Asisten Wanita Ndeso - Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
"Uh….”
Kepala seperti mau pecah saja, sekujur tubuh sakit seperti tulang patah saja, Asmi perlahan membuka mata, kebingungan melihat sekitar.
"Ih? Kenapa aku tidur di sofa?"
Berusaha mengilas balik kejadian kemarin, sayangnya otak agak berhenti bekerja, dalam ingatan semuanya kosong, sama sekali tidak bisa ingat apa yang sudah terjadi.
Melihat lantai yang berserakan, Asmi mengunci erat dahi, hal pertama melihat kunci pintu, menghela nafas lega, wanita itu mengira rumahnya kemasukan maling, asal tidak ada orang yang masuk sudah bagus.
Melihat merah di tubuhnya, Asmi agak bingung, ada apa dengannya? Apa mungkin semalam menggelinding pulang?
Menggeleng kepala, merasa pemikirannya sangat kekanakan.
Di lantai juga ada sebuah amplop yang terbaring dengan tenang, di samping amplop ada beberapa uang lebih, Asmi agak merasa aneh, ini….
Setelah berpikir sampai kepala pecah baru teringat sedikit paras wajah Darto yang buas kemarin, lalu…. Fredo !
Keindahan yang kabur membuat Asmi tersenyum pahit menggeleng kepala, takutnya Fredo untuk melihat dirinya lebih lama lagi saja malas, bagaimana bisa kepikiran dia yang mengantarnya pulang? Masih, masih memikirkan hal yang mempermalukan itu, dia berkhayal sekali.
Anisa Lim melihat Fredo di hadapannya yang melamun, dalam mata terpancar seuntai keanehan, apa mungkin dirinya tidak cukup cantik? Atau tidak cukup lemah lembut? Mengapa selalu merasa pikiran pria itu tidak pada dirinya?
“Do?”
Fredo Fajar sadar dari lamunan, agak tidak sabaran, “Ada apa?”
“Do, baju yang dibuat khusus hari ini bagus tidak, ayo lihat.” Anisa berdiri, berputar di tempat.
Hari ini Anisa memakai baju terusan berwarna kuning muda, hiasan di bagian pinggang adalah sulaman tangan bunga serunai putih, orangnya terlihat luar biasa imut.
Fredo sembarangan melihat sekilas, mengangguk, kalau ini adalah pertama kalinya dia bertemu Anisa, mungkin masih bisa agak terpesona dengan faktor eksternal, tapi, pria itu sudah sangat mengenal baik sifat Anisa tentu saja tidak bisa karena satu setel pakaian bisa mengira wanita ini sangat polos dan imut.
Anisa langsung bersandar ke badan Fredo, tangan yang memancar sinar mengelus di pundak pria itu, meluncur turun, bau parfum yang menyengat membuat Fredo berturut-turut bersin dua ali, dalam otaknya tanpa disadari mengambang banyangan lainnya, Fredo mengerutkan dahi, langsung saja berdiri, merapikan sebentar kemeja, “Fredo, nge-date hari ini sampai di sini.”
Usai berbicara, tidak peduli betapa jeleknya ekspresi wajah Anisa, berjalan keluar pintu.
Anisa dengan satu gerakan memukul dan menjatuhkan anggur merah yang harganya tidak murah ke lantai, menggigit gigi, kuku panjang hampir saja mau mencungkil masuk ke dalam daging, mengapa, mengapa seperti ini? Bagian mana dalam dirinya yang tidak bagus? Mengapa mau seperti ini terhadapnya! Tidak, Fredo hanya mungkin adalah miliknya seorang, siapapun jangan berpikir untuk merampas!
Asmi membereskan uang yang sudah dipersiapkan dari awal, menunggu kerabat yang beberapa waktu ini bisa tepat waktu datang menagih hutang.
Tidak terlalu lama, di komplek di rumah keluarga Sumirah yang jelek dan lama didatangi beberapa kelompok tamu yang ganas.
Mengantar pergi satu kelompok lagi, Asmi menghela nafas, hanya tinggal hutang bibi yang belum lunas, asal semuanya sudah dilunasi, hatinya baru bisa lebih enak, baru tidak bisa merasa bersalah terhadap orangtua asuh.
“Asmi, aku beritahu kamu, aku tahu kamu adalah anak pungut, kamu boleh memilih untuk tidak melunasi, tapi, dua hantu keluarga Sumirah yang pendek umur itu masih meninggalkan rumah ini, dan juga barang di sini, kalau kamu tidak melunasi, aku mau barang-barang ini juga sama saja!”
Kakak perempuan ibu asuhnya adalah bibi Asmi, dengan dua tangan di pinggang, menunjuk hidung Asmi, dalam hati semuanya adalah rencana jahat, barang dalam rumah ini ada banyak sekali yang sudah terlebih dahulu dipindah pergi oleh orang, kalau dia tidak melunasi, menyerahkan rumah ini ke wanita itu, dia tidak hanya tidak rugi, masih untung besar.
Muka Asmi tak berekspresi, dalam mata di bawah kacamata berbingkai hitam mengandung sedikit rasa dingin, mengeluarkan setumpukan uang dari tas kain jeans yang sudah dicuci sampai memudar yang dijahit sendiri oleh ibu asuhnya, “Bibi, uang ini untuk bayar kamu, di kemudian hari ayah ibuku tidak berhutang apa-apa lagi ke kamu.”
Wanita gendut sedang merencanakan sesuatu langsung tertegun, dengan curiga melihat uang yang ada di tangan Asmi, "apa dia sungguh bersedia melunasi hutangnya? Tapi dia sudah diskusi dengan baik ke orang, sudah janji beberapa hari lagi meminta pria itu ke sini untuk melihat rumah, bagaimana ini?!"
Asmi meletakkan uang di atas meja, meski tidak tahu mengapa bisa tiba-tiba lebih keluar begitu banyak uang, mengambilnya untuk melunasi utang ke bibi, juga masih bersisa banyak, awalnya dia tidak berencana menggunakan uang ini, selalu mau mengetahui jelas dulu baru lebih baik, tapi, bibi mengatakan mau rumah ini, bagaimana pun juga dia tidak akan mungkin setuju.
“Apa mungkin sudah begitu lama, tidak seharusnya tambah sedikit bunga?” Sekali mata wanita gendut itu berputar, tidak menjulurkan tangan mengambil uang, perlu tahu, orang itu juga bukan orang yang baik.
Asmi tidak menyangka wanita itu bisa berkata seperti ini, seketika, tidak tahu harus bagaimana menjawabnya dengan baik.
Tepat saat ini, bel pintu rumah terdengar.
Di saat seperti ini, siapa yah? yang datang menagih hutang jelas-jelas semua sudah pergi, apa mungkin Fredo ? Tiba-tiba terkejut oleh pemikirannya sendiri, dengan sangat ragu, Asmi membuka pintu.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiHusband Deeply Love
NaomiPrecious Moment
Louise LeeMy Goddes
Riski saputroGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya