Asisten Wanita Ndeso - Bab 5 Dengan Tidak Disengaja

Pemandangan malam perlahan datang dan membawa satu putaran baru kehidupan yang royal.

Darto bersandar di pintu belakang panggung, memandang Asmi dengan dalam, keheranan yang tidak bisa dikeluarkan dengan suara, “Mengapa?”

"Apa mungkin wanita itu tidak membutuhkan uang? Atau dia sudah menemukan pekerjaan yang lebih bagus? Di sini, setiap hari dengan hanya menyanyi satu dua lagu, sudah bisa mendapatakan gaji yang besar, cukup untuk melunasi hutangnya, kenapa tiba-tiba bilang tidak datang ke sini nyanyi lagi?"

Awalnya, saat Asmi datang ke sini, pria itu menyelidiki dengan jelas latar belakang Asmi, berdasarkan perhitungannya, Asmi masih perlu beberapa waktu lagi baru bisa melunasi hutang, pria itu sedang memikirkan cara untuk membuat dia tetap di sini, tapi mengapa tiba-tiba buru-buru seperti ini?

Asmi mendorong bingkai kacamata, dia memang tidak cocok di tempat semacam ini, awalnya kalau bukan karena terpaksa membutuhkan uang, wanita itu juga tidak akan ke sini, apa masih perlu ada alasan lain.

“Karena aku tidak ingin menyanyi lagi.”

Darto tertegun, seperti tidak pernah mengenali Asmi sama sekali, wanita itu sangat jarang berbicara, meski berbicara dengan pria itu, juga selalu datar saja, tapi seperti kali ini, baru pertama kalinya, dibanding dengan orang yang mencari seratus alasan itu, pria itu lebih suka terus terang seperti ini.

“Hehe, besok-besok kalau perlu, datang cari aku saja.” Pandangan mata Darto berkilauan, asap di dalam mulutnya sebentar jelas sebentar menggelap, sekali lagi setelah melihati Asmi sekilas dengan dalam, baru perlahan pergi.

Sampai Darto pergi, Asmi baru lega, menurunkan pundak, dia selalu saja merasa sorotan mata Darto saat melihatnya aneh, ada semacam perasaan yang bisa membuat bulu kuduk berdiri.

Di salah satu tempat yang paling pojok di bar, Tanu dengan gelisah menunggu, apa dia bisa datang?

Sebelumnya sudah janji, dia hari ini pasti harus melihat sepintas wajah penyanyi misterius itu, Fredo Fajar pasti harus datang untuk membantunya, kalau tidak, dia sendiri tidak akan bisa.

Di depan pintu bar, pintu mobil sebuah mobil balap mewah berwarna perak terbuka, Fredo yang berpakaian santai mengerutkan dahi memandangi lampu reklame bar yang tidak berhenti kelap-kelip.

"Apa yang mau Tanu lakukan? Menyatakan cinta ke penyanyi bar? Dengar-dengar belum pernah bertemu muka, apa tidak terlalu terburu-buru?"

Fredo baru saja muncul di bar, langsung menarik perhatian segerombolan wanita lajang, meski pembawaan yang dingin itu secara tidak langsung menghentikan banyak langkah kaki orang, tapi malah tambah lebih beraura lagi.

Sekali Tanu kelihatan Fredo, dalam matanya tersebar kegembiraan, berdiri melambaikan tangan ke arah Fredo .

Fredo yang paras wajahnya tidak terlalu bagus itu langsung pergi mengarah ke pojok sana, terhadap senyuman manja dan sapaan, semuanya diabaikan, “Tanu, tempat seperti ini, apa kamu yakin mau menyatakan cinta ke satu wanita yang tidak pernah melihat wajahnya? Pikir yang baik?”

Tanu tersenyum misterius, sudah tahu dia bisa bilang seperti ini, tapi, nanti tunggu setelah dia dengar suara juga bisa tahu, orang yang memiliki suara yang jernih seperti itu bagaimana pun tidak mungkin adalah wanita materialism yang Fredo khawatirkan, dia Tanu yakin.

“Do, nanti kamu juga tahu, hehe, nanti masih perlu bantuan kamu, aku mau menyelinap masuk, ke belakang mencarinya, kamu mau menjaga pintu dengan baik, kamu tahu, aku badan kecil ini….”

Fredo melirik sekilas ke Tanu, “Lihat nanti.”

Cahaya lampu tiba-tiba menggelap, selanjutnya bar yang riuh tiba-tiba jadi sunyi, ini seakan sudah menjadi sebuah kekompakan, orang yang berada di daerah joget juga berhenti, semuanya menjulurkan leher menantikan.

Fredo mengangguk, bisa membuat begitu banyak orang jadi tenang, juga bisa dibilang ada sedikit kemampuan, dengar-dengar belum ada orang yang pernah melihat wajah aslinya, ini lebih membuat orang penasaran.

Dari belakang perlahan terdengar suara nyayian seorang wanita yang jernih seperti air sungai yang mengallir, juga agak serak, awal-awal mendengar sepertinya juga tidak ada yang spesial, tapi semakin mendengar semakin bisa merasa bagus yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, itu adalah sebuah getaran jiwa, seakan membawa kekuatan untuk menenangkan hati orang, Fredo tak bisa menahan diri memejamkan mata, tangan secara tak sadar menepuk-nepuk mengikuti irama di paha.

Tanu tidak bergerak sama sekali, matanya dipenuhi dengan sambutan yang sangat hangat.

Selesai satu lagu, bar terdengar suara tepuk tangan seperti suara gemuruh, setelah beberapa saat baru kembali lagi ke suara orang yang hiruk pikuk.

“Gimana, bantu tidak?” Tanu memandangi Fredo yang masih memejamkan mata menikmati sisa rasa, dalam mata memancar seuntaian ejekan, suara penyanyi misterius ini sudah menggetarkan hati teman baik, pria itu yakin sekali, Fredo pasti akan membantu permintaan kecilnya ini!

Fredo perlahan membuka mata, lubuk hati tenang luar biasa, ini membuatnya juga tidak bisa menahan jadi agak penasaran, orang yang memiliki suara seperti ini, sebenarnya adalah seorang wanita yang seperti apa?” Ayo katakan, kamu maunya gimana?”

Fredo melihat ke teman baik yang tidak bisa menahan semangat, agak tak berdaya, tentang menyatakan cinta, pria itu tetap tidak terlalu setuju, tapi memang benar pria itu jadi tertarik, juga ingin ketemuan dengan penyanyi misterius ini.

Asmi meletakkan mic, setelah hari ini, dia tidak akan datang kemari lagi.

“Lihat, menyanyi juga sangat susah, kamu membawa begitu banyak orang kemari, aku belum baik-baik berterima kasih denganmu, sekarang, kamu sudah mau pergi, gimana pun harus membiarkan aku melaksanakan kewajibanku sebagai bos.” Darto tersenyum sipit muncul di depan pintu, di tangan menggenggam segelas wine.

Asmi mendorong kaca mata berbingkai hitam, “Maaf, aku sungguh tidak minum wine.”

“Ini cocktail, tidak akan ada efek ke tenggerokan, tenang saja, aku juga masih menunggumu kapan kepikiran lagi, datang ke tempatku lagi menyanyi.” Darto mengedipkan mata, memajukan cocktail yang ada di tangannya ke Asmi .

Asmi mengerutkan dahi, tidak hanya tenggorokan, dia sungguh tidak suka minum minuman beralkohol, “Maa…..”

Perkataan dalam mulutnya terhenti ketika melihat amplop yang ada di tangan Darto.

“Kalau kamu tidak minum, aku akan merasa kamu tidak menganggapku, gaji ini….” Benar Darto menggoyangkan amplop di tangannya.

Asmi selalu tahu tidak akan semudah itu, tapi saat terjadi masih tidak bisa menahan untuk tersenyum pahit, menjulurkan tangan ke segelas cocktail yang berwarna-warni dan terlihat cantik itu.

Pandangan mata Darto malah bersinar, setengah sungguhan, setengah bercanda berkata, “Berdiri minum terlalu tidak bisa menikmati, kelihatan orang seperti ini, yang tidak tahu mengira aku memaksa kamu.”

Asmi sebenarnya ingin sekali langsung saja merampas gaji dan lari, tapi dia sungguh tidak bisa melakukan hal seperti ini, sudahlah, hanya segelas wine saja.

Tanu dan Fredo dua orang mengendap ke belakang panggung, sayangnya sama sekali tidak menemukan penyanyi misterius itu, tapi malah kelihatan satu lagi orang yang misterius.

Tanu menepuk pundak Fredo, “Lihat apa, cepat bantu sobatmu cari.”

Fredo malah seperti sama sekali tidak mengamati saja, lanjut melihat ke satu arah.

“Sudahlah, kamu tunggu aku di sini, aku pergi cari lagi, kalau terlambat pasti tidak akan menemukan orangnya lagi.” Tanu melontarkan sepatah dan lanjut mencari ke dalam bar.

Fredo malah melihat dengan tidak percaya, tidak disangka, sekretarisnya yang begitu kuno itu bisa datang ke tempat seperti ini, masih melakukan hal semacam ini?!

Asmi mengikuti Darto ke ruang istirahat, selanjutnya meminum habis wine, “Terima kasih bos atas kebaikanmu.”

Darto tersenyum misterius, memberikan ke wanita itu amplop yang berisi gaji Asmi .

Asmi menjulurkan tangan mau menerima, Darto memanfaatkan kesempatan menarik tangan Asmi .

Asmi tidak berhasil berusaha melepaskan, dalam mata besar di bawah kacamata berbingkai hitam semua adalah kemarahan, pria itu tidak menepati perkataan, tidak bisa dipercaya.

Adegan ini kebetulan terlihat oleh mata Fredo, pagi hari, dia sedang berpikir meski sekretarisnya ini agak kuno, tapi mengingat juga benar memiliki kemampuan sesungguhnya, juga tidak seperti wanita lainnya materialism, tidak disangka, malam hari membuatnya kelihatan adegan ini, memang, wanita itu semuanya tidak bisa dipercaya, tidak peduli wanita jelek atau wanita cantik.

“Lepaskan…” Asmi agak tidak tahu harus gimana, dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan, tapi mana mungkin Darto melepaskan? Demi detik-detik seperti ini pria itu sudah memeras otak, akhirnya ada kesempatan juga, bagaimana pun juga tidak akan melepaskan.

Tiba-tiba, Asmi diam, Fredo ? Pria itu, kenapa dia bisa muncul di sini….

Darto menyadari Asmi berhenti memberontak, mengira dia sudah menyerah, menggenggam pundak Asmi, mau meraih, Asmi segera mundur….

Selanjutnya tedengar suara baju tersobek, kulit putih Asmi terpampang di udara, Darto menelan air liur, tangan satunya lagi menutup depan dadanya.

Asmi jadi gelisah, tidak tahu mengapa tubuhnya mulai memanas, dan agak tidak bisa terkendali jadi melemas, dia takut dengan perubahan yang tak masuk akal seperti ini.

Mengeluarkan seluruh tenaganya, mendorong sekuat tenaga, akhirnya berhasil menyingkirkan Darto, juga membuat bajunya bertambah sobek lagi, hapir tidak bisa menutupi pemandangan musim semi di bawah….

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu