Asisten Wanita Ndeso - Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan

Setelah Tanu mengantar Amir Syahid dan sekelompok orang, dia menerima panggilan dari Sasa, Sasa mengajaknya untuk makan setelah pulang kerja, Tanu pun menerimanya dengan senang hati.

Tanu ingin menyelesaikan semua hal yang harus dilakukan sebelum pulang kerja, dia mempunyai sebuah kebiasaan, yang terpelihara sejak dulu, yaitu pekerjaan hari ini diselesaikan pada hari ini, dia pasti harus menyelesaikan semua pekerjaan yang ada pada hari itu, dan tidak menumpuknya.

Tanu tidak mengetahui bahwa, pada saat ini, wanita yang ingin dirinya lamar dahulu——Asmi, sedang menghadapi Fredo di dalam ruangan rapat.

“Katakan saja, apa yang telah kamu lakukan, sehingga membuat setiap pria mengapresiasimu.” Fredo bersandar di atas kursi, sambil menatap Asmi yang membeku di sana dengan sombong. Fredo tersenyum dingin di dalam hatinya, dia tidak mengetahui apa yang Asmi lakukan.

Asmi tidak menjawabnya, hanya saja matanya sedikir berair, Asmi tidak mengetahui kenapa dirinya telah membuat Fredo tersinggung, sehingga pria itu selalu berprasangka terhadap dirinya, sebenarnya tidak bermasalah juga, tetapi kenapa pria itu berkali-kali menggodanya, dan berhubungan dengannya.

“Jangan selalu terlihat kasihan.” Fredo tidak dapat menahan amarahnya ketika melihat wajah Asmi yang terlihat sedih. Fredo selamanya tidak pernah melupakan adegan ketika Asmi berinisiatif untuk masuk ke dalam pelukannya, pria itu semakin marah ketika memikirkannya.

“Berdasarkan penampilanmu, apakah kamu menganggap dirimu seperti pakboy? Kamu hanya akan membuat aku semakin merasa benci denganmu.” Fredo melampiaskan amarahnya, tadi perkataan yang dikatakan oleh Amir Syahid “Sekretarismu sangat luar biasa.” Membuat hatinya menjadi sangat tidak senang.

Apakah pada pertemuan pertama kali wanita itu sudah dapat menangkap hati pria kaya yang berstatus single di dalam dunia bisnis Amir Syahid?

Amir Syahid mempunyai citra yang agak buruk, wanita yang sudah dipermainkan olehnya sudah sangat banyak, beritanya mengenai masalah itu di dalam dunia bisnis juga tidak asing lagi, tetapi orang seperti dia, kenapa akan tertarik dengan wanita seperti Asmi ?

Fredo menatap Asmi lagi, postur tubuh wanita itu juga termasuk kategori yang sangat bagus, Fredo sudah merasakannya, hanya saja, wanita itu mengenakan rok yang lebar, apakah Amir Syahid sudah menyadari kecantikan Asmi dibalik semua ini?

“Presdir, aku sudah selesai menyimpannya, apakah aku boleh keluar?” Asmi sudah selesai menyimpan dokumen terakhir tersebut, dia ingin segera melarikan diri dari ruangan yang sesak ini.

Setelah mengalami kejadian sebelumnya, Asmi sangat takut jika hanya berduaan dengan Fredo, dia takut Fredo akan memperlakukannya dengan kasar.

Asmi berdiri di sana sambil menunggu jawaban dari Fredo, seperti seseorang yang melakukan kesalahan dan sedang menunggu keputusan dari hakim, Asmi menundukkan kepalanya untuk melihat sandal yang dikenakan oleh dirinya, sandal itu adalah sandal setengah jadi, yang dibeli olehnya di sekitar pasar malam rumahnya.

Sejak ayah dan ibu angkatnya meninggal, Asmi semakin membatasi pengeluarannya, terutama terhadap pakaiannya, dia tidak membeli baju baru, bahkan beberapa bajunya merupakan baju yang pernah dipakai oleh ibu angkatnya.

Asmi merasa dengan seperti ini, seolah-olah mereka berdua masih berada di samping dirinya.

Mata Fredo penuh dengan amarah, Asmi merasa Fredo sepertinya akan beraksi lagi, setiap kali ketika Fredo menatap dirinya, Asmi langsung berkeringatan, tatapan Fredo dapat membuatnya merasa sangat takut.

“Sini.” Fredo berkata dengan suara yang sangat rendah, dan membuat Asmi bergemetaran.

“Apakah kamu begitu takut dengan aku?” Wajah Fredo terlihat tidak berekspresi, dan sangat suram, yang membuat Asmi merasa sangat takut.

Di dalam ruangan rapat yang begitu luas, Asmi tidak mengetahui apa yang akan terjadi, Fredo berani melakukan hal itu dengannya di dalam ruangannya, di tempat seperti ini, apakah tidak mungkin?

Biasanya ruangan rapat adalah tempat yang jarang sekali dikunjungi oleh orang-orang, Asmi hanya berharap Tanu segera kembali, kaki wanita itu seperti sudah dipaku di sana.

“Apakah kamu tidak mendengarnya? Aku menyuruhmu untuk datang, sini ke sampingku.”

Suara ketukan meja terdengar, Asmi sebenarnya tidak ingin pergi, tetapi dia tidak dapat mengendalikan kakinya, dan dia pun sudah berjalan mendekati Fredo .

Fredo mengulurkan tangannya yang panjang, dan meraih Asmi ke dalam pelukannya, Asmi duduk di atas pangkuan Fredo, Fredo juga merasakan sesuatu yang berada di bagian bawahnya sudah membesar.

Asmi duduk di sana dengan tegak, dia merasa sedikit pusing, apa yang terjadi dengan dirinya, kenapa tidak dapat menolak Fredo ? Apakah yang diinginkan oleh dirinya adalah ini?

Apakah sepuluh tahun yang sudah dikorbankan oleh dirinya, hanya dapat mendapatkan penghinaan dari Fredo ?

Fredo menggunakan kedua tangannya, agar Asmi dapat duduk di atas pangkuannya, dia memisahkan kaki Asmi, supaya Asmi duduk berhadapan dengan dirinya.

Asmi merasa tubuhnya sudah mulai memanas, apalagi pada bagian yang bersentuhan dengan Fredo .

“Lihat aku.” Fredo memerintah Asmi, sebelumnya ketika berhubungan dengan Asmi pria itu selalu menyudahinya dengan terburu-buru, kali ini, dia ingin membuat Asmi menyerah pada dirinya.

Asmi tetap saja tidak mengangkat kepalanya, dia berkata di dalam hati, tidak boleh seperti kemarin lagi, untuk membiarkan Fredo memuaskan keinginannya, kali ini dirinya harus melawannya.

Fredo mengulurkan tangannya untuk mengangkat kepala Asmi, satu tangannya lagi digunakan untuk menahan pinggang Asmi .

Asmi hanya merasa sentuhannya sangat lembut, yang berbeda sekali dengan kemarin yang dilakukan di dalam ruangan pria itu.

“Asmi, apa tujuan kamu sebenarnya?” Tatapan Fredo terlihat tak berdaya, tetapi Asmi menyadari terdapat kelembutan di balik tatapan mata Fredo, seketika Asmi sangat menikmati kelembutan tersebut.

“Presdir, aku tidak berniat jahat, aku hanya merupakan Asmi, bukan nona di dalam rumah kalian, aku sudah melewati kehidupan Asmi selama dua puluh tahun, ini adalah fakta yang tidak dapat berubah.” Mata Asmi terlihat berair, dirinya dapat mengetahui apa pertanyaan dan kebingungan yang ada di dalam hati Fredo .

Sebelumnya adalah Sekretaris Presdir Marini Grup, kemudian ibu tirinya membawa pulang anaknya yang sudah hilang selama puluhan tahun untuk bereuni, adegan seperti ini di dalam TV, Asmi juga sudah dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada kemudian hari.

Mungkin saja, setiap orang akan melakukan semua ini jika berada di sisi Fredo .

Hanya saja, mengenai perkataan Fredo, Asmi masih tidak mengerti, kenapa Fredo ingin bermesraan dengan dirinya, Asmi juga tidak menemukan penyebabnya.

Asmi merasa dirinya seharusnya merupakan orang yang paling dibenci oleh Fredo, tetapi kenapa pria itu masih mau berhubungan dengan orang yang dibenci olehnya.

Fredo melihat Asmi yang tetap tampak biasa, membuatnya semakin marah, jelas-jelas merupakan seorang wanita yang sangat cantik tetapi kenapa harus berpura-pura untuk bodoh, apa tujuan sebenarnya.

Fredo mengeratkan tangannya, dan membuat Asmi berbaring di atas tubuhnya, Fredo pun segera mencium Asmi dengan bibirnya.

Fredo mencium bibir Asmi, kali ini Fredo menciumnya dengan sangat lembut dan tidak seperti sebelumnya yang memperlakukannya dengan sangat kasar, awalnya tubuh Asmi sangat kaku.

Kemudian perlahan dirinya juga menjadi agak tenang. Seluruh tubuhnya berada di dalam pelukan Fredo .

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu