Asisten Wanita Ndeso - Bab 49 Drama Korea
Asmi berjalan melintas di aula acara pesta bagaikan kabur, untung saja tidak ada orang melihatnya. Tepat ketika dia hendak berjalan ke belokan tangga, ada sosok seorang yang melintas dari belakangnya “Asmi, ke mana kamu pergi?” Asmi berjalan dengan kepala tertunduk karena takut dilihat oleh orang lain, sama sekali tidak melihat siapa yang bergerak melintas.
“Oh.” Asmi terkejut, ternyata itu adalah Joe, hatinya yang melonjak dengan dahsyat pun kembali tenang.
“Apakah kamu tidak enak badan?” Mata Joe sangat jernih, sehingga Asmi tidak bisa menolaknya. Asmi menyukai orang yang memiliki mata jernih, tidak seperti Fredo yang matanya selalu penuh dengan hal-hal yang tidak bisa dia lihat.
“ Kepala Departemen Harta, aku tidak apa-apa.” Asmi bergegas menyembunyikan kepanikan dalam hatinya tadi dengan gerakan mengusap rambut.
“Aku melihat wajahmu sangat pucat dan aku mengira kamu tidak enak badan, maka aku mengikuti kemari.” Nada bicara Joe penuh dengan rasa perhatian, setiap gerak-gerik Asmi menarik hati Joe, tadi dia melihat Asmi berjalan keluar dari aula, juga melihat Fredo mengikutinya keluar.
Pada saat itu, dia merasa bingung dalam hati, tidak tahu apa yang telah terjadi di antara Asmi dan Fredo. Tidak lama kemudian, dia melihat Fredo berjalan masuk dengan wajah suram, lalu dia melihat Asmi berjalan masuk dengan panik dan wajahnya juga terlihat pucat.
“Aku tidak apa-apa.” Asmi teringat akan peringatan Fredo di luar tadi “Jangan berinteraksi dengan Joe, apa yang kamu tahu tentangnya?” Perkataan Fredo bagaikan petir yang menyambar di telinganya.
Namun Joe di depan matanya ini jelas-jelas adalah pria yang gentleman dan beraura baik, tidak tahu adalah pria idaman dalam hati seberapa banyak gadis.
Asmi tidak lagi menghiraukan Joe, mungkin adalah karena perkataan Fredo tadi, dia selalu tidak memiliki pertahanan terhadap perkataan Fredo.
Tanpa menoleh, Asmi berjalan ke atas sambil menjinjing gaunnya. Dia berkali-kali menginjak ujung gaunnya sendiri dan dia berusaha untuk tetap tenang, dia tidak bisa memperlihatkan kesedihannya di hadapan Joe.
Di dinding di sisi tangga, penuh dengan lukisan yang bergantungan, itu adalah kesukaan Asmi, tetapi pada saat ini, dia tidak memiliki hati dan pikiran untuk melihatnya, karena dia sedang berusaha menghadapi gaun panjang dan sepatunya.
Asmi bersumpah dalam hati, ke depannya dia tidak akan mengenakan gaun seperti ini lagi, jika Fredo memintanya untuk menghadari acara seperti ini lagi, dia pasti akan mengenakan pakaian biasanya dan membuat Fredo malu.
Akhirnya sampai di kamarnya sendiri, kamarnya berjarak lumayan jauh dengan kamar Fredo, ini membuatnya sedikit atau banyak memiliki rasa aman. Dengar-dengar, kamar suite Fredo berkali-kali lipat besarnya daripada kamar yang mereka tinggali. Asmi mencibir, sampai di Korea pun harus berlagak sombong.
Asmi membuka pintu kamar dan langsung menanggalkan sepatunya. Meskipun mengenakan sepatu ini tidak lelah seperti yang dia bayangkan, tetapi kakinya tetap terasa tidak nyaman, jauh berbeda dengan sepatu kainnya.
Lampu di dalam kamarnya bercahaya lembut dan berwarna remang, ditambah lagi dengan wallpaper bermotif bunga, seluruh ruangan kamarnya terlihat begitu harmonis. Asmi melepaskan gaun ungu panjangnya dan menggantungnya ke dalam lemari pakaian. Dia tidak langsung pergi, melainkan berdiri sesaat di depan lemari pakaian, mengamati gaun itu lagi.
Warna ungu pekat, bagaikan sekuntum bunga tulip yang mekar di dalam kegelapan malam, Asmi seolah-olah bisa mencium harumnya bunga tulip yang pekat. Asmi tahu mengapa Fredo menyuruh Anisa memberikan gaun ini untuknya, karena ini adalah warna kesukaan Fredo, warna yang melambangkan romantis dan warna yang melambangkan cinta.
Asmi mengusap bahan dari gaun ini yang sehalus sutra, benar-benar adalah busana buatan khusus Paris, sungguh sayang sekali Anisa tidak tahu mengapa Fredo mengatakan gaun ini tidak bagus. Jelas-jelas dia merasa postur badan Anisa lebih baik darinya.
Postur badan Asmi termasuk sedikit berisi, tentu saja bukan gemuk, melainkan bagian dada dan pinggulnya menonjolkan kerampingan lengan dan kakinya. Jelas adalah postur badan yang sangat seksi, tetapi Asmi justru selalu merasa pesimis karena postur badan seperti ini.
Terutama ketika SMP, ketika dada semua orang masih sangat kecil, dadanya sudah sangat montok. Pada saat itu, Asmi tidak berani berjalan dengan kepala terangkat saking pesimisnya, dia selalu menundukkan kepala. Dia terus berjalan seperti itu hingga sekarang.
Asmi menyalakan televisi, semuanya saluran berbahasa Korea. Meskipun dia sering menonton drama Korea, tetapi keterampilan bahasa Koreanya tidak meningkat, dia hanya bisa mendengar kata ‘terima kasih, ‘maaf’, ‘halo’, ‘aku cinta kamu’ dan lainnya.
Asmi asal membuka salah satu stasiun televisi dengan remote kontrol, di stasiun televisi itu bertuliskan ‘BBS’, bukankah itu stasiun televisi yang sering disebutkan di dalam drama Korea yang dia tonton di dalam negeri?
Asmi sering menonton drama yang disiarkan secara harian dan mingguan di BBS dan akhir-akhir ini dia sedang menonton film serial ‘My Lover, Madame Butterfly’. Ini adalah drama korea yang paling disukai Asmi, tokoh utama wanita di dalamnya, Nam Na-bi, adalah tokoh yang sangat disukai Asmi dan tokoh utama pria di dalamnya, Park Yong-woo, sangat elegan.
Pengalaman Nam Na-bi sangat membuat Asmi bersedih, dulunya Nam Na-bi adalah seorang bintang artis yang populer, karena sebuah kecelakaan lalu lintas, dia berkutat dalam pusaran badai dan akhirnya menjadi orang yang dicemooh oleh seluruh warga, serta tidak bisa lagi berdiri di dalam dunia entertainment.
Ketika Nam Na-bi berdiri di dalam dunia entertainment yang penuh dengan terjangan badai, dia bertemu dengan cinta dalam hidupnya dan menikah. ‘Aku lahir di dunia ini adalah demi bertemu denganmu.’ kalimat ini tidak hanya membuat Nam Na-bi sangat terharu, tetapi juga mengharukan Asmi yang menonton di depan televisi. Pada saat itu, Asmi pun terpikat oleh Kim Sung-soo yang tampan dan kaya itu.
Namun, semua ini adalah ilusi, Nam Na-bi berkutat dari satu pusaran badai ke dalam pusaran badai lainnya, lalu terjerumus ke dalam konspirasi yang lebih besar. Awalnya Nam Na-bi adalah bintang artis kelas atas yang berkedudukan tinggi di dalam dunia entertainment, setelah mengalami naik turun dalam dunia entertainment, dia keluar dari dunia entertainment dan mendukung perkembangan suaminya dengan segenap kekuatan, tetapi tidak disangka, itu hanyalah sebuah penipuan.
Suaminya pergi jauh, lalu Nam Na-bi dituntut untuk membayar hutang oleh para investor, lalu dia menjual seluruh harta kekayaannya. Dia mendatangi rumah suaminya yang jauh di desa tanpa membawa apapun dan memulai kehidupannya di desa.
Ternyata semua ini adalah rencana pembalasan dendam dari Yoon Se-ah, adik laki-lakinya sangat tergila-gila dengan Nam Na-bi, tetapi adiknya meninggal di dalam kecelakaan mobil. Yoon Se-ah menyalahkan semua ini pada Nam Na-bi dan memikirkan segala cara untuk balas dendam, Yoon Se-ah menyuruh Kim Sung-soo untuk mendekati Nam Na-bi dan menikahinya.
Asmi sudah tergila-gila dengan drama ini, karena hanya ada dua episode yang disiarkan setiap hari Senin, maka di hari Senin, Asmi selalu menantikan tibanya hari pekan, sehingga dia bisa melihat perubahan apa lagi yang terjadi pada nasib Nam Na-bi.
Namun, akhir-akhir ini dia terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak ada waktu untuk menontonnya. Kebetulan hari ini adalah hari Senin, seharusnya ada dua episode lagi yang sudah disiarkan. Asmi berpikir untuk membuka laptop dan menonton perkembangan ceritanya nanti.
Asmi mengganti saluran televisi dengan acak dan tidak menemukan ada yang menarik, sebab dia tidak mengerti dengan tontonannya karena perbedaan bahasa. Dia tidak mematikan televisi karena dia memiliki sebuah kebiasaan di rumahnya, yaitu tidak peduli sedang melakukan apa, dia harus menyalakan televisi. Misalnya ketika sedang membersihkan rumah, meskipun tidak melihat layar televisi, dia juga harus mendengar suara dari televisi, kalaupun tidak mengerti apa-apa juga tidak apa-apa.
Televisi harus dalam keadaan menyala, seolah-olah dengan adanya suara televisi, dia pun tidak begitu kesepian. Begitu pula dengan malam ini, dia tinggal sendirian di dalam kamar ini, kamar yang seperti kamarnya sendiri. Selain itu, karena sedang berada di negara asing, dia merasa dirinya akan frustasi jika tidak mendengar suara.
Terdengar serangkaian alunan musik dari dalam televisi, itu adalah musik dari tarian Korea. Asmi tidak begitu menyukai lagu dan tarian Korea, karena kebanyakan lagunya adalah musik bertempo cepat dan disertai dengan tarian yang gerakan tubuhnya sangat kuat. Ini sangat tidak bisa diterima oleh Asmi.
Girl band dan sebagainya, hanya akan disukai oleh gadis kecil dan bocah kecil yang belum dewasa. Asmi lebih menyukai lagu lama yang membuat hati orang bergairah karena endapan waktu.
Misalnya Rene Liu, dia adalah penyanyi wanita yang paling disukai Asmi. Ada pula Faye Wong yang disukai orang banyak, tak dipungkiri bahwa Asmi juga menyukai dia.
Cahaya lampu di dalam kamar semakin terang, Asmi melihat cahaya yang terang benderang di luar jendela dan merasa tidak ada orang yang bisa dia ceritakan isi hatinya. Awalnya dia ingin menelepon Sasa, tetapi jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih, Sasa seharusnya sudah tidur.
Asmi meletakkan ponsel yang sudah lama dipegangi dan akhirnya tidak menelepon. Dia merasa kantuk sekali, lebih baik dia pergi mandi dan tidur awal saja. Dia sudah melihat jadwal agenda rapat sebelum datang, besok seharusnya adalah pergi menghadiri pameran. Tidak ada yang perlu dia siapkan, dia hanya perlu berada di sisi Fredo saja.
Asmi pergi ke kamar mandi hotel ini yang sangat besar, di dalamnya ada bak mandi yang besar. Dia hanya ingin mandi dengan cepat dan pergi tidur, sedangkan beredam di bak mandi, tunggu ketika ada waktu saja. Dia menyalakan shower dan membersihkan seluruh noda kotor seharian ini.
Di saat bersamaan, juga membersihkan hinaan Fredo padanya, Asmi berdiri di bawah shower, dia membersihkan leher dan bibirnya dengan kuat, seolah-olah hawa Fredo masih tersisa di sana.
Novel Terkait
Beautiful Lady
ElsaMore Than Words
HannyAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanJalan Kembali Hidupku
Devan HardiDark Love
Angel VeronicaMy Enchanting Guy
Bryan WuAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya