Asisten Wanita Ndeso - Bab 98 Konser
Konser Asmi akan diadakan di stadion Kota T, stadion yang berisi 50.000 orang tidak ada tempat kosong, semua orang ingin mendengar suara merdu penyanyi Vera yang kembali dari Inggris.
Asmi juga tidak mengecewakan semua orang, dia berturut-turut menyanyikan lima belas lagu terbaiknya di Inggris dan lagu terakhirnya merupakan lagu yang ditulis oleh Andro khusus untuknya.
Ketika Asmi menyanyikan lagu terakhir, wajahnya sudah penuh dengan air mata, banyak penggemarnya berdiri dan menggoyangkan tongkat cahaya di tangan mereka dengan penuh semangat.
Pada saat ini, Sasa juga melihat ke atas panggung, untuk menonton konser Asmi, dia mempersingkat bulan madunya dengan Tanu menjadi lima hari dan kembali ke Kota T.
Sasa menonton dengan mata basah, dia tidak pernah mendengar Asmi bernyanyi dengan begitu emosional dan dia juga tidak tahu bahwa Asmi memiliki suara yang begitu merdu dan juga tajam.
Suara Asmi pada awalnya rendah dan lembut dan secara bertahap menjadi tinggi dan semakin dalam, membuat orang yang mendengarnya merasa seolah-olah terbang tinggi di langit.
Tanu juga sedang mendengarkan, sejak Asmi pergi, dia tidak pernah pergi ke bar itu lagi, setelah dia menemukan bahwa penyanyi misterius ternyata adalah Asmi, dia pernah menyukai Asmi untuk sementara waktu dan kemudian dia menyerah.
Sekarang, ketika mendengar Asmi bernyanyi lagi, dia seolah-olah kembali ke tiga tahun lalu.
Fredo duduk di sebelah Tanu, dia tidak pernah mendengar Asmi bernyanyi dan juga tidak pernah percaya bahwa penyanyi misterius yang dikatakan Tanu adalah Asmi. Sekarang dia baru menyadari bahwa mendengarkan Asmi bernyanyi ternyata sangat mengasyikkan, Fredo duduk di sana, mendengarkan Asmi bernyanyi dan mengagumi pesona Asmi dengan fokus.
Pada malam ini, Asmi mengganti empat set pakaian untuk mencocokkan lagu, setiap set pakaian dibuat sesuai dengan ukuran tubuh Asmi, sehingga Asmi terlihat sangat cantik ketika mengenakannya, Fredo sudah hampir mau mabuk, dia semakin bertekad bahwa Asmi adalah tujuan yang dia kejar dalam hidup ini.
Konser Asmi berlangsung selama satu setengah jam, karena tidak ada tamu atau tarian, sehingga konser tersebut berakhir lebih cepat, satu jam setelah konser adalah konferensi pers Vexa.
Vexa akan menandatangani dan menjual CDnya sendiri setelah konferensi pers dan setelah melakukan semua ini, aktivitas Asmi di Kota T akan berakhir.
Di konferensi pers, Asmi dan Andro duduk di atas podium, Andro adalah produser dan agennya, sehingga dia tentu saja akan duduk di samping Asmi.
Andro merasa suasana konferensi pers hari ini sedikit aneh, dia samar-samar merasa bahwa akan terjadi sesuatu, nyatanya, dia khawatir juga tidak berguna, dia tidak tahu pertanyaan apa yang akan ditanyakan wartawan dan juga tidak tahu seberapa banyak yang mereka ketahui.
Konferensi pers dipimpin oleh asisten Vexa, Gian. Konferensi pers dimulai secara resmi. Fredo, Sasa dan Tanu juga khawatir, sehingga mereka diam-diam memperhatikan Asmi di bawah panggung.
Mereka semua tahu apa yang terjadi di hotel tempat Asmi menginap kemarin dan jika terjadi sesuatu yang tidak terduga, mereka juga dapat membantu Asmi.
Arafah yang duduk di antara para hadirin sudah menyiapkan pertanyaannya, jika dibandingkan dengan wartawan lain, dia merupakan wartawan yang telah mempersiapkan dengan baik, dia telah menemukan banyak informasi tentang Asmi dan dengan adanya informasi ini, seharusnya dapat membuat para wartawan industri hiburan menghormatinya dan dia mungkin bisa menjadi wartawan paling terkenal di industri.
Sesi pertanyaan telah dimulai dan Arafah berdiri terlebih dulu "Aku tidak tahu apakah aku harus memanggil anda Nona Vexa atau Nona Asmi, namaku Arafah, aku adalah seorang wartawan dari Entertainment Hiburan." Perkenalan Arafah segera menarik perhatian orang, keraguan tentang nama Asmi membuat orang-orang di bawah segera meledak.
Asmi telah memikirkannya, karena dia sudah kembali, maka dia harus menghadapi masa lalunya dengan jujur dan masa lalunya juga tidak memalukan, dia adalah orang yang jujur, berperilaku baik dan melakukan pekerjaan dengan baik, sehingga tidak ada yang tidak boleh dikatakan.
“Halo, Wartawan Arafah, terserah kamu ingin memanggilku apa, Vexa boleh, Asmi juga boleh, tergantung mana yang kamu suka.” Nada suara Asmi sangat tenang, dia berpikir bahwa selama dia jujur dengan media, maka seharusnya tidak ada masalah besar.
“Kalau begitu, Nona Vexa, mengapa kamu mengubah namamu menjadi Vexa?” Setelah Arafah mengajukan pertanyaan ini, wartawan lain segera bertanya.
"Vexa adalah nama yang aku ubah setelah aku memasuki dunia musik di Inggris, aku merasa nama ini lebih cocok dengan estetika Inggris, bisa dikatakan ini sebagai nama panggung, bukankah kita juga punya banyak selebriti di dalam negeri yang seperti ini? Coba kamu lihat, Jackie Chan juga bukan nama asli dan banyak juga artis yang mengganti nama mereka di tengah jalan, nama itu hanya sebuah panggilan, aku rasa kita tidak perlu terlalu mempermasalahkannya." Asmi dengan lembut menyelesaikan masalah ini.
Wartawan lainnya berdiri lagi "Nona Vexa, kamu baru saja berkata bahwa kamu mengubah nama ketika kamu masuk ke industri musik. Kalau begitu, sebelumnya kamu bekerja di industri apa?" Banyak wartawan berdiskusi di bawah dan mereka merasa pertanyaan ini sangat bagus.
Asmi berhenti sejenak, dia tidak tahu harus menjawab dari industri yang mana. Pada saat ini, Arafah berdiri lagi “Apakah Nona Vexa tidak nyaman untuk menjawab pertanyaan ini? Sejauh yang aku tahu, Nona Vexa telah bekerja di banyak profesi dan pernah bernyanyi di bar, benar?” Mata Arafah penuh dengan provokasi, Asmi mendongak dan menatap wartawan bernama Arafah ini.
Penampilannya sangat licik, wartawan seperti ini sangat jelas ingin mencari masalah dan pikiran Asmi dengan cepat melintas tentang hari-hari bekerja di bar.
“Ya.” Suara Asmi sangat tegas dan kuat, Asmi merasa bahwa tidak ada yang memalukan tentang bernyanyi di bar, banyak bintang juga mulai dari bernyanyi di bar.
Wartawan di bawah sedang berdiskusi, mereka tidak menduga bahwa Vexa memiliki pengalaman bernyanyi di bar.
"Aku pernah bernyanyi di bar, kita semua tahu bahwa banyak penyanyi juga mulai dari bernyanyi di bar, lingkungan nyata jauh lebih baik daripada teori yang tak terhitung jumlahnya di dalam benak, hari-hari bernyanyi di bar membuatku semakin percaya diri." Meskipun Asmi tidak menyukai lingkungan tersebut, tetapi apa yang dia katakan adalah kenyataan, tanpa pengalaman di bar, dia mungkin tidak berani memasuki dunia musik.
Pertanyaan Arafah ini diselesaikan oleh Asmi dengan cerdik, pada saat ini, Anisa yang duduk di bawah sudah tidak bisa duduk diam, dia tidak menduga bahwa Asmi bisa menangani pertanyaan Arafah ini dengan begitu mudah dan dia panik sampai menggosok tangannya.
Sasa yang duduk di bawah juga sangat panik, dia tahu bahwa industri hiburan sangat kacau, tetapi dia tidak menduga bahwa mereka berani bertanya apapun, setiap kali wartawan mengajukan pertanyaan, dia merasa jantungnya berdetak dengan kencang dan setelah Asmi selesai menjawab pertanyaan, baru dia kembali seperti normal.
Setelah menjawab kedua pertanyaan tersebut dengan cerdik, Asmi meminum air, pertanyaan yang diajukan oleh wartawan di dalam negeri dan wartawan di luar negeri berbeda, wartawan di luar negeri lebih banyak menanyakan hal-hal yang profesional, sedangkan wartawan di dalam negeri, mereka lebih banyak menanyakan privasi pribadi, terutama gosip, mungkin orang di sini memiliki rasa ingin tahu yang lebih kuat.
Pada saat ini, tidak ada wartawan yang berdiri dan Arafah berdiri lagi "Nona Vexa, masih aku lagi, maaf, aku telah mempelajari tentangmu untuk waktu yang lama, sehingga aku memiliki lebih banyak pertanyaan." Arafah sengaja berpura-pura menjadi penggemar Vexa.
"Aku mendengar bahwa ketika kamu bernyanyi di bar, kamu selalu bersembunyi di belakang layar, mengapa kamu tidak berdiri di atas panggung seperti yang kamu lakukan sekarang? Mengapa kamu bersembunyi di belakang layar? Apakah wajahmu yang sekarang merupakan hasil dari operasi plastik?" Arafah merasa bahwa pertanyaannya ini pasti menghebohkan, jika Asmi berkata bahwa dirinya tidak pernah melakukan operasi plastik, maka dia akan menunjukkan foto-foto Asmi sebelumnya, Arafah memiliki foto Asmi ketika bernyanyi di bar.
Foto-foto ini diperoleh dari pemilik bar, Darto, informasi tangan pertama ini Arafah memegang erat-erat di tangannya.
Asmi tersenyum, selama dia tidak melakukan kesalahan, dia takut dengan gosip seperti ini, dia merasa pertanyaan ini sangat lucu, tetapi dia tetap menjawab dengan wajah serius.
"Alasan mengapa aku bersembunyi di belakang layar karena aku terlalu jelek pada saat itu, aku tidak tahu harus bagaimana membuat diriku menjadi cantik, aku mengenakan rok yang ketinggalan zaman, rambut kepang yang ketinggalan zaman dan memakai kacamata berbingkai hitam yang besar, semua orang pasti pernah melihat drama “Ugly Girl invincible” singkatnya pada saat itu penampilanku hampir sama seperti Lin Wudi di dalam drama tersebut.” Asmi tersenyum dengan tenang.
"Sekarang kalian tahu alasannya, menggunakan kata yang modis sekarang, aku terlalu kuno pada saat itu, manajer bar takut aku akan menakuti para tamu, jadi dia membiarkanku bersembunyi di belakang layar, apakah hal ini sangat konyol?" Setelah selesai berkata, Asmi tersenyum.
Dan jawabannya juga membuat para wartawan di bawah tertawa terbahak-bahak, Asmi sebenarnya sangat ramah, banyak wartawan merasa seperti ini, beberapa artis tidak senang ketika mereka mendengar tentang masa lalu mereka yang buruk, tetapi Vexa mampu menghadapinya dengan tenang.
Banyak wartawan menulis tentang upaya dan perubahan Vexa, tetapi Arafah masih tidak menyerah, dia memiliki terlalu banyak informasi di tangannya.
“Aku mendengar bahwa, pada saat kamu bernyanyi di bar, kamu berhasil melamar di Marini Group, grup multinasional terbesar di kota, apa yang membuatmu berubah menjadi pekerja kantor? Apakah ada cerita di dalam ini?” Arafah menatap Vexa dan tersenyum, dia ingin melihat bagaimana Asmi menjawab pertanyaan ini.
Asmi mengerutkan kening dan hatinya menegang, setiap pertanyaan dari Arafah ini sangat jelas menargetkan kelemahannya, siapakah Arafah ini, mengapa Arafah bisa tahu masa lalunya dengan jelas, hanya beberapa orang yang tahu masa lalunya, siapa yang begitu membencinya?
Asmi melirik ke bawah dan melihat Fredo duduk bersama Tanu dan Sasa, kecurigaan mereka bisa dihilangkan, tiba-tiba, sesosok warna merah muncul di matanya dan Asmi sudah mengerti situasi saat ini.
Selain Anisa, siapa lagi yang akan memiliki permusuhan dan kebencian seperti itu terhadap dirinya.
Asmi tersenyum pada sosok yang berwarna merah dan sudah memiliki strategi untuk menjawab.
Novel Terkait
Kisah Si Dewa Perang
Daron JayYama's Wife
ClarkCinta Yang Berpaling
NajokurataPria Misteriusku
LylyAir Mata Cinta
Bella CiaoI'm Rich Man
HartantoMy Only One
Alice SongMy Superhero
JessiAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya