Asisten Wanita Ndeso - Bab 86 Gunung Es Meleleh

07/11/2020 ada revisi bab 77 tony >>>> jadi Bos Fredo

Teknik Kimia Grup Marini adalah yang paling hebat di seluruh kota, Tanu melihat dinding di luar perusahaan terus berubah pola, hatinya mirip dengan lampu yang berubah.

Setiap saat berubah, dia berjalan ke depan mobil Bos Fredo, Bos Fredo berbaring di setir mobil, tidak bisa melihat ekspresi di wajahnya, lalu Tanu mengetuk kacanya.

Fredo mengangkat kepalanya dengan lemah. Kata-kata ayahnya menghancurkan hatinya, awalnya ia ingin menjenguk Asmi yang ada di rumah sakit, tetapi ketika masuk ke dalam mobil, baru menyadari dirinya tidak ada keberanian menemui Asmi, bahkan malu menemui Asmi.

Dia duduk diam di dalam mobil, menelepon Tanu, kemudian merokok sabatang demi sebatang, memikirkan masa lalu Asmi.

Meskipun hanya beberapa bulan, Fredo merasa keduanya sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Dia berusaha keras mengingat pengalaman dirinya membantu Asmi di SMA, tetapi tidak peduli bagaimana ia mengingat, tetap tidak dapat mengingatnya.

Mendengar Tanu mengetuk kaca mobil, Fredo mengangkat kepalanya. Matanya yang dalam tidak secerah dulu, matanya yang dulu memiliki kelicikan yang tidak ada habisnya, tetapi sekarang penuh dengan kesedihan.

Fredo keluar dari mobil, dia bisa merasakan dengan jelas kedua kakinya lemas, seolah tidak bisa menopang tubuhnya. Tidak ada ekspresi di wajahnya yang suram, Tanu sedikit takut melihat Fredo yang seperti ini.

Ada apa dengannya, sudah begitu malam masih tidak pulang, malah mencariku datang? Tanu terus bergumam.

“Bagaimana keadaan Asmi?”Fredo menatap ke tanah, tidak berani menatap langsung ke mata Tanu. Suaranya parau terlihat menghisap begitu banyak rokok.

“Kenapa kamu tidak melihatnya sendiri?”Tanu marah pada kekejaman Fredo hari itu, lalu menjawab Fredo dengan marah.

Fredo melangkah maju ke depan Tanu, meremas dagu Tanu dengan tangannya, “Cepat beritahu aku bagaimana keadaan Asmi?”Fredo tanpa sadar mengerahkan sedikit tenaga.

Tanu tidak menyangka Bos Fredo akan begitu gegabah, dia tidak melawan, dirinya tahu Bos Fredo sedang dalam mood yang buruk, jadi ia membiarkan Bos Fredo meremas dagunya.

Meskipun rasa sakitnya tidak tertahankan, Tanu tetap diam dan membiarkan Bos Fredo meremasnya sampai Bos Fredo melepaskannya, “Kenapa kamu tidak melawan.”Nada suara Fredo menjadi lebih tenang, tidak seperti tadi seperti ingin memakan orang.

Fredo bersandar di sisi mobil, kakinya yang ramping sangat membuat orang iri, dan Tanu berdiri di hadapannya, “Bos Fredo, ketidaksenangan apa yang kamu miliki, bisa kamu lampiaskan pada diriku, jangan lampiaskan pada Asmi lagi, ok?”Tanu secara gamblang sudah mengetahui apa yang terjadi seharian ini, dan apa yang menyebabkan Asmi berjalan di tengah hujan.

“Sekarang aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan Asmi?”Fredo mengangkat kepalanya, melihat ke langit malam. Tidak ada satu bintang pun di langit. Yang ada hanyalah langit merah yang diterangi oleh cahaya, dan lapisan kabut.

Akhirnya ada senyum di wajah serius Tanu, wajahnya tidak setegang tadi, “Dia sangat baik, aku baru datang dari sana, sepertinya beberapa hari ini dia akan keluar dari rumah sakit.”Tanu yang melihat Fredo mempedulikan Asmi, hatinya turut bahagia untuk Asmi.

“Apakah kamu sudah mengetahui masalah kami?”Fredo memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya, ia yang marah terlihat sangat tampan, pantas Anisa sangat menyukainya, dan tidak heran Asmi menyukai sifatnya yang pemarah.

“Memangnya ada apa dengan kalian?”Tanu sengaja pura-pura tidak tahu, karena sekarang ia masih tidak bisa memastikan sikap Fredo. Hanya bisa berpura-pura sambil menendang batu dengan kakinya.

“Bukankah kamu sudah mengetahui Asmi hamil?”Fredo tidak tahu apakah ia harus memberi tahu Tanu masalah ini, tetapi selain Tanu, di kota besar ini, ia tidak memiliki siapa pun untuk diajak bicara.

Namun, dia tidak bisa memamerkan kejadian ini dengan bahagia seperti para pria yang akan menjadi ayah baru, kejadian ini tidak terduga oleh semua orang.

“Bos Fredo, kamu jangan selalu bersikap tidak peduli, ok? Asmi masih terbaring di rumah sakit, tidak bisakah kamu pergi melihatnya? Kalau kamu tidak memiliki keberanian mencintai Asmi, cepat lepaskan, ada berapa banyak orang di perusahaan yang mengagumi Asmi?”Tanu sangat marah ketika ia melihat Fredo ragu-ragu, Fredo yang sudah membuat orang hamil apa lagi yang perlu dipura-purakan.

“Kamu salah satu dari mereka, kan.”Fredo marah ketika mendengar kata-kata Tanu, dia paling benci mendengar orang lain mengatakan hal-hal baik tentang Asmi, wajah Fredo berubah pucat dan tidak jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Kamu kenapa lagi, aku berani mengakui diriku menyukai Asmi, beranikah kamu?”Tanu tahu di hati Fredo selalu ada bayangan, bisa dikatakan sebuah konflik batin. Di satu sisi ingin mendekati Asmi, tetapi di sisi lain ingin mendorong Asmi menjauh, dia tidak bisa membaca pikiran Bos Fredo.

Fredo dibuat kesal karena Tanu, lengan panjangnya terulur keluar, mengangkat kerah kemeja Tanu, dan berkata dengan suara meraung. “Tanu, kamu jangan keterlaluan, coba katakan sekali lago?”Fredo mengangkat tinjunya.

Tanu tidak pernah melihat Bos Fredo semarah ini, dulu keduanya sering bermain bersama, bahkan bercanda, namun itu semua hanya candaan, tetapi sekarang, Tanu yang melihat Bos Fredo mengepalkan tinju, ia baru sadar Bos Fredo benar-benar marah.

Benak Tanu melintas wajah pucat Asmi di tempat tidur, tiba-tiba hatinya semakin percaya diri, terlepas dari apakah itu akan menimbulkan kemarahan yang lebih besar dari Bos Fredo, ia membusungkan dadanya, menatap Fredo dengan marah,“Ayo pukul, kalau kamu merasa setelah memukul diriku akan lebih baik, ayo cepat pukul.”Tanu membelalakkan mata menatap Fredo.

Tanu melihat tangan Fredo perlahan turun, kemarahan di matanya perlahan menghilang. Dia seperti terpukul dengan perkataan Tanu, dan tangannya yang lain melepas kerah Tanu.

Tanu melangkah maju menghibur Fredo,“Bos Fredo, tidak peduli apa pun hubunganmu dengan Asmi, sekarang Asmi terbaring di rumah sakit, seharusnya kamu pergi menjenguknya, dia sangat berharap kamu pergi menjenguknya, apakah kamu mengerti?”Tanu mengencangkan suaranya ketika melihat Fredo bersandar di mobil dengan lemah.

“Tanu, ada banyak hal yang tidak kamu ketahui, kalau kamu adalah aku, apa yang akan kamu lakukan?”Akhirnya Fredo tidak semarah tadi, tatapannya perlahan-lahan melembut, dan mulai bercerita kepada Tanu.

“Tanu, masih ingatkah kamu, saat kamu membawaku ke bar mendengarkan penyanyi misterius itu bernyanyi? tahukah kamu, siapa yang aku temui di sana?”Fredo menatap langit yang dipenuhi kabut asap, memikirkan nasib sedang mempermainkan manusia.

Pada siang hari, Asmi menjadi sekretarisnya dan pada malam hari ia muncul di bar, bahkan minum bersama seorang pria. Saat itu, Fredo sangat terkejut, mengira Anisa mencari sekretaris apaan, tanpa memehami keadaannya.

Ketika dia masih membicarakan pilihan Anisa, Asmi berjalan ke hadapannya.

“Apakah maksudmu Asmi?”Tanu tahu orang yang muncul di saat itu pasti Asmi, dia menyela pembicaraannya.“Asmi adalah penyanyi misterius itu.”

Tanu terus berkata, dengar-dengar boss di sana telah lama mendambakan Asmi, dan Asmi berhenti dari pekerjaannya di bar hari itu juga. Dia pergi bernyanyi di bar untuk melunasi uang yang ia pinjam ketika orang tuanya sakit.

“Tanu, biarkan aku bicara, bisakah kamu mendengarkanku? Ini kesalahanku, aku sangat menyesal sekarang.”Fredo menundukkan kepalanya dan meletakkan tangannya di matanya.

“Aku tidak tahu kenapa Asmi bisa masuk dalam jebakan, awalnya aku tidak ingin berhubungan dengan wanita seperti itu. Kamu tahu, aku orang yang berprinsip, aku sama sekali tidak pernah pergi ke bar untuk mendekati wanita-wanita itu. Tetapi tidak tahu mengapa, begitu aku melihat leher putih Asmi, dan melihat bulu mata panjangnya, hatiku tergerak. Itu pertama kalinya kita berhubungan.”

“Itu pertama kalinya bagi Asmi dan juga pertama kalinya bagiku, tahukah kamu? Kala itu aku sangat menyesal, kenapa bisa aku memberikan keperjakaanku pada wanita seperti ini? Mungkin dia master di dunia malam? Sejak saat itu aku mulai membenci Asmi.”Fredo mengeluarkan tangannya dari saku, lalu mengacak-acak rambutnya.

“Asmi tidak mungkin melakukan hal semacam itu, dia tidak pernah minum, pasti pemilik itu. Aku pergi mencari tahu, bos itu sering melecehkan Asmi, gelas itu pasti sudah ditaruh sesuatu olehnya.”Tanu pernah pergi ke bar mencari bos itu bertanya tentang keadaan Asmi, begitu membahas masalah Asmi, bos itu langsung menyipitkan kedua matanya.

“Mungkin.”Fredo menghela nafas panjang, “Tahukah kamu? Tanu, sejak aku berhubungan dengan Asmi, sosoknya selalu muncul di pikiranku, meskipun dia memberiku kesan yang buruk, tetapi aku selalu ingin dekat dengannya.”Fredo sangat sedih, dia tidak tahu dirinya tidak telah melukai Asmi.

Tanu akhirnya tahu, ternyata di hati Fredo selalu ada Asmi, hanya saja dia sangat bingung, setelah mengetahui sikap Fredo, Tanu merasa sangat lega.

Tanu menempatkan tangannya di bahu Fredo, “Ayo, aku temani kamu minum segelas, lalu menemanimu pergi menjenguk Asmi, ok?”Tanu tahu Fredo masih tidak bisa melepaskan kesalahan yang telah dia buat pada Asmi, jadi hanya bisa mengajaknya pergi minum.

Pergi minum menghilangkan rasa kesedihan.

Fredo memarkirkan mobilnya di lantai bawah perusahaan, lalu naik ke mobil Audy Tanu, “Terima kasih, Tanu.”Meskipun Fredo masih bersikap sangat dingin, tetapi Tanu bisa mendengar suara lembut gunung es perlahan mencair.

Hanya saja tidak tahu kapan gunung es ini benar-benar mencair.

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu