Asisten Wanita Ndeso - Bab 47 Acara Pesta

Acara pesta malam diadakan pada pukul tujuh malam, Asmi telah lama menyendiri di dalam kamar, dia tidak ingin Fredo melihat dirinya yang seperti ini, seolah-olah dia benar-benar datang ke perusahaan dengan tujuan tertentu.

Di dalam kamar, Asmi melihat jarum jam yang terus berjalan, dia bahkan berharap waktu bisa berhenti di saat itu, tetapi itu adalah hal yang tidak mungkin.

Asmi mengenakan gaun itu dan sepatu hak sedang, sehingga dia yang awalnya sudah tinggi menjadi semakin tinggi. Dia mengikatkan pita ungu itu pada sejumput rambut.

Dia terlihat sangat elegan, tetapi juga manis dan aktif. Asmi sangat puas dengan penampilannya.

Beberapa menit kemudian, jarum jam menunjuk angka tujuh. Asmi tidak bisa lagi berlama-lama, dia adalah orang yang sangat menghargai waktu, tidak akan membiarkan dirinya terlambat.

Oleh karena itu, Asmi merapikan gaunnya, lalu membuka pintu dan berjalan keluar. Setelah sekitar dua bulan, dia sudah terbiasa dengan kehidupan sebagai sekretaris, juga telah mempelajari teknik dalam bersosialisasi, semua ini adalah hal yang tidak berani dia pikirkan sebelumnya.

Baru saja berjalan melewati belokan koridor, Asmi melihat Fredo yang mengenakan setelan jas hitam formal. Fredo mungkin sudah lama menunggu di sana, karena ada beberapa puntung rokok di lantai.

Asmi tidak yakin apakah itu hasil Fredo, tetapi dia melihat tampang Fredo yang sedikit lesu.

Asmi berencana untuk berjalan melewati secara diam-diam tanpa menarik perhatian Fredo, karena saat ini Fredo sedang menunduk menatap sepatunya sendiri. Asmi mengira dirinya bisa mengambil kesempatan itu.

Namun, Asmi adalah mangsa, Fredo sudah lama menunggunya di sana, bagaimana mungkin dia bisa melarikan diri di bawah pengawasan mata Fredo?

Ketika Asmi berjalan melewati Fredo sambil menjinjit, Fredo segera berbalik badan, matanya penuh dengan penantian dan kecemasan.

“ Sekretaris Sumirah, bukankah biasanya kamu sangat menghargai waktu? Mengapa hari ini begitu lama, ada apa denganmu? Acara pesta malam perusahaan dimulai pada pukul tujuh, menurutmu, apakah sekretaris perusahaan seharusnya terlambat?” Perkataan Fredo membuat Asmi kehabisan kata-kata.

“Maaf, CEO Fredo, aku tertunda oleh sedikit masalah.” Asmi tidak tahu seharusnya mencari alasan apa, maka dia pun tidak mencari alasan apapun.

“Baiklah, sekarang belum terlambat, kita pergi bersama saja.” Fredo mengulurkan tangannya, ini adalah sopan santun yang paling mendasar dari acara pesta.

Asmi bukannya tidak tahu, tetapi malam ini, dia sama sekali tidak ingin menjadi pendamping Fredo, tidak ingin menjadi pendamping siapapun, dia hanya ingin pergi mencicipi masakan Korea saja.

Asmi paling menyukai masakan Korea, karena dia merasa masakan Korea sangat enak dan tidak berminyak, juga sangat beragam. Dia paling menyukai kimbab, tteokbokki, dam doenjang jjigae dari Korea. Setiap kali pergi makan masakan Korea bersama Sasa, dia pasti akan memesan semua itu.

Kali ini akhirnya datang ke Korea, bagaimana mungkin dia melewatkan makanan lezat itu? Dia pasti akan makan sampai puas.

Dengar-dengar, malam ini adalah masakan Korea. Asmi pun datang demi masakan Korea itu, kalau tidak, dia pasti akan tinggal di dalam kamar dan berpura-pura sakit.

Namun, dia tidak ingin menjadi pendamping Fredo, karena dia sama sekali tidak bisa berdansa. Dia tidak ingin menunjukkan kelemahan di depan Fredo.

Lengan Fredo berhenti di sana untuk sesaat dan melihat kebingungan Asmi, dia pasti belum tahu pada saat ini.

“Asmi, kamu tidak mungkin tidak memiliki keberanian ini bukan? Kamu sudah pernah menggodaku, apa masalahnya dengan menjadi pendampingku? Kamu sungguh membuatku kecewa sekali, aku mengira kamu akan menerima tantangan ini.” Fredo sengaja berkata menantang Asmi, dia tahu Asmi adalah wanita yang memiliki ambisi, wanita seperti ini tidak akan menerima perkataan menantang.

“Apa yang aku takutkan, kamu adalah sang CEO dari Marini Grup, memangnya aku takut kamu akan melahapku?” Asmi merasa ada begitu banyak orang pada hari ini, Fredo pasti tidak akan melakukan sesuatu padanya.

Asmi meletakkan tangannya di atas lengan Fredo, lalu berjalan menuruni tangga bersama Fredo. Para rekan kerja sudah lama menunggu di sana dan menunggu kehadiran CEO dari perusahaannya sendiri.

Joe berkali-kali mencari sosok Asmi di tengah kerumunan orang, tetapi tidak menemukannya. Ada rekan kerja di sekitar yang berkata, Asmi pasti akan datang mendampingi Fredo, karena Fredo tidak membawa wanita pendamping, maka akan didampingi oleh sekretarisnya.

Ketika Fredo memasuki tempat acara, seluruh tempat acara pun heboh, tatapan semua orang tertuju pada Fredo dan Asmi.

Mereka bukan melihat Fredo, melainkan lebih banyak melihat Asmi. Mereka sudah terbiasa dengan ketampanan Fredo, tetapi Asmi, mereka belum pernah melihat dan belum pernah berinteraksi dengan wanita cantik yang beraura oriental seperti itu.

Semua orang menahan napas, menyambut kedatangan Fredo dan Asmi. Joe pun terbengong, apakah ini Asmi yang mengenakan kacamata berbingkai hitam dan berpakaian ketinggalan zaman itu?

Jelas-jelas dia adalah seorang putri, gaun ungu panjang semakin menonjolkan kulitnya yang putih cerah dan badannya yang tinggi ramping, ditambah lagi dengan pita ungu yang elegan.

Tak diragukan lagi, Asmi adalah wanita tercantik di acara pesta ini, kecantikannya bukanlah kecantikan yang menyilaukan mata, juga bukan kecantikan yang menghilang dalam sekejap mata, melainkan kecantikan yang senantiasa berkelana di tempat acara.

Meskipun waktu telah lama berlalu, tetapi tetap membuat orang teringat akan kecantikan itu. Asmi menggerakkan hati setiap pria lajang di tempat acara ini, termasuk pula Fredo.

Dia pernah menikmati Asmi dengan begitu dahsyat, tetapi Asmi tidak pernah mengungkit masalah itu dengannya, dia bahkan menjauhkan diri dengannya setelah kejadian itu. Semua ini di luar dugaan Fredo.

Untung saja dia sudah melihat kecantikannya, namun hari ini, pastilah semakin banyak orang yang melihat kecantikan Asmi.

Fredo merasa sedikit menyesal, dia tidak seharusnya membiarkan Asmi begitu mempesona. Namun, sebagaimana menyembunyikan mutiara, juga ada saatnya muncul di depan mata semua orang, hanya masalah cepat atau lambat.

Melihat Asmi yang berada di sisinya, Fredo merasa menyesal untuk sesaat, apakah dia tidak seharusnya menyakiti Asmi? Tetapi dia tidak bisa mengendalikan hatinya, dia selalu teringat betapa jalangnya dia dan bagaimana dia menggoda dirinya.

Semua ini adalah hal yang tidak bisa Fredo lupakan.

Acara pesta sangat santai, di awal adalah makan malam ala Korea secara prasmanan yang dihidangkan di dalam wadah yang indah. Ini membuat suasana hati Asmi menjadi jauh lebih baik, dia adalah orang yang optimis, meskipun dalam hatinya takut dengan Fredo, tetapi tidak peduli bagaimana Fredo memperlakukannya, kedudukan Fredo dalam hatinya tidak akan berubah untuk selamanya.

Asmi tetap akan menjunjung tinggi Fredo di dalam hatinya. Setelah berpisah dengan Fredo, Asmi mulai mencari makanan sendiri, dia tidak tahu dirinya adalah wanita cantik yang memikat perhatian banyak orang, serta ada pria dari dalam negeri dan Korea yang tak terhitung jumlahnya yang ingin berinteraksi dengannya.

Segera, Joe tiba di sisi Asmi “Asmi, hari ini kamu sungguh cantik sekali. Apakah kamu tahu? Orang-orang yang tidak mengetahui namamu, sekarang pun sedang mencari tahu.” Joe sama sekali tidak berlebihan, tidak sedikit orang di perusahaan yang mengetahui Asmi, tetapi sangat sedikit sekali orang yang mengetahui tampang Asmi.

Sebelum naik pesawat, entah disengaja atau tidak, Manajer Tanu pernah memperkenalkan Asmi kepada semua orang, tetapi mereka langsung melupakannya dalam sekejap.

Namun, Joe lebih teliti, dia langsung mengingat tampang Asmi dan tatapannya senantiasa mengikuti Asmi.

“Sudahlah, jangan menertawakan aku, kamu tidak tahu, beberapa hari sebelum datang ke sini, aku adalah orang yang berbeda, sahabat baik akulah yang mengubah diriku.” Asmi sudah sangat akrab dengan Joe, dia tidak tabu untuk menceritakan masa lalunya.

Asmi mengambil beberapa kimbab dari wadah yang indah, itu adalah salah satu makanan Korea yang dia sukai.

“Iya, aku mengatakan yang sebenarnya, dulunya aku tidak jauh berbeda dengan Lin Wudi di film ‘Ugly Invincyble’. Aku juga adalah orang yang tidak peka dengan perkembangan zaman, aku suka mengenakan pakaian yang dulu dan merasa itu semua sangat cantik. Tetapi sahabat baikku memberitahuku tidak bisa seperti itu lagi, barulah aku menyadari betapa pentingnya dan mulai mengubah diriku.” Asmi menceritakan pengalamannya sendiri dan merasa dirinya jauh lebih lega.

“Ternyata kamu benar pernah seperti Lin Wudi, aku pun mengira itu hanya rumor?” Joe tertawa, Asmi bisa menceritakan pengalaman masa lalu dengannya, menandakan Asmi tidak menolaknya. Joe sepertinya telah melihat harapan dan melihat secercah sinar di depan matanya.

Dia diam-diam menyukai Asmi, tetapi tidak tahu seperti apa reaksi Asmi. Sekarang, setidaknya dia tahu bahwa Asmi tidak membencinya, ini sudah cukup baginya.

Mereka baru kenal untuk waktu yang singkat, meskipun sudah dua bulan di perusahaan yang sama, tetapi baru kenal pada hari ini. Joe merasa ini adalah awalan yang sangat bagus, ke depannya, dia akan membiarkan Asmi memahaminya secara perlahan-lahan.

Joe dan Asmi menyantap makanan di depan meja makan, lalu Joe memperkenalkan berbagai kebiasaan makan dan berpakaian dari Korea kepada Asmi. Joe merasa Asmi adalah pendengar yang baik, dia bercerita panjang lebar dan Asmi mendengarkan dengan sabar, tidaklah memotong perkataannya.

Kesan Joe terhadap Asmi menjadi semakin baik, bukankah Asmi adalah wanita yang telah dia nanti-nantikan?

Yang dia perlukan adalah wanita yang bersedia mendengarkan seperti Asmi.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu