Asisten Wanita Ndeso - Bab 88 Balas Surat

Matahari baru terbit setiap hari, saat babak baru matahari timur terbit, Fredo membuka matanya dengan susah payah. Segala sesuatu yang terjadi kemarin seperti sebuah mimpi. Di dalam mimpi, ia bertemu dengan Asmi yang terlihat sangat cantik dan pemalu.

Tetapi, begitu membuka mata, di sisinya hanya ada dia seorang, tidak ada jejak Asmi di seprai putih.

Fredo menggelengkan kepalanya, mungkin di sisinya tidak pernah ada jejak Asmi.

Selama tiga tahun, Fredo memimpikan hal yang sama setiap malam, Asmi pulang mencarinya. Namun, ketika hendak menarik Asmi, dia menghilang.

Akhirnya Fredo sadar, melihat cahaya matahari menyinari matanya, itu sangat menyilaukan.

Sejak Asmi pergi, dia pindah kembali ke vila di gunung, tetapi menjadi sangat jarang berbicara. Sejak Asmi pergi, Rani sakit parah, Fredo merasa sangat bersalah, melihat ayahnya sangat sibuk, ia memilih untuk pindah kembali.

Tetapi setelah pindah, keluarga ini tidak seperti dulu lagi, Teto dan Rani tidak bisa senang. Mereka selalu memikirkan betapa sulitnya Asmi hidup di luar selama bertahun-tahun.

Pernah ada petunjuk, Asmi menggunakan uang yang diberikan Rani padanya, Rani takut Asmi tidak rela menghabiskan uang itu dan hidup menderita di luar.

Di dalam kartu ATM ada 400 juta, sejak Asmi menghilang, Rani lupa dirinya pernah memberikan kartu ATM kepada Asmi, dan ternyata bisa melacak informasi pengguna.

Pencarian itu dilacak sampai ke Beijing, Asmi menarik semua uang dari ATM satu bulan yang lalu di Beijing, ini satu-satunya petunjuk yang diketahui.

Teto, Rani dan Fredo bersama-sama pergi ke Beijing, mengambil gambar Asmi dari rekaman CCTV. Perutnya sedikit membuncit, tetapi ada senyuman di wajahnya, dia keluar dari bank dengan satu tangan di perutnya.

Beijing,tempat yang begitu besar bagaimana mencarinya? Teto menggunakan hubungan pribadinya, meminta bantuan banyak orang untuk mencari Asmi. Namun, setelah tinggal selama satu bulan di Beijing, tetap tidak mendapatkan petunjuk.

Dia dan Rani pulang dengan kecewa, sejak saat itu, setiap hari Rani mengalami depresi sepanjang hari, dan tidak tertarik pada apapun, bahkan tidak peduli dengan mawar yang ia sukai di taman.

Dia selalu berdiri di depan pintu saat matahari terbenam, menantikan kembalinya Asmi suatu hari nanti, sama seperti dia, suatu hari nanti pasti akan kembali ke tempat ini.

Mungkin, hanya Rani yang tahu betapa sulitnya bagi seorang wanita membesarkan anak seorang sendiri. Dia hanya melahirkan Asmi dan tidak membesarkannya. Sedangkan, Asmi sudah membesarkan anak itu selama tiga tahun, tidak tahu bagaimana keadaan Asmi dan anak itu sekarang.

Apakah dia melahirkan anak itu?

Suasana hati Fredo juga sangat buruk. Dia melakukan hal yang sama setiap hari. Dari rumah pergi ke perusahaan dengan ekspresi muram, tidak ada yang tahu mengapa ekspresi Direktur lebih dingin dari gunung es, mereka hanya tahu tidak ada yang pernah melihat Direktur tertawa di depan umum.

Dari rumah, setelah sarapan bersama, Fredo mulai mengemas barangnya meninggalkan rumah, beberapa hari ini, ada banyak pekerjaan di perusahaan, ditambah Tanu yang akan menikah, semua pekerjaan diserahkan langsung kepadanya.

Masih ada satu minggu menjelang pernikahan Tanu dan Sasa diadakan, saat itu akankah Asmi pulang? Selama tiga tahun ini, kemana saja dia pergi?

Sejak menghilang dari rumah sakit, Fredo baru tahu dirinya benar-benar melukai Asmi. Dia menyesalinya, tetapi itu sudah terlambat. Dia mencoba segala cara untuk menemukan Asmi, tetapi itu seperti menemukan jarum di tumpukan jerami, tidak ada kabar sedikit pun.

Selama tiga tahun ini, Fredo mengutuk dirinya setiap hari, terutama saat dirinya semakin banyak berhubungan dengan Sasa semakin dia mengetahui dirinya berutang pada Asmi. Ternyata, benih cinta telah tumbuh di hatinya sejak lama, hanya saja ditutupi oleh kebencian.

Sekarang dia sudah berteman baik dengan Sasa, mengetahui Sasa berasal dari keluarga yang hebat, putri dari perusahaan Dargo yang berpengaruh di kota, ini membuat Fredo mengagumi Sasa.

Ternyata berkali-kali dirinya dibutakan oleh penampilan luar, ada banyak hal yang tidak seperti dilihat oleh kedua matanya, hanya mengetahui dirinya hidup sangat sederhana, dan tidak mengenal Sasa sama sekali.

Sudah sejak lama Sasa memaafkan Fredo, siapa suruh teman baiknya menyukainya? Setelah berhubungan cukup lama, Fredo tidak seperti yang dilihat semua orang. Setiap hari memasang wajah dingin seperti gunung es yang bisa dilihat dari ribuan mil jauhnya. Mereka yang kumpul bersama selalu ada canda tawa.

Tentu saja, tidak ada dari mereka yang melupakan Asmi, mereka akan selalu menyebut Asmi ketika mereka berkumpul, berdoa agar dia segera kembali, dan berdoa dia yang berada di luar baik-baik saja.

Sasa mulai menulis surat ke Asmi sejak setengah tahun lalu, sebenarnya sejak Asmi menghilang, Sasa setiap hari menulis surat untuk Asmi, tetapi surat itu seperti batu yang tenggelam ke laut, tidak ada kabar sama sekali.

Tanu berkata kepada Sasa, karena Asmi ingin bermain petak umpet, dia yang menerima suratnya juga tidak akan kembali, kamu yang setiap jam mengirimkan surat untuknya, dia juga tidak akan kembali, ketika dia merasa sudah saatnya kembali, ia akan kembali dengan sendirinya.

Sejak saat itu, Sasa berhenti menulis surat untuk Asmi setiap hari, tetapi di hari-hari penting, dia akan menulis surat untuk Asmi. Ketika dia sekolah di luar negeri menggunakan kotak surat itu, dia mengira Asmi orang yang konsisten, dan seharusnya tidak akan berubah.

“As, dimana kamu sekarang? Kamu baik-baik saja? Aku tahu kamu pasti sudah membaca surat yang aku tulis untukmu sebelumnya, aku yakin kamu pasti sudah membacanya.

Aku beritahu kamu sebuah kabar baik, aku dan Tanu akan menikah di tanggal 9 September ini, tanggal cantik untuk hidup bahagia selamanya.

Aku harap kamu bisa pulang melihat kami, kalau tidak ada restu darimu, aku akan sangat sedih, pulanglah, ok?

As, tahukah kamu? Setiap hari kami menantikan kepulanganmu, aku dan Tanu, bibi dan paman, dan juga Fredo, kalau kamu tidak pulang, Fredo-mu mungkin akan sepertimu.

Pulanglah, As, aku sangat berharap di pernikahanku ada dirimu.

selalu mencintaimu Asmi.”

Sasa kembali menulis sebuah surat lalu menekan tombol kirim. Pengingat surat muncul, tidak tahu apakah Asmi melihatnya, meskipun hatinya percaya Asmi melihatnya, namun dirinya tidak yakin sepenuhnya.

Sekarang Asmi berada dimana ya, dia benar-benar tega, selama tiga tahun, tidak ada kabar sama sekali, tidak tahu apakah dia melewati hidupnya dengan baik, kalau ada anak, bagaimana keadaan anaknya?

Hari pernikahan semakin dekat, Sasa sangat sibuk, dia meminta ijin ke perusahaan. Selama tiga tahun ini, dirinya yang dari karyawan baru di departemen perencanaan sampai menjadi kepala departemen, usaha tidak pernah menghkhianati, kerja kerasnya diakui di mata para pimpinan.

Hingga undangan pernikahan disebarkan, banyak orang di perusahaan baru tahu gadis yang cakap di sekitar mereka ternyata putri CEO, ini membuat mereka semakin mengagumi Sasa.

Sasa sangat sibuk setiap hari, ayahnya tidak ingin membantunya mengurusi pernikahan. Segala sesuatu dilemparkan kepada Sasa, terserah ingin diadakan seperti apa.

Ini juga tidak bisa menyulitkan Sasa di Dept. Perencanaan, dulu dia pernah mengadakan banyak pameran dan merasa itu mirip dengan pernikahan. Untungnya, ada perusahaan Wedding Organizer, yang membuat mereka tidak perlu mengkhawatirkan terlalu banyak hal.

Kurang dari seminggu, Sasa sudah beberapa hari tidak membuka kotak surat, hari ini ia pulang lebih awal dan membuka kotak surat.

Ada sebuah surat tergeletak di kotak surat, Sasa mengucek matanya dengan tidak terduga, lalu berteriak, “Dari Asmi.”Dia dengan cepat membuka kotak masuk, dan ternyata memang benar dari Asmi.

Dia benar-benar membacanya, Sasa membuka surat itu dengan tangan gemetar.

“Sasa, maaf.

Selama tiga tahun, ini pertama kalinya aku membalas suratmu, sebelumnya aku membaca suratmu dengan hati-hati, terima kasih, masih merindukanku yang meninggalkan kalian.

Terima kasih telah merawat orang tuaku selama tiga tahun terakhir, aku membaca setiap kata di suratmu dengan seksama, setiap kali mereka sakit, setiap kali ada gejolak emosi di hati mereka selalu ada kamu di sisi mereka, aku merasa sangat tersentuh.

Aku akan pulang, hanya saja kamu harus membuat persiapan mental, aku bukanlah Asmi tiga tahun yang lalu, mungkin akan menimbulkan sedikit masalah bagimu, semoga ketika kamu bertemu denganku tidak terkejut.

Aku akan pulang tanggal 6, kalau nomormu tidak berubah aku akan meneleponmu. Sampai jumpa, ingat, jangan beritahu kabar ini kepada siapapun, oke? Bantu aku merahasiakannya, kalau tidak, aku akan menghilang sekali lagi, kamu tahu aku bisa melakukannya.

Vexa”

Setelah membaca surat itu dalam satu tarikan napas, Sasa menangis tersedu-sedu, akhirnya Asmi membalas suratnya, hatinya sangat gembira sambil meremas hp dengan erat di tangannya, tetapi tidak menelepon siapapun, awalnya setelah membaca surat ia ingin menelepon ayah Asmi, begitu melihat di dalam surat mengatakan untuk tidak memberi tahu siapapun, Sasa menahan dirinya.

Asmi adalah seorang gadis yang menepati janjinya, ia tidak ingin satu-satunya teman baiknya pergi dari sini lagi dan meninggalkan orang yang paling dikasihinya. Namun, memberi tahu Tanu seharusnya tidak apa-apa.

Dia akan meminta Tanu merahasiakan masalah ini di dalam hatinya. Memastikan dia tidak memberi tahu siapapun.

Sasa kembali membaca surat Asmi, ia menyadari ada yang aneh, kenapa menjadi Vexa? Asmi ya Asmi, kenapa menulis nama Vexa? sebenarnya ada apa dengan Vexa.

Tidak peduli bagaimanapun, yang penting Asmi membalas suratnya, mungkin setelah Asmi sampai di luar negeri, ia tidak ingin orang lain mengetahui dirinya lalu memberi nama baru untuk dirinya?

Mengingat Asmi akan kembali, perasaan Sasa sangat senang. Tanggal 6 nanti sudah bisa melihat Asmi, sudah tiga tahun berlalu, tidak tahu bagaimana keadaan Asmi, dan tidak tahu apakah ia sudah melahirkan anaknya.

Sasa berharap dia melahirkan anaknya, terlebih dia dan Fredo tidak memiliki hubungan darah, melihat sikap Fredo dan ibu Asmi, mereka merestui Fredo dan Asmi bersama.

Sasa melompat kegirangan turun ke bawah, melihat ayahnya tergila-gila mendengarkan lagu Inggris seorang penyanyi wanita di kursi goyang, penyanyi itu tidak memiliki lagu sendiri, tetapi terkenal di Eropa dan Amerika Serikat. Ada aura sentimental di dalam suaranya, suara yang dalam, dan aura yang memabukkan.

Biasanya ketika ayahnya mendengarkan lagu, dia tidak mengganggunya, namun suasana hatinya sangat senang hari ini, dia ingin duduk dan berbagi kebahagiaan dengan ayahnya.

Sasa duduk di kursi malas di samping ayahnya, “Yah, aku akan menikah, tidakkah kamu merasa kasihan padaku?”Sasa memeluk lengan Liam dengan satu tangan, dan bersikap manja padanya.

Liam masih terpesona dengan mata terpejam. “Hahaha,”dia tersenyum ramah, tidak ada bedanya kamu menikah dengan tidak menikah, lagipula bisa bertemu setiap hari, mungkin lebih sering bertemu dibanding sebelum menikah?”Liam menggoda Sasa, akhir-akhir ini Sasa jarang berada di rumah, setiap hari tinggal di rumah Tanu.

“Yah, mengapa kamu mengatakan putrimu seperti itu, apakah aku bukan putri kandungmu?”Sasa mengingat Fredo, bahkan dia saja bukan anak kandung, mungkinkah dirinya juga iya?

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu