Asisten Wanita Ndeso - Bab 28 Mencari Alasan (2)
Fredo buru-buru menyelesaikan pekerjaan yang dapat diselesaikan hari ini, lusa dia akan berangkat ke Korea, di sana ada sebuah rapat yang perlu dihadiri dirinya, dia sedang berpikir apakah perlu membawa Asmi untuk hadir bersamanya, dikarenakan banyak pekerjaan yang harus diurus pada rapat tersebut, sehingga akan mungkin akan sangat sibuk apabila tidak membawa asisten.
Namun Fredo merasa sedikit tidak sudi, bagaimanapun rapat tersebut adalah rapat secara internasional, klien yang ikut menghadiri juga perusahaan tingkat internasional, identitas hadirin akan sangat berkedudukan dan terkenal, seandainya dia membawa Asmi untuk ikut menghadiri, apakah akan merusak reputasi Marini Grup ?
Fredo sedikit ambigu, beberapa waktu sejak Asmi bekerja di Marini Grup, Asmi selalu dapat mengurus pekerjaannya dengan cepat dan baik, Fredo pernah memerintahkan kepada Tanu untuk menyelidiki data riwayat hidup Asmi, setelah mengetahui data yang tertera telah asli semuanya, Fredo baru bisa merasa tenang.
Dengan ijazah magister ekonomi yang dipegang oleh Asmi, telah memenuhi syarat dalam berjabat sebagai asisten CEO Marini Grup.
Akan tetapi, kita berada di zaman yang tidak memerlukan kemampuan, seandainya Asmi dapat seperti… otak pemikiran Fredo mulai terbayang Asmi lagi, tidak boleh, dia tidak boleh membawa Asmi, dalam hati Fredo sangat bimbang mengenai hal ini.
Fredo menoleh pada Asmi yang berada di luar pintu, tiba-tiba menyadari bahwa rupanya Asmi tidak berada di tempat lagi, Fredo sangat penasaran, dia buru-buru berjalan sampai pintu kayu lalu melirik sana-sini, di luar ruangan sangat sunyi dan tidak ada siapapun, tentu saja juga tidak ada jejak Asmi .
Fredo berpikir jangan-jangan Asmi telah pulang ? Drama ini tidak bisa berlangsung lagi apabila Asmi telah pergi, tiba-tiba di dalam pandangan mata Fredo muncul tatapan kecewa.
Fredo berjalan menghampiri meja kerja Asmi, lalu melihat tas motif bunga yang berbahan kain, tas ini kelihatannya sudah sangat lama, seharusnya tas yang sering digunakan oleh tante-tante pasaran pada zaman dulu, ternyata Asmi masih menggunakan tas seperti ini.
Kenyataan ini semakin meyakinkan pemikiran yang berada di dalam hati Fredo, seandainya Asmi masih ada di sini, reaksi nantinya pasti akan sangat lucu. Fredo tidak bisa menahan rasa kecewa di dalam hatinya, namun tatapannya mulai berbinar-binar, bukannya tas Asmi masih ada di tempat ?
Kalau begitu Asmi pasti belum pulang, seandainya dirinya telah pulang, pastinya juga akan membawa tasnya, Fredo tiba-tiba mendengar suara yang berasal dari toilet, dia buru-buru kembali ke ruangan kerja sendiri. Setelah itu Fredo bersembunyi di belakang pintu kayu yang besar.
Fredo melihat wajah Asmi yang sangat pucat, sepertinya Asmi hari ini memang sangat tidak enak badan, sehingga terus berlari ke toilet.
Dalam hati Fredo muncul rasa sedih dan tidak tega secara tiba-tiba, tatapannya melirik lagi pada tubuh Asmi, Asmi kembali ke tempat duduknya, lalu mengeluarkan susu dan roti dari tas, Fredo merasa Asmi ini hebat juga, dia baru saja muntah, jadi sekarang mau langsung mengisi perutnya.
Fredo kembali ke ruangan kerja sendiri, jari tangannya sedang mengetik di atas laptop, Fredo langsung menelepon Tanu, drama yang seru ini mana boleh dilewatkan Tanu ?
“Tanu, kamu ke kantor sekarang, aku tunggu kamu di ruanganku, aku kasih kamu waktu sepuluh menit.” Fredo tidak memberikan kesempatan menjawab untuk Tanu dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Tanu yang berada di sisi lain telepon merasa sangat bingung, hari ini Fredo mau berulah apa lagi ?
Wajah Tanu penuh dengan reaksi penasaran, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Fredo lagi, bahkan hari sabtu juga tidak mau mengampuninya.
Tanu dan Fredo kuliah pada satu universitas, hubungan persahabatan mereka bagaikan saudara, dulu Fredo tidak suka bermain dengan orang lain, dikarenakan identitas keluarganya, teman-teman lainnya juga otomatis menjauhi dirinya, tidak ada seorang lelaki senang berteman dengan seseorang yang jauh lebih berkedudukan dibanding dirinya.
Sementara Tanu tidak berpikir demikian, Tanu juga memiliki latar belakang keluarga yang berkedudukan, yang paling penting adalah sifatnya yang sangat ceria, dia dapat berteman dengan siapapun yang berada di dalam kelasnya. Oleh sebab itu, dia menjadi perhatian terhadap Fredo yang tidak memiliki teman dan juga menyadari bahwa Fredo selalu bereaksi dingin. Tanu merasa Fredo sangat spesial, sehingga mulai mendekati Fredo.
Novel Terkait
Ten Years
VivianEternal Love
Regina WangInventing A Millionaire
EdisonLove Is A War Zone
Qing QingMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya