Asisten Wanita Ndeso - Bab 43 Berangkat
Tanu datang ke bandara untuk mengantar mereka, karyawan di kantor semuanya telah mengetahui bahwa rupanya asisten CEO di perusahaan mereka ada seorang wanita yang begitu cantik, sebelumnya banyak rumor yang menyebar kalau asisten tersebut adalah seorang wanita bagaikan di dalam sinetron.
Namun orang yang pernah menonton sinetron seperti ini rata-rata mengetahui bahwa sebenarnya wanita yang memerankannya tidak jelek, malahan hanya sekedar berpakaian dan berpenampilan kampungan saja, dengarnya asisten CEO di perusahaan mereka juga demikian, akan tetapi tidak terlalu banyak orang yang pernah melihatnya.
Apabila di dalam kantor, Asmi jarang berkeliaran sembarang, sementara pada waktu makan siang dia juga hanya makan di ruangan sendiri saja, oleh sebab itu Asmi jarang sekali keluar dari ruangannya. Sementara karyawan lainnya juga jarang ada yang memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kantor CEO, sehingga banyak sekali karyawan yang penasaran terhadap Asmi.
Karyawan yang mengikuti Fredo ke Korea pada hari ini adalah karyawan tingkat atas dan lama di perusahaan, meskipun semuanya sudah karyawan lama, namun umurnya hanya sekitar tiga puluhan saja, mereka semuanya ingin menyaksikan wujud asli dari asisten CEO dengan memanfaatkan kesempatan kali ini.
Namun di luar dugaan mereka, setelah beberapa saat kemudian dan bahkan CEO juga telah tiba, mereka tetap saja tidak melihat keberadaan asisten jelek itu. Meskipun ada seorang wanita yang berada di sisi CEO, namun wanita tersebut sangat cantik, sehingga semua orang beranggapan kalau wanita tersebut adalah saudara CEO mereka, sama sekali tidak ada yang menebak kalau wanita tersebut adalah Asmi.
Tentu saja tidak ada yang beranggapan kalau wanita tersebut adalah Anisa. Bagaimanapun sebagian besar dari karyawan perusahaan rata-rata mengenal dengan Anisa, dengan frekuensi Anisa ke kantor mereka dan sikap angkuh yang diperlihatkannya, semua orang akan mengingatnya apabila pernah bertemu dengannya.
Rata-rata semua karyawati merasa Anisa sangat jelek, wanita seperti ini mana pantas menjadi pacarnya CEO mereka? CEO tinggi dan tampan, sedangkan penampilan Anisa kesannya sangat kekanak-kanakan, apalagi tulang pipi yang begitu menonjol, kesannya benar-benar sangat angkuh dan sombong.
Lagi pula Anisa sering memperlihatkan gaya nyonya CEO untuk memerintah mereka, oleh sebab itu semua karyawan di perusahaan pasti kenal dengan Anisa, namun juga benci dengan Anisa.
Sementara wanita yang sedang berdiri di sisi CEO malahan tidak demikian. Dia diam-diam berdiri di samping CEO, kakinya sedang mengenakan sepatu tanpa tumit, badannya juga mengenakan seragam kerja dengan warna yang serupa, rambutnya yang hitam dan bersinar sedang terurai indah di belakang kepalanya.
Aura yang dipancarkan oleh wanita ini kesannya sangat segar dan polos, semua orang sedang membahas tentang identitas wanita tersebut. Sebelumnya juga ada karyawan yang pernah bertemu dengan Asmi, bagaimanapun kadang kalanya berbagai pimpinan departemen juga perlu bertemu secara langsung dengan Fredo, namun pada saat itu Asmi cenderung terus menunduk kepala dan sibuk dengan pekerjaan sendiri.
Oleh sebab itu jarang sekali ada yang ingat dengan bentuk wajah Asmi.
Pada saat ini beberapa karyawan sedang berbisik sendiri, mengapa CEO tidak membawa Anisa ? Bukannya Anisa selalu mengikuti di mana keberadaan CEO mereka ya ?
Jadi Anisa ke mana ? Jangan-jangan CEO sudah mengganti pasangan baru ya ? Apakah pasangan baru tersebut adalah wanita elegan yang sedang berdiri di sisinya ?
Para karyawan sedang berbisik sendiri dan bergosip tentang hal ini, tatapan mereka terus berkeliaran antara Fredo dan Asmi.
Tanu menyadari jejak tersebut, tujuan dirinya pada hari ini adalah mengantar keberangkatan Bos dirinya, sebagai salah satu pimpinan perusahaan, dia mesti mengantar secara langsung apabila CEO mereka akan perjalanan dinas.
Tanu yang berada di samping sama sekali tidak bisa bertahan lagi, dia berdiri di hadapan para karyawan dan berkata “Rekan kerja seperjuangan, perjalanan dinas ke Korea pada hari ini sangat penting, kalian pasti harus bekerja dengan baik agar bos kita dapat memberikan bonus kepada kalian. Terus asisten Asmi juga harus lebih perhatian dengan bos kita ya, agar bos kita dapat bekerja dengan tanpa pertimbangan apapun.” Tanu mengalihkan tatapannya pada wajah Asmi.
Tatapan semua orang juga menoleh ke arah wanita yang sedang ditatap oleh Tanu, jadi dia adalah Asmi ya ? Semua orang sangat penasaran, jangan-jangan dia adalah Asmi ya ?
Tidak mungkin juga, bukannya Asmi terpilih oleh Anisa hanya dikarenakan penampilannya yang jelek ya ? Namun mengapa wanita tersebut malah begitu cantik ? Semua orang menatap Asmi dengan tatapan tidak mengerti, rasanya wanita ini memiliki sikap yang polos.
Ada yang mulai berbisik, wanita zaman sekarang tidak ada yang polos. Meskipun Asmi begitu menawan, namun apabila dia tidak berpenampilan seperti asisten jelek, Anisa mana mungkin bisa merekrut dirinya ?
Mungkin saja dia adalah wanita yang licik, kenyataannya memang ada sejenis wanita yang suka memperlihatkan kesan lemah lembut dan polos, tujuannya adalah membohongi rasa simpati dari orang lain.
Tidak tahu juga bagaimana kepribadian asisten Asmi tersebut.
Ada yang mulai bergosip lagi, tidak perlu peduli bagaimana kepribadian asisten Asmi, yang penting dia rajin dan bertanggung jawab dalam bekerja saja, bukannya masalah lainnya juga tidak berhubungan dengan mereka ? Mereka semua hanya karyawan biasa, mana mungkin bisa mengurus masalah asmara CEO mereka ?
Tanu merasa pusing dan tidak berdaya ketika mendengar gosip tersebut, dia sama sekali tidak tahu ternyata karyawan perusahaannya akan begitu suka bergosip, dulunya dia merasa hanya masyarakat kecil saja yang akan bertindak demikian.
Pantas saja dunia hiburan di dalam negeri dapat berkembang dengan lancar dan bahkan terus memperluas, kelihatannya banyak sekali orang yang tertarik dengan gosip hiburan seperti ini.
Saat ini orang di dunia bisnis juga berada di antara gosip seperti ini, siapakah yang menikah ke dalam keluarga kaya, anak kaya mana lagi yang tidak bekerja, semua ini akan menjadi topik pembahasan oleh masyarakat.
Apabila ada manusia, pastinya juga akan ada rumor yang tersebar. Apalagi tempat keberadaan wanita, tempat tersebut pastinya akan memiliki berbagai ragam gosip yang tersebar.
Pernah ada pernyataan yang mengatakan kalau seorang wanita sebanding dengan lima ratus ekor itik, jadi bagaimana keadaan sekarang ? Tanu menghitung adegan di depan mata, saat ini setidaknya ada ribuan ekor itik yang berada di hadapannya.
Pengumuman di bandara mengumumkan bahwa sudah waktunya boarding, Fredo buru-buru berdiri, sedangkan Tanu berjalan di depannya dan mempersiapkan semua tiket pesawat Fredo.
Begitulah sikap Fredo yang selalu berkesan dingin, Fredo tidak pernah mengurus masalah kecil seperti ini, bagaimanapun ada Tanu yang akan selalu beranjak ke depan untuk membantunya.
Fredo dan rombongan karyawan kantor sudah berhasil masuk ke dalam pesawat, Tanu baru saja membawa mobilnya dan tiba di kantor, namun pada pertengahan perjalanannya Sasa sudah meneleponnya.
“Tanu, kamu sudah antar Fredo dan Asmi ke bandara ya ?” Pembicaraan Sasa sangat cepat, sepertinya sangat antusias dengan perjalanan dinas antara Fredo dan Asmi, dia berharap Fredo dapat mulai mengenal kepribadian Asmi dengan memanfaatkan trip ke Korea ini.
“Sasa, kamu jangan selalu memikirkan permasalahan orang lain, bukannya masalah kita berdua sudah harus berlanjut juga ya ? Hari itu kamu bilang mau nonton film bersamaku, akhirnya malahan menemani Asmi membeli baju, kal ini Asmi tidak ada di sini, kamu pasti harus nonton bersamaku ya.” Tanu masih saja mengeluh tentang kejadian ketika Sasa hanya menemani Asmi dan membiarkan dirinya menanti sepanjang malam.
Tanu bahkan sudah mengeluh berkali-kalinya terhadap Sasa.
“Sudahlah, manajer Tanu, aku sudah tahu, aku pasti akan pergi bersamamu, kenapa kamu seorang manajer umum di perusahaan tingkat internasional bisa begitu santai ya ? Jangan-jangan perusahaan kalian sudah mau bangkrut ya ?” Sasa tidak mengerti mengapa ada orang yang sibuk setengah mati, namun ada juga orang yang santai setengah mati.
“Kamu tidak terima ya ? Kamu akan merasakan sendiri ketika menginjak di jenjang sepertiku, berusaha lagi ya.” Sisi lain dari telepon terdengar suara Tanu yang sedang tertawa terbahak-bahak.
Sasa yang merasa emosi langsung memutuskan sambungan telepon, Tanu ini sama sekali tidak mengerti isi hatinya.
Setelah masuk ke dalam pesawat, Asmi baru menyadari ternyata tempat duduknya tepat berada di samping Fredo. Asmi sendiri yang memesan tiket pesawat, Asmi masih ingat dengan jelas bahwa pada saat itu dirinya sudah sengaja memilih tempat duduk yang jauh dari Fredo, namun dia tidak habis berpikir mengapa pada akhirnya dirinya malahan duduk bersebelahan dengan Fredo ?
Asmi yang tidak berdaya akhirnya hanya bisa duduk di kursi sisi luar yang berada di samping Fredo, hal ini menandakan bahwa apabila ada pramugari yang datang melayani Fredo, pastinya juga harus melalui dirinya.
Asmi merasa sangat canggung, dia ingin sekali mengganti tempat dengan rekan kerja di sekelilingnya, namun semua rekan kerja adalah pimpinan departemen perusahaan, dirinya yang hanya sebagai asisten kecil sama sekali tidak memiliki kekuasaan seperti ini.
Oleh sebab itu Asmi hanya bisa diam di tempat dan terus berdoa agar pesawat dapat mendarat dengan cepat. Asmi merasa pemandangan di depan matanya menjadi buram, seolah-olah tidak akan bisa melihat masa depannya lagi.
Asmi diam-diam melirik Fredo, saat ini Fredo sedang duduk di tempat dan memejamkan mata untuk istirahat, sepertinya sudah tertidur. Hal ini membuat hati Asmi terasa lega dan tenang, sementara karyawan yang duduk di belakang mereka sepertinya juga sangat tegang.
Sejak masuk ke dalam pesawat Asmi sudah tidak mendengar suara pembicaraan mereka lagi, mungkin saja di sisi CEO memang harus seperti ini.
Asmi juga memejamkan matanya, dia mulai mengendalikan pemikiran sendiri agar tidak memikirkan kata-kata yang dilontarkan oleh Fredo pada saat di kantor. Meskipun kata-kata tersebut kesannya sangat menyakitkan, namun Asmi sudah tidak merasakan apapun lagi. Dia selalu merasa sepertinya Fredo memiliki kesalahpahaman terhadap dirinya, akan tetapi dia tetap saja tidak dapat menemukan inti dari kesalahpahaman ini.
Pemikiran Asmi semakin kacau, akhirnya dia malah ketiduran di kekacauan tersebut. Asmi menyandar di kursi yang sangat nyaman, bagaimanapun perjalanan dinas bersama CEO tentu saja akan mendapat tempat duduk kelas bisnis.
Pada pertengahan mimpi, Asmi mendengar ibunya sedang memanggil namanya, sementara ibu mana yang sedang memanggil namanya ? Asmi masih merasa ragu. Dia kadang kalanya akan melihat ibu angkat sendiri, namun kadang kalanya dia akan melihat ibu kandungnya. Kedua orang tersebut sedang melambaikan tangan terhadap dirinya, Asmi merasa sedikit ragu dan bingung, dia tidak tahu sebenarnya harus menggenggam tangan siapa, akan tetapi ketika dirinya memutuskan untuk menggenggam tangan ibu angkatnya, mereka malahan hilang semuanya.
Pada pertengahan kepanikan, Asmi melambaikan tangannya dengan sembarangan, namun untungnya dia berhasil menangkap sebuah tangan, sehingga mulai tertidur pulas lagi. Saat ini Fredo sedang memejamkan mata sambil istirahat, dia hanya ingin melihat sebenarnya bagaimana sikap dan kepribadian Asmi.
Fredo diam-diam mengawasi reaksi Asmi, dia menyadari bahwa Asmi memang terasa kaget pada awalnya. Fredo juga mengetahui kalau Asmi sedang mewaspadai dirinya, sehingga juga sengaja menjauhkan tempat duduk antara mereka berdua.
Akhirnya Fredo sendiri yang menghubungi perusahaan penerbangan dan menggantikan posisi tempat duduk Asmi pada sampingnya. Fredo bahkan sedikit sombong dengan tindakan dirinya, dia sangat yakin kalau Asmi akan sangat kaget dengan hasil tersebut.
Pada saat Fredo sedang tersenyum sendiri dan ingin menyaksikan lelucon Asmi, namun Asmi malahan hanya kaget sejenak saja, setelah itu sudah duduk di tempatnya dengan tenang, sama sekali tidak peduli dengan siapa yang duduk di sisinya.
Kenyataan ini sangat menjatuhkan harga diri Fredo, bagaimanapun dia telah merencanakan hal ini dalam waktu yang lama, namun akhirnya Asmi malahan tidak bereaksi apapun. Fredo yang tidak berdaya hanya bisa memejamkan mata dan merenungkan strategi lain untuk menyiksa Asmi, semoga pada perjalanan kali ini Asmi dapat mengerti keadaan sendiri dan memilih untuk mundur.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaBack To You
CC LennyInventing A Millionaire
EdisonPergilah Suamiku
DanisCintaku Pada Presdir
NingsiAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya