My Beautiful Teacher - Bab 107 Teknik Pedang Mematikan

Ketika kami tiba di stadion olahraga, kami melihat Instruktur Louis yang sedang menunggu di depan pintu.

Instruktur Louis menyuruh Ladira dan Arif masuk terlebih dahulu, lalu membawa aku pergi ke sebuah taman di seberang.

Pemandangan di taman ini sangat bagus, sangat sedikit orang di siang hari.

Aku merasa heran, tidak tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Instruktur Louis, namun aku tetap berjalan mengikutinya.

Hingga berjalan ke dalam pepohanan rindang, Instruktur Louis menghentikan langkah, lalu aku bertanya, “Instruktur Louis, ada masalah apakah Anda membawaku ke sini?”

“Sore hari ini, apakah kamu sudah memikirkan bagaimana bertanding dengan lawanmu pada babak berikutnya?” Tanya Instruktur Louis dengan serius sambil menatapku.

Aku tertegun, lalu berkata dengan senyum pahit, “Sebelum mengambil undian, aku bahkan tidak tahu lawan tanding aku adalah siapa, dari mana aku memikirkan strategi tanding?”

“Pagi hari ini kamu beruntung, mendapatkan bye pada babak keempat, tetapi berbeda dengan sore hari ini, kali ini jumlah pesertanya genap, tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan bye, kamu juga sudah melihat para peserta yang bertanding di pagi hari tadi, mereka semua menyerang dengan teknik yang paling mereka kuasai, aku ingin bertanya padamu, apakah kamu sudah memikirkan akan menyerang dengan senjata apa.”

“Mungkin pedang besar, aku merasa teknik pedang besarku masih lumayan, serta pedang besar memiliki daya serang yang lebih kuat dan berdampak besar.” Ujarku setelah berpikir sejenak.

“Memang kamu memiliki bakat yang tinggi, kamu juga sudah sangat menguasai jurus senjata selama tiga bulan lebih ini, tetapi kamu belum menguasai intinya, meski teknik pedang besar memiliki dampak besar, tetapi juga sangat menguras energi, kamu akan menghadapi banyak lawan tanding yang jauh lebih kuat daripada beberapa babak sebelumnya, asalkan terjadi sedikit kesalahan saja, kamu akan kalah dalam pertandingan ini, dalam keadaan sama sekali tidak mengetahui siapa adalah lawan tandingmu, pedang besar bukanlah sebuah pilihan yang bagus.” Instruktur Louis membantuku menganalisisnya.

“Kalau begitu aku harus memilih bagaimana?” Aku meminta arahan dengan rendah hati.

“Sekarang masih ada dua setengah jam sebelum pertandingan, aku akan mengajarkan satu teknik pedang panjang yang baru padamu, aku belum pernah mengajarkannya kepada murid lain, karena teknik ini diciptakan untuk membunuh lawan, maka setiap jurus yang dikeluarkan adalah jurus mematikan, untungnya senjata pada pertandingan kali ini jauh lebih tumpul, tidak akan menyebabkan cedera berat pada lawan tanding, asalkan kamu dapat mengenai leher lawan, kamu pun terhitung sebagai menang, akan sangat membantu kita, barulah aku berani mengajarkan teknik ini padamu, sementara seberapa banyak yang dapat kamu kuasai dalam dua setengah jam ini, tergantung pada kemampuanmu sendiri.”

Mendengar perkataan Instruktur Louis, dalam hatiku terasa girang, sebenarnya aku benar-benar tidak banyak mempertimbangkan babak pertandingan berikutnya, dapat masuk ke babak lima bagiku sudah sangat beruntung sekali, aku juga tidak memiliki keyakinan terhadap pertandingan selanjutnya, tak disangka Instruktur Louis bahkan akan mengajarkan teknik pedang panjang yang baru padaku.

“Instruktur Louis, teknik pedang apa yang ingin kamu ajarkan padaku?” Aku tidak tahan untuk bertanya,

“Teknik pedang ini tidak memiliki nama, dalam perjalanan misiku di Gunung Naga, aku bertemu dengan seorang tetua berusia seratusan tahun di kedalaman gunung, dia mengajarkan teknik pedang ini padaku, jika harus diberi mana, sebut saja Teknik Pedang Mematikan.”

Mataku berbinar, “Teknik Pedang Mematikan?”

Instruktur Louis mengangguk, dia mengambil sebuah ranting pohon dari tanah, lalu dia berkata dengan datar, “Aku tunjukkan satu kali, kamu lihat baik-baik, nanti aku akan menjelaskannya dengan rinci padamu.”

Instruktur Louis langsung menghunusnya, tatapannya menjadi sangat tajam.

Seketika itu, aku merasakan ada hawa mematikan yang merambat ke sekitar, membuat punggung aku terasa dingin dan melangkah mundur tak terkendali, dalam hatiku bahkan muncul perasaan takut yang tak beralasan, membuatku sama sekali tidak berani menatap mata Instruktur Louis.

Perasaan ini bahkan lebih kuat dibanding ketika aku menghadapi Bobby Santoso yang ingin menyerangku pada hari kemarin, ini sama sekali bukan Instruktur Louis yang aku kenal, melainkan seorang assassin yang kejam dan tak berperasaan.

Tepat ketika hatiku sedang berdegup ketakutan, Instruktur Louis bergerak.

Ranting pohon itu menari-nari di tengah udara, bagaikan petir yang menyambar di langit, hawa mematikan pun menyerbu.

Pada awalnya gerakan Instruktur Louis tidaklah cepat, tetapi perlahan-lahan gerakannya menjadi semakin cepat, bagaikan angin topan yang melahap segalanya, jurus pedang itu bagaikan naga yang memancarkan hawa mematikan yang kuat, dibandingkan dengan para peserta tanding yang menggunakan pedang panjang pada pagi hari ini seperti Mikasa Marie mereka, sungguh satu di langit dan satu di bumi, sama sekali tidak dapat dibandingkan.

Di saat bersamaan Instruktur Louis mengeluarkan jurus pedang, dia juga menjelaskan dengan cepat, menyebutkan seluruh titik rawan yang dapat diserang pada setiap jurusnya.

Setelah selesai memperagakannya, Instruktur Louis berhenti, auranya langsung memudar, dia bertanya dengan datar, “Apakah sudah ingat?”

“Aku mengingat sedikit bagian depannya, Anda memperagakannya dengan terlalu cepat, aku tidak mengingat bagian belakangnya dengan begitu jelas.” jawabku dengan jujur,

“Baik, kalau begitu aku ajarkan jurus demi jurus, teknik pedang ini memiliki dua puluh empat jurus, meski tidak banyak, tetapi setiap jurusnya adalah jurus mematikan, yang penting adalah auranya, dengan kata lain adalah hawa mematikan.” Instruktur Louis menatap aku dan bertanya, “Apakah kamu tahu apa itu hawa mematikan?”

“Aku dapat merasakannya, seperti halnya jurus mematikan yang digunakan Bobby Santoso pada waktu itu, aku juga dapat merasakan hawa mematikan dari tubuhnya.” jawabku,

Instruktur Louis mengangguk, “Dia memang sudah menguasai inti dari teknik cakaran itu, sehingga dia dapat melancarkannya dalam waktu satu hari, begitu pula dengan Teknik Pedang Mematikan ini, pertama-tama harus memiliki rasa percaya diri dan tekad untuk membunuh lawan yang amat tinggi, lalu menyalurkan pemikiran hati ini ke dalam pedang di tangan, inilah yang dinamakan dengan kesatuan hati dan pedang, ingin mencapai pada tingkatan ini, jauh lebih susah daripada mencapai pada tingkatan Sammo, tetapi sebelum melancarkan teknik pedang ini, kamu harus ingat akan hal ini, asalkan bisa memahami sepersepuluh saja, seharusnya tidak ada masalah untuk maju ke dua babak berikutnya lagi.”

Dalam hatiku sangat bergairah, tadi aku sudah melihat Teknik Pedang Mematikan dari Instruktur Louis, sungguh mengerikan sekali, aku pun tergerakkan padanya, jika aku dapat sepenuhnya melancarkan inti dari Teknik Pedang Mematikan ini, bukankah aku akan menjadi jagoan yang sebenarnya.

Kemudian, Instruktur Louis membedah dua puluh empat jurus pedang itu, dan mengajarkannya satu per satu padaku, dia menjelaskannya dengan sangat terperinci.

Mendengar penjelasannya, barulah aku paham mengapa teknik ini sangat berbeda dengan teknik pedang dasar pada latihan rutin kita.

Setelah setengah jam, akhirnya aku mengingatnya, lalu aku berlatih selama beberapa kali, begitu aku sedikit menguasainya, satu jam sudah berlalu.

Lalu Instruktur Louis bahkan menyuruhku untuk berlatih berpasangan dengannya.

Aku kaget sekali dan aku bergegas berkata, “Instruktur Louis, bagaimana mungkin aku dapat mengalahkanmu?”

Instruktur Louis langsung mengernyit, dia berkata, “Apa yang tadi aku katakan padamu, apakah kamu sudah lupa? Jika ingin melancarkan teknik pedang ini, harus memiliki rasa percaya diri yang amat tinggi, serta tekad untuk membunuh lawan, jika kamu tidak dapat memenangi hatimu sendiri, maka kamu tidak dapat menguasai teknik pedang ini, apakah kamu mengerti?”

Mendengar ajaran Instruktur Louis, aku menarik napas dalam-dalam dan mengendalikan emosi, aku mulai berusaha ingin mengalahkan rasa takut di dalam hatiku, lalu aku memungut sebuah ranting pohon dan berlatih berpasangan dengan Instruktur Louis.

Pada latihan pertama kali, ketika aku baru mengeluarkan jurus, ranting pohon Instruktur Louis sudah sampai di leherku, sekujur tubuhku berkeringat dingin saking kagetnya, aku tidak berani bergerak sama sekali.

Hanya hawa mematikan yang tiba-tiba dipancarkan oleh Instruktur Louis saja sudah membuatku merasa aku pasti akan kalah, lalu bagaimana aku bertarung dengannya?

Instruktur Louis berkata, “Ayo lanjut.”

Kedua kali, masih dengan satu jurus saja dia berhasil menaklukkan aku.

Dalam satu jam berikutnya, kami tidak hentinya berlatih.

Setelah kekalahan selama belasan kali, aku menyadari aku sepertinya sudah perlahan-lahan mengalahkan rasa takut dalam hatiku, dan aku mulai mencoba untuk menyerang balik.

Meski setiap kalinya aku kalah dalam dua atau tiga jurus saja, namun hatiku menjadi semakin teguh, sama sekali tidak menjadi lesu.

Tanpa disadari, satu jam lagi sudah berlalu, kepalaku penuh dengan keringat, dan aku bernapas terengah-engah saking lelahnya.

Instruktur Louis menyimpan pedang dan berkata, “Aku tahu teknik pedang ini sungguh terlalu sulit untukmu, aku juga tidak menyangka kamu dapat sampai pada langkah ini, aku memang sedikit terlambat untuk mengajarkan kamu, masalahmu adalah, meski sudah menaklukkan rasa takut dalam hatimu dan sudah memiliki rasa percaya diri yang kuat, tetapi kamu tidak memiliki tekad untuk membunuh orang yang cukup, jika bertemu dengan lawan, bayangkanlah sebagai musuh yang telah membunuh ayahmu, apakah kamu mengerti? Aku tidak merasakan hawa mematikan darimu, tetapi setengah jam lagi sudah akan mengambil undian, sudah tidak ada waktu lagi, ayo kita kembali ke dalam, kamu pikirkan lagi baik-baik, yang bisa aku ajarkan padamu hanya sebanyak ini saja.”

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu