Asisten Wanita Ndeso - Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
Pesawat mendarat di kota Seoul dengan selamat, pimpinan perusahaan yang berada di Korea telah menanti di bandara untuk menjemput Fredo dan rekan kerja lainnya, Fredo tetap saja menyuruh Asmi untuk duduk di satu mobil bersamanya, sebagai asisten CEO, Asmi seharusnya duduk di mobil yang sama dengan Fredo, namun Asmi malah berharap bisa duduk bersama karyawan lainnya.
Pada saat turun dari pesawat dan mengambil koper, sudah ada beberapa rekan pria yang datang berkenalan dengan Asmi, dulunya hal ini sama sekali tidak pernah terjadi, Asmi merasa sedikit ragu dan juga kaget, dia tidak menyangka kalau dirinya akan begitu terkenal.
Apabila mengetahui demikian, dia juga tidak perlu mempertahankan penampilan jelek dalam waktu sepuluh tahun ini, Asmi juga sadar dengan penampilan sendiri, dia mengerti bahwa tidak akan ada yang menyukai dirinya dan juga tidak akan ada yang mau menyapa dirinya.
Tatapan Fredo selalu memperhatikan keberadaan Asmi, saat ini dia sudah melihat beberapa karyawan muda di departemen pemasaran sedang bercanda dengan Asmi, tiba-tiba dalam hati Fredo ada api yang membara, namun dia juga tidak dapat emosi di hadapan kerumunan karyawannya.
Pada saat akan masuk ke dalam mobil, Fredo berteriak nama Asmi dan menyuruh Asmi untuk duduk di mobilnya, mobil tersebut adalah mobil cabang perusahaan yang digunakan untuk melayani tamu penting, sehingga kesannya sangat mewah. Asmi yang duduk di dalam merasa sedikit tidak nyaman, mengapa Fredo selalu menyeret dirinya dalam melakukan segala hal ?
Fredo tentu saja boleh duduk di dalam mobil besarnya, namun sebenarnya Asmi sangat berharap bisa duduk bersama anak muda lainnya, bagaimanapun mereka tidak ada emosional meledak seperti Fredo dan juga tidak memiliki aura seram seperti Fredo.
Asmi menyadari bahwa dalam mobil tersebut hanya ada dirinya dan Fredo, tentu saja juga ada supir. Namun mereka berdua duduk di tempat belakang dengan jarak yang begitu dekat, Asmi merasa sangat sengsara apabila duduk berdekatan dengan Fredo. Saat ini Asmi sedang berusaha menenangkan diri, dikarenakan dalam waktu dekat ini, lambungnya akan terasa tidak nyaman apabila hatinya merasa tidak tenang.
Asmi berusaha mengendalikan pemikiran diri ke arah yang lebih positif, dia berusaha memikirkan kebaikan Fredo dan menghayati kata-kata menyenangkan yang pernah dilontarkan Fredo, setelah itu mulai mengingat tentang kenekatan dirinya terhadap Fredo.
“Asmi, jangan-jangan kamu tidak mau duduk bersamaku ya ?” Fredo merasa sepertinya Asmi sangat tidak nyaman dan tidak tenang, kakinya yang berada di dalam mobil bahkan sedikit gemetar.
“Oh ya ? CEO memang hebat sekali dalam mengawasi sesuatu, tubuhku mungkin sedikit tidak terbiasa, aku tidak pernah keluar negeri.” Asmi membela dirinya, dia tidak ingin meninggalkan kesan yang tidak baik kepada Fredo, sehingga dia berusaha menenangkan kondisi tubuh sendiri.
“Tidak terbiasa ? Aku hanya pernah mendengar kalau ada orang yang tidak nyaman karena telah makan dan minum air di tempat ini, kamu sekarang sudah terjadi reaksi seperti ini ya ?” Fredo tertawa di dalam hati sendiri, Asmi ini benar-benar seru sekali.
Tidak tahu juga apa yang sedang dipikirkan Asmi, tidak tahu juga bagaimana dia mendapatkan gelar master dan berhasil wisuda. Dengan kemampuan otaknya, mungkin saja hanya bisa masuk universitas biasa saja.
Akan tetapi dalam segi kemampuan dan profesional kerja, Fredo tetap saja harus mengakui kemampuan Asmi. Asmi adalah asisten terbaik sejak dirinya berjabat sebagai CEO. Asmi sangat ahli dalam kemampuan bisnis dan juga sangat ahli dalam komunikasi, bagaimanapun pada awalnya Fredo sudah terlalu merendahkan Asmi.
Asmi mulai terdiam lagi, meskipun dia tetap saja sangat menyukai Fredo, namun apabila Fredo menyindir dirinya, dia tetap saja akan balik melawan. Perasaan memang penting, namun harga diri pribadi jauh lebih penting. Dia tidak akan mau direndahkan oleh Fredo.
Oleh sebab itu suasana di dalam mobil mulai sunyi kembali dan hanya bisa mendengar suara pergerakan mobil saja. Asmi melirik jam tangannya, saat ini waktunya telah jam empat lebih, sudah hampir delapan jam berlalu sejak dirinya keluar rumah di pagi hari tadi.
Di dalam kota ini, orang yang berkeliaran pada setiap harinya benar-benar banyak sekali, untung saja rumahnya masih tergolong dekat dari tempat kerja, melewati belasan tempat hentian saja sudah sampai apabila menaik bis, dirinya juga bisa tiba di kantor dengan cepat apabila bangun lebih pagi.
Dengan hal ini saja sudah membuat Asmi merasa bersyukur, dia mengetahui bahwa banyak karyawan lainnya yang tinggal di tempat yang lebih jauh dari perusahaan, setiap harinya mesti naik bis hingga satu jam untuk tiba di kantor.
Apabila berpikir demikian, Asmi mulai mengenang ayah dan ibu angkatnya lagi, sehingga juga tidak berselera untuk menikmati pemandangan di sekeliling. Asmi sangat antusias untuk liburan ke Korea, rasa antusias Asmi terhadap negara Korea berasal dari drama Korea.
Asmi sangat menyukai drama Korea sejak saat kuliah. Pada saat itu, laptop masih termasuk barang mewah bagi seorang mahasiswa, sehingga tidak ada orang di kampus yang memiliki laptop sendiri, oleh sebab itu mereka hanya bisa menjelajah internet melalui laboratorium kampusnya.
Sementara laboratorium di kampusnya juga tidak banyak, asrama tempat tinggal Asmi kebetulan berdekatan dengan jurusan fisika, di dalam jurusan fisika kebetulan ada laboratorium tersendiri, jarak laboratorium dengan pintu asrama mereka juga hanya lima puluh meter saja.
Mereka sering berkunjung ke tempat tersebut ketika bosan, orang yang pergi rata-rata memiliki kartu anggota, apabila mengisi uang empat puluh ribu dengan sekaligus masih bisa mendapat bonus sepuluh ribu.
Pada masa perkuliahan, nominal empat puluh ribu sudah termasuk banyak. Biaya hidup mereka untuk satu bulan saja juga hanya delapan ratus ribu saja, apabila memikirkan standar ekonomi sekarang, kehidupan mereka pada masa itu sudah tergolong sangat mewah.
Dengan uang yang sedikit saja sudah bisa melakukan berbagai hal, pada saat itu, mahasiswi di asrama Asmi semuanya telah jatuh cinta pada drama Korea.
Meskipun telah melewati masa yang menyukai pria tampan, namun Asmi tetap saja sangat menyukai drama Korea, dia menyadari bahwa tokoh di dalam drama Korea rata-rata sangat sopan, tidak peduli bagaimana status kedudukan mereka, mereka tetap saja akan sangat rendah hati dan rajin menyapa apabila menghadapi orang yang berusia lebih tua. Lagi pula nilai keluarga orang Korea sangat kuat, mereka sangat perhatian terhadap sesama anggota keluarga, sehingga lebih enak ditonton daripada sinetron pertikaian dalam negeri.
Alasan yang lebih pentingnya adalah pria tampan di Korea sangat enak dipandang, baik pria muda maupun tua, semuanya adalah kategori yang disukai oleh Asmi. Dalam waktu dekat ini Asmi sangat menyukai sebuah drama Korea, di dalamnya ada seorang paman yang lembut dan juga sangat setia terhadap wanita pemeran utamanya.
Tindakan ini membuat Asmi merasa sangat terharu, dia cenderung menyukai tokoh yang berwawasan, berhati simpati dan bisa menikmati kehidupan. Tidak tahu juga Fredo akan memenuhi berapa kriteria di antara semua ini ?
Saat ini Fredo sedang memperhatikan reaksi wajah Asmi yang terus berubah, kadang kalanya Asmi akan tersenyum sendiri dan kadang kalanya menjadi sedikit serius. Kadang kalanya Asmi akan memperlihatkan reaksi teguh, namun kadang kalanya akan menjadi sangat lembut. Fredo sangat bingung dengan Asmi, dia sama sekali tidak pernah tahu kalau Asmi juga memiliki reaksi yang begitu beragam. Dia beranggapan kalau Asmi hanya bisa menunduk kepala dan menangis, atau hanya bisa menatap dirinya dengan tatapan kasihan.
Ternyata demikian, sepertinya harus lama berinteraksi untuk mengetahui wujud asli Asmi. Fredo bersyukur sekali karena tidak membiarkan Anisa datang bersama mereka, semua ini harus berterima kasih kepada sepatu Anisa yang memiliki tumit tinggi.
Asmi sedang terjerumus di dalam keindahan drama Korea, tanpa disadari mereka telah tiba di hotel penginapan. Asmi dan sekumpulan karyawan berjalan masuk dan mengambil kunci kamar, pimpinan cabang perusahaan di Korea akan mengurus formalitas lainnya, sedangkan Fredo hanya perlu duduk di kursi yang berada di lobi hotel.
Semua karyawan mengetahui sikap dan emosional Fredo, Fredo tidak suka bersosialisasi dengan orang lain, sehingga juga tidak ada yang berani mendekatinya, sementara Asmi telah dihalangi oleh seorang rekan kerja pria ketika dalam perjalanan masuk ke dalam hotel, saat ini dia sedang mengobrol dengan rekan tersebut.
Rekan tersebut bernama Joe Harta, dia adalah seorang pimpinan departemen yang sangat berbakat, umurnya muda dan kemampuannya sangat hebat, penampilannya juga sangat menonjol, Asmi berpikir mengapa dirinya tidak pernah bertemu dengan begitu banyaknya pria tampan pada perusahaan lamanya ?
Sejak masuk ke Marini Grup, Asmi baru menyadari ternyata banyak pria tampan yang bekerja di sini, CEO mereka adalah pria tampan, manajer umum adalah pria tampan, sekarang bahkan pimpinan dan staf juga pria tampan.
Asmi tersenyum, jangan-jangan kriteria yang dilampirkan oleh Marini Grup ketika merekrut karyawan adalah harus pria tampan dan wanita cantik ya ?
“Asisten Sumirah, kamu masih belum lama kerja di perusahaan kan ?” Joe membuka topik pembicaraan, sebenarnya dia sudah lama memperhatikan Asmi, pada pertama kalinya bertemu dengan Asmi, Joe sudah sangat tertarik dengan aura pesona Asmi yang terkesan suci dan polos.
Joe selalu mencari kesempatan untuk berbicara dengan Asmi, namun apa dayanya Asmi selalu berada di sisi Fredo, Joe tidak berani mendekati Fredo, bagaimanapun sikap dan emosional Fredo sudah sangat terkenal di dalam seluruh perusahaan, oleh sebab itu tidak ada yang berani menyapanya.
“Iya, belum sampai dua bulan lagi.” Asmi menjawab dengan sungkan, dia sama sekali tidak tahu siapakah identitas orang yang sedang berbicara dengannya.
“Namaku Joe Harta, namaku memang sedikit berlebihan, aku tahu namamu, namamu Asmi Sumirah kan ?” Joe menyukai nama sendiri, dia merasa nama dirinya sangat mudah diingat.
“Oh.” Asmi bereaksi datar saja, hal ini sama seperti hasil prediksi Joe, dia merasa Asmi pastinya adalah tipikal gadis yang tidak suka disapa oleh pria.
Kenyataannya memang demikian, saat ini Joe merasa sangat senang, bagaimanapun di dalam zaman modern ini, sudah tidak terlalu banyak gadis yang seperti Asmi, pada sepanjang perjalanan, dia melihat Asmi selalu tidak suka berbicara dan juga tidak akan sengaja menyanjung Fredo.
Tempat duduk Joe kebetulan berada di belakang Fredo dan Asmi, tatapan matanya juga selalu melekat pada wajah Asmi, oleh sebab itu semua gerak gerik dan reaksi wajah Asmi terus menarik perhatian Joe.
“Kamu pernah datang ke Korea ?” Joe tidak mau menyerah begitu saja, sehingga dia terus mencari pembahasan dengan Asmi. Fredo yang melihat demikian malahan sangat emosi, namun Joe tidak melihat reaksi wajah Fredo, dia tahu kalau Fredo telah memiliki nona Anisa, oleh sebab itu pastinya tidak akan memiliki niat lain terhadap asisten sendiri.
“ Kepala Departemen Harta, aku tidak pernah datang, anda pernah datang ke sini ya ?” Asmi menjawab dengan sopan, dia menyadari kalau dirinya masih tergolong junior di perusahaan, sehingga masih belum bisa memiliki kedudukan yang setara dengan karyawan lama di perusahaan.
“Aku sering ke Korea, hubungan kerja sama antara perusahaan kita dan Korea sangat baik, bahkan masih memiliki cabang perusahaan di Korea, ini seharusnya kamu juga tahu. Aku datang ke Korea hampir sebulan sekali.” Joe sedikit membanggakan diri, kemampuan dirinya dalam segi bisnis memang sangat hebat, hal ini juga merupakan alasan mengapa dirinya dapat berjabat sebagai pimpinan ketika usianya masih begitu muda.
Dalam perusahaan tingkat internasional seperti Marini Grup, penilaian terhadap semua orang hanya tergantung pada kemampuan, meskipun kamu sudah sangat berpengalaman dalam dunia kerja, namum tidak berusaha dalam menyelesaikan pekerjaan, maka tidak akan mendapatkan promosi yang lebih baik. Sebaliknya, apabila kemampuan kamu sangat hebat, meskipun tidak memiliki pengalaman kerja yang lama, tetap saja bisa mendapatkan promosi yang baik.
Hal ini merupakan titik penilaian yang dimiliki oleh setiap perusahaan besar dan sukses, sebuah perusahaan yang berkembang dengan baik, pastinya akan memiliki sumber daya manusia yang sangat bersemangat dalam bekerja.
“Asisten Asmi, kamu mau jalan-jalan di luar ? Aku boleh menemani kamu, aku sangat mengenal dengan Korea.” Joe melihat Asmi yang tidak terlalu perhatian dengannya, dia langsung beranggapan kalau Asmi adalah wanita cantik yang dingin dan juga tidak suka berinteraksi dengan orang lain.
“Hari ini mungkin tidak, terima kasih ya Kepala Departemen Harta, sepertinya aku hari ini sudah terlalu capek, aku mau istirahat dulu.” Asmi bukan sengaja menolak penawaran Joe, namun dikarenakan dirinya memang terlalu lelah, bagaimanapun dia baru pertama kalinya naik pesawat dengan waktu yang begitu lama, sepertinya perjalanan dinas juga buka sebuah tugas yang mudah.
Pada sebelumnya Asmi masih sangat berharap bisa bertugas untuk perjalanan dinas, namun setelah mengalami kejadian kali ini, dia tidak memiliki harapan seperti ini lagi, saat ini dia tidak ingin bertugas ke tempat yang jauh lagi.
“CEO, kamar kita sudah selesai disiapkan.” Pimpinan cabang perusahaan datang melaporkan hal ini kepada Fredo, sementara proses penginapan untuk orang lain juga telah selesai mengurus.
Perusahaan menyediakan kamar untuk masing-masing karyawan, Fredo menginap di kamar presidential suite yang paling mewah dalam hotel ini, hal ini merupakan kebiasaan yang selalu dilakukan oleh cabang perusahaan Korea, asalkan CEO atau manajer yang datang berkunjung, mereka akan menyediakan kamar terbaik dalam hotel tersebut.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaAfter Met You
AmardaIstri Pengkhianat
SubardiMy Enchanting Guy
Bryan WuAsisten Bos Cantik
Boris DreyAdieu
Shi QiAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya