Asisten Wanita Ndeso - Bab 1 Sekretaris ke-29
Mendekati tengah hari, dalam kantor yang sunyi terdengar lagi suara nyaring sepatu hak tinggi yang mengentak lantai.
Para karyawan Marini Grup yang sedang serius bekerja satu per satu menggeleng dan menghela nafas, di saat seperti ini yang lewat sini pasti adalah putri dari Anisa Lim, sekretaris baru CEO mau sial lagi.
Dengan setelan merah muda yang anggun membaluti bentuk tubuh yang bergelombang, rambut yang disemir warna merah anggur menggulung di kepala belakang, dengan agak terencana sedikit menonjol keluar ke dua sisi, poni yang rapi, orangnya kelihatan agak imut, ini adalah calon istri dari CEO perusahaan multinasional Marini Grup sekarang Fredo Fajar , Anisa Lim.
Menyebut tentang Fredo Fajar, dia adalah pasangan yang sangat didambakan oleh banyak putri orang kaya, tidak hanya penampilan pria itu yang tampan, bentuk badan yang keren, dan juga prestasinya di dunia bisnis, mengatakan dia adalah kuda yang bisa lari ribuan kilo di dunia bisnis juga tidak berlebihan, semenjak Fredo mengambil alih Marini Grup, berturut-turut menerima orderan besar, dibanding dengan Marini Grup yang dulu jadi lebih besar dan kuat lagi.
Bisa menjadi calon istri Fredo adalah kebahagian terbesar Anisa, dia sudah memutuskan, harus menggenggam erat kebahagian yang menjadi miliknya.
Sampai Anisa hilang di pengkolan, kantor baru jadi ramai, awalnya para pekerja yang masih bekerja dengan tenang satu per satu menerka, kali ini menggunakan alasan apa lagi, menggunakan cara apa lagi mengusir pergi sekretaris Liu, atau mungkin, sekretaris Liu bisa menjadi keajaiban menjadi orang yang beruntung itu…
Di dekat ruang kerja CEO, langkah kaki Anisa menjadi lambat, merapikan kembali pakaian anggun yang sangat pantas itu, saat ini dengan seksama kedengaran.
“sekretaris Liu, berikan dokumen ini ke asisten Tanu .” Tanpa ekspresi perkataan dingin Anisa perlahan dimuntahkan keluar dari bibirnya yang tipis, meletakan dokumen di sudut meja.
sekretaris Liu yang bermata besar dan bersinar, hari ini memakai satu setel pakaian kantoran yang standar, kemeja yang pas di badan membungkus dada halus yang sangat berisi, melihat pinggul bulat di bawah rok membuat orang ingin mencubit, rambut panjang keriting berombak terurai di belakang, membuat kulitnya lebih terlihat lebih putih lagi, saat ini kelihatan agak gelisah terus melihat dagu segi empat Fredo , dalam mata yang besar penuh kagum dan memuja, suara juga luar biasa manis, “Baik, Pak.”
Mengambil dokumen, sekretaris Liu seperti teringat sesuatu, bimbang sebentar, tapi terakhir masih membuka mulut juga, “Pak, apa mau kopi?”
Fredo mengelus dahi, mendongak melihat sekilas sekretaris yang baru datang ini, penampilan yang manis memabukkan orang, tapi…. pengharapan di dalam mata terlalu terlihat jelas.
Fredo yang sering dijerat oleh wanita selalu tahu, kalau tidak mungkin jangan memberi harapan, jadi dia dari dulu tegas, berpegang pada apa yang dikatakan.
“Tidak perlu, kerjakan yang baik urusanmu.” Suara Fredo jadi lebih dingin.
sekretaris Liu malu dan menunduk, muka agak memucat, dia yang mengkhayal. Tapi, wanita itu juga tidak berharap bisa mendekati CEO, bagi dirinya Fredo adalah sosok seperti Dewa, dia selalu tahu, hanya ingin mendengar lebih banyak perkataan pujaannya, melihatnya lebih lama.
Memeluk dokumen, sekretaris Liu menunduk buru-buru keluar dari ruang kerja CEO, tidak apa-apa, dia baru datang, besok-besok masih ada sangat banyak kesempatan!
Ekspresi wajah Anisa agak tidak bagus, wanita yang pantas mati, siluman rubah! Wanita itu tahu, sekretaris ini pasti juga ingin merangkak naik ke atas ranjang Fredo , Hmph!
sekretaris Liu menunduk, mungkin, dia tidak seharusnya terburu-buru.
“Ups…”
Piak!
sekretaris Liu dengan mata bulat melototi tidak berani percaya, kenapa wanita ini seperti ini, meski dirinya tidak berhati-hati menabrak dia, dia juga tidak perlu tanpa berbasa-basi langsung memukul orang! Lagian, jalan lebar seperti ini, meski dirinya melamun, wanita itu juga seharusnya tahu bukannya seperti itu? Atau mungkin….
“Hmph! Apa kamu jadi sekretaris itu seperti ini? Jalan saja tidak benar, apa masih ada muka jadi sekretaris CEO Marini Grup?!” Anisa menghempaskan pergelangan tangan, bermuka angkuh, terlebih lagi melihat dada sekretaris Liu yang sangat mencolok mata itu, jadi lebih sangat marah lagi.
“Kamu! …..” Meski dirinya ada salah, memang wanita itu siapa?
Anisa berjalan ke ruang kerja CEO sambil dengan suara rendah mengomel, “Mulai hari ini,kamu tidak perlu ke sini kerja lagi, siapa yang tahu tujuan sebenarnya kamu datang ke sini!”
sekretaris Liu tidak bisa menahan lagi, memegang pipinya menerjang pergi keluar, cetakan tamparan di muka yang cantik begitu jelas, wanita itu tidak mengerti, sebenarnya kesalahan apa yang sudah dia lakukan?
“Do, sekretarismu sepertinya ada urusan yang penting, takutnya besok-besok tidak bisa datang kerja lagi.” Anisa mendorong dan membuka pintu ruang kerja CEO lalu dengan suara kecil membuka mulut, dengan yang marah tadi bisa dibilang dua orang yang sangat berbeda.
Memandangi Fredo yang sedang serius bekerja, dalam mata Anisa terpancar sebuah renungan, pria seperti ini, takutnya tidak akan ada wanita yang tidak tergerak hatinya, teringat dengan paras wajah sekretaris Liu yang kasihan itu, Anisa langsung jadi tidak senang.
Terpancar sinar terang di otak, lebih baik…. Cari satu sekretaris yang pria lihat tidak bisa membuat pria nafsu, dengan seperti itu dirinya juga tidak perlu khawatir lagi.
Gerakan Fredo membalikkan dokumen seketika jadi berhenti, ada urusan yang penting? Apa tidak bisa cari ide yang baru? Semenjak dia mengambil alih, ini sudah sekretaris ke-28 yang 'ada urusan penting', besok-besok tidak bisa datang kerja.
“Ai, sungguh tidak tahu bersyukur, Marini perusahaan yang sangat bagus….” Anisa meratapi, tiba-tiba nadanya berubah, “Fredo , lebih baik, aku bantu kamu pilih satu sekretaris, gimana?”
Fredo perlahan menyatukan dokumen yang sudah dilihat setengah, menghela nafas, kalau bukan ayah yang membuka mulut, bagaimana bisa pria itu setuju bertunangan dengan Anisa? Benar-benar salah siasat, sudahlah, biarkan wanita itu pusing sendiri, seperti ini juga bagus, gonta-ganti, wanita itu tidak merasa repot, dia saja merasa repot.
“Terserah kamu saja, tapi…. kalau sekretaris kali ini juga ada urusan penting lagi….” Fredo mendongak sebentar, jangan salah salah dia tidak memberi muka lagi!
“Bagaimana bisa? Seleraku, apa Do juga tidak tenang?” Mata Anisa bersinar, dia pasti mau mencari sekretaris yang luar biasa bisa membuat orang tidak suka.
“Semoga saja.” Fredo tidak berkomentar, semua wanita itu merepotkan.
Sebaliknya Anisa tidak bisa menahan kegembiraan di hati, tidak disangka, bahkan hal seperti ini Fredo juga bisa menyetujuinya, apa ini bisa dibilang, di dalam hati pria itu dirinya sudah memiliki posisi yang sama dengan istri? Berpikir seperti ini, garis di wajahnya bertambah lebih lembut lagi, bahkan berbicara juga mengandung nada yang manja sekali, “Do, kamu lihat, sudah siang, pergi temani aku makan, ayo lah.”
Fredo tanpa meninggalkan bekat mengerutkan dahi, makan? Bersama dengan Anisa? Lupakan saja.
“Anisa, kamu bukannya mau mencarikan aku sekretaris, apa mungkin tidak perlu persiapan? Atau, kamu sudah menyerah?” Fredo menancapkan pena emas di tangan ke dalam kantong, agak jelas terlihat mata yang panjang dan sempit agak terangkat ke atas.
Anisa tertegun, benar, dia mau agak cepatan pergi mengurus hal ini, kalau tidak, bagaimana bisa menemukan orang yang dia butuhkan, “Tentu saja tidak akan, aku pergi sekarang, Do, tunggu kabar baik dariku yah!”
Melihat dari kejauhan bayangan punggung Anisa yang pergi, Fredo mengeluarkan nafas panjang dengan lega, wanita memang merepotkan, Anisa merupakan yang paling merepotkan di antara yang merepotkan, hanya saja dia juga tidak bersedia melawan keinginan ayahnya, serba sulit.
Tapi, Anisa tameng ini juga lumayan, setidaknya, tidak akan ada banyak kupu-kupu genit, Fredo menunduk, tidak tahu sekretaris berikutnya, bisa berpenampilan seperti apa?
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyDewa Perang Greget
Budi MaWonderful Son-in-Law
EdrickThat Night
Star AngelDark Love
Angel VeronicaVillain's Giving Up
Axe AshciellyGet Back To You
LexyAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya