Satan's CEO Gentle Mask - Bab 23 Ciuman yang Lembut
Tuxedo putih polos buatan khusus, memperlihatkan bentuk tubuh sang pria yang kekar, kerah baju kemeja dengan warna yang sama, memiliki sulaman motif garis kuning emas, terlihat tampan dengan beberapa kancing yang terbuka, dada yang putih terlihat gagah, sekujur tubuhnya tidak memiliki daging berlemak sedikit pun.
Meskipun ekspresi sang pria dari awal tetap saja terlihat santai, namun aura elegan dan terhormat yang tak sirna itu, membuatnya terlihat bagaikan seorang pangeran yang sebenarnya.
Mata bunga persik yang memikat terkadang memancarkan listrik, helaian rambut coklat berayun di wajahnya, di bawah hidung yang mancung, terdapat sepasang bibir tipis berwarna pudar yang sexy, bisa melontarkan perkataan manis yang mampu menangkap hati para wanita kapan pun saja. Pesona yang sulit untuk diabaikan, membuat Kylie Man yang merupakan seorang wanita, spontan merasa takjub.
"Kamu...... sungguh cantik......"
Satu kalimat ini, hampir saja membuat sang pria merasa kesal, tapi etika sang pria akibat pengajaran yang baik membuatnya tidak melampiaskan emosi terhadap Kylie Man, hanya saja, dia yang sering dianggap menjadi seorang wanita, setiap kali pasti akan membereskan para orang yang mengatakannya cantik hingga mengenaskan, terlihat jelas, Kylie Man yang ada di depannya ini tidaklah mengetahui pantangannya ini.
"Aku cantik? Lebih cantik aku atau kamu?"
Dia meminum wine yang ada di tangan sampai habis, tersenyum mempesona, mendekati Kylie Man yang berada di kursi roda. Spontan menghindarinya, hingga tidak bisa mundur lagi, tapi matanya Kylie Man, tetap terus menatapnya, tidak bersembunyi sama sekali, dia tidak berniat untuk memikat. Sepasang mata berkilau yang indah, terlihat begitu jernih.
"Kamu......"
Menelan air ludah, tapi Kylie Man tetap memutuskan untuk berkata jujur. Seorang pria yang awalnya mengira dirinya akan mengamuk, malah secara tidak sengaja menyadari sesuatu dari pancaran sepasang mata yang jernih itu, dia, malah mempercayai perkataan sang gadis.
"Sungguh seorang gadis kecil yang menarik."
Tersenyum, dia bukanlah seseorang yang berpikiran sempit, apalagi gadis yang ada di depan matanya hanyalah sekedar orang cacat. Awalnya dia datang ke sini hanya karena dipaksa untuk kencan buta dengan nona dari Keluarga Leng, tapi sebelum dia bertemu dengan nona dari Keluarga Leng itu, malah duluan bertemu dengan seseorang yang begitu menyenangkan ini.
"Aku bukanlah gadis kecil, aku bernama Kylie Man, kumohon agar kamu keluar, boleh tidak?"
Mungkin karena sudah terbiasa melihat senyuman Kingston Ou yang mempesona, mungkin karena daya pikat Lisa yang sexy sore tadi, meskipun pria yang ada di depannya begitu cantik hingga tak bisa memastikan dia pria atau bukan, tapi dia tetaplah tidak terhanyut dalam kecantikan sang lelaki. Tiba-tiba teringat, ini adalah tempat yang akan didatangi oleh Kinston Ou, dia hanya ingin memperingati laki-laki ini, dan langsung mengutarakannya, nanti saat Kingston Ou kembali, dia pasti akan merasa tidak senang jika melihat ada pria ini di sini.
"Kylie Man ya? Sungguh sebuah nama yang indah, baik, aku telah mengingatnya, karena kamu tidak ingin bersama denganku dalam satu ruangan, maka aku akan memenuhi permintaanmu, ingat ya, kamu berhutang budi padaku sekali, ingat untuk membalasnya padaku lain kali."
Tangan besar dengan bentuk yang menawan, mencubit wajahnya Kylie Man, lalu tanpa sadar menyadari, wajah mungil yang hanya sebesar telapak tangan itu, malah tidak terasa begitu lembut sesuai bayangan.
Tangannya dengan natural meraba bahunya Kylie Man, malah menyadari, tetap terasa begitu kurus. Spontan mengernyitkan kening yang indah, saat Kylie Man masih belum sempat untuk menghindar, dia telah menarik tangannya sendiri.
"Gadis kecil, kamu belakangan ini tidak makan dengan baik bukan? Lihatlah betapa kurusnya kamu, hanya tersisa tulang saja, sentuhannya sama sekali tidak terasa nyaman, tidak peduli bagaimana pun juga, harus tetap makan nasi dengan baik, agar tidak sakit, mengerti?"
Terdengar seperti perkataan nasihat orang tua yang biasa saja, tapi seketika telah menusuk hati Kylie Man. Wajahnya, masih tersisa kehangatan dari tangan sang pria, awalnya dia baru saja hendak membalas tindakan dari sang pria yang meremas bahunya, tapi kalimat selanjutnya dari sang lelaki, malah membuat matanya seketika merasa nyeri.
Sudah berapa lama, sejak Andreas Man mendesak ibunya untuk mati, lalu menjemput dia dan adiknya pulang ke rumahnya, semua yang dihadapinya, selain kepiluan dan sindiran, pasti adalah bola mata putih yang dibalikkan karena sedih.
Kelcy Man masih kecil, dia hanya bisa berusaha untuk menjadi seorang kakak yang tegar di hadapannya. Berusaha tidak membuat Kelcy Man tahu kelemahannya. Baik Andreas Man maupun Kingston Ou, mereka berdua hanya menganggap dirinya sebagai mainan, asalkan dirinya tidak mati, maka pasti masih ada nilai kegunaan, dan mereka juga tahu, dirinya tidak akan begitu mudah menyerah terhadap nyawanya sendiri demi Kelcy Man. Jadi, dia telah menjadi sebuah boneka mainan yang tak bersuara.
Pria di depan mata, meskipun tindakannya sembrono, tapi setelah hanya berkenalan selama beberapa menit saja, langsung mengutarakan ucapan yang mengandung perhatian, mungkin dia tidaklah sengaja, mungkin saja dia akan berkata seperti itu terhadap semua perempuan, tapi Kylie Man yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang, malah langsung merasa hatinya, telah sedikit bergetar.
Mata yang jernih bagaikan kristal, mengeluarkan selapis air, terkumpul dan membentuk sebutir demi sebutir air mata, mengalir di pipi yang putih bersih.
"Hei! Gadis kecil! Kylie, jangan menangis, boleh tidak? Aku bukan mengataimu tidak baik, aku hanya merasa kamu terlihat sangat kurus, jangan menagis ya?"
Dulu, tidak peduli sehisteris apa para wanita yang menangis di sampingnya, dia selalu tidak terpengaruh, tapi hari ini, entah kenapa saat dia melihat gadis mungil ini mengalirkan air mata, dia merasa setetes demi setetes air mata yang bagaikan butiran permata polos itu, telah menetes di dalam lubuk hatinya, menyentuh sudut hati yang merupakan bagian terlembut.
"Maaf, aku bukanlah sengaja, kamu sebaiknya segera keluar, aku benar-benar tidak kenapa-napa, terima kasih."
Kylie Man dengan cepat telah keluar dari kesedihannya, karena rasa terharu yang diberikan oleh pria ini terhadapnya, makanya dia tidak ingin membuatnya terlibat dalam hubungan yang rumit bersama Kingston Ou.
Lelaki itu masih hendak menjelaskan sesuatu, tapi malah didorong keluar oleh Kylie Man sekuat tenaga. Tangan Kylie Man yang mungil mendorong dada sang pria, meskipun tenaganya tidak begitu besar, namun sang pria malah merasa tersentuh.
"Kalau begitu, maka aku akan menurutimu, menghormati nona yang cantik, merupakan sebuah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang gentlemen sejati."
Tidak peduli karena alasan apa, sang pria sudah keluar dengan perlahan. Kylie Man duduk di kursi roda, melihat sosok punggung sang pria, hatinya, akhirnya telah kembali tenang.
Melihat sang pria berbaju putih sudah hampir menutup pintu, tiba-tiba malah melakukan hal yang membuat Kylie Man merasa terkejut. Sang pria memanfaatkan badannya yang tinggi, dalam sekejab mata langsung tiba di depan Kylie Man yang duduk di kursi roda.
"Apa yang ingin kamu lakukan...... hei! Apa yang kamu lakukan!"
Melihat wajah yang semakin diperbesar muncul di depan matanya, hati Kylie Man mendadak menyusut, tapi sang pria malah tersenyum memikat, bibir tipis yang sexy mendaratkan sebuah ciuman lembut di keningnya Kylie Man.
Mumpung Kylie Man masih melamun, dia telah menggunakan kecepatan paling cepat untuk keluar. Menunjuk ke arah bibirnya sendiri, pandangan mata yang memikat membuat wajah Kylie Man seketika menjadi merah.
"Good day! My lady."
Meraba kehangatan yang ditinggalkan oleh sang pria, Kylie Man tidak tahu harus tersenyum ataupun merasa kesal, pria menawan ini tidak hanya terlihat nakal, tindakannya juga begitu kenakak-kanakkan.
Mengingat budi sang pria yang telah menolongnya tadi, Kylie Man tidak ingin memperhitungkannya lebih lanjut, memalingkan kepala, ingin pergi mengambil buku yang ingin dilihatnya. Sama sekali tidak menyadari, pintu yang baru saja tertutup, telah kembali terbuka.
"Derrick ya? Apa yang dikatakan Kingston?"
Kylie Man yang duduk di kursi roda, akhirnya berhasil mengambil buku dengan bersusah payah, duduk di sana dan baru saja membalikkan halaman buku, langsung terdengar suara terbukanya pintu. Selain seorang lelaki yang baru saja keluar, hanya Derrick lah yang tahu dirinya ada di dalam, tanpa memikirkannya, langsung mengira orang yang masuk adalah Derrick.
"Kenapa tidak berbicara? Ataupun......"
Kylie Man yang membaca buku, tiba-tiba menyadari sesuatu yang sedikit aneh, baru saja hendak memalingkan kepala, langsung merasakan kesakitan di bagian leher, setelah itu, kembali terjerumus dalam kegelapan.
Di dalam ruang green house, bunga-bunga magnolia besar telah mekar dengan indah atas pencahayaan lampu buatan. Baik warna putih yang polos, ataupun warna kuning yang hangat, ataupun warna ungu pudar yang jarang ditemui di luar, di atas tak bunga yang tinggi raknya bervariasi, membentuk sebuah hiasan yang harmonis dan hangat.
Sebuah sosok tubuh yang hitam, seakan-akan telah mengkaku di dalam padang bunga. badan yang tinggi, berdiri di depan bunga magnolia putih, ekspresi di wajah yang tampan, berubah karena indahnya sang bunga di depan mata, semuanya telah menyentuh memori sedih yang tersembunyi di pedalaman hati. Mata yang sipit, tidak terasa begitu dingin lagi, dan malah telah dilumuri dengan renungan.
Tangan besar yang kekar, dengan lembut menyentuh bunga yang indah, tenaganya terlihat bagaikan sedang meraba pipi. sosok tubuh yang terlihat serba hitam, dengan perlahan berjongkok di sana, wajah yang menawan bagaikan dewa itu, tidaklah lagi terlihat sinis, dan tidak terlihat ekspresi tegar lagi, dengan perlahan melonggarkan kerutan dahinya yang sangat resah itu.
"Diana, dalam sekejab, hari ini sudah hari peringatan kematianmu, bagaimana kehidupanmu di surga?"
Suara yang rendah, mengandung kerinduan yang pekat, juga merasa kesakitan karena tertekan. Kalau ada wanita di sini, mereka pasti hanya akan merasa iri terhadap wanita yang dicintai sang pria hinggabegitu mendalam.
"Kamu pasti melaluinya dengan sangat baik, kamu begitu polos, baik, pintar, lucu. Entah apakah di surga ada bunga magnolia tidak, aku masih ingat dengan saat pertama kali bertemu denganmu, di tanganmu, terdapat sekuntum bunga magnolia yang sedang bermekaran. Aku sekarang tahu, kenapa kamu menyukai bunga ini, karena, dia sama polosnya denganmu."
Bergumam di dalam ruang green house yang tenang, hanya bisa didengar oleh para bunga yang tak mampu berbicara. Ekspresi mendalam yang tak terlihat, juga hanya bisa dirasakan oleh para tanaman itu. Jika dia bersedia, ekspresi mendalamnya bisa membuat semua wanita terhanyut dengan senang hati.
"Tuan Muda, Nona Man telah bangun, sekarang sedang beristirahat di dalam kamar.
Tanpa menghasilkan suara, Janice Luo muncul di belakangnya Kingston Ou. Sang pria langsung menggunakan cangkang luar yang terlihat keras, untuk menutupi seluruh kelemahannya.
"Hmm, mari kita pergi, hari ini adalah hari peringatan kematian Diana, semua orang itu pasti telah tak sabaran menunggu."
Setelah berpamitan dengan para bunga yang bermekaran indah, pria yang menawan bagaikan dewa, kembali mengepakkan sepasang sayap iblisnya, begitu sempurna bagaikan seorang pangeran yang paling terhormat di dunia, tapi juga memiliki aura berbahaya bagaikan binatang buas.
Baru saja keluar dari ruang green house, langsung terdengar para pembantu wanita sedang panik, mata sang pria yang gelap sedikit menyipit, dan berjalan lebih lambat, karena seluruh tamu sedang melihat ke suatu arah dengan tatapan tegang.
"Ada apa ini, Janice, kamu coba pergi melihat."
Tanpa perlu menunggu perintah dari Kingston Ou, Janice Luo langsung pergi ke depan untuk memeriksa, tapi hasilnya juga membuatnya sangat kaget. Dia tetap pergi mencari tahu asal usul masalah dengan teliti, kemudian kembali ke sisi Kingston Ou dengan hormat, dan melaporkan apa yang telah didengarnya.
"Tuan Muda, di jendela kamar Nona Leng, sepertinya ada orang yang hendak lompat bunuh diri, apalagi dengar-dengar, orang itu memakai baju yang dipakai oleh Nona Leng sebelum meninggal, para tamu sedang bergunjing, mungkin arwahnya Nona Leng akan segera kembali untuk membalas dendam."
Bibir yang tipis tertutup rapat, ini sama sekali tidak mungkin, jika arwah Diana Leng benar-benar ada, maka orang yang akan dicarinya setelah kembali adalah dirinya, mana mungkin pergi membalas dendam terhadap orang lain. Sosok badan yang tinggi besar muncul di belakang para kerumunan, dan bola mata hitamnya menyusut karena sosok orang yang ada di jendela.
"Mana mungkin itu benar-benar adalah dia?!"
"Hmm...... ini di mana......"
Kylie Man kembali bangun secara perlahan-lahan dari kegelapan, bagian lehernya masih saja menjalarkan rasa nyeri. Otak yang pusing, juga terasa sedikit hampa, tapi saat dirinya hendak mengelus kepalanya yang masih terasa pusing, tiba-tiba menyadari, tubuhnya telah diikat oleh sebuah tali dengan erat.
"Hah! Kenapa bisa seperti ini!"
Bola mata hitam yang berkilau seketika melotot lebar, wajah yang jelita penuh dengan kepanikan, dia terbangun dari kegelapan, dan yang menyambutnya, adalah hal menyadari dirinya sekarang telah diikat, bahkan sampai di gantung di jendela lantai dua.
Tangannya terikat di belakang punggung, ikatannya sangat erat, membuat tangannya tidak memiliki ruang gerak sedikit pun. Setelah menggunakan tenaga untuk melepaskan diri, malah langsung mendengar suara tali setelah saling bergesekan, membuat hatinya seketika menegang. Perasaan untuk bertahan hidup yang besar, membuatnya menggunakan seluruh tenaganya untuk berjinjit, ingin membuatnya menapakkan kaki di tempat yang aman, tapi malah menyadari, dirinya tergantung di rangka jendela luar, jendela yang besar, membuat dirinya yang mungil tidak bisa menemukan tempat pijakan.
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusNikah Tanpa Cinta
Laura WangTen Years
VivianSee You Next Time
Cherry BlossomYama's Wife
ClarkThis Isn't Love
YuyuLove and Trouble
Mimi XuIstri ke-7
Sweety GirlSatan's CEO Gentle Mask×
- Bab 1 Lelaki Yang Serupa Dengan Setan
- Bab 2 Ciuman Yang Buas Dan Keras
- Bab 3 Aroma Segar Pada Tubuhnya
- Bab 4 Wanita, Beraninya Kamu Menggigitku
- Bab 5 Menahan Tangannya Yang Tidak Bisa Diam
- Bab 6 Aromamu Ini Boleh Juga
- Bab 7 Miliknya Secara Pribadi
- Bab 8 Apakah Kamu Berharap Lelaki Akan Menyentuhmu?
- Bab 9 Menerima Amarah Yang Hebat
- Bab 10 Terluka Melindunginya
- Bab 11 Apakah Kamu Benar-benar Rela Menyuruhku Pergi?
- Bab 12 Ingin Mengawasiku?
- Bab 13 Hinaan Dan Cacian
- Bab 14 Tidak Terlupakan
- Bab 15 Lelaki Yang Lemah
- Bab 16 Hanya Sebuah Mainan
- Bab 17 Sekarang, Puaskan Aku!
- Bab 18 Setan Lainnya
- Bab 19 Menutupi Luka Dalam Hati
- Bab 20 Menahan Rasa Sakit
- Bab 21 Tuan Putri yang Jelita
- Bab 22 Nikmatilah Baik-baik
- Bab 23 Ciuman yang Lembut
- Bab 24 Kamu Tidak Boleh Celaka!
- Bab 25 Aku Akan Menjagamu
- Bab 26 Menyembunyikan Rasa Sakit
- Bab 27 Love of Rose
- Bab 28 Membayar Harga Setimpal
- Bab 29 Amarah yang Meledak
- Bab 30 Suasana Hati yang Kacau
- Bab 31 Lembut Dan Perhatian
- Bab 32 Tatapan Kebencian
- Bab 33 Senyum Dingin
- Bab 34 Selamanya Berpura-pura
- Bab 35 Rasa Cemas
- Bab 36 Mainan Dan Barang
- Bab 37 Aku Membencinya, Selamanya
- Bab 38 Berikan Aku Penjelasan
- Bab 39 Hukuman Yang Disebut Pria Itu
- Bab 40 Pengkhianatan
- Bab 41 Wanita, Tidak Mengerti Menaatikah?
- Bab 42 Wanita Yang Keras Kepala
- Bab 43 Nasib Yang Menyedihkan
- Bab 44 Hati Tersayat
- Bab 45 Melunakkan Hatinya
- Bab 46 Hanya Pengganti
- Bab 47 Tangisan Tanpa Suara
- Bab 48 Kenangan Buruk
- Bab 49 Kakak Su, Terima Kasih
- Bab 50 Kematian, Apa Warnanya
- Bab 51 Wanita Lembut Yang Kuat
- Bab 52 Senyuman Menenangkan Pria
- Bab 53 Calon Ibu Yang Berani
- Bab 54 Sup Ayam Yang Dimasak Dengan Sepenuh Hati
- Bab 55 Senyuman Yang Tidak Berdaya
- Bab 56 Inti Dari Kehidupan
- Bab 57 Tatapan Hina Anni
- Bab 58 Apakah Sebenarnya Tujuannya Itu
- Bab 59 Bernafas Saja Terasa Sakit
- Bab 60 Kenapa Menangkapku?
- Bab 61 Terhanyut Dalam Pikirannya
- Bab 62 Hanya Bercanda
- Bab 63 Anggur Yang Pahit
- Bab 64 Tidak Meninggalkan Sedikitpun Jejak
- Bab 65 Kejadian Yang Mengejutkan
- Bab 66 Bayi yang Lemah
- Bab 67 Wanita Dijiwanya
- Bab 68 Melampiaskan Perasaan
- Bab 69 Tidak Dapat Menanggapi Cinta Itu
- Bab 70 Membuka Harga
- Bab 71 Hal yang Disembunyikan
- Bab 72 Orang Berbakat
- Bab 73 Gadis Dengan Wajah Imut
- Bab 74 Dua Sampah
- Bab 75 Jangan Takut, Ada Aku Di Sini
- Bab 76 Semakin Lihat Semakin Suka
- Bab 77 Tujuan Yang Asli
- Bab 78 Hanya Masalah Waktu
- Bab 79 Semoga Semuanya Adalah Kebetulan
- Bab 80 Berebut Kasih Sayang
- Bab 81 Menghilang Tanpa Alasan
- Bab 82 Pelukan Besar
- Bab 83 Ketidakhadiran Yang Lama
- Bab 84 Pelukan Lembut
- Bab 85 Terlambat Untuk Mengatakan Aku Mencintaimu
- Bab 86 Kebahagiaan
- Bab 87 Apa Yang Kamu Takutkan, Aku Melindungimu
- Bab 88 Dia Harus Pergi Mencarinya
- Bab 89 Perasaan Campur Aduk
- Bab 90 Suara Yang Akrab
- Bab 91 Pembicaraan Yang Adil
- Bab 92 Cinta Seperti Ini, Tidak Bisa Ditanggung
- Bab 93 Cinta Kita Masih Belum Berakir
- Bab 94 Dugaan
- Bab 95 Sebuah Racun
- Bab 96 Memenjarakannya Seumur Hidup
- Bab 97 Bayangan Yang Pergi Menjauh
- Bab 98 Suasana Yang Ramai
- Bab 99 Hidup Yang Kesepian
- Bab 100 Kebencian yang Sangat Dalam Kepadanya
- Bab 101 Mendominasi Hidupnya
- bab 102 Menggerakkan hatinya
- Bab 103 Kebahagiaan Yang Telah Lama Tidak Dirasakan
- Bab 104 Seperti Biasanya
- Bab 105 Senyuman Yang Tampan Dari Pria Itu
- Bab 106 Racun Yang Cukup Keras
- Bab 107 Berusaha Memperbaiki Semuanya
- Bab 108 Tenggelam Dalam Kelembutannya
- Bab 109 Sepenuh Hati Mengeluarkan
- Bab 110 Kekurangan Kasih Sayang Seorang Ayah
- Bab 111 Rencana Jasea, Pembunuhan
- Bab 112 Keterikatan Yang Tidak Bisa Dimusnahkan
- Bab 113 Kebahagiaan Yang Amat Besar
- Bab 114 Kebengisan Hati Manusia
- Bab 115 Penuh Dengan Harapan
- Bab 116 Berjanji Seumur Hidup.
- bab 117 Hati Yang Penuh Dengan Bekas Luka.
- Bab 118 Meskipun Merelakan Semuanya.
- Bab 119 Rasa Cemburu yang Tidak Beralasan.
- Bab 120 Lukanya, Di Bayar Selama Seumur Hidup!
- Bab 121 Nama Panggilan Yang Mudah
- Bab 122 Senyuman Bahagia
- Bab 123 Mendambakan Pujaan Hati
- Bab 124 Perasaan Yang Kacau
- Bab 125 Ancaman Keras
- Bab 126 Diam-Diam Berdoa
- Bab 127 Menusuk Kedalam Hatinya
- Bab 128 Memilih Hubungan
- Bab 129 Senyum Candaan
- Bab 130 Ayah Jahat
- Bab 131 Dulu, Tidak Pernah Ada
- Bab 132 Mimpi Yang Mendalam
- Bab 133 Sangat Kecewa
- Bab 134 Menunggu Akhir
- Bab 135 Kehilangan Tanpa Akhir
- Bab 136 Kencan Terbaik
- Bab 137 Berdoa Agar Keajaiban Terjadi
- Bab 138 Cincin Berlian Berbentuk Hati
- Bab 139 Kehormatan Yang Sangat Besar
- Bab 140 Gadis Itu
- Bab 141 Hati Yang Kosong
- Bab 142 Keterikatan Hati
- Bab 143 Tidak Tahu Berbuat Apa
- Bab 144 Melodi Yang Berkumandang Dihati
- Bab 145 Mimpi Buruk Yang Nyata
- Bab 146 Permainan, Baru Saja Dimulai
- Bab 147 Kelembutan Yang Tidak Dapat Dijelaskan
- Bab 148 Kehidupan, Sesuatu Yang Sangat Indah
- Bab 149 Hukum Karma
- Bab 150 Krisis
- Bab 151 Sebuah Hadiah Saja
- Bab 152 Menertawakan Aku Lagi
- Bab 153 Kalang-Kabut
- Bab 154 Pura-pura Berlagak Baik
- Bab 155 Ciuman Basah
- Bab 156 Aura Memikat
- Bab 157 Apakah Dia Jatuh Cinta Padanya?
- Bab 158 Kesaksian Cinta
- Bab 159 Kamu Satu-Satunya Milikku
- Bab 160 Umpan Yang Tidak Berarti
- Bab 161 Bermain Hilang Denganku?
- Bab 162 Dia Adalah Barang Di Sakunya
- Bab 163 Hubungan Darah Tidak Tergantikan
- Bab 164 Hati, Sekali Lagi Bergejolak
- Bab 165 Hukuman Baru
- Bab 166 Ayah Jahat, Hidup Bersamakah
- Bab 167 Menjaga Cinta
- Bab 168 Apa Itu Naksir? Apa Itu Harapan?
- Bab 169 Penantian Itu Adalah Cinta
- Bab 170 Memilih Kehidupan
- Bab 171 Semuanya Hanya Angin Berlalu
- Bab 172 Obsesi Yang Hancur
- Bab 173 Membalas Dengan Cinta Yang Lebih Banyak
- Bab 174 Ciuman
- Bab 175 Jangan Terlalu Naif
- Bab 176 Perhatian Dari Anak-anak
- Bab 177 Cinta Yang Penuh Manja
- Bab 178 Komunikasi Secara Mendalam
- Bab 179 Harga Yang Mahal
- Bab 180 Masalah Kakak Yang Menyedihkan Hati
- Bab 181 Melampaui Persahabatan, Bukan Cinta
- Bab 182 Kurva Anggun
- Bab 183 Penghiburan Yang Lembut
- Bab 184 Tergila-Gila Dengan Kecuekannya
- Bab 185 Tempat Teduh Yang Hangat
- Bab 186 Bagaimana Bisa Tega?
- Bab 187 Biarpun Sekujur Tubuh Penuh Luka, Juga Harus Bertahan
- Bab 188 Memprovokasi Keingintahuannya
- Bab 189 Kebahagiaan Yang Tidak Familiar
- Bab 190 Pura-pura Kuat
- Bab 191 Berterima Kasih
- Bab 192 Tulus, Arus Yang Bergejolak Secara Diam-Diam
- Bab 193 Pemikiran Yang Tidak Pasti
- Bab 194 Tidak Ada Masa Lalu, Hanya Ada Kebencian
- Bab 195 Kamu Selamanya Merupakan Wanitaku!
- Bab 196 Anggung-anggip Bagai Rumput Tengah Jalan
- Bab 197 Hati yang Membeku
- Bab 198 Rasa Nyeri yang Menusuk
- Bab 199 Hubungan Darah yang Tak Terputuskan
- Bab 200 Kebohongan Dengan Niat Baik
- Bab 201 Orang Yang Sangat Di Pertanyakan.
- Bab 202: Seorang Bocah Yang Lucu Dan Nakal
- Bab 203 Gadis Yang Jahil.
- Bab 204 Kebahagiaan, Ada Di Masa Depan Yang Tidak Jauh.
- Bab 205 Permain Anak-anak.
- Bab 206 Apakah Akan Menghasilkan Uang Dengan Berakting?
- Bab 207 Terimakasih Kamu Telah Menjaga Pacarku
- Bab 208 Memilih Seseorang Yang Tidak Kamu Cintai
- Bab 209 Menunggu Kebahagiaan
- Bab 210 Mimpi Yang Sia-Sia
- Bab 211 Membenci Pikiran Sendiri
- Bab 212 Apa Yang Sudah Aku Lakukan Padanya!
- Bab 213 Orang Yang Senantiasa Melindunginya
- Bab 214 Pertarungan Antara Dua Pria
- Bab 215 Mengkhawatirkan Masalah Orang Dewasa
- Bab 216 Ada Yang Dinamakan Dengan Tanggung Jawab
- Bab 217 Hening, Tidak Akur
- Bab 218 Derita, Dilema!
- Bab 219 Menarik Jarak
- Bab 220 Siapa Ayah dari Anak-Anak?
- Bab 221 Semua Kenanganku
- Bab 222 Harus Membawanya Pergi
- Bab 223 Jadilah Asisten Pribadiku
- Bab 224 Jatuh Kedalam Jurang
- Bab 225 Insiden
- Bab 226 Siapa Orang Yang Berhenti Di Hatinya?
- Bab 227 Suhu Tubuh Yang Familiar
- Bab 228 Tenggelam Dalam Pelukannya
- Bab 229 Maksudnya Tidak Biasa Adalah?
- Bab 230 Kami Percaya Paman
- Bab 231 Berusaha Keras Berjuang
- Bab 232 Apa Masih Ingin Kehilangan Dia?
- Bab 233 Paling Tidak Memiliki Jejaknya
- Bab 234 Satu Wajah Kelelahan
- Bab 235 Memenuhi Kekosongan Dalam Hati
- Bab 236 Untunglah, Semuanya Ada
- Bab 237 Benar-Benar Kejam!
- Bab 238 Genggamlah Harapan Itu
- Bab 239 Saling Mencintai, Mengapa Tidak Bisa Bersama
- Bab 240 Kemesraan Seperti Itu
- Bab 241 Bayangan yang Menghilang
- Bab 242 Tidak Bisa Memiliki Keduanya
- Bab 243 Menekan Jalan Pikirannya
- Bab 244 Itu Hanya Salah Paham Saja
- Bab 245 Apa Lagi yang Tersisa Darinya
- Bab 246 Ketakutan yang Merasuk Kembali
- Bab 247 Meningkatkan Kewaspadaan
- Bab 248 Posisi Itu Milik Mommy
- Bab 249 Kebahagiaan Dan Keengganan
- Bab 250 Sakitnya Sampai Lubuk Hati
- Bab 251 Tidak Punya Masa Depan Di Antara Kami
- Bab 252 Sebuah Tantangan Bagi Siapapun
- Bab 253 Kesakitan Yang Tidak Bisa Dilupakan
- Bab 254 Terukir Di Dalam Hati
- Bab 255 Perasaan Memikat
- Bab 256 Rencana Manusia Tidak Sebaik Rencana Tuhan
- Bab 257 Tidak Akan Membiarkanmu Terluka
- Bab 258 Kembali Mengguncang Hatiku
- Bab 259 Bernilai Uang
- Bab 260 Kenyataan Yang Mengejutkan
- Bab 261 Merahasiakannya Dariku?
- Bab 262 Siap Menemaninya Setiap Saat
- Bab 263 Percikan Api Yang Menyilaukan
- Bab 264 Hubungan Yang Tidak Ada Perasaan Di Dalamnya.
- Bab 265 Suasana Hati Yang Buruk.
- Bab 266 Bagaimana Mungkin Baby Bukan Anaknya?
- Bab 267 Perasaan Yang Tidak Benar.
- Bab 268 Memperjuangkan Hak Asuh Anak.
- Bab 269 Wajah Iblis Yang Mempesona.
- Bab 270 Pertengkaran Kecil.
- Bab 271 Hubungan
- Bab 272 Batas Tantangannya
- Bab 273 Mengendalikan Perasaan Sendiri
- Bab 274 Tidak Tahu Berterima Kasih
- Bab 275 Dia, Sulit untuk Memilih
- Bab 276 Sengketa Tanpa Akhir
- Bab 277 Arah Hidup Yang Baru
- Bab 278 Merasakan Masamnya Hidup
- Bab 279 Diam Terisak
- Bab 280 Tidak Bisa Berhenti
- Bab 281 Wajah Yang Mirip
- Bab 282 Pasti Akan Kembali Dengan Selamat
- Bab 283 Waktu Yang Di Tentukan
- Bab 284 Tersakiti, Di sekitarnya
- Bab 285 Melewati Waktu Yang Indah
- Bab 286 Terjatuh Saat Ini
- Bab 287 Memiliki Kenyamanan
- Bab 288 Jalan Dimana Tidak Akan Bisa Kembali
- Bab 289 Mencari Benang
- Bab 290 Berubah Tanpa Disadari
- Bab 291 Pelaksanaan Rencana
- Bab 291 Pandangan Yang Meragukan
- Bab 293 Lebih Memilih Percaya
- Bab 294 Semuanya Sudah Digariskan
- Bab 295 Mengkhawatirkan Keadaannya
- Bab 296 Percaya, Atau Melepaskan?
- Bab 297 Alasan Melarikan Diri
- Bab 298 Dia, Adalah Wanita Tercantik
- Bab 299 Apa Arti Kakak Di Dalam Hatimu?
- Bab 300 Dia Adalah Orang Yang Selalu Aku Cintai
- Bab 301 Hidup Bahagia Dengannya
- Bab 302 Rasa Lain
- Bab 303 Kehidupan Sepele
- Bab 304 Pertahankan Anak Itu
- Bab 305 Hal Yang Pantas Disyukuri
- Bab 306 Menculik Sandera
- Bab 307 Debut Sensasional
- Bab 308 Waktu Kematian Ada Di Sini!
- Bab 309 Kegelapan
- Bab 310 Niat Yang Perlahan-lahan Terdorong Jauh
- Bab 311 Keserasian Antara Kita Berdua
- Bab 312 Krisis Terbesar
- Bab 313 Penuh Dengan Kecemasan Di Dalam Hatinya
- Bab 314 Tidak Bisa Diremehkan
- Bab 315 Memainkan Sebuah Permainan.
- Bab 316 Kakak, Aku Mempunyai Rencana.
- Bab 317 Pasangan Sempurna Yang Saling Mencintai.
- Bab 318 Apakah Dia Bisa Menanggungnya?
- Bab 319 Berpikir Demi Dirinya.
- Bab 320 Dapat Memikul Tanggung Jawab.
- Bab 321 Menghapuskan Keberadaannya
- Bab 322 Dipikirkan Dengan Baik
- Bab 323 Apa Yang Disebut Dengan
- Bab 324 Keputusan Akhir
- Bab 325 Tidak Ada Kesempatan Apapun Untuk Kembali
- Bab 326 Pernah Bekerja Keras Seperti Itu
- Bab 327 Karena Aku Mencintaimu
- Bab 328 Cinta, Terkubur Dihatiku
- Bab 329 Jebakan
- Bab 330 Kebencian Yang Dalam
- Bab 331 Penyesalan Di Dalam Hati
- Bab 332 Tentang Ingatan
- Bab 333 Membuat Dia Susah
- Bab 334 Merindukan Dia Hingga Bodoh
- Bab 335 Kebahagiaan Di Dalam Hati
- Bab 336 Senyuman Yang Dingin
- Bab 337 Mengenal Hatinya Sendiri
- Bab 338 Menjaga Senyuman Yang Berkilau
- Bab 339 Cinta Yang Murni
- Bab 340 Menarik Perhatiannya
- Bab 341 Ekspresi Gila
- Bab 342 Hawa Dingin Di Hati
- Bab 343 Menyeramkan Seperti Di Neraka
- Bab 344 Kasih Sayang Yang Mendalam
- Bab 345 Tatapan Bengong
- Bab 346 Memeluknya
- Bab 347 Kehidupan Yang Berbeda
- Bab 348 Kamu Adalah Pemeran Utama
- Bab 349 Merekam Film Baru
- Bab 350 Dibayar Dengan Baik
- Bab 351 Apakah Melepaskan, Juga Harapan Tinggi ?
- Bab 352 Berjuang Untuk Hidup
- Bab 353 Bisakah Aku Mengundangmu Untuk Menari?
- Bab 354 Hadiah Permintaan Maaf
- Bab 355 Anak Itu Tidak Bersalah!
- Bab 356 Hubungan Kerjasama
- Bab 357 Terjebak Dalam Bahaya
- Bab 358 Belaian Yang Lembut
- Bab 359 Jangan Melakukan Hal Bodoh
- Bab 360 Apakah Kamu Membenciku?
- Bab 361 Rasa Lelah Sepanjang Malam.
- Bab 362 Pandangan Mata Dingin Yang Terlihat Kesal.
- Bab 363 Tidak Dapat Di Percaya.
- Bab 364 Wajah Yang Pucat.
- Bab 365 Kamu Tidak Ada Jalan Untuk Mudur.
- Bab 366 Menganggap Pencuri Sebagai Seorang Ayah.
- Bab 367 Bibi Jahat
- Bab 368 Menakutkan.
- Bab 369 Suara Tawa Yang Tidak Asing.
- Bab 370 Penderitaan Yang Mendalam.
- Bab 371 Tidak Bisa Menyentuhnya
- Bab 372 Diperalat Oleh Mereka
- Bab 373 Tidak Menghormati Orang Yang Lebih Tua
- Bab 374 Anak Bodoh Yang Polos
- Bab 375 Ada Kesalapahaman
- Bab 376 Tetap Tinggal Di Sini Untuk Menemaniku
- Bab 377 Melewatkan Kebahagiaan
- Bab 378 Mentolerir Ahli Seperti Ini
- Bab 379 Apakah Kamu Ingin Pergi Beristirahat ?
- Bab 380 Sejarah Masa Lalu
- Bab 381 Kemampuan Beradu Peran
- Bab 382 Orang Rendahan Memang Tidak Masuk Akal
- Bab 383 Teguh Dengan Pilihan Sendiri
- Bab 384 Perasaan Tidak Nyaman Yang Sulit Dipahami!
- Bab 385 Keuntungan Dari Siapa?
- Bab 386 Bergabung
- Bab 387 Pesan Tidak Berdaya
- Bab 388 Biarkan Aku Tenang Sejenak
- Bab 389 Seperti Sehati
- Bab 390 Perhatikan Baik-Baik Lukamu
- Bab 391 Sama Seperti yang Dulu
- Bab 392 Banyak Pikiran
- Bab 292 Hanya Perlu Sedikit Waktu
- Bab 394 Peringatan
- Bab 395 Cemas, Lenyap
- Bab 396 Sudah Menggila
- Bab 397 Nada Berat dan Ucapan yang Tenang
- Bab 398 Hanya Candaan Belaka
- Bab 399 Harapan Sudah Sirna?
- Bab 400 Tangisan, Menghibur
- Bab 401 Semuanya Sudah Tenang
- Bab 402 Menenangkan Hati
- Bab 403 Bekerja Keras Untiuk Memadamkan Api
- Bab 404 Tidak Sebanding Dengan Usahamu
- Bab 405 Rencanaku
- Bab 406 Tersenyum Dan Penuh Semangat
- Bab 407 Ketidakberdayaan Dan Simpati
- Bab 408 Hubungan Tanpa Jalan Keluar
- Bab 409 Memberi Kompensasi
- Bab 410 Setelah Pergi Barulah Bisa Menghargai
- Bab 411 Benar-benar Di Luar Dugaan
- Bab 412 Bisa Mempunyai Banyak Pilihan
- Bab 413 Sudah Sangat Sadar
- Bab 414 Lembut, Yakin
- Bab 415 Percaya Pada Teman
- Bab 416 Dari Awal Tidak Bersalah
- Bab 417 Jangan Membuat Wanita Marah
- Bab 418 Air Mata Di Sudut Mata
- Bab 419 Mengingat Kembali Kenangan Yang Indah
- Bab 420 Yang Tidak Dapat Melihat Kebahagian, Adalah Aku
- Bab 421 Rahasia Di Antara Mereka
- Bab 422 Jangan Berpura-pura Menjadi Orang Baik!
- Bab 423 Foto-foto tersebut
- Bab 424 Hati, Hampa
- Bab 425 Dua Baris Air Mata
- Bab 426 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 427 Sebuah Kekuatan
- Bab 428 Pasti Merupakan Mimpi!
- Bab 429 Wajah Yang Jelas
- Bab 430 Semuanya, Melenyap untuk Seutuhnya
- Bab 431 Hutang Di Masa Lalu.
- Bab 432 Diam-diam Saling Berpandangan.
- Bab 433 Sikap Santai.
- Bab 434 Cara Terbaik.
- Bab 435 Tidak Tega Melihanya Jatuh Semakin Dalam.
- Bab 436 Karena, Ada Kehidupannya.
- Bab 437 Amarah Yang Bergelora.
- Bab 438 Wajah Serius.
- Bab 439 Menghancurkan Diri Sendiri
- Bab 440 Mencapai Kesepakatan.
- Bab 441 Dia Sendirian Seumur Hidup
- Bab 442 Panik Dalam Sekejap
- Bab 443 Dia Pasti Menyukainya
- Bab 444 Aku Percaya Dia!
- Bab 445 Nasib Di Masa Depan.
- Bab 446 Jaringan Rahasia.
- Bab 447 Kecurigaannya Satu Demi Satu.
- Bab 448 Pandangan Matanya, Menusuk Hatinya.
- Bab 449 Wanita Yang Tidak Berperasaan
- Bab 450 Hatinya Terkoyakkan.
- Bab 451 Mengejek Diri Sendiri
- Bab 452 Kabar Terluka
- Bab 453 Tidak Ada Keluhan
- Bab 454 Bayangan Pelan-Pelan Menghilang
- Bab 455 Berhati-Hati
- Bab 456 Sedikit Penantian
- Bab 457 Penuh Percaya Diri
- Bab 458 Kasih Sayang Yang Hangat
- Bab 459 Terselubung
- Bab 460 Tatapan Yang Ragu-Ragu
- Bab 461 Suasana Yang Kaku
- Bab 462 Ekspresi Wajah Tidak Berdaya
- Bab 463 Hangat, Setia
- Bab 464 Terpesona, Nakal
- Bab 465 Berkata Tidak Usah Bertemu Maka Tidak Usah Bertemu?
- Bab 466 Berbinar-binar
- Bab 467 Rencana Dalam Hati
- Bab 468 Target Perlindungan Yang Penting
- Bab 469 Mengganti Rencana Dalam Detik Terakhir
- Bab 471 Sangat Puas
- Bab 470 Cahaya Diambil Alih, Olehnya
- Bab 472 Semoga Kalian Bahagia
- Bab 473 Pikiran Yang Melonjak
- Bab 474 Niat Dia
- Bab 475 Bagaimana Peduli Terhadapnya
- Bab 476 Tidak Takut Dan Tidak Terkendali
- Bab 477 Kini Sudah Tidak Seperti Dulu
- Bab 478 Berusaha Keras Membuatnya Menjadi Kenyataan
- Bab 479 Memahami Kesedihannya
- Bab 480 Sebenarnya Cinta Atau Tidak?
- Bab 481 Memberi Contoh Yang Sangat Bagus
- Bab 482 Cara Yang Pas
- Bab 483 Mencicipi Aromanya
- Bab 484 Tak Bisa Berkata-Kata
- Bab 485 Wanita Gampangan
- Bab 486 Dirinya Sendiri Yang Terbawa Perasaan?
- Bab 487 Alasan Menolak.
- Bab 488 Sangat Mengalah.
- Bab 489 Nasib Sebagai Catur.
- Bab 490 Masuk Kedalam Pelukkannya.
- Bab 491 Anak Kecil Yang Mengganggu
- Bab 492 Pembicaraan Yang Canggung
- Bab 493 Pertunangan Yang Sederhana
- Bab 494 Terampil
- Bab 495 Sangat Intim
- Bab 496 Menyebarkan Ketenangan
- Bab 497 Semua Penuh Dengannya
- Bab 498 Penuh Perhatian
- Bab 499 Berbincang Dengan Baik
- Bab 500 Dengan Pelan Dia Memperingati
- Bab 501 Membuat Aku, Hidup Dengan Tidak Tenang
- Bab 502 Berikan Kesempatan Untukku
- Bab 503 Sasaran
- Bab 504 Perlombaan Bocah
- Bab 505 Penjaga Rahasia
- Bab 506 Kesakitan Yang Begitu Mendalam
- Bab 507 Saling Menjaga
- Bab 508 Dengan Tenang Menyerahkan Dirinya Padanya
- Bab 509 Tidak Ada Artinya Hidup Tanpamu
- Bab 510 Terbang Bersamamu
- Bab 511 Mengerti Niat Mereka
- Bab 512 Ayah Yang Aneh
- Bab 513 Senyuman Yang Begitu Menawan
- Bab 514 Ayah Sedang Melamar?
- Bab 515 Jangan Pergi!
- Bab 516 Malu
- Bab 517 Pernikahan Yang Lebih Baik
- Bab 518 Kita Jangan Berpisah Lagi!
- Bab 519 Memegang Kebahagiaan Sendiri
- Bab 520 Ayah, Sangat Buruk
- Bab 521 Melihat Kebahagiaan
- Bab 522 Kami Setuju!
- Bab 523 Cinta Seperti Mimpi
- Bab 524 Perjalanan Bulan Madu Untuk Dua Orang
- Bab 525 Akhir Yang Bahagia