Asisten Wanita Ndeso - Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
Setelah berpisah dengan Sasa , suasana hati Tanu sangat bagus, saat ini ia percaya bahwa Fredo menunjuk hanya kepada Asmi, berdasarkan dari perkataan Sasa , bocah itu adalah seseorang yang sangat canggung.
“asisten Tanu, direktur mencarimu.” Sesaat setelah memasuki perusahaan, asistennya Adda langsung berjalan kemari.
Ekspresi diwajahnya terlihat tidak normal.
“Baiklah, aku mengerti, apakah ada hal yang lain?” Tanu berbasa-basi bertanya satu kalimat kepadanya karena ekpresi wajah assisten nya ini benar-benar mencurigakan.
“Tidak ada, tetapi, oksigen didalam ruangan direktur benar-benar sangat rendah.” Addatertawa diam-diam, terlihat jelas itu adalah tawa dibalik bencana atasnya.
Asisten Tanu adalah seseorang yang sangat mudah untuk bergaul, dibandingkan dengan direktur yang dingin itu sangat jauh lebih baik, karena itu semua orang sering membuat beberapa lelucon yang tidak melukai dan tertawa bersama dengannya.
“Ei, kamu jangan berbicara terlalu keras, kalau nanti kamu tertangkap oleh mata-mata itu, kamu akan sengsara.”
Yang dimaksudkan oleh Tanu adalah Anisa, Anisa tidak bekerja disini, hanya dengan pegangan bahwa dirinya adalah calon istri Fredo, ia sewenang-wenang disini.
Adda menutupi mulutnya dan tertawa: “Kakak tidak takut dengannya, paling parah mungkin hanya menyerahkan surat pengunduran diri, kamu cepat pergi ke direktur sana.” Bagaimanapun juga ia juga akan mengundurkan diri, sama sekali tidak akan takut kepada wanita terkutuk itu.
“Direktur besar, kamu mencari saya?”
Saat memasuki ruangan direktur, ternyata ia melihat wajah bocah canggung itu yang terlihat gelap, seakan-akan seperti seseorang telah berhutang kepadanya puluhan miliar rupiah.
“Mendapat informasi tidak?” Perkataan Fredo membuat Tanu tercengang, “Informasi apa?”
Segera sesaat kemudian Tanu mengerti perkataannya, ternyata bocah ini——
Benar-benar membuat orang kehabisan kata-kata, sepertinya kedepannya Asmi akan berada diposisi yang sangat sulit. Kalau begitu bagaimana ia membantunya? Ia benar-benar ingin membantunya, kalau begitu ia akan bertindak sesuai keadaan, kalau tidak juga hanya bisa berharap pada keberuntungannya.
“Benar ada sedikit informasi.” Setelah kalimat Tanu itu meluncur dari mulutnya, ia melihat alis mata Fredo yang terangkat, “Katakan——“
”Masih memerlukan pendalaman lebih lanjut, saat ini masih belum memastikannya.” Wajah Tanu terlihat sangat serius, Fredo yang mendengarkannya langsung mengerti.
Ia harus membuat teman baiknya ini sadar, wanita itu memiliki motif yang tidak sesederhana itu.
“Saat kamu menyadari bahwa mereka memiliki motif dibalik hal ini, itu semua sudah terlambat.” Fredo sekali lagi mengingatkan teman baiknya itu, tetapi melihat keadaan Tanu ia juga tahu dirinya sia-sia membicarakan hal ini, tunggu saat yang tepat ia akan menunjukkan hal yang sebenarnya kepadanya, setelah itu semuanya akan menjadi jelas.
“Aku tidak mengerti kenapa kamu memiliki pemikiran yang begitu buruknya kepada Sekretaris Liu, ia telah berbuat salah dibagian mana kepadamu? Hanya karena caranya berpakaian sangat kuno kamu tidak dapat menerimanya?”
“Ini, kamu tahu atau tidak tahu jika wanita itu sengaja berpakaian kuno seperti itu tidak mungkin tidak ada tujuannya.” Kata-kata Tanu membuat Fredo seketika tidak dapat menjawabnya.
Sengaja berpakaian kuno? Mendengar penilaian teman baiknya ini terhadap Sekretaris Liu benar-benar membuatnya kehabisan kata-kata, Sasa berkata model rambutnya ini selama 10 tahun ini selalu sama. Bagaimana mungkin ini sengaja?
Pertemuan 10 tahun yang lalu, cinta yang berlanjut hingga saat ini, model rambut yang tidak berubah selama 10 tahun ini, didalam hati Tanu sudah memiliki sebuah garis pemikiran, apakah mungkina karena saat itu bertemu dengannya ia baru sengaja mempertahankan model rambut ini, tetapi ia tidak akan menanyakan hal itu kepada bocah canggung ini.
Bocah canggung ini terhadap beberapa hal sama sekali tidak perhatian, apalagi memori yang begitu lamanya.
“Besok sekretaris kecilmu seharusnya sudah mulai bekerja kan?”
Kata-kata Tanu ini begitu keluar langsung melihat wajah Fredo yang terlihat jelas berubah menjadi sangat tidak enak dipandang.
“Kamu benar-benar sangat perhatian kepadanya, aku akan menjaga sekretaris kecil dengan baik, aku jamin.” Kalimat ini seolah-olah terdengar terucap dari mulutnya dengan gertakan giginya yang tertutup rapat.
Sekilat wajah sengit terselibat diwajahnya, ujung bibirnya terangkat keatas dan tertawa dingin, menertawakan, masih ada apa lagi.
Tanu menggunakan sorotan mata orang asing melihatnya beberapa saat, pertemanan bertahun-tahun baru pertama kalinya diakhiri dengan rasa tidak senang.
Ini membuatnya lebih lagi membenci wanita itu, lebih lagi mempercayai bahwa ia memiliki niat buruk.
“Do, hari ini kita pergi berkencan yuk?” tidak tahu kapan Anisa memasuki kantor ini, sama sekali tidak melihat raut wajah Fredo, bagaimanapun juga setiap kali juga sama, tidak perlu melihatnya lagi.
“Hari ini aku ada urusan, kamu pergi sendiri saja ——”
Kata-kata Fredo sesaat membuat Anisa malu dan emosi, berkencan menyuruhnya pergi sendiri? Demi mencapai tujuan ia tidak mungkin menyerah begitu saja. Demi mendapatkan kekuatan darikeluarga Fajar, keluarganya di kota T baru bisa lebih stabil, apalagi meskipun Fredo dingin, tetapi ia menyukainya.
“Do, berkencan seorang diri apa maksudnya?” Anisa berpura-pura tidak melihat ketidaksabarannya, masih melanjutkan dengan lembut.
Ia tidak percaya ia tidak dapat menaklukkannya.
Tangannya seperti ubur-ubur yang menempel keatasnya, tubuhnya yang seksi itu menuju kebadannya untuk menempel, Fredo tanpa meninggalkan jejak mendorongnya, “Kamu kembali dulu, kita lain hari baru berkencan, aku benar-benar ada urusan.”
Hari lain? Alasannya ini sudah terlalu sering digunakannya untuk menolaknya, sayangnya ia masih harus menahan diri menggertakan giginya tertawa hihihi dan berkata: “Janji yaa.”
Saat keluar dari kantor Fredo, raut wajahnya sudah berubah dengan sangat hebat.
Saat melihat kearah para pekerja Fredo, ia selalu merasa sorotan yang mereka pakai untuk memandangnya sangat aneh, "Huh, tunggu saja hingga aku menjadi istri direktur, aku pasti akan membereskan kalian semua."
Apakah dia tidak cukup cantik? Paling tidak ia 10x jauh lebih cantic dibandingkan sekretaris buruk rupa itu.
“Asmi, kamu tinggal disini saja, tinggal disini bersamaku.” Rani melihat putrinya masih mau kembali ke rumah rusak itu, sekarang tempat ini adalah rumahnya yang sebenarnya, kenapa ia tidak dapat melepaskan rumah itu?
Asmi tidak tahu harus bagaimana memanggil ibu kandungnya sendiri, bertahun-tahun ayah dan ibu panggilan ini bukan diberikannya untuk kedua orang yang berada didepannya ini.
Orang tua angkatnya baru saja meninggal, ia bagaimana bisa menggantinya langsung. Meskipun mereka adalah yang asli, tetapi mereka tidak pernah seharipun mengurusnya, hal yang terjadi dimasa lalu dijadikannya alasan untuk saat ini, dimata Asmi benar-benar tidak dapat diterima.
“Iyaa Asmi, ini adalah rumah aslimu.”Teto juga benar-benar tidak mengerti, villa nya benar-benar berkali-kali lipat jauh lebih baik dari pada rumah orang tua angkatnya yang jelek itu.
“Tidak——” Asmi bersikeras untuk menggelengkan kepalanya, disana ada seluruh ingatannya dan perasaannya, sama sekali bukan karena ia adalah anak Teto dan itu semua akan berubah.
“Anak ini kenapa begitu keras kepala?” Rani mengerutkan alisnya.
Teto tertawa hahahaha: “Malahan ekspresinya itu benar-benar sama seperti saat Ninidulu menggendong Asmi meninggalkan rumah, tentu saja itu mengikuti dirimu?”
Rani tidak melanjutkan perkataan darinya, malah memutarkan bola matanya, ia juga bukannya tanpa alasan meninggalkan rumah itu, perlukah mengungkit hal lama didepan anak ini, ia menoleh menghadap Asmi.
“Ini adalah rumahmu, kamu tidak tinggal disini, kamu mau tinggal dimana?”
“Aku sudah terbiasa tinggal disana, jika berpindah tempat aku akan tidak terbiasa.” Sembarangan mencari alasan untuk diucapkan, ia sekarang hanya ingin sesegera mungkin meninggalkan tempat ini.
Fredo segera pulang dari kantor, ia tidak ingin bertemu dengannya, setidaknya untuk saat ini, karena ia tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, meskipun tahu mereka bukanlah kakak adik, tetapi kemarin kata-katanya, bagaikan sebuah pisau yang menusuk-nusuk hatinya.
“Anak ini——“
Disaat mereka berdua dalam keadaan tercengang, Asmi juga masuk kedalam alam pikirnya sendiri, dijalanan ia melihat nomor mobil yang terlihat familiar itupun ia tidak berhenti, kata-katanya massisng terngiang ditelinganya dengan jelas: “Longgar.” Hari itu tubuhnya bekerja sama dengan sangat baik dengannya, tetapi bagaimana mungkin dirinya bukan pertama?
Ia bagaimanapun juga tidak terpikirkan, ia mengapa terus-menerus bertanya padanya siapa orang itu?
Tetapi orang yang paling dekat dengannya hanya dirimu. Mana ada orang lain lagi, hari itu setelah meminum air digelass Darto, setelah itu seluruh tubuhnya langsung sangat pusing, memori yang tersisa didalam ingatannya hanya ada wajah Do itu.
Tetapi mengapa ia apapun tidak dapat ingat.
Kembali kerumah kecilnya. Melihat wajah kedua orang yang tersenyum kepadanya itu ia merasa disini ia baru bisa merasakan kehangatan rumah, hanya saja kedua orang yang mencintainya itu selamanya hanya bisa tersenyum kepadanya lewat garis figura.
Tubuh yang letih lemas berbaring diatas ranjangnya, otaknya bercampur menjadi satu, tidak tahu apa yang dipikirkannya, dalam diam teringat akan hal-hal yang terjadi kepadanya dan sekitarnya selama beberapa hari ini, seluruhnya, seluruhnya tidak dapat dibayangkan.
Yang pertama adalah ibu kandungnya sendiri, kemudian dilanjutkan dengan menyadari bahwa orang yang dicintainya ssecara diam-diam selama ini adalah kakaknya sendiri, meskipun setelah ia mengetahui kebenarannya bahwa mereka sama sekali tidak berhubungan, tetapi perasaan yang melonjak dan kemudian turun drastic itu membuatnya tidak mudah untuk menyesuaikan diri.
“Diririing.” HP nya tiba-tiba berbunyi, membuatnya terkejut.
“Asmi ” setelah mengangkat telepon ia baru sadar yang menelepon adalah Sasa , “Sasa , ada apa?” menenangkan hati dan membuang segala pemikiran yang baru saja bercampur aduk didalam otaknya,
“Tidak ada masalah tidak boleh mencarimu?” dari telepon keluar suara Sasa yang terdengar tidak puas.
“Hari ini tidak datang bekerja kamupun tidak mencariku?”
“Sepertinya kamu sudah menggenggam pria terbaikmu itu.” Teringat akan kemungkinan diantara Sasa dan Tanu, wajah Dodo terukirkan senyuman yang benar-benar tulus.
“Tentu saja, kamu tidak berpikir aku siapa, keluarlah untuk melepas penat, aku, kamu, dan pria baik.” Sasa tanpa berbasa-basi.
Malah Dodo seketika terkejut: “Tidak perlu aku menjadi obat nyamuk kalian lah, membosankan sekali.”
Berkencan sambil membawa orang lain, Sasa sama sekali tidak menganggapnya sebagai orang luar.
Bertahun-tahun ini selamanya selalu seperti itu.
“Aku tidak pergi deh, aku ingin beristirahat dengan baik.” Hatinya saat ini sangat lelah, benar-benar lelah, meskipun mengetahui bahwa dirinya dan Fredo bukanlah saudara kandung.
“Baiklah.” Sasa tidak ingin mempersulitnya lagi. Ia mengerti dirinya memanggilnya keluar untuk melepas penat adalah hal yang tidak mungkin, ia pun hanya bisa dengan kecewa memutuskan panggilannya.
Setelah memutuskan panggilan, ia kembali melanjutkan berbaring diatas ranjang.
Kembali memikirkan perjalan hidupnya beberapa tahun terakhir ini, bagaimanapun juga ia tidak dapat melupakan anak muda yang membantunya disaat itu, meskipun sekarang ia sudah kehilangan sinar dimasa itu, tetapi didalam matanya ia tetap tidak pernah berubah.
Ditempat terdalam didalam hatinya disediakan untuk anak muda yang bersinar itu, menyediakannya untuk hari-hari yang sudah terlewatkan dengan cepat itu.
Meskipun setelah makan malam itu, ia melakukan hal yang seperti itu terhadapnya, ia tidak ada sedikitpun rasa benci kepadanya.
Saat ia secara tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka diluar pintu itu, mengetahui bahwa hubungan sebenarnya diantara dirinya dan Fredo, disaat itulah ia merasakan kebahagiaan, bahkan hidup ini seakan-akan mendapatkan ssebuah cahaya pencerahan.
Asmi bahkan mengira, ini semua tidak sebegitu buruknya, paling tidak mereka berdua bukanlah kakak adik kandung, jika tidak bisa bersama-sama dengannya, timbah lagi harus terbelit dengan hubungan yang terlarang seperti ini, maka harapan dalam kehidupannya benar-benar sudah tidak ada lagi.
Yang membuatnya lebih malu adalah tubuhnya yang ternyata menyambut perlakuan kasar darinya. Yang dia inginkan bukan seperti ini, jika tidak dapat menerima balasan juga tidak seharusnya menerima rasa dipermalukan seperti ini, rasa cinta bertahun-tahun, disaat ini ia kembali memiliki keraguan, tidak tahu apakah pertahanannya selama ini benar ataupun tidak. Orang itu pantas atau tidak menerima seluruh pengorbanan tulusnya.
Besok kembali harus bertemu dengannya, didalam hatinya terdapat sedikit penolakan, tetapi tubuhnya malah menginginkan persentuhan intim lagi dengannya.
Sejak ayahnya menikahi wanita itu masuk kedalam rumah, setelah ia pindah rumah ia sangat jarang pulang kerumah ini, hari ini malah dengan setengah sadar ia kembali ketempat ini.
“Dodo, tepat sekali, cepat kemari untuk makan——“ Rani sama sekali tidak peduli dengan perlakuan anak ini terhadapnya, bagaimanapun juga bukan anak yang dibawanya tumbuh besar, dapat dimaklumi.
“Aku sudah makan.”
Suaranya sama seperti dulu sangat kaku, diatas meja hanya ada dua pasang mangkok dan sumpit. Wanita itu sudah pergi, ia sekuat tenaga bukankah untuk kehidupan mewah?
"Benar-benar pintar menyembunyikan dan menahan diri, aku ingin melihat sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan, ayahku mungkin buta, tetapi aku tidak."
Kamu sedang mempermainkan tingkat kesabaranku wanita!
“Dodo, karena kamu sudah pulang, makanlah dahulu baru pergi!” Teto membuka mulutnya, ia tidak mungkin membantah perkataan ayahnya, lagipula hanyalah sebuah makan malam saja.
“Ayah, kenapa tidak menahan adik untuk tinggal disini.”
Mengeluarkan kata adik dari mulutnya ini saja membuatnya ingin muntah.
“Adikmu berkata tidak terbiasa hidup disini, kamu lebih perhatian saja kepadanya.” Teto sama seperti dulu mengambil lauk dan meletakkan di mangkoknya, “Baiklah yah.” Didalam hatinya ia menambahkan, dalam hal pekerjaan, pasti.
Dalam kehidupan, tidak pasti, tubuhnya memerlukannya, pemikiran yang tiba-tiba muncul diotaknya ini membuatnya sendiri merasa menakutkan.
Ia memerlukan wanita yang memiliki motif sangat dalam dan pemikiran yang tidak terbaca sepertinya?
Semua ini hanyalah sebuah pemikiran palsu, pasti bukanlah yang sebenarnya.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangHei Gadis jangan Lari
SandrakoNikah Tanpa Cinta
Laura WangTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCinta Dan Rahasia
JesslynGet Back To You
LexyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya