Asisten Wanita Ndeso - Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama

Setelah tiba di Dandian Cafe, kafe tersebut tetap saja tidak berubah, hanya saja gaya renovasi yang telah mengalami berbagai perubahan, kelihatannya menjadi semakin nyaman, warna merah mengendalikan seluruh kafe, orang yang melihat demikian akan merasa tenang dan nyaman.

Asmi tiba terlebih dahulu, Sasa sepertinya masih belum datang, Asmi memilih tempat duduk mendekati jendela yang sering mereka duduk, pada dulunya, mereka selalu istirahat di tempat ini setelah selesai berbelanja, sekalian melihat pejalan kaki yang berlalu di bawah jendela.

Tiga tahun hanya berlalu dalam berkedip mata, dia sudah bukan gadis polos seperti dulunya lagi, setelah mengalami tantangan di dalam dunia musik, saat ini segala tingkah laku dan sikap dirinya telah mengalami perubahan yang besar, seandainya bukan karena sangat mengenal Asmi, orang lainnya pasti tidak akan menyangka kalau dirinya adalah Asmi.

Asmi menuangkan es lemon yang di bawa oleh pelayan dan meneguk sekilas, rasanya tetap saja sama seperti dulunya, sedikit pahit dan asam. Asmi mengerut alis, rasanya es lemon pada hari ini lebih terasa asam daripada dulunya.

Sebuah bayangan bergerakan masuk ke dalam kafe, dia mengenakan sebuah gaun berwarna kuning yang menyilaukan mata, cincin permata yang berada di jarinya sangat menarik perhatian, Asmi langsung mengenal kalau orang tersebut adalah Sasa.

Leher Sasa mengenakan sebuah kalung berbahan emas perak, tangannya adalah cincin permata yang sangat besar, sepertinya adalah cincin ketika tunangan.

Asmi melambaikan tangan untuk memberi isyarat kepada Sasa, Sasa melihat seorang wanita yang sedang duduk di tepi jendela, namun dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau wanita tersebut adalah Asmi, bagaimanapun aura wanita tersebut sangat elegan, sehingga kelihatannya bukan Asmi. Akan tetapi setelah melihat wanita tersebut sedang melambaikan tangan kepada dirinya, dia baru sadar kembali kalau orang tersebut adalah Asmi.

Sasa menghampiri wanita tersebut dengan tampang segan, pada saat mendekati Asmi, dia baru yakin kalau orang tersebut adalah Asmi. Setelah tiga tahun berlalu, Asmi sepertinya sudah semakin cantik, sebenarnya Asmi hanya menutupi kecantikannya, makanya selalu memperlihatkan kesan lugu terhadap orang lain.

Pada hari ini, kecantikan Asmi berhasil mengagetkan Sasa, dia mengerti kalau kecantikan Asmi adalah tipikal suci dan polos, sementara Asmi yang berada di saat ini, bahkan dapat digambarkan dengan kecantikan yang menawan. Dia sama sekali tidak pernah melihat wanita yang begitu cantik di dalam dunia nyata.

Saat ini Asmi adalah seorang wanita, bukan seorang gadis lagi. Sasa bahkan terbengong sejenak ketika melihat Asmi. Semua orang suka melihat wanita yang cantik, bukan hanya sekedar pria saja, malahan wanita yang selalu mengagumi dengan wanita cantik.

“Sudahlah, Sasa, sudah cukup melihat ? Kamu sama sekali tidak berubah, tetap saja nakal seperti biasanya.” Asmi berdiri dan menarik lengan Sasa, kemudian duduk di tempat masing-masing.

“Tidak, aku sudah berubah, berubah menjadi tua.” Sasa mengelus wajah sendiri, dia selalu merasa dirinya telah tua dalam tiga tahun ini, saat ini umurnya telah dua puluh delapan tahun, hampir saja akan menginjak angka tiga puluh.

“Kamu juga sudah berubah, Asmi, tetapi kamu sebaliknya dariku, kamu berubah menjadi semakin cantik, aku bahkan hampir tidak berani mengenalmu.” Sasa sedikit panik dalam bereaksi, dia malahan tidak tahu harus mengobrol apa dengan Asmi.

Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum, dulunya mereka selalu memiliki berbagai topik pembahasan yang tidak ada habisnya, sebenarnya dalam hati Sasa memiliki banyak pertanyaan yang ingin menanyakan kepada Asmi, hanya saja tidak tahu bagaimana cara memulainya, pertanyaan dirinya bahkan tidak dapat habis ditanyakan pada sepanjang sore.

“Kelihatannya kamu dan Tanu sangat bahagia ya, aku sudah melihat cincin permata yang besar.” Asmi mengangkat tangan Sasa dan memperhatikannya.

Setelah itu dia lanjut berkata “Aku yang menjodohkan kalian, jadi harus membelikan kado besar untukku ya.” Asmi bercanda, di dalam budaya mereka, apabila berhasil comblang, calon pengantin harus membelikan sepatu untuk orang tersebut.

“Tetapi, aku tidak ingin sepatu, aku ingin yang lebih mewah lagi, sepasang sepatu saja tidak sanggup memuaskan aku.” Asmi menatap Sasa yang masih merasa panik, dia mengetahui bahwa Sasa pasti memiliki banyak pertanyaan yang ingin menanyakan dirinya, oleh sebab itu dia bercanda untuk meredakan suasana.

“Iya aku tahu, artis terkenal, aku pasti akan membelikan kado mewah untukmu.” Setelah berbagai bahan canda dari Asmi, Sasa baru menyadari kembali. Pada saat mendengar Asmi sedang meminta kado kepada dirinya dan Tanu, dia juga ikut bercanda “Kamu sudah menjadi artis terkenal, masih begitu perhitungan dengan masyarakat biasanya ya, seharusnya kamu yang membawa kado untuk kami.”

Asmi tidak menyangka kalau Sasa telah mengetahui profesi dan identitas dirinya ketika di Inggris, setahu dirinya masyarakat dalam negeri cenderung menyukai gaya musik Amerika dan Korea, sehingga tidak terlalu tertarik dengan karya musik Eropa.

“Kamu tahu dari mana kalau aku sudah menjadi artis ?” Asmi sedikit kaget, setahu dia Sasa tidak pernah mendengar lagu maupun bernyanyi, apalagi lagu luar negeri, dia selalu bersikap tidak acuh terhadap gaya musik tersebut.

“Aku memang tidak suka mendengar lagu, tetapi aku memiliki seorang ayah yang suka mendengar lagu, dia adalah penggemar setia kamu, kalau dia tahu aku datang untuk bertemu denganmu, dia pasti akan sangat semangat. Harapan terbesarnya adalah mendengar kamu menyanyikan lagu untuk dia sendiri saja.” Sasa menyampaikan kata-kata ayahnya kepada Asmi.

“Apanya yang susah, seandainya ada waktu, aku pasti akan berkunjung ke rumahmu, lalu menyanyikan lagu yang khusus untuk ayahmu saja.” Asmi sudah lama tidak pernah bertemu dengan ayahnya Sasa, dalam kesan ingatannya, ayah Sasa adalah orang tua yang sangat ramah.

Asmi memesan jus buah untuk mereka berdua, musim saat ini cenderung panas, sehingga minum jus akan lebih terasa nyaman, apabila di Inggris, musim sekarang seharusnya tidak dapat mengenakan gaun.

Di dalam negara selatan, satu bulan ke depannya seharusnya masih bisa mengenakan gaun, inilah perbedaan antara negara bagian selatan dan utara, tumbuhan bertumbuh di dalam semua musim, bahkan suhu udara juga berada di dalam batasan yang dapat diterima.

“Tiga hari lagi kamu akan menikah, sekarang apa ada yang masih belum disiapkan ?” Asmi mengetahui bahwa ada berbagai permasalahan yang harus dipersiapkan untuk acara pernikahan, dulu dia juga pernah menghadiri acara pernikahan saudara, saat itu semua anggota keluarganya sangat pusing dalam mengurus hal seperti ini.

“Sudah lumayan, Asmi, kamu pulang karena ingin menghadiri acara pernikahanku ya ? Kamu akan pergi lagi tidak ? Kamu mau bertemu dengan tante dan paman ? Mereka sangat merindukanmu.” Pertanyaan Sasa mulai muncul di benaknya.

“Sasa, kamu tetap saja seperti dulu, selalu ada pertanyaan yang tidak habis ditanyakan, untung saja ada Tanu yang perhatian padamu dan toleransi terhadap semua sifatmu, kamu jangan menindas dia ya.” Asmi sengaja mengalihkan pembicaraan, mengenai pertanyaan Sasa, dirinya sendiri juga tidak mengetahui jawabannya.

“Asmi.” Nada bicara Sasa mulai terkesan serius “Masalah memang harus dihadapi, melarikan diri dari masalah bukan solusi satu-satunya untuk menyelesaikan masalah, seharusnya kamu telah melahirkan anakmu kan ? Bagaimana kabarnya ?” Berdasarkan hasil menjelajah internet, Sasa mengetahui bahwa Vexa memiliki seorang anak yang berumur tiga tahun.

Seharusnya anak tersebut adalah anak dirinya dan Fredo, meskipun Sasa masih belum yakin, namun kenyataannya memang ada seorang anak laki-laki yang telah dilahirkan Asmi.

“Anakku bernama Jojo, pada acara pernikahanmu, dia boleh menjadi pengiring kecil di acara pernikahanmu ? Pada saat di Inggris dia selalu ribut untuk menjadi pengiring acara tante Sasa.” Nada bicara Asmi sangat santai, namun berdasarkan penilaian Sasa, Asmi hanya sekedar berpura-pura bahagia saja.

Sasa sangat senang, dia tidak menyangka kalau Jojo akan menawarkan untuk menjadi pengiring acara dirinya “Baik sekali, dia pasti seorang anak laki-laki yang imut, kenapa kamu tidak membawa dia ke sini ? Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya.” Di dalam otak pemikiran Sasa telah muncul sebuah bayangan anak kecil, dia merasa bentuk wajah anak tersebut pasti akan sangat tampan.

“ Jojo masih belum bisa menyesuaikan perbedaan zona waktu, sekarang sedang tidur di hotel. Aku pasti akan menyampaikan kabar ini kepada dia, kalau tante Sasa telah setuju untuk meminta dia menjadi pengiring kecil di acara.” Wajah Asmi penuh dengan ekspresi bahagia ketika membahas anaknya.

“Asmi, kamu sangat puas dengan kehidupan sekarang ? Kenapa kamu bisa pergi ke Inggris ? Kamu tahu tidak, pada saat kamu menghilang, kami mencari semua tempat kepergianmu, akhirnya bahkan pergi ke stasiun kereta, tetapi tetap saja tidak menemukanmu. Saat itu tante bahkan pingsan karena khawatir.” Nada bicara Sasa sedikit buru-buru, dia merasa seandainya Asmi telah kembali, dia tidak bakal membiarkan Asmi meninggalkan mereka lagi.

“Bagaimana kabar ayah dan ibuku ?” Pada saat di Inggris, Asmi paling mengkhawatirkan kedua orang tuanya, akan tetapi dia tidak tahu bagaimana menghadapi kedua orang tuanya.

Sasa sedikit emosi “Asmi, kamu masih memikirkan orang tua ya ? Kenapa kamu tidak memikirkan mereka ketika pergi ? Mereka adalah orang tua kandung, sejak tahu kamu pernah tinggal di Beijing, mereka langsung berangkat ke Beijing pada malam itu juga, lalu mencari di seluruh seluk beluk Beijing hingga waktu satu bulan lebih.” Sasa bahkan hampir melontarkan tangisan, pada saat Asmi tidak ada di sisi mereka, dia merasa orang yang paling kasihan adalah kedua orang tuanya.

Sementara Asmi sudah menangis sejak mendengar demikian “Aku bersalah terhadap ayah dan ibuku.” Suara tangisan Asmi semakin kuat, Sasa mengeluarkan tissue dari tas dan memberikan kepada Asmi.

“Seandainya sudah pulang, coba pergi menjenguk mereka, mereka sangat merindukanmu, setidaknya membiarkan mereka tahu kalau kamu sangat baik.” Sasa menasihati Asmi.

Asmi sambil menghapus air mata sambil mengangguk, dia mengetahui bahwa berbakti kepada orang tua harus tepat waktu, dia paling menyukai kalimat tersebut ketika masih sekolah menengah, tujuan kepulangan dirinya pada kali ini juga bermaksud demikian, seandainya keadaannya mengizinkan, dia tidak akan meninggalkan mereka lagi.

“Bagaimana keadaannya ?” Asmi bertanya kepada Sasa, dia tahu kalau Sasa pasti mengerti siapa maksudnya. Asmi menggosok kedua telapak tangannya, kesannya sedikit tegang.

“Seharusnya juga tidak baik, aku sudah lama sekali tidak pernah bertemu dengannya. Pada malam kamu pergi, dia bermabuk-mabukan, lalu mengikuti kami untuk mencarimu, terus menemani kedua orang tua kamu ke Beijing, sepertinya dia merasa bersalah terhadapmu.” Sasa sambil berkata sambil memperhatikan ekspresi wajah Asmi.

Asmi tetap saja belum bisa melepaskan Fredo, wajar juga apabila dipikirkan, melupakan seseorang memang bukan sebuah hal yang mudah. Cinta bertepuk sebelah tangan berlangsung hingga sepuluh tahun, ditambah lagi interaksi beberapa bulan dan bahkan pernah terjadi hubungan mesra, bagaimana seorang wanita yang tidak pernah pacaran melupakan semua ini ?

Sasa sangat yakin kalau Asmi masih belum melupakan Fredo, Sasa juga pernah mendengar dari Tanu bahwa saat ini Fredo juga hanya mencintai Asmi, sejak kepergian Asmi, dia langsung putus dengan Anisa, bahkan merekrut asisten sendiri, tidak membiarkan Anisa menginjak ke dalam perusahaannya lagi.

“Sasa, kamu salah paham, aku dan Fredo tidak akan ada sesuatu lagi. Saat pergi aku sudah berpikir seperti itu, saat ini juga demikian, aku tidak akan mencari dia, asalkan dia bahagia saja.” Asmi tetap saja tidak bisa melupakan kata-kata yang dilontarkan Fredo pada hari itu.

“Haih.” Sasa mengeluh nafas “Kita tidak akan mengerti isi pemikiran seseorang, kenapa kalian selalu suka berpikir demi orang lain ? Tetapi apakah orang tersebut akan hidup lebih baik hanya karena keputusan sepihak dari kita ? Cara pandang kalian terlalu rumit, apalagi kamu, Asmi, kamu mengira kalau kamu pergi dari tempat ini, semua masalah dapat terselesaikan ya ?” Sasa tidak mengerti, padahal mereka berdua sama-sama memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, namun malahan melakukan kesalahan yang begitu fatal dalam dunia asmara.

Asmi menarik sudut bibir dan menampakkan lengkungan senyuman yang indah, dia adalah seorang wanita yang memiliki senyuman menawan, senyuman yang dapat menebarkan kehangatan kepada orang di sisinya.

Sasa sudah melihat berbagai lelaki yang terus menatap Asmi, Asmi menjadi orang yang paling menarik perhatian di seluruh kafe.

“Sasa, tidak peduli bagaimanapun, jangan kasih tahu kepada orang tuaku dulu, aku akan mencari kesempatan yang cocok untuk memberitahu mereka. Sebelum dari semua ini, kamu harus menjaga rahasia untukku ya ?” Asmi menggenggam tangan Asmi dengan tampang memberi kepercayaan, semoga Sasa dapat menjaga rahasia ini untuk dirinya.

“Aku akan menjaga rahasia ini, tetapi tidak dapat lama ya, kamu tahu juga, bakalan banyak orang yang menghadiri acara pernikahanku, Fredo juga akan hadir, sampai saat itu dia pasti akan mengenal identitas dirimu.” Sasa menatap Asmi dengan tatapan khawatir.

“Terima kasih informasi kamu, aku mengerti, aku akan menyiapkan sebuah lagu untuk kamu dan Tanu, anggap saja sebagai hadiah ucapan selamat dariku.” Asmi tersenyum dan berkata kepada Sasa.

“Apanya, satu lagu saja ya ? Aku tidak mau, aku mau hadiah besar, kamu sekarang sudah menjadi artis, coba kasih hadiah yang lebih mewah lagi.” Sasa menggoyangkan lengan Asmi dengan gaya merajuk, dia bukan hanya sekedar menginginkan sebuah lagu.

“Sasa, kamu bersyukur saja, banyak sekali orang yang mau mengundangku, bagaimanapun aku adalah artis Inggris yang baru kembali dari Inggris dan juga sebagai artis yang sedang naik daun.” Asmi ikut bercanda dengan Sasa, suasana mereka kembali seperti dulunya.

Novel Terkait

Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu