Asisten Wanita Ndeso - Bab 22 Curiga
Awalnya ingin membuat Asmi merasa malu, tetapi tidak disangka, kinerja Asmi dalam beberapa hari ini memang sangat luar biasa, semua ini di luar dugaan Fredo, dia awalnya masih mengira Asmi merupakan sosok yang tidak berkemampuan.
Tidak disangka bahwa Asmi akan menyiapkan pekerjaan yang diberikan oleh Fredo dengan begitu jelas dan terperinci. Fredo menyuruh Departemen HRD untuk mengantar CV Asmi kepadanya, dia ingin melihat apa latar belakang Asmi .
CV Asmi sangat sederhana, CV yang pernah dilihat oleh Fredo sangat banyak, terutama CV dari orang yang baru tamat dari Universitas, biasanya dilampirkan dengan setumpuk sertifikat, yang ditulis dengan sangat rapi, tetapi dalam menunjukkan kemampuan profesionalnya agak tidak jelas.
Kebetulan CV Asmi berbeda dengan semua itu, dia membuatnya dengan sangat sederhana dan jelas. Riwayat pendidikannya, pengalaman kerja, dan juga kemampuannya, dibagi dengan sangat jelas, CV miliknya berbeda dengan orang lain yang dicetak dengan menggunakan printer, CV Asmi ditulis tangan oleh dirinya secara langsung.
Tulisan yang kecil dan rapi, ketika melihatnya sudah mengetahui bahwa merupakan tulisan dari seorang wanita, Fredo merasa tulisan seperti itu seharusnya berasal dari seorang wanita yang cantik, tetapi ketika melihat pas foto sosok wanita yang mengenakan kacamata, dengan rambut pita, seketika hatinya merasa sangat kecewa.
Fredo meletakkan tangannya di atas kepala, “Fredo, apa yang sedang kamu lakukan? Bagaimanapun wanita itu adalah adikmu, tidak peduli apakah mempunyai hubungan darah, kalian berdua adalah kakak beradik, apa yang sedang kamu lakukan?” Fredo merasa bersalah di dalam hatinya.
Fredo melihat CV Asmi dengan sambil mengernyit, mahasiswa pascasarjana manajemen keuangan Universitas T, tampaknya Asmi benar-benar tidak berbohong, Universitas T adalah universitas yang paling terkenal secara nasional, terutama program studi manajemen keuangannya berperingkat terbaik secara nasional, tidak heran jika pekerjaan yang diselesaikan oleh wanita itu begitu jelas dan terperinci.
Tetapi, apakah CV miliknya itu palsu, Fredo merasa sedikit curiga, memiliki riwayat pendidikan yang begitu bagus, kenapa semua perusahaan yang ada di dalam riwayat pekerjaannya merupakan perusahaan yang berskala kecil, Fredo melihatnya dengan terperinci, jangka waktu setiap pekerjaan Asmi semuanya tidak terlalu lama, yang paling lama juga hanya setengah tahun.
Fredo sedikit bingung, banyak sekali kecurigaannya terhadap Asmi, abaikan dulu CV miliknya, apakah wanita itu merupakan anak kandung dari ayah, dan di mana wanita itu tinggal pada sebelumnya, bahkan apa hubungannya dengan wanita yang bernama Rani.
Fredo mengambil telepon, dan memanggil Tanu, “Tanu, kamu datang ke ruanganku sebentar.” Fredo tetap tampak tenang, sepertinya dia tidak akan menunjukkan perasaannya melalui ekspresi di wajahnya.
Tidak sampai satu menit Fredo sudah berada di depan ruangan Fredo, dia melihat Asmi sedang sibuk, sebagai seorang Sekretaris Presdir itu sangat sibuk, tidak hanya mengatur jadwal kerja Presdir, bahkan hal lain yang berhubungan dengan Presdir juga harus diatur dengan baik.
“Adik Asmi, semangat.” Tanu menyapanya, kemudian dia pun berjalan dengan cepat menuju ke hadapan Fredo .
Tanu melihat CV Asmi yang diletakkan di atas meja, kemudian dia pun mengambilnya, “Asmi, berusia 26 tahun, Pascasarjana Manajemen Keuangan Universitas T.” Tanu menatap Fredo dari belakangnya.
“Tidak heran adik Asmi begitu hebat, ternyata merupakan lulusan yang profesional, kali ini Nona Lim benar-benar memberikan kontribusi yang luar biasa kepada Marini Grup.” Tanu sedikit kaget, tetapi dirinya masih dapat melihat sisi kehebatan Asmi .
“Kamu jangan membantu wanita itu di sini, intinya, jika bukan karena Anisa, aku pasti akan memecatnya, melihat wanita itu berada di sana, suasana hatiku untuk bekerja pun sudah hilang, kamu tidak dapat mengetahuinya.” Fredo membelakangi Tanu .
“Jika kamu merasa tidak cocok, kamu dapat memindahkannya untuk menjadi sekretarisku, kebetulan aku kekurangan seorang sekretaris?” Tentu saja Tanu sangat menginginkannya, dia sudah mengetahui bahwa Asmi merupakan penyanyi misterius di dalam Bar.
Kemarin, Tanu sendiri yang mengajak Fredo pergi ke Bar untuk mencari penyanyi itu, tetapi semenjak itu, penyanyi itu seperti hilang dari dunia ini. Jika bukan karena Tanu selalu pergi mencari pemilik bar Darto, dirinya juga tidak akan mengetahui informasi Asmi .
Hanya saja yang tidak disangka, “Mencarinya dengan susah-susah, dan ternyata orang itu hanya berada di sampingnya.” Jodoh sudah ditetapkan, yang membuat orang tidak dapat mengendalikannya.
Pada saat itu hanya mendengar suaranya, Tanu sudah tertarik dengannya, setelah bertemu dengan Asmi, membuat dirinya semakin mengaguminya dengan diam-diam, wanita seperti ini memang bukan merupakan wanita yang dapat didekati oleh pria seperti dirinya.
Ketika Asmi mulai menduduki jabatan sekretaris Fredo, Tanu merasa bos Fredo terlihat sedikit tidak biasa, dia selalu sengaja bersamaan dengan Asmi, bahkan tatapan matanya juga terlihat aneh, Tanu pun telah menyerah.
Karena, Tanu menyadari bos Fredo seperti menyukai Asmi, dan yang terpenting adalah Asmi, sepertinya wanita itu juga berperasaan terhadap Fredo, semua ini adalah Sasa yang memberitahunya.
Sasa berkata, selama sepuluh tahun ini Asmi mempertahankan gaya dan rambutnya yang seperti ini, hanya karena seseorang, apakah orang tersebut adalah Fredo ?
Sasa tidak mengatakan itu, Tanu sendiri yang menebaknya.
“Tanu, kamu pergi membantuku untuk mengecek apakah data-data Asmi itu benar. Secepatnya.” Jari Fredo mengetik di atas keyboard laptop platinumnya, dengan gerakan yang sangat cepat.
“Bos Fredo, apa yang terjadi denganmu, apakah kamu tidak merasa bersyukur dengan sekretaris seperti ini?” Tanu tidak mengerti pemikirannya.
Berdasarkan kemampuan, Asmi dapat dipastikan merupakan Sekretaris Presdir yang terbaik selama ini, kemampuan profesionalnya juga merupakan yang terbaik.
Tentu saja, hanya penampilannya dan pakaiannya yang terlihat agak jelek, tetapi semua ini tidak dapat mempengaruhinya untuk menjadi seorang sekretaris yang baik, dan profesional.
“Jangan mengatakan sesuatu yang tidak penting.” Fredo mendorong laptopnya, dan memelototi Tanu, “Kamu lakukan saja, tentunya akan ada tujuannya bagiku.” Fredo saat ini seperti ingin menendang Tanu ke lantai bawah, siapa suruh perkataannya semakin banyak.
“Baik, bos Fredo, aku akan melakukannya berdasarkan perintahmu.” Tanu segera meninggalkan ruangannya dengan membawa CV Asmi .
Ketika melewati meja Asmi, Asmi masih sedang menyusun dokumen di dalam komputernya, dia tidak mengangkat kepalanya, Tanu merasa Asmi sedikit berbeda, jika bertemu dengan karyawan wanita lainnya di dalam perusahaan, mereka pasti akan terus menatap dirinya.
Meskipun yang dikatakan oleh Tanu sedikit berlebihan, tetapi di dalam Marini Grup, karyawan wanita seperti itu jumlahnya tidak sedikit, seperti Fredo yang merupakan pria kaya berstatus single, setiap wanita mempunyai sebuah mimpi di dalam hati mereka.
Fredo tidak hanya merupakan pewaris satu-satunya Marini Grup, bahkan penampilannya pun lebih tampan dari artis-artis korea, pria itu selalu mengenakan jas, dan juga postur tubuhnya yang bagus.
Terutama kedua kakinya yang panjang, dan juga wajahnya, yang membuat wanita di dalam Marini Grup tergila-gila, banyak sekali yang tidak peduli dengan keberadaan Anisa yang selalu ingin mempermanfaatkan sebuah kesempatan untuk melihat Fredo .
Tentu saja, Tanu juga, banyak sekali wanita yang berada di perusahaan mengaguminya. Tetapi dirinya tidak akan menyukai wanita-wanita tersebut yang hanya terlihat cantik dan tidak berkemampuan.
Untuk di sisi ini, Tanu merasa dirinya sama seperti Fredo .
Sejak kemarin tertarik dengan suara penyanyi misterius di dalam Bar, Fredo merasa di dalam hatinya menjadi lebih murni, pemahamannya mengenai kehidupan juga menjadi semakin dalam.
“kring kring kring.” Ponsel Tanu berdering, nada dering yang digunakan olehnya adalah nada yang paling biasa, dia tidak suka menggunakan musik populer sebagai nada deringnya, karena terdapat suara bernyanyi ketika berdering, dia lebih menyukai nada dering yang sederhana.
Ketika Tanu melihat adalah Sasa, wajahnya terlihat senang, setelah beberapa hari ini berinteraksi dengan Sasa, Tanu menyadari Sasa dan Asmi merupakan orang yang baik hati, Tanu pun menerima panggilannya.
“Hai, Sasa .” Tanu menyapa Sasa dengan sopan, dia tidak mengetahui harus menghadapi Sasa yang cantik dengan bagaimana, jadi dia selalu berhati-hati dan bersikap sopan.
“Hai, terdapat beberapa hal yang ingin aku tanyakan padamu, kamu juga mengetahuinya, aku baru saja kembali dari luar negeri, terdapat banyak hal yang membuatku merasa bingung, Asmi juga sangat sibuk, aku tidak mempunyai teman lain juga di sini.” Di balik ponsel itu adalah suara Sasa yang terdengar merdu, jika menilainya dengan berdasarkan suaranya, suara Sasa juga sangat bagus.
“Tentu saja, nanti kita makan bersama saja.” Tanu tidak dapat menolak suara yang begitu merdu, saat ini dia sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Sasa .
Sasa membuat orang lain merasakan dirinya seperti bunga mawar putih, yang terlihat cantik dan elegan, Tanu selalu merasakan bahwa wanita itu lahir dalam keluarga yang sangat luar biasa, tetapi Sasa selalu sengaja menutupi masalah keluarganya.
Tidak peduli begitu banyak, jika dapat bertemu dengan Sasa, Tanu sudah merasa sangat gembira, dan juga harus mempermanfaatkan kesempatan bertemu dengan Sasa, untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh bos Fredo.
Memikirkan ini, Tanu merasa pekerjaan ini sangat mudah untuk diselesaikan, ketika seseorang menemukan hal yang sangat senang akan merasa sangat semangat, ternyata maksud dari perkataan tersebut adalah ini.
Asmi setiap harinya sibuk di dalam perusahaan, dulu perusahaan yang dia kerja semuanya adalah perusahaan yang berskala kecil, bukan dirinya tidak ingin bekerja di dalam perusahaan yang berskala besar, bahkan berdasarkan pendidikannya dan kemampuannya, dia mempunyai kualifikasi untuk bekerja di dalam perusahaan yang berskala besar.
Hanya saja Asmi tidak ingin terlalu capek, pada saat itu, ibu angkatnya sedang sakit, dia perlu merawatnya, manajemen perusahaan berskala kecil tidak begitu ketat, jadi jika menemukan sebuah alasan dia dapat meminta izin dengan sangat mudah, ini adalah alasan kenapa dirinya memilih bekerja di dalam perusahaan yang berskala kecil.
Karena Asmi selalu datang terlambat dan pulang dengan cepat yang membuatnya selalu dipecat, jadi jangka waktu dia berada di setiap perusahaan juga sangat singkat, hingga ibu angkatnya meninggal, dia juga kehilangan pekerjaan.
Tetapi, Asmi tidak pernah menyesal, karena dia dibesarkan oleh ayah dan ibu angkatnya, dan mereka berdua juga tidak menutupi bahwa dirinya merupakan anak angkat mereka, kasih sayang yang diberikan sejak kecil membuat Asmi tidak merasakan bahwa dirinya merupakan anak angkat dari mereka.
Mereka berdua memberikan masa kecil yang bahagia kepada Asmi, Asmi juga tidak ingin mengecewakan mereka, dia masuk ke SMP, dan SMA dengan lancar, bahkan berhasil memasuki universitas terkenal di dalam negeri, hingga memperoleh gelar pascasarjana, pada saat ini dia baru masuk ke dalam dunia kerja, dan dirinya merasa merupakan saatnya untuk membalas budi ayah dan ibu angkatnya.
Tetapi ayah angkatnya meninggal karena serangan jantung, kemudian, ibu angkatnya juga sakit, Asmi merasakan dirinya sangat bersalah kepada mereka, jadi dia pun bekerja dengan sangat giat.
Tidak lama kemudian, ibu angkatnya juga meninggal, Asmi merasa dirinya sangat bersalah kepada ayah dan ibu angkatnya selama bertahun-tahun, sehingga membuatnya menjadi tidak berniat untuk memperhatikan penampilannya, dan membuatnya dia sendiri tetap terlihat seperti dulu.
Agar dapat melunasi semua hutang ayah dan ibu angkatnya, Asmi hanya dapat bernyanyi di dalam pub pada setiap malam, itu merupakan tempat yang dirinya paling tidak ingin pergi, tetapi demi melunasi hutang dia tetap harus pergi.
Tangan Asmi terhenti, dia tiba-tiba mengingat hal yang terjadi dalam akhir-akhir ini, dia sendiri merasakan perubahan yang sangat besar, sebelumnya masih sibuk untuk melunasi hutang kepada tantenya, kemudian pada akhirnya ibu kandungnya muncul di hadapannya.
Dan dirinya dengan tidak jelas menjadi anak dari pemilik perusahaan multinasional terbesar di dalam kota, Asmi mengigit bibirnya, lebih tepatnya, adalah anak yang tidak sah, hubungan seperti ini membuatnya menjadi sangat canggung, dia berharap dirinya adalah Asmi yang dulu, dan tidak berhubungan apapun dengan Fredo, sehingga dapat melihat Fredo dari jauh.
Fredo juga sedang memikirkannya di dalam ruangannya, bagaimana untuk menghadapi Asmi dan ibunya, tampaknya saat ini, ayahnya sangat menuruti wanita itu yang bernama Rani, mungkin karena untuk menebus hutang selama bertahun-tahun ini.
Fredo sedikit tidak dapat memahaminya, jika merasa berhutang dengan wanita yang bernama Rani, apakah harus menuruti semua perkataannya? Juga tidak pergi mencari apa latar belakang wanita yang bernama Rani terlebih dahulu, dan membiarkannya masuk ke dalamkeluarga Fajar dengan begitu saja, bahkan Fredo merasakan bahwa ayahnya sudah tua, apakah kecerdasannya juga ikut menurun.
Ding ding ding, terdengar suara sepatu hak tinggi yang berasal dari koridor, Asmi masih berada di dalam kenangannya dan tidak mendengarnya, suara sepatu hak tinggi semakin mendekatinya, Asmi memegang pipinya, wajanya agak kemerahan, tadi dirinya mengingat dalam kenangan masa kecilnya.
“Sekretaris Asmi, apakah kamu sedang bermimpi.” Setiap harinya Anisa berdandan dengan sangat cantik, rambut hitam panjangnya dengan wajah putihnya, membuatnya terlihat sangat cantik, apalagi matanya yang terlihat jernih, dan juga sepasang anting berlian yang dikenakan olehnya.
Tinggi badannya sekitar 170 cm, wanita itu mengenakan gaun panjang musim panas Givenchy yang berwarna biru muda, dengan stocking berwarna hitam, dan juga sepatu hak tinggi berukuran 5 cm, wanita itu berjalan dengan lambat, yang membuatnya terlihat sangat cantik.
Asmi mengangkat kepalanya, kebetulan dia melihat tatapan Anisa yang terlihat sedang marah, tampaknya wanita itu sedang bersuasana hati yang tidak bagus, Anisa sudah menganggap dirinya sebagai istri dari Presdir Marini Grup.
“Nona Lim.” Asmi segera berdiri dengan panik, karena merasa gelisah, secara tidak sengaja dia menjatuhkan semua dokumen yang ada di sekitarnya.
Suara dokumen yang terjatuh ke atas lantai juga terdengar.
Asmi segera membungkuk untuk memungut semua dokumen tersebut dengan panik, “Sekretaris Asmi, apakah kamu bekerja sebagai jabatan Sekretaris Presdir dengan begini? Tidak bekerja dengan serius, dan memikirkan sesuatu dengan tidak jelas, apa yang sedang kamu pikirkan?” Anisa berkata.
“Kamu jangan terlalu bermimpi, berdasarkan penampilanmu, bahkan security di bawah juga tidak akan tertarik padamu.” Anisa berkata dengan gaya seorang nona yang berasal dari keluarga kaya, dia meletakkan kedua tangan di pinggangnya, dengan tatapan yang memandang rendah orang lain.
“Jika lain kali aku masih melihat kamu seperti tadi, aku akan segera menyuruhmu untuk pulang, kamu harus mengetahui bahwa, siapa yang menduduki jabatan ini, ditentukan oleh aku. Jika kamu tidak ingin dipecat, maka bekerjalah dengan serius.” Anisa memelototi Asmi dengan tatapan tajam.
“Orang jelek yang selalu membuat masalah.” Anisa menatap Asmi lagi, dia merasa dirinya sebagai seorang wanita saja sudah merasakan jeleknya wanita itu, apalagi Fredo .
Anisa menggoyangkan rambutnya, dia mengenakan sepatu hak tingginya dan berjalan dengan penuh percaya diri menuju ke dalam ruangan Fredo .
Fredo selalu menunjukkan wajah dingin terhadapnya, selain beberapa hari yang lalu, beberapa hari ini Fredo selalu memperlakukannya dengan acuh tak acuh.
Anisa juga tidak mengetahui bagaimana dirinya telah menyinggung Fredo, tetapi Fredo juga sudah menyuruhnya untuk merekrut sekretaris, sehingga Anisa juga tidak merasa terlalu khawatir.
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineIstri kontrakku
RasudinMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaBretta’s Diary
DanielleThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensMi Amor
TakashiPengantin Baruku
FebiAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya