Asisten Wanita Ndeso - Bab 99 Badai Konferensi Pers
Asmi menatap ke bawah panggung lagi, "Apakah kalian ingin mendengar cerita seorang gadis? Mungkin panjang ceritanya, apakah kalian ingin mendengarnya?" Asmi ingin melihat sikap wartawan lain sebelum menceritakan kisahnya sendiri, sebenarnya, sebagai seorang tokoh publik, dia harus membiarkan semua orang mengenal dirinya sendiri.
“Kami ingin mendengar.” Kemudian Asmi mendengar jawaban yang serentak dari bawah.
“Aku bekerja di bar karena orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil, pada saat itu ibuku dirawat di rumah sakit dan menghabiskan semua tabungan di rumah, aku bekerja di bar untuk melunasi hutang.” Asmi menatap Fredo dari kejauhan, sudah tiga tahun, kata-kata ini juga bermaksud untuk menceritakan kepada Fredo, dia tidak tahu mengapa Fredo bisa salah paham terhadapnya, dan dia berharap melalui jawabannya ini, Fredo dapat memahami dia adalah orang seperti apa.
“Aku melihat perekrutan Marini Group, dan aku merasa itu sangat cocok dengan jurusanku, pada saat itu, aku merupakan seorang mahasiswa S2 fakultas ekonomi di universitas terkenal, dan aku merasa bahwa aku memiliki kemampuan. Aku tidak menyangka bahwa aku benar-benar berhasil, tentu saja, ada banyak alasan mengapa aku berhasil yang tidak aku ketahui, sepertinya direktur perusahaan masih sangat muda, jadi ingin mencari sekretaris yang jelek, dan aku dipilih karena jelek. ”Asmi tersenyum.
"Semua ini adalah berkat kejelekanku, aku tidak menyangka bahwa cara berpakaianku yang ketinggalan zaman akan membuat orang lain memperhatikanku, aku tidak pernah diperhatikan sebelumnya." Asmi sudah selesai berbicara, ini adalah waktu singkatnya sebagai sekretaris dalam grup perusahaan yang besar.
“Nona Vexa, mengapa kamu meninggalkan Marini Group lagi? Apakah karena kamu tidak kompeten atau ada alasan lain.” Seorang wartawan bertanya.
"Ada banyak alasan, alasan paling utamanya adalah karena diriku sendiri, aku ingin mengubah lingkungan, pada saat itu, suasana hatiku sedang buruk, sehingga aku selalu tidak bisa berkonsentrasi dalam pekerjaan, dan aku tidak ingin perusahaan mengalami kerugian karena diriku sendiri, jadi aku pergi, kalian seharusnya tidak memiliki pertanyaan seperti ini lagi, benar? "Asmi merasa bahwa pertanyaan ini sangat membosankan.
Jika dia tahu mereka akan bertanya seperti ini, maka dia seharusnya menerbitkan buku terlebih dahulu, dan memperkenalkan hidupnya sendiri agar para wartawan ini tidak lagi menanyakan pertanyaan yang membosankan.
Arafah sedikit frustasi, Asmi telah menyelesaikan beberapa pertanyaannya dengan tenang, tetapi dia masih tidak menyerah, dia tidak boleh membiarkan Asmi terus seperti ini, dan dia mengingat apa yang Anisa katakan padanya.
"Nona Vexa, aku mendengar bahwa kamu memiliki seorang anak yang sudah berusia tiga tahun, kamu seharusnya hamil sebelum pergi ke Inggris, pernahkah kamu memberitahu anakmu siapa ayahnya? Dan aku mendengar bahwa kamu pernah berselingkuh dengan Direktur Marini Grup, apakah ini adalah hal yang benar? ”Arafah tahu bahwa Asmi pasti sangat sulit untuk menjawab pertanyaan ini.
Benar saja, Asmi sedang berpikir keras, dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Arafah, jika dia mengatakan yang sebenarnya, maka itu pasti akan menimbulkan keributan, dia hanya kembali sementara dan tidak ingin membuat terlalu banyak masalah.
“Apakah hal ini benar terjadi?” Arafah mendesak dengan agresif, sepertinya informasi yang diberikan oleh Anisa benar, dia akhirnya memiliki sesuatu untuk ditulis, dan dia telah memikirkan tentang judul topik tersebut, "Penyanyi pernah menjadi perselingkuhan pria dan pacar dari pria tersebut diusir pergi."
Tentu saja, pacar yang dimaksud adalah Anisa yang sudah frustrasi sekarang, Anisa berharap Asmi terdiam dan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun ketika menghadapi pertanyaan ini.
“Sudah, waktu hampir habis.” Andro melihat jam tangannya, konferensi pers telah diadakan selama hampir satu jam, dan hanya sisa sedikit waktu, dia ingin segera mengakhiri konferensi pers yang menargetkan Asmi ini.
Andro duduk di sana, setiap pertanyaan yang ditanyakan begitu agresif, dan langsung menargetkan kelemahan Asmi.
Dia sangat berharap lelucon ini bisa segera berakhir, dan pasti ada seseorang di belakang layar yang merencanakan hal ini, seseorang dengan sengaja ingin mempermalukan Asmi.
Andro tahu bahwa industri hiburan di sini sangat rumit dan Asmi pasti tidak mampu menanganinya, namun kemampuan Asmi untuk mengatasinya berada di luar dugaannya.
Wartawan lain juga merasa bahwa hari ini sudah mendapatkan banyak hasil, mereka tidak menyangka bahwa ada banyak cerita di balik penyanyi ini, mereka bertepuk tangan dan bersiap untuk pergi.
Arafah melihat wartawan lain sudah bersiap untuk pergi, Asmi dan agennya juga bersiap untuk pergi, dia tidak bisa duduk diam, dan bangkit dari kursinya.
"Tunggu, aku punya satu pertanyaan terakhir, mohon Nona Vexa memberi kami penjelasan, aku mendapatkan informasi dari orang dalam, apakah Nona Vexa berselingkuh dengan Direktur Leng dari Marini Grup? Aku mendengar bahwa kamu pernah mencoba segala cara untuk mendekati Tuan Fredo." Arafah menggertakkan gigi ketika menyebutkan Fredi, dia tidak mungkin membiarkan Asmi pergi begitu saja.
Arafah terus berkata, "Pada saat itu, Tuan Fredo dan Nona Anisa memiliki kontrak pernikahan, kamu merusak hubungan orang lain, bukankah kamu adalah pihak ketiga? Ternyata kamu pernah menjadi pihak ketiga, dan ada orang pernah memotretmu pergi ke vila Keluarga Fajar di jalan Anyang, dan aku juga punya laporan kehamilanmu saat kamu mengalami kecelakaan." Arafah menunjukkan senyum kemenangan di wajahnya, pertanyaan ini dilemparkan ke Asmi, dia ingin melihat apakah Asmi masih memiliki kemampuan untuk melawan.
“Nona Vexa, kehidupan pribadimu cukup berantakan.” Arafah menatap Asmi dengan licik, dan menunggu jawaban Asmi.
Mulut Asmi sedikit terbuka, wartawan bernama Arafah ini memang hebat, tidak tahu dari mana Anisa menemukannya, tetapi bagaimana dirinya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Akankah orang lain mempercayainya?
Asmi sangat canggung, Andro yang duduk di samping melihat bahwa Asmi sedikit canggung, dia menepuk kaki Asmi, Asmi tahu maksud Andro, jika dia benar-benar tidak ingin menjawab, Andro juga akan menyelesaikan untuknya, namun dia menggelengkan kepalanya pada Andro.
Fredo yang duduk di bawah sudah tidak bisa lagi duduk diam, dia tidak tahu dari mana wartawan bernama Arafah ini mendapat berita ini, meskipun wartawan hiburan ini memiliki kemampuan untuk melintasi langit, jika tidak ada orang dalam yang menyampaikan berita padanya, wartawan ini juga tidak mungkin bisa mengetahui dengan begitu jelas dan nyata.
Fredo mengamati aula, dan akhirnya menemukan sosok Anisa, Anisa sedang duduk di sudut dengan senyum kemenangan di wajahnya.
Fredo segera mengerti, semua ini adalah utusan Anisa, tanpa diduga, setelah tiga tahun, Anisa masih tidak mau menyerah dan tidak mau melepaskan Asmi, jika dia tahu hal ini akan menjadi seperti ini, maka dia seharusnya menyerahkan video Anisa menabrak orang kepada polisi.
Asmi minum air lagi, “Nona Vexa, apakah kamu merasa tidak punya wajah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini di depan umum?” Arafah bertanya dengan riang di sana.
Beberapa wartawan di bawah ini masih memiliki etika dan moral, mereka melihat bahwa Arafah sedang melakukan serangan pribadi langsung pada Asmi, mereka mengarahkan pandangan menghina pada Arafah, tetapi mereka masih menunggu jawaban Asmi.
"Mengenai masalah ini, aku mungkin harus meminta maaf, karena terlalu banyak orang dan hal yang terlibat, aku berharap semua orang boleh memberiku sedikit ruang, setiap orang memiliki rahasia mereka sendiri, aku berharap semua orang bisa mengerti." Asmi masih belum yakin dan percaya diri untuk menceritakan semua fakta pada saat ini, di dalam hatinya dia masih ingin melindungi Fredo.
Dia ingin membiarkan hidup Fredo setenang mungkin.
“Kamu tidak berani menjawab tentang hidupmu yang kotor dan berantakan.” Arafah melihat Asmi tidak berani menjawab pertanyaan ini, dan dia segera mengucapkan perkataan yang lebih buruk.
Andro melihat Asmi menundukkan kepala, dan suasana hatinya segera menjadi buruk, dia langsung mengumumkan akhir dari konferensi pers, “Sudah, teman-teman wartawan, waktu konferensi pers ini telah tiba, terima kasih sudah datang.” Andro mendukung Asmi yang dalam keadaan linglung untuk pergi.
Arafah bergegas membawa mikrofon, kemudian beberapa wartawan mengikuti jejak Arafah dan mengelilingi Asmi, "Maaf, Nona Vexa, mengapa kamu menghindari pertanyaan ini? Apa hubunganmu dengan Fredo? Dan siapa ayah dari anak itu?” Asmi tidak membawa banyak orang ke sini, hanya beberapa staf di sekitarnya, sehingga dia tidak bisa berjalan keluar dari kelompok wartawan.
Fredo melihat Asmi dikelilingi oleh sekelompok orang, dia segera melompat dari kursinya, sebelum Tanu dan Sasa dapat bereaksi, mereka melihat bahwa Fredo telah berjalan ke depan wartawan, Tanu segera menarik Sasa dan bergegas untuk membantu Asmi.
Fredo berjalan masuk dari kelompok wartawan dan meraih tangan Asmi, Asmi yang dikelilingi oleh para wartawan tiba-tiba dipegang oleh tangan yang hangat, Asmi merasa tangan ini sangat hangat, dan juga sangat akrab, begitu dia melihat lagi, Fredo sudah berdiri di sampingnya.
Fredo mengangkat tangannya yang besar, “Apakah kalian ingin bertanya Asmi itu siapa? Dia adalah Nona Besar dari Marini Grup, putri Tuan Teto, sekarang kalian sudah tahu, cepat minggir.” Wajah Fredo sangat buruk, banyak wartawan dengan cepat minggir, kemudian Fredo meraih tangan Asmi dan pergi.
Ketika para wartawan menyadari bahwa pria ini adalah Fredo, direktur Marini Grup, Fredo dan Asmi sudah pergi jauh.
Tanu dan Sasa juga bergegas keluar, mereka melihat Fredo yang marah menarik Asmi ke dalam mobilnya dan menutup pintu, Sasa buru-buru berjalan ke sisi Andro.
"Tuan Andro." Mata Andro adalah sepasang mata khas orang Eropa, sangat dalam dan bermakna, Andro melihat mobil Fredo melaju kencang, tetapi dia tidak ada cara untuk menghentikannya, pada saat ini, membiarkan Asmi pergi secepat mungkin merupakan solusi terbaik.
Ketika Sasa hendak berbicara, ponselnya bordering, itu adalah panggilan Fredo, “Kamu bawa Jojo ke rumahku di jalan Anyang, aku akan membawa Asmi pulang. “Ini adalah cara bicara Fredo yang biasa, kemudian Fredo menutup telepon.
Ini sama persis dengan apa yang Sasa ingin katakan, dia ingin memberitahu Andro tentang hal membawa Jojo pergi.
“Tuan Andro, barusan Asmi meneleponku dan membiarkanku membawa Jojo pergi, boleh?” Sasa dapat melihat bahwa mata Andro selalu melihat ke arah Asmi pergi.
“Tentu saja, Jojo sudah tertidur di dalam mobil.” Andro membawa Sasa ke dalam mobil Asmi, Jojo sudah tertidur, matanya tertutup rapat, napasnya sangat teratur, dan wajahnya memerah.
Andro mengeluarkan selimut dari bagasi, menutupi badan Jojo dan menggendongnya, "Nah, gendong dengan baik, bungkus selimutnya, di luar mobil sedikit dingin, jangan biarkan Jojo masuk angin." Andro membungkus Jojo dengan baik dan menyerahkannya kepada Sasa.
“Jangan khawatir, kami akan menghibur Asmi.” Sasa menggendong Jojo ke dalam mobil Tanu, Sasa yang tidak pernah menggendong anak sebelumnya, merasa seperti sedang memegang harta langka, dia sangat gugup, sampai dia naik ke mobil baru dia menghela nafas lega, dia membiarkan Jojo berbaring di kursi belakang, kemudian meletakkan kepala Jojo di pangkuannya.
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoPernikahan Kontrak
JennyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBack To You
CC LennyMy Superhero
JessiGue Jadi Kaya
Faya SaitamaAsisten Wanita Ndeso×
- Bab 1 Sekretaris ke-29
- Bab 2 Perolehan Yang Tak Terduga
- Bab 3 Penyanyi Misterius
- Bab 4 Apa Benar Wanita Yang Jelek?
- Bab 5 Dengan Tidak Disengaja
- Bab 6 Menyelamatkan
- Bab 7 Permintaan Tidak Dipenuhi Terus Menjerat
- Bab 8 Ibu Kandung
- Bab 9 Cerita Belakang Layar
- Bab 10 Kelembutan Palsu
- Bab 11 Sasa Lin
- Bab 12 Perjamuan
- Bab 13 Menyiksa Siapa
- Bab 14 Ini Semua Tidak Buruk (1)
- Bab 15 Ini Semua Tidak Buruk (2)
- Bab 16 Siapa itu
- Bab 17 Hidup Manusia Hanya Berapa Puluh Tahun
- Bab 18 Kopi Nona Lim
- Bab 19 Bagaimana Kamu Melihatnya
- Bab 20 Sehati
- Bab 21 Kamu Benar-Benar Berkemampuan
- Bab 22 Curiga
- Bab 23 Ternyata Penyebabnya Adalah Ini
- Bab 24 Cinta Ibu Sama Semua
- Bab 25 Pohon Parasol
- Bab 26 Muntah
- Bab 27 Mencari Alasan (1)
- Bab 28 Mencari Alasan (2)
- Bab 29 Asap Bertebaran
- Bab 30 Pacar Baru
- Bab 31 Memerah
- Bab 32 Mengejar
- Bab 33 Suka Rasa Stroberi
- Bab 34 Menangis Dengan Getir
- Bab 35 Persoalan Secarik Kartu
- Bab 36 Pertemuan Secara Tidak Sengaja
- Bab 37 Kepahitan Dalam Cinta
- Bab 38 Bibi Yang Menyebalkan
- Bab 39 Kupu-Kupu Keluar Dari Kepompong
- Bab 40 Apakah Kamu Benar Adalah Asmi
- Bab 41 Anisa Terluka
- Bab 42 Perselisihan
- Bab 43 Berangkat
- Bab 44 Satu Kali Pertemuan
- Bab 45 Tidak Nyaman Dengan Tempat Baru
- Bab 46 Gaun Ungu
- Bab 47 Acara Pesta
- Bab 48 Tokoh Utama
- Bab 49 Drama Korea
- Bab 50 Olahraga Pagi
- Bab 51 Sound Of Silence
- Bab 52 Hari Terakhir Di Korea
- Bab 53 Tidak menarik
- Bab 54 Sebuah lingkaran merah
- Bab 55 Meminta Ijin
- Bab 56 Hamil
- Bab 57 Periksa Dan Pelajari
- Bab 58 Hidup Bersama Dengan Damai
- Bab 59 Pahitnya Hati
- Bab 60 Pesta Keluarga
- Bab 61 Bertengkar Hebat
- Bab 62 Cinta Asmi Sumirah
- Bab 63 Sembarangan Menjodohkan
- Bab 64 Pertama Kali Ke Rumah Asmi
- Bab 65 Minum Alkohol
- Bab 66 Pertemuan
- Bab 67 Asap Hijau
- Bab 68 Perpisahaan
- Bab 69 Rencana Yang Tidak Berniat Bagus
- Bab 70 Bangsal
- Bab 71 Enggan
- Bab 72 Mimpi Buruk
- Bab 73 Berjaga Malam
- Bab 74 Air Mata
- Bab 75 Memperbaiki Suasana Hati
- Bab 76 Sikap Makan
- Bab 77 Perusahaan Dargo
- Bab 78 Masalah Anak
- Bab 79 Konfirmasi Kecelakaan Mobil
- Bab 80 Susah Untuk Menerima
- Bab 81 Sangat Kecewa
- Bab 82 Kebahagiaan Yang Sederhana
- Bab 83 Mempertanyakan
- Bab 84 Kebenaran
- Bab 85 Ke Utara
- Bab 86 Gunung Es Meleleh
- Bab 87 Menghilang
- Bab 88 Balas Surat
- Bab 89 Nama Yang Sangat Tidak Asing
- Bab 90 Pulang Negeri
- Bab 91 Bertemu Dengan Sahabat Lama
- Bab 92 Acara Pernikahan
- Bab 93 Cantik dan Menawan
- Bab 94 Perjamuan Malam
- Bab 95 Pulang Rumah
- Bab 96 Pergi Ke Kuburan
- Bab 97 Bingung
- Bab 98 Konser
- Bab 99 Badai Konferensi Pers
- Bab 100 Baunya