Asisten Wanita Ndeso - Bab 20 Sehati
Fredo sebagai pihak penyelenggara jadi dia tiba lebih awal di dalam ruangan rapat, baru saja duduk di atas kursi, Asmi sudah meletakkan dokumen yang sudah disiapkan di depan Fredo, setiap orang yang mengikuti rapat akan mendapatkan dokumen tersebut.
“Terima kasih, Sekretaris Asmi.” Tanu mengucapkan terima kasih dengan sopan, kemudian dia pun segera membuka dokumen yang disiapkan oleh Asmi.
Sebagai sekretaris Fredo, ini adalah pertama kalinya dirinya mengikuti acara yang begitu penting bersamanya. Semua dokumen tersebut adalahFredo yang meminta Asmi untuk menyiapkannya, Tanu sudah mengetahuinya sejak awal, dan Tanu tidak mengetahui kenapa Fredo menyuruh seseorang yang baru masuk ke dalam perusahaan untuk menyiapkan dokumen yang begitu penting.
Ketika Tanu melihat dokumen itu, dia melirik beberapa baris dengan cepat, kemudian dia menyadari bahwa kekhawatirannya itu sebenarnya tidak perlu, isi dokumennya sangat jelas dan terperinci, untuk masalah yang perlu diperhatikan juga dihindari dengan metode yang sangat pandai.
Tampaknya, Asmi menyiapkannya dengan sangat serius, bisnis perusahaan agak sulit untuk dikenali dalam waktu kurang dari tiga bulan, tetapi kemampuan Asmi sangat luar biasa.
Tanu menunjukkan tatapan mata yang mengakui kemampuan wanita itu, “Semua ini disusun olehmu?” Tanu menanyakannya, tetapi dirinya juga merasa bingung. Tampaknya Tanu sendiri juga tidak dapat menyusun dokumen yang begitu jelas dan terperinci.
“Iya, apakah ada masalah Pak Tanu ?” Asmi segera menghentikan gerakan tangannya, masih terdapat beberapa dokumen yang belum dibagikan. Asmi mengernyit, meskipun terdapat kacamata, Fredo tetap saja menangkap perubahan wajahnya.
Hanya Fredo yang mengetahui, wanita itu yang tampak sederhana, sebenarnya sangat lembut. Fredo tidak mengetahui tatapan mata dirinya sudah perlahan tertarik dengan Asmi.
“Tidak, jangan takut, Sekretaris Asmi.” Tanu tersenyum, dia meletakkan dokumen yang ada di tangannya, “Sekretaris Asmi, kamu adalah sekretaris paling kompeten yang pernah aku dan Presdir lihat dalam beberapa tahun ini, apakah ini benar-benar disiapkan olehmu?” Tanu mengangkat sudut bibirnya.
Tanu sangat berterima kasih kepada Anisa yang sangat dibenci oleh dirinya, jika bukan karena wanita itu merekrut orang berdasarkan penampilannya, karyawan yang begitu bagus tidak akan bekerja di bawah Fredo .
Dan juga membuat Tanu mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan wanita idamannya.
“Iya.” Suara Asmi terdengar, dia masih mengira bahwa terdapat kesalahan pada dirinya, bagaimanapun dirinya baru saja bekerja di Marini Grup, bertanggung jawab atas pekerjaan yang begitu penting, dia mengorbankan malam harinya selama dua minggu, untuk menyelesaikan dokumen tersebut.
Tanu tersenyum sambil menatap Asmi, “Luar biasa sekali. Apakah benar, Presdir?” Tanu melemparkan pertanyaannya kepada Fredo, bagaimanapun Fredo yang merupakan pemilik dari Marini Grup, dirinya juga hanya merupakan seorang pekerja.
Fredo tetap saja tidak berkata apa pun, Tanu sudah terbiasa dengan gaya kerja Fredo, Fredo tidak akan menunjukkan perasaan dan perspektifnya di depan orang lain, bahkan dalam menghadapi sesuatu yang sangat disukai olehnya, pria itu juga tampak tidak berekspresi.
Yang tidak seperti Tanu, Tanu adalah orang yang tidak suka untuk menutupi sesuatu, tidak peduli apakah itu suka atau duka, dia akan menceritakannya kepada Fredo .
Jika dibandingkan, Fredo adalah orang yang agak sulit untuk bergaul, tetapi, Tanu sangat mengagumi Fredo, dia pun menganggap Fredo sebagai idolanya.
Fredo juga melihat dokumen tersebut, dan membukanya dengan menggunakan jari tangannya yang panjang, dia mengernyit, dokumen tersebut persis seperti apa yang dipikirkan oleh dirinya, Fredo sangat kaget.
“Kenapa akan sama persis dengan apa yang aku pikirkan? Apakah kami sehati?” Fredo memikirkannya dengan teliti, dia meletakkan jarinya di atas meja dengan tidak sadar, dan mengetuk dengan berirama di atas meja.
“Asmi, sungguh tidak boleh meremehkanmu, ternyata terdapat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh Anisa dari kamu.” Tanu duduk di sebelah kiri Fredo, dengan menyilangkan kakinya, sambil menatap Asmi dengan santai. Kursi di sebelah kanan Fredo adalah tempat duduk untuk Asmi.
Jika terdapat bos Fredo, Tanu hanya sebagai sosok pendamping, ketika Fredo yang melakukan sesuatu, dapat dipastikan itu tidak akan gagal.
Asmi hanya mengangguk, bahkan sama sekali tidak menatap Tanu, dia pun telah membagikan semua dokumen tersebut, kemudian dia berjalan ke samping Fredo, “Presdir, apakah masih terdapat hal lain?” Asmi menundukkan kepalanya, dia tidak berani untuk menatap Fredo .
“Duduk.” Fredo berkata dengan suara yang rendah, dia menunjuk agar Asmi duduk di sebelah kanannya, dalam bernegosiasi mungkin saja terdapat isi dokumen yang harus diubah secara langsung.
Asmi menyeringai, dia menggosok kedua tangannya dengan gugup, pertama kali, duduk di samping Fredo, jarak yang begitu dekat dengannya, membuat Asmi berdebar-debar. Asmi memegang dadanya dengan satu tangannya, lalu dia pun duduk di sana.
Meskipun sudah pernah berhubungan dengan Fredo, tetapi Asmi merasa itu hanyalah sebuah mimpi, sebuah mimpi yang tidak ingin diterima oleh dirinya dan berakhir.
Asmi duduk di samping Fredo dengan bergemetaran, tubuh Fredo terdapat sebuah aroma maskulin yang khas dan juga aroma parfum Dior yang sudah tercium oleh Asmi, Asmi menghirupnya, seketika wanita itu merasa segar, dan menjadi lebih semangat.
Asmi mengangkat kepalanya untuk melihat jam yang ada di dalam ruangan rapat, satu menit lagi, orang dari Meikarta Grup akan datang, benar saja, lalu Tanu pun mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat jam tangannya, kemudian pria itu bangkit, dan berjalan ke depan pintu, lalu pria itu membuka pintu, setelah itu pria itu pun berdiri di sana.
Asmi juga sudah bersiap-siap, kemudian dia juga mengikutinya, dan berdiri di hadapan Tanu, tetapi dengan tidak sadar Asmi melihat pakaian dirinya, Tanu mengenakan jas, meskipun terdapat rasa santai, tetapi masih terlihat formal, melainkan dirinya, yang mengenakan rok bunga, dan sandal datar, yang tidak terlihat seperti seorang Sekretaris Presdir.
Setelah memikirkannya sejenak, Asmi segera menenangkan dirinya, “Tidak perlu peduli dengan orang lain”, sudah cukup jika aku sendiri menyukainya, untuk apa mementingkan pandangan orang lain? Asmi kembali merasa percaya diri.
Asmi menegakkan dadanya, meskipun selalu merasa tidak percaya diri dengan dadanya, lalu dia pun merapikan rambutnya, agar dirinya terlihat lebih rapi.
“Selamat datang, Pak Syahid.” Tanu pergi menyambutnya, dan berjabat tangan dengannya, Asmi menatapnya, orang itu adalah CEO Meikarta Grup yang bernama Amir Syahid, Asmi sudah mempersiapkan dokumen tersebut dengan sangat terperinci, jadi, ketika melihat Pak Syahid dirinya tidak merasa asing.
“Pak Syahid, silakan.” Asmi mempersilakannya di belakang Tanu .
“Ini? Amir Syahid menunjukkan tatapan yang kaget, dia juga selalu memperhatikan tren perusahaan besar, dia mendengar bahwa Marini Grup merekrut seseorang yang seperti pemeran wanita utama di dalam drama 《Wanita Jelek Tak Terkalahkan》, yang membuatnya merasa sangat penasaran.
Setelah melihatnya pada hari ini, sesuai dugaan, di dalam kehidupan nyata benar-benar terdapat banyak bunga eksotis, terutama wanita pada zaman sekarang ini, masih terdapat seorang wanita yang tidak peduli dengan penampilannya. Hanya saja tidak mengetahui bagaimana kemampuannya.
“Aku adalah Sekretaris Presdir Marini Grup, yang bernama Asmi Sumirah.” Asmi memperkenalkan diri dengan penuh percaya diri, yang tidak seperti dulu lagi, dia mengetahui bahwa saat ini dirinya adalah Sekretaris Presdir, dan tidak boleh membuat malu perusahaan, bahkan membuat malu Fredo .
“Baik, Sekretaris Asmi.” Amir Syahid masih belum sempat untuk bereaksi, dan dia melihat Asmi sudah mengulurkan tangannya dengan sopan, lalu Amir Syahid melihat tangan Asmi yang halus dan lembut, kemudian Amir Syahid pun melihatnya sejenak.
Amir Syahid menyadari bahwa sebenarnya Asmi tidak jelek, hanya saja pakaiannya membuat orang lain merasa mual, jadi membuat kebanyakan orang mengabaikan wajahnya.
Dibalik kacamata Asmi adalah kedua matanya yang terlihat sangat indah, kulitnya seperti namanya, yang terlihat sangat putih dan halus, rambutnya juga sangat hitam, hanya saja wanita itu membuat dirinya terlihat jelek.
Amir Syahid seperti mendapatkan harta, dan dia merasa sangat senang di dalam hatinya, dia tidak mengetahui bahwa Fredo mendapatkan harta ini dari mana, dan apakah Fredo sudah menyadari kecantikan wanita ini.
Negosiasi berjalan dengan sangat lancar, proyek Meikarta Grup kebetulan merupakan keunggulan dari Marini Grup, jadi, kedua belah pihak bekerja sama dengan sangat baik, hanya saja terdapat beberapa masalah kecil yang harus dirubah.
Di hadapan Asmi terdapat sebuah laptop yang sangat tipis, dan dia mengetik di atas keyboard dengan kecepatan yang sangat cepat, wanita itu mengingat semua bagian yang perlu direvisi, dari tatapan mata Fredo .
Satu jam berlalu, akhirnya negosiasi pun sudah selesai, kedua belah pihak sudah mendapatkan kesepakatan bersama, saat ini, Asmi juga sudah menyiapkan perjanjian yang sudah direvisi, lalu dia pun bangkit dan berjalan ke depan printer untuk mencetak dokumen perjanjian tersebut.
Seluruh proses berjalan dengan lancar, Fredo pertama kali melihat Asmi yang sedang dalam keadaan bekerja, ternyata wanita itu begitu berkemampuan.
Asmi menunjukkan senyumannya, dia tetap terlihat seperti biasa, tetapi tampaknya hari ini, dia terlihat lebih elegan.
Fredo berdebar, dia sejak awal sudah menyadari kecantikan yang dimiliki oleh Asmi, terutama tubuhnya, yang membuatnya tidak bisa melupakannya pada setiap malam.
“Presdir.” Asmi memanggil Fredo dengan pelan, Fredo tertegun, kemudian pria itu baru sadar, kemudian Fredo pun batuk untuk menutupi kelakuannya yang tak terbiasa.
Fredo mengambil pena, dan bertanda tangan di atas dokumen perjanjian tersebut.
“Selamat, Pak Syahid.” Fredo bangkit dan berjabat tangan dengan Amir Syahid.
“Selamat juga kepada anda, Presdir Fredo .” Amir Syahid mengulurkan kedua tangannya, dapat bekerja sama dengan perusahaan multinasional seperti Marini Grup, merupakan harapannya sejak dulu, dirinya berharap melalui kerja sama mereka, dapat membuat proyek tersebut menghasilkan profitabilitas yang maksimal.
“Presdir Fredo, sekretarismu memang luar biasa.” Amir Syahid memperhatikan gerak-gerik Asmi, dengan tatapan yang penuh apresiasi dan penghargaan.
“Kamu mengatakan Sekretaris Asmi ? Dia baru saja mulai bekerja di dalam perusahaan kami selama satu bulan, jika terdapat kekurangan apa, mohon Pak Syahid jangan mempermasalahkannya.” Fredo sangat tidak senang, dia tidak mengetahui kenapa Amir Syahid tiba-tiba menyebut Asmi.
“Baik, Presdir Fredo, nanti setelah kerja sama kita resmi, aku akan mengundang kamu dan Manajer Tanu untuk makan, nanti jangan lupa membawa sekretarismu untuk menghadirinya.” Amir Syahid tertawa terbahak-bahak, dan berjalan keluar dari ruangan rapat.
Tanu segera mengantarnya.
Di dalam ruangan rapat hanya tersisa Fredo dan Asmi, seketika suasana menjadi hening.
Asmi menyimpan semua dokumen dan benda-benda yang ada di atas meja, Fredo menyilangkan jari tangannya, dan menatap Asmi dengan tatapan yang dingin.
“Kamu benar-benar berkemampuan.” Wajah Fredo terlihat suram. Tangan Asmi yang sedang menyimpan dokumen terakhir terhenti karena perkataan Fredo .
Tangannya yang ramping terhenti, dirinya tidak mengetahui apa yang harus dilakukan.
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraPernikahan Kontrak
JennyHusband Deeply Love
NaomiMata Superman
BrickEternal Love
Regina WangPrecious Moment
Louise LeeAsisten Bos Cantik
Boris DreyAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya