Asisten Wanita Ndeso - Bab 81 Sangat Kecewa
Sasa perlahan tenang, Tanu duduk di sebelah Sasa, dia meletakkan tangan Sasa di tangannya sendiri dan menenangkan emosi Sasa yang sedikit bersemangat.
“Sasa, aku tahu kamu memiliki banyak perkataan di dalam hatimu, kamu perlahan mengatakannya, oke? Jangan terlalu emosional.” Tanu memegang tangan Sasa dengan erat dan melihat wajah Sasa yang serius dan dipenuhi dengan kemarahan.
“Asmi tidak memberitahuku, tetapi aku dapat menebaknya.” Sasa memberitahu Tanu sesuai dengan yang sebenarnya, dia merasa bahwa tebakannya sangat masuk akal, berdasarkan kegilaan Asmi terhadap Fredo selama sepuluh tahun, Asmi tidak akan membiarkan dirinya jatuh cinta pada pria lain.
Meskipun Asmi memiliki anak, dia juga tidak akan membiarkan anak tersebut adalah anak orang lain, itu pasti merupakan anak Fredo, Sasa sangat yakin terhadap hal ini.
"Ternyata ini hanya spekulasimu, aku kira Asmi yang memberitahumu." Tanu merasa lega, dia tidak bisa menerima pukulan lagi, karena ini hanyalah tebakan Sasa, maka ini mungkin tidak benar.
“Meskipun Asmi tidak memberitahuku secara pribadi, tetapi berdasarkan pemahamanku terhadap Asmi, anak itu pasti merupakan anak Fredo, pernahkah kamu melihat Asmi jatuh cinta pada pria lain?” Sasa sedikit tidak bahagia, dia percaya bahwa spekulasinya tidak salah.
Tanpa diduga, Tanu mencurigakannya, matanya yang cerah sepertinya bisa menembakkan peluru dan memaksa Tanu.
Tanu merasa tidak nyaman dilihat oleh Sasa, jadi dia hanya bisa menyetujui perkataan Sasa “Ya, ya, ya, meskipun apa yang kamu katakan itu benar, tetapi apakah ini mungkin?” Tanu merasa bahwa Asmi dan Fredo sudah menjadi kakak-beradik, apakah hal ini mungkin terjadi?
Sasa terdiam, dia juga pernah memikirkan hubungan ini, tetapi dia terlalu cemas dan selalu melupakan hubungan ini, seolah-olah Asmi bukan adik Fredo.
Sasa sangat sedih, dia menatap orang-orang yang datang dan pergi di luar jendela dengan mata redup, alangkah baiknya jika Asmi bukan adik Fredo, mungkin mereka berdua masih memiliki secercah harapan, mungkin usaha Asmi selama sepuluh tahun ini akan terbayar.
“Sasa, siapa yang menjaga Asmi selama beberapa hari ini, apakah orang tuanya?” Tanu bertanya dengan pelan, dia tidak tahu apakah Bos Fredo tahu masalah ini.
“Tentu saja, mereka adalah orang tua kandung Asmi dan mereka akhirnya menemukan putri sendiri, mereka tentu saja akan menjaganya setiap hari. Tahukah kamu? Malam itu, ibu Asmi bersikeras mau menemani Asmi sepanjang malam, aku telah membujuknya untuk waktu yang lama dan akhirnya dia setuju untuk kembali" Sasa merasa bahwa ibu kandung dan ibu angkat Asmi sama-sama sangat menyayangi Asmi.
Sasa iri pada anak-anak yang memiliki ibu, mereka bisa begitu santai dan manja di depan ibunya. Mereka bisa bersikap seenaknya, apalagi saat mereka sakit, ibu mereka akan selalu ada di sampingnya dan menjaganya dengan segala cara.
"Sasa, aku pikir mereka sudah tidak ada kemungkinan lagi, menurutmu bagaimana sikap Asmi terhadap anak ini?" Tanu juga sangat gugup sekarang, dia pernah menjadi penggemar setia Asmi, kemudian secara bertahap merasakan betapa baiknya Asmi, dia sangat berharap Asmi bisa memiliki kehidupan yang baik.
“Aku merasa Asmi menginginkan anak ini, tetapi apa yang harus dia lakukan setelah anak ini dilahirkan? Nasib Asmi benar-benar sangat buruk, Fredo seharusnya jangan membantu Asmi pada saat itu, sehingga tidak menyebabkan cinta Asmi yang bertepuk sebelah tangan selama sepuluh tahun." Wajah Sasa sedikit memerah, dia sekarang sangat membenci Fredo.
"Nasib manusia sulit untuk dikatakan, jika tidak ada Asmi, kita mungkin tidak akan mengenal satu sama lain, aku yakin Asmi akan memiliki akhir yang baik. Apakah kamu tahu siapa yang menabrak Asmi? Apakah kamu sudah menangkapnya?" Tanu baru mengingat masalah ini sekarang.
Setelah Tanu selesai berbicara, Sasa sangat marah dan kesal "Begitu kamu menyebutkan masalah ini, aku benar-benar sangat marah, apakah kamu tahu siapa yang menabrak Asmi?" Sasa sangat marah, wajahnya memerah.
“Apakah kamu tahu? Cepat katakan padaku, kamu jangan membuatkan penasaran.” Tanu mendengar bahwa Sasa sangat marah, kalau begitu Sasa pasti tahu siapa orang tersebut dan orang tersebut pasti merupakan orang yang dia kenal.
Sasa menunjukkan ekspresi jijik dan marah, kemudian berkata "Siapa lagi selain Anisa yang setiap hari mengaku sebagai tunangan Bos Fredomu, aku benar-benar tidak tahu mengapa dia mau melakukan hal seperti ini." Sasa benar-benar sangat marah, jika membiarkannya melihat Anisa sekarang, dia pasti tidak akan mengampuninya.
“Anisa?” Tanu menyentuh jantungnya sendiri “Sasa, ada apa denganmu hari ini, mengapa kamu selalu melemparkan bom padaku.” Tanu menghela nafas, pantas akhir-akhir ini Sasa dalam suasana hati yang buruk.
Tidak mudah untuk menaruh hal seperti ini di dalam hati, sungguh berat bagi Sasa untuk menanggung begitu banyak hal.
"Tanu, ini adalah hal yang pasti, aku mendengar ayah Asmi, yaitu ayah bosmu menelepon. Kemudian, Paman Teto memberitahuku ketika dia melihatku, sepertinya di depan perusahaanmu ada kamera CCTV dan Asmi ditabrak oleh Anisa di depan pintu perusahaan." Sasa menyampaikan apa yang dia dengar dari Teto kepada Tanu.
“Dengan kata lain, Anisa menabrak Asmi sudah tidak diragukan lagi, benar?” Tanu sudah mengerti apa yang diketahui Sasa selama beberapa hari ini.
Sasa masih berkata dengan marah “Aku benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan Anisa, Asmi begitu baik, mengapa dia mau menabrak Asmi?” Sasa menatap Tanu dengan tatapan kosong, dia berharap Tanu bisa memberinya jawaban.
"Bagaimana mungkin aku bisa tahu? Aku tidak begitu mengenal Anisa, begitu aku melihat dia datang ke kantor Bos Fredo, aku segera pergi, sehingga aku tidak ada kontak langsung bersamanya." Sejujurnya, Tanu juga tidak menyukai Nona Besar Keluarga Lim.
Anisa sombong dan egois, dia membiarkan semua karyawan wanita perusahaan jauh dari Bos Fredo, setiap sekretaris Bos Fredo tidak akan bekerja lama, Tanu benar-benar tidak tahu bagaimana Bos Fredo menahan nona besar seperti Anisa.
"Mungkinkah seperti ini? Anisa tahu bahwa Fredo memiliki seorang adik, apakah kamu ingat? Di tempat parkir bawah tanah hari itu, Anisa sudah tahu bahwa Asmi adalah adik Fredo, setelah dia tahu bahwa Asmi adalah adik Fredo, dia berpikir bahwa Asmi ingin membagi asset Marini Group, jadi dia ingin membunuh Asmi?" Sasa berspekulasi menurut pikirannya sendiri.
Tanu dengan lembut memukul kepala Sasa, kemudian tertawa terbahak-bahak “Sasa, kamu menonton terlalu banyak drama, tetapi, apakah itu memiliki konflik keluarga seperti ini?” Tanu tertawa karena imajinasi Sasa yang tidak berdasar ini.
Suasana tertekan yang mengelilingi mereka tiba-tiba dihancurkan oleh perkataan Tanu, bahkan Sasa juga tidak bisa menahan tawa.
“Singkatnya, Asmi yang paling kasihan, anaknya hampir mengalami keguguran dan dia bangun setelah berbaring di tempat tidur selama satu sore dan malam hari, kamu tidak tahu betapa lemahnya dia sekarang.” Sasa memberitahu Tanu situasi Asmi di rumah sakit.
Jika mobil Anisa lebih cepat sedikit lagi, Asmi dan anaknya mungkin tidak ada di dunia ini lagi, karena hari hujan, Asmi berjalan sangat dekat ke dalam dan Anisa juga mengendarai mobil tidak terlalu cepat.
“Apakah kamu akan memberitahu Bos Fredomu?” Sasa ingin mendengar pendapat Tanu.
Tanu terdiam beberapa saat, dia menganalisis tentang apa yang terjadi sekarang, setelah mengetahui sebab dan akibat dari insiden ini, dia juga tidak tahu apakah harus memberitahu Bos Fredo, bagaimana reaksi Bos Fredo jika tahu bahwa Anisa menabrak Asmi?
Tanu menelepon Bos Fredo "Aku telepon Bos Fredo dan melihat bagaimana reaksinya, apakah dia tahu apa yang dilakukan Anisa?" Panggilan telah tersambung, beberapa hari ini, Bos Fredo sangat jelas tidak senang karena Asmi tidak datang bekerja.
Tanu berpikir bahwa Bos Fredo tidak bahagia karena kepergian Asmi tanpa pamit, kepergian Asmi menyebabkan terlalu banyak masalah bagi Bos Fredo dan dia dan banyak hal yang harus dilakukan oleh mereka.
"Tanu, apa yang sedang kamu lakukan? Mengapa kamu masih belum kembali ke perusahaan?" Bos Fredo di ujung telepon masih berkata dengan dingin, beberapa hari ini dia menggunakan nada seperti ini ketika berbicara dengan Tanu dan Tanu juga melayaninya dengan hati-hati.
“Bos Fredo, ada sesuatu yang harus aku laporkan kepadamu, Asmi bukan meninggalkan perusahaan tanpa izin, dia ditabrak mobil dan tidak bisa datang bekerja.” Tanu mendengar raungan Bos Fredo.
“Jangan sebutkan nama Asmi padaku dan jangan gunakan cerita seperti ini untuk menipu simpatiku, dia adalah wanita yang tidak pernah mengucapkan kata yang benar.” Tanu mendengar Bos Fredo menutup telepon dengan kuat.
“Bos Fredo.” Tanu ingin memberitahu Bos Fredo tentang masalah Asmi secara mendetail, tetapi Fredo sudah menutup telepon.
Tanu menatap Sasa dan menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, Sasa mengerutkan kening, dia sepertinya telah mendengar apa yang baru saja dikatakan Fredo.
Tanu tahu bahwa Sasa sedang menahan diri untuk tidak mengatakan apa-apa, dia sekarang pasti sangat membenci Fredo.
Bahkan Tanu juga tidak tahu mengapa Fredo begitu marah, Asmi melakukan pekerjaan dengan sangat baik, dia juga sangat lembut terhadap orang dan tidak pernah membahas gosip orang lain.
Asmi hanya tahu untuk bekerja, dia bahkan bekerja lembur setiap sabtu, Tanu benar-benar sangat marah, dia akhirnya tahu mengapa Sasa begitu marah.
"Aku benar-benar merasa tidak berharga untuk Asmi, meskipun Asmi sekarang adalah adiknya, tetapi, cinta selama sepuluh tahun, berapa banyak orang yang akan menghabiskan sepuluh tahun untuk masa depan yang tidak pasti? Apakah kamu tahu, berapa banyak kesengsaraan yang diderita Asmi selama sepuluh tahun ini?" Mata Sasa sedikit basah, hanya Sasa yang tahu seberapa besar ketidakadilan yang diderita Asmi selama bertahun-tahun.
Sepuluh tahun tidak berlalu begitu saja, lebih dari 3.500 hari dan malam, itu membutuhkan satu menit dan satu detik untuk berlalu.
Wajah Sasa penuh dengan simpati, Asmi telah menjaga anak laki-laki yang ceria di dalam hatinya selama sepuluh tahun, ini adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan, selain mengagumi Asmi, dia lebih bersimpati terhadap Asmi.
Pengorbanan selama sepuluh tahun, pada akhirnya yang Asmi dapatkan adalah seorang anak yang tidak diketahui siapapun dan penghancuran secara fisik dan mental, Sasa benar-benar merasa tidak berharga untuk Asmi.
Di dunia ini ada begitu banyak pria yang bagus, mengapa Asmi tidak bisa melihatnya? Mengapa dia mau bersikeras pada Fredo yang tidak akan ada akhir yang baik?
“Jika benar-benar Anisa yang menabrak Asmi, maka aku tidak akan memaafkan Bos Fredo, itu pasti karena Bos Fredo pernah memberitahu Anisa sesuatu, kalau tidak, Anisa tidak akan melakukan hal seperti ini.” Sekarang Tanu juga sangat kecewa terhadap Bos Fredo.
Dia tidak menyangka bahwa Bos Fredo bukan hanya merupakan orang yang tidak bertanggung jawab, tetapi dia juga merupakan pria yang tidak simpatik, hal ini membuatnya tidak memiliki kesan yang baik terhadap Bos Fredo.
Asmi ditabrak merupakan sebuah fakta, Asmi hamil juga merupakan sebuah fakta, Anisa menabrak Asmi dan melarikan diri juga merupakan sebuah fakta.
Begitu banyak fakta dan kebenaran membuat Tanu bingung, dia memutuskan untuk tidak pergi bekerja hari ini dan dia ingin menemani Sasa untuk berbicara.
Pada saat ini, Sasa seharusnya juga sangat gugup, untuk anak Asmi dan juga hubungan kakak-beradik antara Asmi dan Fredo.
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCinta Yang Tak Biasa
WennieMy Cold Wedding
MevitaBack To You
CC LennyCintaku Pada Presdir
NingsiAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya