Satan's CEO Gentle Mask - Bab 26 Menyembunyikan Rasa Sakit
Gambaran yang memasuki pandangan mata, adalah sepasang sepatu kulit hitam, di atasnya, terdapat celana tuxedo berwarna pudar, lalu, sebuah wajah yang terus bersembunyi dalam ingatan dan tidak bisa terlupakan, Hanya saja, wajah itu malah terlihat berekspresi rumit, di balik mata yang dingin itu, memendam perasaan yang tidak bisa ditafsirkan olehnya.
"Kenapa kamu bisa berada di sini?"
Sang wanita mendengar suara sang pria yang rendah, tapi, malah terdapat sedikit nada amarah yang dingin di balik nada bicaranya, itu adalah suara yang paling familiar terhadap Kylie Man. Setiap kali dia telah menyinggung pria ini, dia selalu menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya.
"Haha...... sungguh lucu, kenapa aku bisa berada di sini, bukankah kamulah yang paling tahu jelas?"
Bibir yang telah digigit hingga terluka dan mengeluarkan jejak darah melekuk, meskipun wajah mungil yang awalnya cantik itu sudah terlihat memprihatinkan karena berbagai pukulan yang beruntun, tapi sepasang mata bening yang jernih itu, tetap memancarkan aura yang tegar, menatap sang pria dengan dingin, tidak merasa takut sama sekali.
"Aku tahu jelas? Aku harusnya tahu jelas apa?"
Alis yang indah berkerut, di balik mata berkilau yang dingin, berubah menjadi dingin karena ketegaran sang wanita. Melihat Kylie Man di depan matanya dari atas dengan arogan, tapi sang pria mulai menyadari, wanita ini, bahkan telah menyerah terhadap sikapnya dulu yang berpura-pura penurut.
"Kingston, kamulah yang menyuruh seseorang untuk mengikatku di luar jendela, kamu ingin melihatku mati ya? Tapi mohon maaf, tidak berhasil membuatmu melihat kondisiku saat meninggal, apakah kamu merasa sangat tidak senang, sebenarnya kamu tidak perlu membuka pintu ini, asalkan kamu tidak membukanya, aku tetap akan meninggal di dalam."
Suara Kylie Man gemetaran, serak namun tegas. Pandangan matanya pun memancarkan tatapan meremehkan yang sama sekali tidak disembunyikan. Amarah Kingston yang terus ditahan seketika telah membara, yang paling dia benci adalah diremehkan oleh orang lain, apalagi wanita ini, merupakan wanita yang dianggap sebagai mainan.
"Melihatmu mati?" Bibir tipis yang sexy, membentuk sebuah senyuman yang dingin, tubuh yang tinggi besar berjongkok, mata yang indah seketika menjadi sangat gelap, hingga mampu membuat orang lain terjerumus.
"Aku hanya takut, kamu akan mengotori kamar ini."
'Pak" Terdengar suara yang nyaring, wajah Kingstong Ou yang rupawan telah tercetak sebuah cap telapak tangan yang jelas.
"Kamu cari mati!" Suara sang pria mendadak menjadi sangat dingin, tidak pernah ada seorang pun, yang bisa memukulnya tanpa membayar harga yang setimpal.
Pria yang naik pitam, mengulurkan tangan dan hendak membalas pukulan, tapi lengan yang terangkat, malah terus tidak terayunkan setelah melihat aura tegar yang begitu familiar dari sepasang mata bening di wajah mungil yang memprihatinkan itu.
"Paman Hua, tarik keluar wanita ini." Mendorong sang wanita ke lantai dengan kuat, sebuah aura gelap melintasi matanya, kalau bukan karena ingin menangkap Andreas Man si rubah tua itu, dia pasti akan segera membereskan wanita ini.
Sang pria menghempaskan dirinya dengan begitu tega, kemudian, sang pria dengan cepat masuk ke dalam kamar yang telah mengurungnya entah seberapa lama, hati Kylie Man, terus terasa pilu.
Jika tidak bertemu dengan pria ini, dia tidak akan pernah mengalami semua ini, sedangkan hari ini, pria itu ingin memberikan pelecehan seperti ini padanya, kalau bukan karena Derrick yang berjuang keras untuk menyelamatkannya, takutnya saat ini, dia sudah terjatuh ke taman bunga di lantai bawah.
"Cepat, bawa keluar wanita ini." Paman Hua yang terpanggil segera menyuruh beberapa orang untuk mengangkat keluar Kylie Man dari dalam kamar, tidak melakukan bantahan apapun, meskipun para pria itu menggenggam lengan kurusnya dengan kasar, tapi dia bagaikan tidak mampu merasakan rasa sakit.
Benar, bahkan hatinya telah mati, jadi apa lagi yang bisa ditinggalkan oleh badan yang tersiksa ini? Memejamkan sepasang mata dengan tak berdaya, membiarkan sosok tubuh sang pria yang tinggi menghilang dari pandangan mata, meskipun begitu, dia tetap ingin bertanya dengan jelas, sebenarnya karena alasan apa, yang membuat sang pria memperlakukannya seperti ini? Dia, sedetik kemudian langsung terjerumus ke dalam kegelapan.
Saat kembali terbangun, gambaran yang memasuki pandangan mata, adalah warna putih yang begitu asing. Warna yang pucat, bagaikan suasana hatinya saat ini. Badan yang baru saja hendak digerakkan, tiba-tiba menjalar rasa sakit hasil siksaan dari tulang-tulang semua anggota geraknya.
Bahkan pergerakan untuk memalingkan kepala, berubah menjadi sangat kesulitan. Mengedip-kedipkan mata yang kering, Kylie Man mengamati lingkungan sekitar.
Sekitar ruangan terlihat sangat bersih dan rapi, kelihatannya, ini bukanlah rumah sakit, namun, karena tempat ini bukanlah berwarna putih, tapi di pergelangan tangannya, telah tertusuk dengan cairan infus. Melihat dekorasi di sini, sepertinya merupakan kamar tamu dari suatu kediaman mewah.
"Kamu sudah sadar? Sungguh bagus, bisa berbicara tidak? Bisa mendengarku berbicara tidak?"
Seiring dengan buka tutupnya pintu, terdengar sebuah suara yang hangat, Kylie Man dengan bersusah payah memalingkan kepala, dan malah terlihat sebuah wajah yang asing.
Dia adalah seorang pria, tapi tidaklah sama dengan para pria yang pernah ditemuinya belakangan ini, tidak memiliki aura dingin dan gelap yang menyesakkan seperti Kingston Ou, juga tidak mempesona seperti pria yang baru saja ditemuinya tadi, pria di depan matanya ini, wajahnya sederhana dan menawan, di atas hidung yang mancung, terdapat kacamata tanpa bingkai.
Bibir tipisnya sehat berwarna merah muda, terbuka dan tertutup, gigi yang putih salju membuat orang merasa tenang saat melihatnya. Meskipun wajahnya merupakan ketampanan yang biasa, tapi di matanya Kylie Man, malah bisa membuatnya merasa tenang dan mengurangi kewaspadaan dalam seketika.
"Aku bisa mendengarmu berkata, ini di mana?"
Di luar dugaan, sang pria malah terlihat tidak merasa terkejut mendengar suaranya sudah sangat serak hingga tahap begitu tidak enak didengar seperti ini, pria yang memakai tuxedo putih bulan, berjalan ke samping Kylie Man.
Melihat sang pria semakin lama semakin mendekat, Kylie Man tiba-tiba malah merasa tegang. Pria yang muncul di sampingnya beberapa hari ini, kalau bukan memiliki maksud mendalam terhadapnya, pasti memiliki niat untuk mencelakainya, dirinya yang sekarang, sudah tidak memiliki tenaga untuk berwaspada.
"Jangan takut." Seakan-akan telah menyadari tatapan mata yang waspada dari sang wanita, suara sang pria yang datar kembali terdengar. wajah yang enak dipandang memperlihatkan sebuah senyuman yang lembut. Bagaikan ingin menenangkan hewan kecil yang terkejut, dan dia, hanya berjalan hingga ke samping sang wanita, memeriksa cairan infus yang tergantung di atas kepalanya.
"Aku perkenalkan diriku sendiri dulu, namaku Xander Qin, merupakan dokter pribadi di Keluarga Ou. Jangan takut, aku datang untuk mengobati lukamu."
Keluarga Ou, dua kata ini, membuat tubuh Kylie Man gemetaran hebat sejenak. Segala ingatan yang mengerikan, segera bermunculan dengan deras bagaikan air banjir.
"Kamu sekarang perlu beristirahat dengan baik, tidak perlu memikirkan masalah apapun, menjaga kesehatan tubuh barulah hal yang paling penting, sungguh kagum terhadapmu, dalam keadaan yang seperti, malah masih bisa bertahan begitu lama."
Nada bicara Xander Qin, tidak mengandung sindiran atau maksud menertawakan. Saraf Kylie Man yang terus tegang, akhirnya mulai menjadi tenang. Tenaga di tubuhnya juga mulai pulih secara perlahan-lahan, mengangkat tangan yang kurus, saat melihat bekas lingkaran lingkaran berwarna merah kehitaman di pergelangan tangannya yang putih, Kylie Man tersenyum tak berdaya.
"Ini bukanlah hal yang bisa kuputuskan, siapapun yang diikat oleh seseorang dan tak bisa berkutik di sana, pasti akan sama denganku bukan."
Nada bicara Kylie Man begitu datar tapi juga membuat orang merasa sedih, cahaya yang tak bernama melintas di sepasang matanya Xander Qin, tapi tidak disadari oleh Kylie Man karena terhalang oleh kacamata.
"Sebenarnya aku sangat penasaran, tempat itu bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh siapapun, bahkan, bagi mereka, tempat itu merupakan tempat pantangan, sudah cukup lama tidak dimasuki oleh orang."
Xander Qin duduk di pinggir ranjang, dengan lembut membahu Kylie Man untuk bangun. Juga dengan begitu perhatian menghindari daerah lukanya, mengambil sebuah bantal yang empuk untuk membantali punggungnya, membuat Kylie Man duduk dengan lebih nyaman.
Reaksi Kylie Man malah berada di luar dugaan Xander Qin, tidak mengatakan apa pun, bersandar di ujung ranjang, terus terdiam. Segala sesuatu dari pria itu, untuk sekarang tidak ingin dipahaminya sedikit pun, saat ini, satu-satunya hal yang ingin dia lakukan, hanyalah ingin menyendiri di sini, dan sebaiknya tidak akan ada lagi orang yang datang untuk mengganggunya.
"Aku dengar-dengar, kamu telah menampar Kingston sekali, sungguh hebat, ini merupakan suatu hal yang sangat ingin kulakukan, hanya saja selama ini tidak memiliki keberanian, juga tidak memiliki kesempatan.
Sang pria tersenyum, tangannya pergi mengambil salep, dan mengoleskannya di bekas memar yang telah membengkak karena terikat tali di tubuh Kylie Man. Rasa sejuk, diiringi dengan aroma obat yang menyegarkan, membuat suasana hati Kylie Man tidak begitu buruk lagi, dan mulai memiliki niat untuk berbicara dengan Xander Qin.
"Aku telah menamparnya? Dia...... kenapa tidak membunuhku?"
Tiba-tiba teringat, dirinya sepertinya benar-benar telah mengayunkan sebuah tamparan terhadap pria itu. Tapi dirinya sudah benar-benar sangat emosi, apalagi, siapa pun yang diperlakukan seperti ini sepanjang hari, pasti tidak akan memiliki suasana hati yang begitu baik, dan bersikap baik terhadap orang pembuat masalah bukan?
Tapi, menurut dugaannya, meskipun pria itu tidak langsung membunuhnya, setidaknya pasti akan melemparkannya keluar bukan, bagaimana mungkin akan membiarkannya berbaring di sini dengan baik, lalu bahkan menyuruh dokter untuk mengobatinya?
"Sebenarnya, Kingston tidaklah seperti yang kamu pikirkan." Seakan-akan telah menyadari kebingungan dari Kylie Man, Xander Qin mengambil inisiatif untuk berbicara dan menjelaskannya kepada teman baiknya. Tangannya terus mengoleskan salep tanpa henti, sepasang mata yang cerdik itu, diam-diam pergi melirik Kylie Man yang ada di ranjang. Pantas saja Lisa akan menyusahkan diri datang ke sini untuk memohon bantuannya, gadis kecil ini dan Diana Leng memiliki kemiripan yang tak biasa.
"Hari ini di satu tahun lalu, merupakan hari yang paling menyakitkan baginya. Kenapa dia bisa memperlakukanmu seperti ini, karena kamu memiliki seorang ayah yang begitu licik dan tak tahu malu. Sebenarnya aku juga tahu, hubunganmu dengan Andreas Man tidaklah begitu baik, lagipula, kamu adalah......"
Kylie Man mampu merasakan kegundahan Xander Qin, hatinya merasa sangat tenang atas perhatiannya ini. Tidak seperti seorang pria, yang langsung mengatakan dirinya merupakan putri dari selingkuhannya Andreas Man dengan begitu terus terang.
"Aku adalah putri haramnya, aku tahu, kalian semua berpikiran seperti itu."
Kylie Man tersenyum, paras yang jelita, juga memancarkan rasa manis karena senyuman ini, membuat sang pria spontan melamun untuk sekejab, sungguh begitu mirip. Tapi kenapa Lisa malah berkata padanya, Kingston Ou itu ingin membuatnya binasa?
"Oh, aku bukanlah sengaja hendak mengungkit masalah yang menyakitimu, sebenarnya, di sini, tidak ada anak haram ataupun selingkuhan, sungguh sangat jarang."
"Mamaku bukanlah selingkuhannya Andreas, aku juga bukan putri haram."
Kylie Man menjelaskan dengan perlahan, tapi malah tergantikan dengan kecerobohan sang pria, Xander Qin yang mengira dirinya telah menyentuh luka orang lain secara tidak sengaja, hanya bisa menjelaskan dengan panik.
"Aku bukan bermaksud seperti itu...... sebenarnya maksudku adalah......"
"Sebenarnya, mamaku adalah mantan istri papaku, sedangkan aku dan adikku, merupakan satu-satunya anaknya."
Kylie Man tidaklah bersuasana hati buruk akibat ucapan Xander Qin, apalagi, saat dia melihat pria hangat ini bisa begitu panik hendak memberikan penjelasan padanya, suasana hatinya menjadi sedikit lebih baik. Xander Qin duduk di sana, dengan seksama mendengar cerita Kylie Man.
"Sebenarnya kalian pasti sering menemui situasi ini bukan, seorang wanita yang tak memiliki kekuasaan apapun, membesarkan dua orang anak dari suaminya dengan begitu susah payah, lalu suami yang mencampakkan istri dan anak itu bukanlah seseorang yang baik, dan karena hendak memiliki seorang pewaris, dia memaksa wanita itu untuk mati, lalu merampas anaknya kembali. Sekarang, kamu mengerti bukan?"
Meskipun suaranya Kylie Man sedikit gemetaran, ucapan yang kelihatannya terdengar tenang, namun menyembunyikan kepiluan yang menyesakkan. Tidak tahu harus mengatakan apa, sang pria merasa perkataan menghibur apapun terasa tidak berguna, lagipula, dia tidak pernah mengalami segala masalah ini, perkataan yang menyatakan tidak begitu peduli, hanya perlu menggerakkan bibir saja.
"Setelah mendengar ceritaku ini, kamu merasa sedikit bosan ya? Aku juga tahu, orang-orang itu semuanya menganggapku dan Kelcy sebagai anak haramnya Andreas, aku tidak peduli dengan bagaimana pandangan orang lain terhadapku, tapi aku peduli dengan bagaimana pandangan orang lain terhadap mamaku, dia tidaklah bersalah, tapi malah harus mendapatkan banyak ocehan dari banyak orang.
Kalau bukan karena Kylie Man menjelaskannya dengan wajah yang tenang, Xander Qin sungguh sedikit tidak berani percaya. Lagipula Andreas Man pernah merupakan seseorang yang sangat arogan di dunia bisnis, dan istrinya pasti merupakan seseorang yang cantik, kekuasaan dari pihak keluarga mertuanya pun begitu kuat, tanpa adanya dukungan dari keluarga ayah mertuanya, dia tidak akan mungkin bisa membuat perusahaan kecilnya berkembang pesat hingga berada dalam tahap bisa berhadapan dengan Keluarga Leng dalam waktu beberapa tahun saja, hanya saja, sekarang semuanya malah telah hancur di tangannya Kingston Ou.
"Menangislah, jika ada kesedihan di hatimu, maka menangislah dengan keras, akan membaik setelah menangis, sungguh."
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBaby, You are so cute
Callie WangPernikahan Kontrak
JennyBack To You
CC LennyMy Perfect Lady
AliciaKisah Si Dewa Perang
Daron JayNikah Tanpa Cinta
Laura WangSatan's CEO Gentle Mask×
- Bab 1 Lelaki Yang Serupa Dengan Setan
- Bab 2 Ciuman Yang Buas Dan Keras
- Bab 3 Aroma Segar Pada Tubuhnya
- Bab 4 Wanita, Beraninya Kamu Menggigitku
- Bab 5 Menahan Tangannya Yang Tidak Bisa Diam
- Bab 6 Aromamu Ini Boleh Juga
- Bab 7 Miliknya Secara Pribadi
- Bab 8 Apakah Kamu Berharap Lelaki Akan Menyentuhmu?
- Bab 9 Menerima Amarah Yang Hebat
- Bab 10 Terluka Melindunginya
- Bab 11 Apakah Kamu Benar-benar Rela Menyuruhku Pergi?
- Bab 12 Ingin Mengawasiku?
- Bab 13 Hinaan Dan Cacian
- Bab 14 Tidak Terlupakan
- Bab 15 Lelaki Yang Lemah
- Bab 16 Hanya Sebuah Mainan
- Bab 17 Sekarang, Puaskan Aku!
- Bab 18 Setan Lainnya
- Bab 19 Menutupi Luka Dalam Hati
- Bab 20 Menahan Rasa Sakit
- Bab 21 Tuan Putri yang Jelita
- Bab 22 Nikmatilah Baik-baik
- Bab 23 Ciuman yang Lembut
- Bab 24 Kamu Tidak Boleh Celaka!
- Bab 25 Aku Akan Menjagamu
- Bab 26 Menyembunyikan Rasa Sakit
- Bab 27 Love of Rose
- Bab 28 Membayar Harga Setimpal
- Bab 29 Amarah yang Meledak
- Bab 30 Suasana Hati yang Kacau
- Bab 31 Lembut Dan Perhatian
- Bab 32 Tatapan Kebencian
- Bab 33 Senyum Dingin
- Bab 34 Selamanya Berpura-pura
- Bab 35 Rasa Cemas
- Bab 36 Mainan Dan Barang
- Bab 37 Aku Membencinya, Selamanya
- Bab 38 Berikan Aku Penjelasan
- Bab 39 Hukuman Yang Disebut Pria Itu
- Bab 40 Pengkhianatan
- Bab 41 Wanita, Tidak Mengerti Menaatikah?
- Bab 42 Wanita Yang Keras Kepala
- Bab 43 Nasib Yang Menyedihkan
- Bab 44 Hati Tersayat
- Bab 45 Melunakkan Hatinya
- Bab 46 Hanya Pengganti
- Bab 47 Tangisan Tanpa Suara
- Bab 48 Kenangan Buruk
- Bab 49 Kakak Su, Terima Kasih
- Bab 50 Kematian, Apa Warnanya
- Bab 51 Wanita Lembut Yang Kuat
- Bab 52 Senyuman Menenangkan Pria
- Bab 53 Calon Ibu Yang Berani
- Bab 54 Sup Ayam Yang Dimasak Dengan Sepenuh Hati
- Bab 55 Senyuman Yang Tidak Berdaya
- Bab 56 Inti Dari Kehidupan
- Bab 57 Tatapan Hina Anni
- Bab 58 Apakah Sebenarnya Tujuannya Itu
- Bab 59 Bernafas Saja Terasa Sakit
- Bab 60 Kenapa Menangkapku?
- Bab 61 Terhanyut Dalam Pikirannya
- Bab 62 Hanya Bercanda
- Bab 63 Anggur Yang Pahit
- Bab 64 Tidak Meninggalkan Sedikitpun Jejak
- Bab 65 Kejadian Yang Mengejutkan
- Bab 66 Bayi yang Lemah
- Bab 67 Wanita Dijiwanya
- Bab 68 Melampiaskan Perasaan
- Bab 69 Tidak Dapat Menanggapi Cinta Itu
- Bab 70 Membuka Harga
- Bab 71 Hal yang Disembunyikan
- Bab 72 Orang Berbakat
- Bab 73 Gadis Dengan Wajah Imut
- Bab 74 Dua Sampah
- Bab 75 Jangan Takut, Ada Aku Di Sini
- Bab 76 Semakin Lihat Semakin Suka
- Bab 77 Tujuan Yang Asli
- Bab 78 Hanya Masalah Waktu
- Bab 79 Semoga Semuanya Adalah Kebetulan
- Bab 80 Berebut Kasih Sayang
- Bab 81 Menghilang Tanpa Alasan
- Bab 82 Pelukan Besar
- Bab 83 Ketidakhadiran Yang Lama
- Bab 84 Pelukan Lembut
- Bab 85 Terlambat Untuk Mengatakan Aku Mencintaimu
- Bab 86 Kebahagiaan
- Bab 87 Apa Yang Kamu Takutkan, Aku Melindungimu
- Bab 88 Dia Harus Pergi Mencarinya
- Bab 89 Perasaan Campur Aduk
- Bab 90 Suara Yang Akrab
- Bab 91 Pembicaraan Yang Adil
- Bab 92 Cinta Seperti Ini, Tidak Bisa Ditanggung
- Bab 93 Cinta Kita Masih Belum Berakir
- Bab 94 Dugaan
- Bab 95 Sebuah Racun
- Bab 96 Memenjarakannya Seumur Hidup
- Bab 97 Bayangan Yang Pergi Menjauh
- Bab 98 Suasana Yang Ramai
- Bab 99 Hidup Yang Kesepian
- Bab 100 Kebencian yang Sangat Dalam Kepadanya
- Bab 101 Mendominasi Hidupnya
- bab 102 Menggerakkan hatinya
- Bab 103 Kebahagiaan Yang Telah Lama Tidak Dirasakan
- Bab 104 Seperti Biasanya
- Bab 105 Senyuman Yang Tampan Dari Pria Itu
- Bab 106 Racun Yang Cukup Keras
- Bab 107 Berusaha Memperbaiki Semuanya
- Bab 108 Tenggelam Dalam Kelembutannya
- Bab 109 Sepenuh Hati Mengeluarkan
- Bab 110 Kekurangan Kasih Sayang Seorang Ayah
- Bab 111 Rencana Jasea, Pembunuhan
- Bab 112 Keterikatan Yang Tidak Bisa Dimusnahkan
- Bab 113 Kebahagiaan Yang Amat Besar
- Bab 114 Kebengisan Hati Manusia
- Bab 115 Penuh Dengan Harapan
- Bab 116 Berjanji Seumur Hidup.
- bab 117 Hati Yang Penuh Dengan Bekas Luka.
- Bab 118 Meskipun Merelakan Semuanya.
- Bab 119 Rasa Cemburu yang Tidak Beralasan.
- Bab 120 Lukanya, Di Bayar Selama Seumur Hidup!
- Bab 121 Nama Panggilan Yang Mudah
- Bab 122 Senyuman Bahagia
- Bab 123 Mendambakan Pujaan Hati
- Bab 124 Perasaan Yang Kacau
- Bab 125 Ancaman Keras
- Bab 126 Diam-Diam Berdoa
- Bab 127 Menusuk Kedalam Hatinya
- Bab 128 Memilih Hubungan
- Bab 129 Senyum Candaan
- Bab 130 Ayah Jahat
- Bab 131 Dulu, Tidak Pernah Ada
- Bab 132 Mimpi Yang Mendalam
- Bab 133 Sangat Kecewa
- Bab 134 Menunggu Akhir
- Bab 135 Kehilangan Tanpa Akhir
- Bab 136 Kencan Terbaik
- Bab 137 Berdoa Agar Keajaiban Terjadi
- Bab 138 Cincin Berlian Berbentuk Hati
- Bab 139 Kehormatan Yang Sangat Besar
- Bab 140 Gadis Itu
- Bab 141 Hati Yang Kosong
- Bab 142 Keterikatan Hati
- Bab 143 Tidak Tahu Berbuat Apa
- Bab 144 Melodi Yang Berkumandang Dihati
- Bab 145 Mimpi Buruk Yang Nyata
- Bab 146 Permainan, Baru Saja Dimulai
- Bab 147 Kelembutan Yang Tidak Dapat Dijelaskan
- Bab 148 Kehidupan, Sesuatu Yang Sangat Indah
- Bab 149 Hukum Karma
- Bab 150 Krisis
- Bab 151 Sebuah Hadiah Saja
- Bab 152 Menertawakan Aku Lagi
- Bab 153 Kalang-Kabut
- Bab 154 Pura-pura Berlagak Baik
- Bab 155 Ciuman Basah
- Bab 156 Aura Memikat
- Bab 157 Apakah Dia Jatuh Cinta Padanya?
- Bab 158 Kesaksian Cinta
- Bab 159 Kamu Satu-Satunya Milikku
- Bab 160 Umpan Yang Tidak Berarti
- Bab 161 Bermain Hilang Denganku?
- Bab 162 Dia Adalah Barang Di Sakunya
- Bab 163 Hubungan Darah Tidak Tergantikan
- Bab 164 Hati, Sekali Lagi Bergejolak
- Bab 165 Hukuman Baru
- Bab 166 Ayah Jahat, Hidup Bersamakah
- Bab 167 Menjaga Cinta
- Bab 168 Apa Itu Naksir? Apa Itu Harapan?
- Bab 169 Penantian Itu Adalah Cinta
- Bab 170 Memilih Kehidupan
- Bab 171 Semuanya Hanya Angin Berlalu
- Bab 172 Obsesi Yang Hancur
- Bab 173 Membalas Dengan Cinta Yang Lebih Banyak
- Bab 174 Ciuman
- Bab 175 Jangan Terlalu Naif
- Bab 176 Perhatian Dari Anak-anak
- Bab 177 Cinta Yang Penuh Manja
- Bab 178 Komunikasi Secara Mendalam
- Bab 179 Harga Yang Mahal
- Bab 180 Masalah Kakak Yang Menyedihkan Hati
- Bab 181 Melampaui Persahabatan, Bukan Cinta
- Bab 182 Kurva Anggun
- Bab 183 Penghiburan Yang Lembut
- Bab 184 Tergila-Gila Dengan Kecuekannya
- Bab 185 Tempat Teduh Yang Hangat
- Bab 186 Bagaimana Bisa Tega?
- Bab 187 Biarpun Sekujur Tubuh Penuh Luka, Juga Harus Bertahan
- Bab 188 Memprovokasi Keingintahuannya
- Bab 189 Kebahagiaan Yang Tidak Familiar
- Bab 190 Pura-pura Kuat
- Bab 191 Berterima Kasih
- Bab 192 Tulus, Arus Yang Bergejolak Secara Diam-Diam
- Bab 193 Pemikiran Yang Tidak Pasti
- Bab 194 Tidak Ada Masa Lalu, Hanya Ada Kebencian
- Bab 195 Kamu Selamanya Merupakan Wanitaku!
- Bab 196 Anggung-anggip Bagai Rumput Tengah Jalan
- Bab 197 Hati yang Membeku
- Bab 198 Rasa Nyeri yang Menusuk
- Bab 199 Hubungan Darah yang Tak Terputuskan
- Bab 200 Kebohongan Dengan Niat Baik
- Bab 201 Orang Yang Sangat Di Pertanyakan.
- Bab 202: Seorang Bocah Yang Lucu Dan Nakal
- Bab 203 Gadis Yang Jahil.
- Bab 204 Kebahagiaan, Ada Di Masa Depan Yang Tidak Jauh.
- Bab 205 Permain Anak-anak.
- Bab 206 Apakah Akan Menghasilkan Uang Dengan Berakting?
- Bab 207 Terimakasih Kamu Telah Menjaga Pacarku
- Bab 208 Memilih Seseorang Yang Tidak Kamu Cintai
- Bab 209 Menunggu Kebahagiaan
- Bab 210 Mimpi Yang Sia-Sia
- Bab 211 Membenci Pikiran Sendiri
- Bab 212 Apa Yang Sudah Aku Lakukan Padanya!
- Bab 213 Orang Yang Senantiasa Melindunginya
- Bab 214 Pertarungan Antara Dua Pria
- Bab 215 Mengkhawatirkan Masalah Orang Dewasa
- Bab 216 Ada Yang Dinamakan Dengan Tanggung Jawab
- Bab 217 Hening, Tidak Akur
- Bab 218 Derita, Dilema!
- Bab 219 Menarik Jarak
- Bab 220 Siapa Ayah dari Anak-Anak?
- Bab 221 Semua Kenanganku
- Bab 222 Harus Membawanya Pergi
- Bab 223 Jadilah Asisten Pribadiku
- Bab 224 Jatuh Kedalam Jurang
- Bab 225 Insiden
- Bab 226 Siapa Orang Yang Berhenti Di Hatinya?
- Bab 227 Suhu Tubuh Yang Familiar
- Bab 228 Tenggelam Dalam Pelukannya
- Bab 229 Maksudnya Tidak Biasa Adalah?
- Bab 230 Kami Percaya Paman
- Bab 231 Berusaha Keras Berjuang
- Bab 232 Apa Masih Ingin Kehilangan Dia?
- Bab 233 Paling Tidak Memiliki Jejaknya
- Bab 234 Satu Wajah Kelelahan
- Bab 235 Memenuhi Kekosongan Dalam Hati
- Bab 236 Untunglah, Semuanya Ada
- Bab 237 Benar-Benar Kejam!
- Bab 238 Genggamlah Harapan Itu
- Bab 239 Saling Mencintai, Mengapa Tidak Bisa Bersama
- Bab 240 Kemesraan Seperti Itu
- Bab 241 Bayangan yang Menghilang
- Bab 242 Tidak Bisa Memiliki Keduanya
- Bab 243 Menekan Jalan Pikirannya
- Bab 244 Itu Hanya Salah Paham Saja
- Bab 245 Apa Lagi yang Tersisa Darinya
- Bab 246 Ketakutan yang Merasuk Kembali
- Bab 247 Meningkatkan Kewaspadaan
- Bab 248 Posisi Itu Milik Mommy
- Bab 249 Kebahagiaan Dan Keengganan
- Bab 250 Sakitnya Sampai Lubuk Hati
- Bab 251 Tidak Punya Masa Depan Di Antara Kami
- Bab 252 Sebuah Tantangan Bagi Siapapun
- Bab 253 Kesakitan Yang Tidak Bisa Dilupakan
- Bab 254 Terukir Di Dalam Hati
- Bab 255 Perasaan Memikat
- Bab 256 Rencana Manusia Tidak Sebaik Rencana Tuhan
- Bab 257 Tidak Akan Membiarkanmu Terluka
- Bab 258 Kembali Mengguncang Hatiku
- Bab 259 Bernilai Uang
- Bab 260 Kenyataan Yang Mengejutkan
- Bab 261 Merahasiakannya Dariku?
- Bab 262 Siap Menemaninya Setiap Saat
- Bab 263 Percikan Api Yang Menyilaukan
- Bab 264 Hubungan Yang Tidak Ada Perasaan Di Dalamnya.
- Bab 265 Suasana Hati Yang Buruk.
- Bab 266 Bagaimana Mungkin Baby Bukan Anaknya?
- Bab 267 Perasaan Yang Tidak Benar.
- Bab 268 Memperjuangkan Hak Asuh Anak.
- Bab 269 Wajah Iblis Yang Mempesona.
- Bab 270 Pertengkaran Kecil.
- Bab 271 Hubungan
- Bab 272 Batas Tantangannya
- Bab 273 Mengendalikan Perasaan Sendiri
- Bab 274 Tidak Tahu Berterima Kasih
- Bab 275 Dia, Sulit untuk Memilih
- Bab 276 Sengketa Tanpa Akhir
- Bab 277 Arah Hidup Yang Baru
- Bab 278 Merasakan Masamnya Hidup
- Bab 279 Diam Terisak
- Bab 280 Tidak Bisa Berhenti
- Bab 281 Wajah Yang Mirip
- Bab 282 Pasti Akan Kembali Dengan Selamat
- Bab 283 Waktu Yang Di Tentukan
- Bab 284 Tersakiti, Di sekitarnya
- Bab 285 Melewati Waktu Yang Indah
- Bab 286 Terjatuh Saat Ini
- Bab 287 Memiliki Kenyamanan
- Bab 288 Jalan Dimana Tidak Akan Bisa Kembali
- Bab 289 Mencari Benang
- Bab 290 Berubah Tanpa Disadari
- Bab 291 Pelaksanaan Rencana
- Bab 291 Pandangan Yang Meragukan
- Bab 293 Lebih Memilih Percaya
- Bab 294 Semuanya Sudah Digariskan
- Bab 295 Mengkhawatirkan Keadaannya
- Bab 296 Percaya, Atau Melepaskan?
- Bab 297 Alasan Melarikan Diri
- Bab 298 Dia, Adalah Wanita Tercantik
- Bab 299 Apa Arti Kakak Di Dalam Hatimu?
- Bab 300 Dia Adalah Orang Yang Selalu Aku Cintai
- Bab 301 Hidup Bahagia Dengannya
- Bab 302 Rasa Lain
- Bab 303 Kehidupan Sepele
- Bab 304 Pertahankan Anak Itu
- Bab 305 Hal Yang Pantas Disyukuri
- Bab 306 Menculik Sandera
- Bab 307 Debut Sensasional
- Bab 308 Waktu Kematian Ada Di Sini!
- Bab 309 Kegelapan
- Bab 310 Niat Yang Perlahan-lahan Terdorong Jauh
- Bab 311 Keserasian Antara Kita Berdua
- Bab 312 Krisis Terbesar
- Bab 313 Penuh Dengan Kecemasan Di Dalam Hatinya
- Bab 314 Tidak Bisa Diremehkan
- Bab 315 Memainkan Sebuah Permainan.
- Bab 316 Kakak, Aku Mempunyai Rencana.
- Bab 317 Pasangan Sempurna Yang Saling Mencintai.
- Bab 318 Apakah Dia Bisa Menanggungnya?
- Bab 319 Berpikir Demi Dirinya.
- Bab 320 Dapat Memikul Tanggung Jawab.
- Bab 321 Menghapuskan Keberadaannya
- Bab 322 Dipikirkan Dengan Baik
- Bab 323 Apa Yang Disebut Dengan
- Bab 324 Keputusan Akhir
- Bab 325 Tidak Ada Kesempatan Apapun Untuk Kembali
- Bab 326 Pernah Bekerja Keras Seperti Itu
- Bab 327 Karena Aku Mencintaimu
- Bab 328 Cinta, Terkubur Dihatiku
- Bab 329 Jebakan
- Bab 330 Kebencian Yang Dalam
- Bab 331 Penyesalan Di Dalam Hati
- Bab 332 Tentang Ingatan
- Bab 333 Membuat Dia Susah
- Bab 334 Merindukan Dia Hingga Bodoh
- Bab 335 Kebahagiaan Di Dalam Hati
- Bab 336 Senyuman Yang Dingin
- Bab 337 Mengenal Hatinya Sendiri
- Bab 338 Menjaga Senyuman Yang Berkilau
- Bab 339 Cinta Yang Murni
- Bab 340 Menarik Perhatiannya
- Bab 341 Ekspresi Gila
- Bab 342 Hawa Dingin Di Hati
- Bab 343 Menyeramkan Seperti Di Neraka
- Bab 344 Kasih Sayang Yang Mendalam
- Bab 345 Tatapan Bengong
- Bab 346 Memeluknya
- Bab 347 Kehidupan Yang Berbeda
- Bab 348 Kamu Adalah Pemeran Utama
- Bab 349 Merekam Film Baru
- Bab 350 Dibayar Dengan Baik
- Bab 351 Apakah Melepaskan, Juga Harapan Tinggi ?
- Bab 352 Berjuang Untuk Hidup
- Bab 353 Bisakah Aku Mengundangmu Untuk Menari?
- Bab 354 Hadiah Permintaan Maaf
- Bab 355 Anak Itu Tidak Bersalah!
- Bab 356 Hubungan Kerjasama
- Bab 357 Terjebak Dalam Bahaya
- Bab 358 Belaian Yang Lembut
- Bab 359 Jangan Melakukan Hal Bodoh
- Bab 360 Apakah Kamu Membenciku?
- Bab 361 Rasa Lelah Sepanjang Malam.
- Bab 362 Pandangan Mata Dingin Yang Terlihat Kesal.
- Bab 363 Tidak Dapat Di Percaya.
- Bab 364 Wajah Yang Pucat.
- Bab 365 Kamu Tidak Ada Jalan Untuk Mudur.
- Bab 366 Menganggap Pencuri Sebagai Seorang Ayah.
- Bab 367 Bibi Jahat
- Bab 368 Menakutkan.
- Bab 369 Suara Tawa Yang Tidak Asing.
- Bab 370 Penderitaan Yang Mendalam.
- Bab 371 Tidak Bisa Menyentuhnya
- Bab 372 Diperalat Oleh Mereka
- Bab 373 Tidak Menghormati Orang Yang Lebih Tua
- Bab 374 Anak Bodoh Yang Polos
- Bab 375 Ada Kesalapahaman
- Bab 376 Tetap Tinggal Di Sini Untuk Menemaniku
- Bab 377 Melewatkan Kebahagiaan
- Bab 378 Mentolerir Ahli Seperti Ini
- Bab 379 Apakah Kamu Ingin Pergi Beristirahat ?
- Bab 380 Sejarah Masa Lalu
- Bab 381 Kemampuan Beradu Peran
- Bab 382 Orang Rendahan Memang Tidak Masuk Akal
- Bab 383 Teguh Dengan Pilihan Sendiri
- Bab 384 Perasaan Tidak Nyaman Yang Sulit Dipahami!
- Bab 385 Keuntungan Dari Siapa?
- Bab 386 Bergabung
- Bab 387 Pesan Tidak Berdaya
- Bab 388 Biarkan Aku Tenang Sejenak
- Bab 389 Seperti Sehati
- Bab 390 Perhatikan Baik-Baik Lukamu
- Bab 391 Sama Seperti yang Dulu
- Bab 392 Banyak Pikiran
- Bab 292 Hanya Perlu Sedikit Waktu
- Bab 394 Peringatan
- Bab 395 Cemas, Lenyap
- Bab 396 Sudah Menggila
- Bab 397 Nada Berat dan Ucapan yang Tenang
- Bab 398 Hanya Candaan Belaka
- Bab 399 Harapan Sudah Sirna?
- Bab 400 Tangisan, Menghibur
- Bab 401 Semuanya Sudah Tenang
- Bab 402 Menenangkan Hati
- Bab 403 Bekerja Keras Untiuk Memadamkan Api
- Bab 404 Tidak Sebanding Dengan Usahamu
- Bab 405 Rencanaku
- Bab 406 Tersenyum Dan Penuh Semangat
- Bab 407 Ketidakberdayaan Dan Simpati
- Bab 408 Hubungan Tanpa Jalan Keluar
- Bab 409 Memberi Kompensasi
- Bab 410 Setelah Pergi Barulah Bisa Menghargai
- Bab 411 Benar-benar Di Luar Dugaan
- Bab 412 Bisa Mempunyai Banyak Pilihan
- Bab 413 Sudah Sangat Sadar
- Bab 414 Lembut, Yakin
- Bab 415 Percaya Pada Teman
- Bab 416 Dari Awal Tidak Bersalah
- Bab 417 Jangan Membuat Wanita Marah
- Bab 418 Air Mata Di Sudut Mata
- Bab 419 Mengingat Kembali Kenangan Yang Indah
- Bab 420 Yang Tidak Dapat Melihat Kebahagian, Adalah Aku
- Bab 421 Rahasia Di Antara Mereka
- Bab 422 Jangan Berpura-pura Menjadi Orang Baik!
- Bab 423 Foto-foto tersebut
- Bab 424 Hati, Hampa
- Bab 425 Dua Baris Air Mata
- Bab 426 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 427 Sebuah Kekuatan
- Bab 428 Pasti Merupakan Mimpi!
- Bab 429 Wajah Yang Jelas
- Bab 430 Semuanya, Melenyap untuk Seutuhnya
- Bab 431 Hutang Di Masa Lalu.
- Bab 432 Diam-diam Saling Berpandangan.
- Bab 433 Sikap Santai.
- Bab 434 Cara Terbaik.
- Bab 435 Tidak Tega Melihanya Jatuh Semakin Dalam.
- Bab 436 Karena, Ada Kehidupannya.
- Bab 437 Amarah Yang Bergelora.
- Bab 438 Wajah Serius.
- Bab 439 Menghancurkan Diri Sendiri
- Bab 440 Mencapai Kesepakatan.
- Bab 441 Dia Sendirian Seumur Hidup
- Bab 442 Panik Dalam Sekejap
- Bab 443 Dia Pasti Menyukainya
- Bab 444 Aku Percaya Dia!
- Bab 445 Nasib Di Masa Depan.
- Bab 446 Jaringan Rahasia.
- Bab 447 Kecurigaannya Satu Demi Satu.
- Bab 448 Pandangan Matanya, Menusuk Hatinya.
- Bab 449 Wanita Yang Tidak Berperasaan
- Bab 450 Hatinya Terkoyakkan.
- Bab 451 Mengejek Diri Sendiri
- Bab 452 Kabar Terluka
- Bab 453 Tidak Ada Keluhan
- Bab 454 Bayangan Pelan-Pelan Menghilang
- Bab 455 Berhati-Hati
- Bab 456 Sedikit Penantian
- Bab 457 Penuh Percaya Diri
- Bab 458 Kasih Sayang Yang Hangat
- Bab 459 Terselubung
- Bab 460 Tatapan Yang Ragu-Ragu
- Bab 461 Suasana Yang Kaku
- Bab 462 Ekspresi Wajah Tidak Berdaya
- Bab 463 Hangat, Setia
- Bab 464 Terpesona, Nakal
- Bab 465 Berkata Tidak Usah Bertemu Maka Tidak Usah Bertemu?
- Bab 466 Berbinar-binar
- Bab 467 Rencana Dalam Hati
- Bab 468 Target Perlindungan Yang Penting
- Bab 469 Mengganti Rencana Dalam Detik Terakhir
- Bab 471 Sangat Puas
- Bab 470 Cahaya Diambil Alih, Olehnya
- Bab 472 Semoga Kalian Bahagia
- Bab 473 Pikiran Yang Melonjak
- Bab 474 Niat Dia
- Bab 475 Bagaimana Peduli Terhadapnya
- Bab 476 Tidak Takut Dan Tidak Terkendali
- Bab 477 Kini Sudah Tidak Seperti Dulu
- Bab 478 Berusaha Keras Membuatnya Menjadi Kenyataan
- Bab 479 Memahami Kesedihannya
- Bab 480 Sebenarnya Cinta Atau Tidak?
- Bab 481 Memberi Contoh Yang Sangat Bagus
- Bab 482 Cara Yang Pas
- Bab 483 Mencicipi Aromanya
- Bab 484 Tak Bisa Berkata-Kata
- Bab 485 Wanita Gampangan
- Bab 486 Dirinya Sendiri Yang Terbawa Perasaan?
- Bab 487 Alasan Menolak.
- Bab 488 Sangat Mengalah.
- Bab 489 Nasib Sebagai Catur.
- Bab 490 Masuk Kedalam Pelukkannya.
- Bab 491 Anak Kecil Yang Mengganggu
- Bab 492 Pembicaraan Yang Canggung
- Bab 493 Pertunangan Yang Sederhana
- Bab 494 Terampil
- Bab 495 Sangat Intim
- Bab 496 Menyebarkan Ketenangan
- Bab 497 Semua Penuh Dengannya
- Bab 498 Penuh Perhatian
- Bab 499 Berbincang Dengan Baik
- Bab 500 Dengan Pelan Dia Memperingati
- Bab 501 Membuat Aku, Hidup Dengan Tidak Tenang
- Bab 502 Berikan Kesempatan Untukku
- Bab 503 Sasaran
- Bab 504 Perlombaan Bocah
- Bab 505 Penjaga Rahasia
- Bab 506 Kesakitan Yang Begitu Mendalam
- Bab 507 Saling Menjaga
- Bab 508 Dengan Tenang Menyerahkan Dirinya Padanya
- Bab 509 Tidak Ada Artinya Hidup Tanpamu
- Bab 510 Terbang Bersamamu
- Bab 511 Mengerti Niat Mereka
- Bab 512 Ayah Yang Aneh
- Bab 513 Senyuman Yang Begitu Menawan
- Bab 514 Ayah Sedang Melamar?
- Bab 515 Jangan Pergi!
- Bab 516 Malu
- Bab 517 Pernikahan Yang Lebih Baik
- Bab 518 Kita Jangan Berpisah Lagi!
- Bab 519 Memegang Kebahagiaan Sendiri
- Bab 520 Ayah, Sangat Buruk
- Bab 521 Melihat Kebahagiaan
- Bab 522 Kami Setuju!
- Bab 523 Cinta Seperti Mimpi
- Bab 524 Perjalanan Bulan Madu Untuk Dua Orang
- Bab 525 Akhir Yang Bahagia