Asisten Wanita Ndeso - Bab 11 Sasa Lin
Anisa Lim semakin sering datang ke perusahaan, setiap kali pasti bisa menemukan kesalahan Asmi, tetapi, karena Asmi direkrut sendiri oleh dia, jadi dia berharap Fredo bisa menemukan keburukan Asmi, lalu memecatnya.
“Asmi, malam ini mari kita makan bersama.” Suara lembut Fredo terdengar ditelinga Asmi .
Ini sudah undangan yang kesepuluh kalinya dalam bulan ini, Asmi menghela nafas, dia tidak tinggal di rumah Fredo, semuanya tidak akan berubah hanya karena dia putrinya Teto, dia sudah mencoba yang terbaik untuk membuat dirinya melupakan perasaan yang tidak seharusnya terhadap Fredo, tapi juga tetap tidak berhasil.
“Presiden, apakah ini termasuk kesejahteraan karyawan? “Asmi mendorong kacamata bingkai hitamnya.
Mata Fredo menerang, apakah ini termasuk setuju? Sebenarnya setelah dilihat-lihat dalam waktu yang panjang, juga tidak merasa dandanan Asmi sangat jelek, palingan hanya sedikit tua dan membosankan saja, apalagi bagi Fredo yang sudah pernah melihat penampilan Asmi .
“Jika kamu berpikir seperti itu, bisa dikatakan itu termasuk pertemuan keluarga.”
“Asmi menghela nafas, mengangguk, seolah harus pergi.
Ketika dia berada disebuah restoran kelas atas, Fredo duduk diseberangnya sambil tersenyum lembut, Asmi masih merasa itu semua seperti mimpi, tetapi, dengan cepat, terbangun dari mimpi.
“Do, kenapa datang ketempat seperti ini untuk makan! Bukankah selama ini di rumah itu, tiba-tiba mengganti selera, orang di rumah tidak terbiasa.” Ada aroma parfum yang kuat dulu, lalu diikuti oleh suara tenggorokan Anisa.
Asmi tertegun, ternyata benar itu pertemuan keluarga, apakah Anisa adalah tunangannya?
“Hah? Kenapa si buruk rupa itu juga ada disini, sangat aneh datang ketempat seperti ini.” Anisa memutar matanya, dan kemudian duduk disebelah Fredo .
Anisa tidak habis pikir, kenapa bisa memanggil Asmi datang, jelas-jelas ini seharusnya adalah waktu untuk mereka berdua berkencan, semakin melihat Asmi semakin tidak menyenangkan, jika bukan karena Fredo ada disini, dia pasti tidak sudi satu meja makan bersama dengan orang seperti itu.
“Asmi, kamu ingin makan apa?” Fredo sepertinya tidak mendengar Anisa berbicara, dia tersenyum dan menyerahkan menu yang ditulis dalam Bahasa prancis kepada Asmi .
Mendengar perkataan Fredo, Anisa bersiap untuk membuat masalah, ketika melihat menu dia tidak bersuara lagi, memprovokasi dan melihat Asmi, resep prancis, apakah dia mengerti?
Asmi tidak mengulurkan tangan untuk mengambil, tapi terus menatap Fredo .
Fredo juga tidak buru-buru, dengan lembut memegang buku menu,tersenyum kecil disudut mulutnya.
Anisa menatap Asmi dengan tercengang, “Do, tidak perlu berikan padanya, orang seperti dia bagaimana mungkin mengerti bahasa prancis yang romantis, ditambah lagi, kamu lihat dia, penampilannya tidak seperti orang berpendidikan, bahkan seperti orang desa yang tidak pernah melihat dunia!”
“Orang desa? Bunga merak, kamu sendiri yang tidak berpendidikan jangan asal mengatakan orang!”
Orangnya belum tiba, suaranya sudah tiba.
Ketika mendengar suara itu, Asmi mengangkat kepalanya, kejutan di matanya tidak tertutupi, suaranya sedikit gemetaran, “Sasa?!”
seluruh tubuhnya memakai gaun putih seperti penampilan seorang putri, seorang putri berambut keriting, memakai ikat kepala warna merah muda, ikat kepala boneka kupu-kupu yang berwarna merah muda adalah teman baik Asmi, Sasa。
Wajah boneka Sasa seperti tidak senang, tidak menyangka, baru saja turun dari pesawat malah melihat teman baiknya ditindas, dia secara alami bergegas memeluknya.
“Asmi, bagaimana bisa kamu duduk disatu meja makan bersama bunga merak, itu hanya menghina seleramu sendiri.” Sasa duduk disamping Asmi, tidak peduli bagaimana wajah orang diseberangnya.
Asmi tersenyum pahit, dia juga tidak tahu akan ada akhir seperti ini, jika tidak, dia juga tidak akan mencari hal yang mempermalukannya.
Sasa melirik ke pria yang tidak berbicara itu, situasinya tampak sedikit aneh, teman baiknya yang keras kepala Asmi bahkan bisa bersama seorang pria makan bersama, dan bersedia menanggung sindirian orang lain? Meskipun karakter aslinya Asmi seperti tidak baik dilawan.
Hah? Fredo? pada pandangan pertama, Sasa sangat terkejut, menarik lengan Asmi, bagaimana mungkin dia adalah Fredo ?!
Bunga merak? Hari ini Anisa yang dengan sengaja memakai baju yang membungkus dada dengan payet bersinar berkata dengan tidak senang, “Barang apa kamu ini? teman dari seorang buruk rupa berani mengatakan aku!”
Anisa yakin bahwa teman Asmi pasti juga tidak pernah melihat dunia, meskipun pada pandangan pertama pakaian yang dikenakan Sasa terlihat dibuat oleh tuan terkenal.
“Yo, rupanya seorang nona, benar-benar tidak kelihatan, kamu berkata seperti ini, benar-benar sangat mirip, sangat mirip!” Sasa memang bukan seorang master damai, jadi dia tidak akan membiarkannya berbicara omong kosong.
Sebagai teman baiknya Asmi, dia tahu betapa cantiknya Asmi, dikatakan oleh orang-orang seperti ini, benar-benar menyebalkan.
“Kamu! Kamu rubah betina!” Anisa mengayunkan tangannya, jika bukan karenaFredo disamping, dia pasti sudah menerobos, dia Anisa sudah sebesar ini, sama sekali tidak pernah menerima hinaan yang sebesar ini.
Sasa cemberut, rubah betina? Sekasar itu kah dia? Dia menatap gadis kaya, rubah betina yang nyata! Baru saja akan berbicara, Asmi menarik tangannya, berbisik dan berkata, “Sasa , jangan katakan lagi.”
Sasa memandang Fredo yang tidak mengatakan sepatah kata pun, dalam hatinya mengerti dengan dimaksud oleh Asmi, memang, jika bisa kurang satu masalah lebih baik, tetapi, jika dia berani menindas Asmi, jangan salahkan Sasa tidak mengingatkannya!
“Em, yang dikatakanAsmi benar, tidak bisa berdebat dengan orang seperti.” Sasa menarik Asmi, aku baru saja kembali, apakah Asmi tidak ikut denganku?”
Asmi tersenyum kepada Fredo, “Presdir, maaf, sudah menganggu mood makan kamu dengan Nona Lim.”
Menahan air mata, Asmi membiarkan Sasa menariknya untuk pergi.
“Do, lihat mereka, mereka menindas orang!” Anisa bersandar ditubuh Fredo, expresi wajah yang dianiaya, sial, siapa yang tahu dipertengahan jalan muncul seorang yang sekasar itu.
“Bukankah kamu tidak menyukai restoran ini?” Fredo berdiri, Anisa tidak duduk dengan kuat, jatuh ke kursi dengan keras, menggosok tangannya dengan malu, sial, pasti karena si Asmi, dia sangat yakin, diantara Fredo dan Asmi pasti ada hubungan yang tidak boleh diketahui oleh orang, tunggu, dia harus memikirkan cara, tidak akan membiarkan siburuk rupa menang!
Fredo menekukkan sudut mulutnya, tidak menyangka, temperamen Asmi benar-benar tidak terlalu baik, sepertinya butuh waktu yang lama baginya untuk menunjukkan wujud aslinya, tetapi dia tidak buru-buru, dia masih punya banyak waktu, masih banyak cara yang bisa digunakan.
Tampaknya akan ada pesta bisnis yang lebih penting dalam beberapa hari, pada saat itu ayah pasti akan membiarkan Asmi untuk hadir, pada saat itu, mungkin dia bisa melihat wajah aslinya, apa sebenarnya tujuannya, dan kebenaran akan terungkap.
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaLove and Trouble
Mimi XuWaiting For Love
SnowThe Richest man
AfradenDark Love
Angel VeronicaMy Greget Husband
Dio ZhengAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya