
- Bab 110 Petarung Yang Kuat
- Bab 111 Tiga Puluh Empat Besar
- Bab 112 Teknik Bantingan Dan Pelepasan Tulang