Satan's CEO Gentle Mask - Bab 76 Semakin Lihat Semakin Suka
Charles dan Anni pergi keluar, pasti pergi mengumpulkan kekuatan gangster bawah tanah mereka yang ada di Amerika.
Evan Su juga menelepon kepada kakeknya, Habert Su.
Menunggu sampai semua persiapan sudah selesai.
Kylie Man, Evan Su, dan Kelcy Man berjaga di samping telepon, menunggu panggilan telepon dari sebelah sana.
Terutama Kylie Man yang selalu membuka mata lebar, Evan Su khawatir dia akan frustasi karena mentalnya yang telalu tegang, maka dia memberi tatapan mata pada Kelcy Man.
Kelcy Man masuk ke dalam dapur, tak lama kemudian dia berjalan keluar dengan segelas air di tangannya.
“Kakak, kamu minum segelas air dulu.” Kylie Man mendongak, bertemu dengan tatapan mata Kelcy Man yang cemas.
Dengan taat dia menerima gelas itu dan meneguknya habis.
Beberapa saat kemudian, kelopak matanya terasa semakin berat, dan dia tertidur lelap.
Kelcy Man dan Evan Su serentak menghela napas, lalu Kelcy Man menggendongnya ke dalam kamar, dan meletakkannya di atas kasur.
Mungkin jika dia tertidur, dia tidak akan begitu menderita.
Kembali ke ruang tamu.
Wajah Kelcy Man yang masih tampak muda juga penuh dengan kecemasan, dia bertanya dengan khawatir.
“Kakak Su, menurutmu, apakah kita bisa menyelematkan kedua buah hati itu?”
Evan Su tersenyum pahit, lalu menepuk pundaknya, “Kamu tenanglah, percaya padaku, kedua buah hati itu pasti bisa diselamatkan.
Kelcy Man mengangguk kepala.
Dia selalu mempercayai Kakak Su.
Tetapi setelah berbalik, Evan Su justru mengerutkan keningnya dengan keras, anak-anak tidak boleh ada masalah, pasti tidak boleh ada masalah. Ini adalah janjinya kepada Kylie Man dan Kelcy Man. Dia harus menepatinya.
Saat itu, tiba-tiba terdengar nada dering telepon berbunyi.
Evan Su meyerbu ke sana dan mengambil telepon.
“Halo, halo. Sebenarnya kalian ingin bagaimana?” tanya Evan Su dengan cemas.
“Kembalikan barang yang kalian ambil dari kami, kalau tidak, bersiaplah untuk mengubur jasad anak.” Suara di ujung telepon sana jelas sudah dimodifikasi.
Dengan suara ‘plak’, telepon ditutup.
“Halo, halo….” Evan Su masih memanggil, tetapi di sebelah sana sudah tidak ada suara.
“Ada apa?” tanya Kelcy Man.
“Ditutup.” Evan Su meletakkan telepon, dan duduk di atas sofa.
Tidak lama kemudian, Anni menelepon.
“Kakak, kami sudah mendapatkan lokasi para penculik itu.” Suara Anni terkejut senang.
“Apa? Cepat sekali! Kalau begitu adakah cara untuk menyelamatkan anak?”
“Sedang memikirkan caranya, kakak, kamu jangan cemas, pastikan untuk menahan mereka.”
Anni berpesan, “Pasti harus menstabilkan Kakak Kylie Man.”
“Aku mengerti.” Evan Su mengangguk kepala.
Secara naluriah dia menoleh pada Kylie Man yang masih tertidur di dalam kamar.
Meskipun mereka mengkhawatirkan anak, tetapi yang lebih mereka khawatirkan adalah Kylie Man. Jika mentalnya terus terlalu tegang, cepat atau lambat pasti akan celaka.
Ketika Kylie Man terbangun dari tidurnya, sudah sore hari keesokannya. Dia berjalan keluar dari kamar, menuju kamar bayi, hingga melihat kasur bayi yang kosong barulah dia tersadar.
Memasuki ruang tamu, dia melihat Kelcy Man dan Evan Su berjaga di samping telepon.
Melihatnya keluar, mereka berdua saling bertatapan mata, lalu Evan Su menyambutnya.
“Kylie Man, kenapa kamu bangun?”
“Beritahu aku, bagaimana anak-anak?”
Kylie Man bertanya sambil mencengkeram lengan Evan Su.
“Sudah dalam penyelamatan. Kekuatan gangster bawah tanah dari Keluarga Feng, Anni, dan kakek, semua sudah menemukan sarang penculik itu. Sebentar lagi sudah bisa diketahui hasilnya.”
“Baguslah kalau begitu, tetapi apakah mereka akan membuat Jacob dan Chelsea terluka?”
“Tidak akan, kamu tenang saja.” Evan Su menenangkan Kylie Man, tetapi dalam matanya juga penuh dengan kecemasan.
“Kakak Su, bisakah aku ikut, aku ingin melihat anakku pada pandangan pertama.”
“Kylie Man, di sana sangat bahaya, Anni berkata agar kita tunggu informasi di rumah saja, karena penculik masih akan menelepon lagi kemari, kita harus menahan mereka, apakah kamu tidak ingin mendengar informasi anak-anak di waktu pertama?”
Kylie Man masih sedikit gelisah.
“Kylie Man, kamu dengarkan aku, anak-anak pasti bisa berhasil diselamatkan. Ayo, duduk dulu, kita menunggu dengan sabar. Pasti akan baik-baik saja.”
“Kakak Su, aku adalah ibu dari anak-anak, kamu memintaku untuk tenang, bagaimana aku bisa tenang? Kakak Su, aku ingin tahu keadaan mereka sekarang juga. Aku sangat takut!”
Sembari berkata, Kylie Man menangis lagi.
“Mereka masih begitu kecil, kenapa orang-orang itu begitu kejam, bisa bertindak seperti itu. Jacob-ku, Chelsea-ku.”
Melihat kakaknya mulai menangis lagi, Kelcy Man juga datang menghiburnya.
“Kakak, kamu dengarkan saja Kakak Su, jangan bersedih lagi, anak-anak pasti akan baik-baik saja. Tadi aku dengar Anni berkata, mereka sudah mengutus orang pergi menyelamatkan anak-anak, aparat kepolisian juga sudah menggerakkan kekuatannya, dan mengutus penembak jitu, mestinya tidak akan ada masalah, kamu tunggu saja di rumah dengan tenang.”
Tidak tahu perkataan Kelcy Man yang berpengaruh atau lelah karena tidak makan seharian, Kylie Man perlahan-lahan kembali tenang.
….
Dalam suatu pabrik bekas di Amerika, ada beberapa penjahat duduk di atas lantai, sedang melahap makanan yang tidak tahu dibeli dari mana.
Adapun beberapa orang yang sedang berpatroli sambil membawa senapan.
Di dekat dinding diletakkan sebuah kasur kecil sederhana, di dalamnya berbaring dua buah hati dari Kylie Man.
Salah seorang penculik itu mengeluh, tiba-tiba seekor nyamuk terbang lewat, dia mengayunkan tangan menepuknya. Dia melihat, tangannya penuh dengan darah.
“Sialan, bahkan nyamuk pun begitu liar.” Dia menunjukkan telapak tangannya kepada orang di sebelahnya.
Di telapak tangannya penuh dengan darah. Seekor nyamuk bisa menghisap begitu banyak darah?
“Pikiran hati Kakak Besar tidak bisa kita tebak. Untung aku pintar, memberi mereka obat tidur, biarkan mereka tidur saja, aku perkirakan sampai besok juga tidak akan bangun. Dengan begitu tidak akan mengganggu kita tidur.”
“Iya, kamu pintar, tetapi dosismu tepat tidak, jangan malah membuat mereka mati, nanti kita yang akan celaka.”
“Takut apa? Lagi pula pada akhirnya juga harus dibunuh. Aku asal menyuapkannya, siapa tahu akan mati atau tidak.”
“Kamu… anak-anak itu kelihatannya lumayan imut, kamu juga tega melakukannya.”
“Imut? Anton Liu, kamu bahkan masih bisa merasa si kecil itu imut? Sejak kapan kamu punya hati nurani?”
“Chih, hanya anak kecil saja, perlukah begitu?” Anton Liu mengibaskan tangan orang di depannya.
“Cepat makan, jangan bertele-tele. Tidak tahu masih harus tinggal berapa lama di tempat sialan ini.”
“Iya, aku pun sudah beberapa hari tidak mandi dengan baik.”
“Aku juga ingin pergi main wanita, di tempat sialan ini bahkan tidak terlihat ada babi betina.”
Beberapa orang itu sedang berbincang, lalu terdengar suara mobil dari luar. Mereka segera berdiri dan waspada.
Orang yang berdiri di pintu mengamati keadaan, menolehkan kepalanya ke belakang.
“Orang sendiri.”
Kingston Ou turun dari mobil, diikuti oleh dua manusia sampah, tidak tahu apa yang mereka gunakan, begitu cepat keluar dari kantor polisi.
Anni melihat dari kejauhan menggunakan teropong, dia juga kenal dengan Kingston Ou, tetapi dia tidak paham kenapa dia bisa muncul di sini di saat seperti ini.
“Anni, ada apa?” tanya Charles melihat ada yang tidak beres dari ekspresi Anni.
Anni memberikan teropong kepada Charles. Kedua manusia sampah itu bahkan mengundang Kingston Ou kemari, orang ini tidaklah mudah dilawan. Ditambah lagi, masih tidak jelas apakah dia musuh atau teman.
“Kenapa Kingston Ou bisa muncuk di sini? Jika dia terlibat ke dalam hal ini, akan sulit sekali menanganinya. Bukankah dia adalah menantu pria kesayangan dari Keluarga Leng dulunya? Kenapa bisa bersama dengan kedua manusia sampah ini?”
Melihat kemunculannya, Charles juga mulai panik.
“Aku juga heran, bukankah dulunya Keluarga Leng paling tidak sudi untuk berinteraksi dengan kedua manusia sampah ini? Bahkan ada yang berkata, kematian Nona Muda Besar Keluarga Leng adalah karena mereka. Bagaimana Kingston Ou bisa bersama dengan mereka?” ujar Anni kebingungan.
“Benarkah? Kalau begitu kita lihat dulu saja, jangan bertindak gegabah.”
Charles merasa kemunculan Kingston Ou di sini pasti tidak sederhana. Ditambah lagi, masih tidak jelas juga apakah dia musuh atau teman, lihat situasinya dulu saja.”
“Baik.” Anni dan Charles memperhatikan pergerakan di sana dengan ketat.
Kedatangan Kingston Ou kemari bukanlah sebuah kebetulan, sejak Diana meninggal, dia pun tidak pernah menyerah untuk menyelidiki penyebab kematiannya. Kali ini, anak buahnya menemukan bahwa beberapa jejak kematian Diana ternyata berhubungan dengan adik Diana, Nora Leng, serta berhubugan dengan William Su dan Victor Su dari Keluarga Su.
Begitu mendengar informasi tersebut, darah Kingston Ou seketika mengalir naik, dia sangat ingin segera menanyakannya kepada Nora Leng, tetapi akal sehat menyuruhnya menahan kembali amarah dalam hatinya. Dia memutuskan untuk menyelidiki sendiri di Amerika, tetapi baru saja dia datang, dia mendengar bahwa kedua manusia sampah ini terlibat dalam sebuah kasus penculikan.
Selain itu, mereka mengira Kingston Ou tidak tahu dengan kejahatan yang mereka lakukan, masih datang memohon bantuannya dengan tidak tahu malu.
Kingston Ou pun berpura-pura setuju pada mereka, tujuannya adalah ingin mendapatkan bukti kejahatan mereka. Ditambah lagi, mereka bisa keluar dari kantor polisi, juga karena mengandalkannya.
Dengan demikian, William Su dan Victor Su semakin tidak curiga terhadap Kingston Ou.
Dengan tenang hati membiarkan Kingston Ou mengikuti mereka ke tempat ini.
Kingston Ou turun dari mobil, mengikuti kedua manusia sampah itu masuk ke dalam bangunan, dua orang anak yang cantik terpapar dalam matanya.
Dia berjalan menghampiri, kedua anak itu sedang tidur nyenyak, tetapi tidak seperti tidur yang normal.
Tampang dan lagaknya, membuat hati Kingston Ou yang keras langsung melunak.
Dia membungkuk badannya, semakin lihat semakin suka.
Dia menoleh, menyadari William Su dan Victor Su sedang melihat dirinya.
Dia menatap mereka dengan dingin. Jarinya yang ramping meremas dengan erat, ruas jarinya sampai memutih.
“Hal seperti ini kalian juga bisa lakukan, benar-benar kagum pada kalian.”
Nada bicaranya dingin dan menyiratkan sindiran, membuat kedua manusia sampah dari Keluarga Su itu bergidik.
Orang seperti apa Kingston Ou, jika dia mengetahui masalah yang dulu pernah mereka lakukan padanya, bisakah dia memaafkan mereka? Tetapi mereka sekarang harus bersandar padanya. Oleh karena itu, mereka hanya bisa bagaikan kura-kura dalam tempurung.
“Kami pun tidak ada jalan, Evan Su itu sudah memaksa kami ke dalam jalan buntu, kalau tidak, bagaimana bisa kami menculik anak dari wanitanya?”
Victor Su berkata dengan senyum, dia takut Kingston Ou tidak akan membantu mereka lagi jika tidak senang.
Sekarang, nyawa mereka sudah terikat dengan aksi kali ini, tetapi dengan kekuatan mereka yang tersisa, sama sekali tidak bisa diandalkan. Namun, jika Kingston Ou dapat membantu mereka, maka peluang untuk menang masih lumayan besar.
Kingston Ou tetap berekspresi sama, dia melirik kedua bayi kecil di atas kasur itu, tidak tahu kenapa, dia sangat suka dengan kedua anak itu begitu melihatnya. Tampang mereka yang imut benar-benar seperti dua malaikat kecil, membuat orang tidak tahan untuk sayang kepada mereka.
“Kembalikan kedua anak ini dengan aman, aku akan membantu kalian. Tetapi jika kalian bersikeras, maka aku akan menarik diri.”
Kingston Ou melangkahkan kaki panjangnya berjalan keluar, sama sekali tidak menghiraukan reaksi dari kedua manusia sampah itu.
William Su dan Victor Su saling bertatap mata, lalu melihat kedua bayi kecil di atas kasur.
“Kakak Besar, bagaimana? Benar-benar kembalikan?” William Su menghentakkan kakinya.
“Kembalikan.”
“Kakak Besar, kamu berbuat begitu, tidak takut dia….”
Victor Su memelototinya, “Kita sekarang tidak ada pilihan lain.”
William Su tidak lagi berbicara, dia mengikutinya dengan wajah muram.
Setelah itu, segera ada orang yang berjalan keluar menggendong kedua bayi itu.
“Charles, mereka menggendong bayi keluar.” Anni yang terus mengamati dengan teropong melihat mereka berjalan keluar sambil menggendong bayi, berkata dengan semangat.
“Aku lihat.” Charles mengambil teropong dan melihat ke sana.
Benar saja.
Mereka menaiki sebuah mobil hitam.
Charles berbalik, “Segera ikuti mobil hitam itu.”
“Baik.”
Kemudian, segera ada orang yang menyetir mobil mengejar mereka.
Anni bergegas melaporkan situasi kepada Evan Su.
“Kakak, Kingston Ou datang. Dia membawa pergi kedua anak. Sekarang kami sedang mengikuti mereka di belakang.”
“King… Anni, kamu pasti harus mengikuti mereka, jangan terlepas, segera lapor padaku jika ada keadaan.” Mendengar nama Kingston Ou, Evan Su bergegas mendekap telepon dan melirik Kylie Man, barulah berkata kepada Anni sambil merendahkan suaranya.
Mendengar nama Anni, Kylie Man segera berlari mendekat.
“Kakak Su, bagaimana? Apakah kedua bayi kecil baik-baik saja? Apakah mereka ada memberi mereka minum susu, apakah mereka dibiarkan kelaparan?”
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongHidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Tak Biasa
SusantiCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinAfter The End
Selena BeeLoving Handsome
Glen ValoraSatan's CEO Gentle Mask×
- Bab 1 Lelaki Yang Serupa Dengan Setan
- Bab 2 Ciuman Yang Buas Dan Keras
- Bab 3 Aroma Segar Pada Tubuhnya
- Bab 4 Wanita, Beraninya Kamu Menggigitku
- Bab 5 Menahan Tangannya Yang Tidak Bisa Diam
- Bab 6 Aromamu Ini Boleh Juga
- Bab 7 Miliknya Secara Pribadi
- Bab 8 Apakah Kamu Berharap Lelaki Akan Menyentuhmu?
- Bab 9 Menerima Amarah Yang Hebat
- Bab 10 Terluka Melindunginya
- Bab 11 Apakah Kamu Benar-benar Rela Menyuruhku Pergi?
- Bab 12 Ingin Mengawasiku?
- Bab 13 Hinaan Dan Cacian
- Bab 14 Tidak Terlupakan
- Bab 15 Lelaki Yang Lemah
- Bab 16 Hanya Sebuah Mainan
- Bab 17 Sekarang, Puaskan Aku!
- Bab 18 Setan Lainnya
- Bab 19 Menutupi Luka Dalam Hati
- Bab 20 Menahan Rasa Sakit
- Bab 21 Tuan Putri yang Jelita
- Bab 22 Nikmatilah Baik-baik
- Bab 23 Ciuman yang Lembut
- Bab 24 Kamu Tidak Boleh Celaka!
- Bab 25 Aku Akan Menjagamu
- Bab 26 Menyembunyikan Rasa Sakit
- Bab 27 Love of Rose
- Bab 28 Membayar Harga Setimpal
- Bab 29 Amarah yang Meledak
- Bab 30 Suasana Hati yang Kacau
- Bab 31 Lembut Dan Perhatian
- Bab 32 Tatapan Kebencian
- Bab 33 Senyum Dingin
- Bab 34 Selamanya Berpura-pura
- Bab 35 Rasa Cemas
- Bab 36 Mainan Dan Barang
- Bab 37 Aku Membencinya, Selamanya
- Bab 38 Berikan Aku Penjelasan
- Bab 39 Hukuman Yang Disebut Pria Itu
- Bab 40 Pengkhianatan
- Bab 41 Wanita, Tidak Mengerti Menaatikah?
- Bab 42 Wanita Yang Keras Kepala
- Bab 43 Nasib Yang Menyedihkan
- Bab 44 Hati Tersayat
- Bab 45 Melunakkan Hatinya
- Bab 46 Hanya Pengganti
- Bab 47 Tangisan Tanpa Suara
- Bab 48 Kenangan Buruk
- Bab 49 Kakak Su, Terima Kasih
- Bab 50 Kematian, Apa Warnanya
- Bab 51 Wanita Lembut Yang Kuat
- Bab 52 Senyuman Menenangkan Pria
- Bab 53 Calon Ibu Yang Berani
- Bab 54 Sup Ayam Yang Dimasak Dengan Sepenuh Hati
- Bab 55 Senyuman Yang Tidak Berdaya
- Bab 56 Inti Dari Kehidupan
- Bab 57 Tatapan Hina Anni
- Bab 58 Apakah Sebenarnya Tujuannya Itu
- Bab 59 Bernafas Saja Terasa Sakit
- Bab 60 Kenapa Menangkapku?
- Bab 61 Terhanyut Dalam Pikirannya
- Bab 62 Hanya Bercanda
- Bab 63 Anggur Yang Pahit
- Bab 64 Tidak Meninggalkan Sedikitpun Jejak
- Bab 65 Kejadian Yang Mengejutkan
- Bab 66 Bayi yang Lemah
- Bab 67 Wanita Dijiwanya
- Bab 68 Melampiaskan Perasaan
- Bab 69 Tidak Dapat Menanggapi Cinta Itu
- Bab 70 Membuka Harga
- Bab 71 Hal yang Disembunyikan
- Bab 72 Orang Berbakat
- Bab 73 Gadis Dengan Wajah Imut
- Bab 74 Dua Sampah
- Bab 75 Jangan Takut, Ada Aku Di Sini
- Bab 76 Semakin Lihat Semakin Suka
- Bab 77 Tujuan Yang Asli
- Bab 78 Hanya Masalah Waktu
- Bab 79 Semoga Semuanya Adalah Kebetulan
- Bab 80 Berebut Kasih Sayang
- Bab 81 Menghilang Tanpa Alasan
- Bab 82 Pelukan Besar
- Bab 83 Ketidakhadiran Yang Lama
- Bab 84 Pelukan Lembut
- Bab 85 Terlambat Untuk Mengatakan Aku Mencintaimu
- Bab 86 Kebahagiaan
- Bab 87 Apa Yang Kamu Takutkan, Aku Melindungimu
- Bab 88 Dia Harus Pergi Mencarinya
- Bab 89 Perasaan Campur Aduk
- Bab 90 Suara Yang Akrab
- Bab 91 Pembicaraan Yang Adil
- Bab 92 Cinta Seperti Ini, Tidak Bisa Ditanggung
- Bab 93 Cinta Kita Masih Belum Berakir
- Bab 94 Dugaan
- Bab 95 Sebuah Racun
- Bab 96 Memenjarakannya Seumur Hidup
- Bab 97 Bayangan Yang Pergi Menjauh
- Bab 98 Suasana Yang Ramai
- Bab 99 Hidup Yang Kesepian
- Bab 100 Kebencian yang Sangat Dalam Kepadanya
- Bab 101 Mendominasi Hidupnya
- bab 102 Menggerakkan hatinya
- Bab 103 Kebahagiaan Yang Telah Lama Tidak Dirasakan
- Bab 104 Seperti Biasanya
- Bab 105 Senyuman Yang Tampan Dari Pria Itu
- Bab 106 Racun Yang Cukup Keras
- Bab 107 Berusaha Memperbaiki Semuanya
- Bab 108 Tenggelam Dalam Kelembutannya
- Bab 109 Sepenuh Hati Mengeluarkan
- Bab 110 Kekurangan Kasih Sayang Seorang Ayah
- Bab 111 Rencana Jasea, Pembunuhan
- Bab 112 Keterikatan Yang Tidak Bisa Dimusnahkan
- Bab 113 Kebahagiaan Yang Amat Besar
- Bab 114 Kebengisan Hati Manusia
- Bab 115 Penuh Dengan Harapan
- Bab 116 Berjanji Seumur Hidup.
- bab 117 Hati Yang Penuh Dengan Bekas Luka.
- Bab 118 Meskipun Merelakan Semuanya.
- Bab 119 Rasa Cemburu yang Tidak Beralasan.
- Bab 120 Lukanya, Di Bayar Selama Seumur Hidup!
- Bab 121 Nama Panggilan Yang Mudah
- Bab 122 Senyuman Bahagia
- Bab 123 Mendambakan Pujaan Hati
- Bab 124 Perasaan Yang Kacau
- Bab 125 Ancaman Keras
- Bab 126 Diam-Diam Berdoa
- Bab 127 Menusuk Kedalam Hatinya
- Bab 128 Memilih Hubungan
- Bab 129 Senyum Candaan
- Bab 130 Ayah Jahat
- Bab 131 Dulu, Tidak Pernah Ada
- Bab 132 Mimpi Yang Mendalam
- Bab 133 Sangat Kecewa
- Bab 134 Menunggu Akhir
- Bab 135 Kehilangan Tanpa Akhir
- Bab 136 Kencan Terbaik
- Bab 137 Berdoa Agar Keajaiban Terjadi
- Bab 138 Cincin Berlian Berbentuk Hati
- Bab 139 Kehormatan Yang Sangat Besar
- Bab 140 Gadis Itu
- Bab 141 Hati Yang Kosong
- Bab 142 Keterikatan Hati
- Bab 143 Tidak Tahu Berbuat Apa
- Bab 144 Melodi Yang Berkumandang Dihati
- Bab 145 Mimpi Buruk Yang Nyata
- Bab 146 Permainan, Baru Saja Dimulai
- Bab 147 Kelembutan Yang Tidak Dapat Dijelaskan
- Bab 148 Kehidupan, Sesuatu Yang Sangat Indah
- Bab 149 Hukum Karma
- Bab 150 Krisis
- Bab 151 Sebuah Hadiah Saja
- Bab 152 Menertawakan Aku Lagi
- Bab 153 Kalang-Kabut
- Bab 154 Pura-pura Berlagak Baik
- Bab 155 Ciuman Basah
- Bab 156 Aura Memikat
- Bab 157 Apakah Dia Jatuh Cinta Padanya?
- Bab 158 Kesaksian Cinta
- Bab 159 Kamu Satu-Satunya Milikku
- Bab 160 Umpan Yang Tidak Berarti
- Bab 161 Bermain Hilang Denganku?
- Bab 162 Dia Adalah Barang Di Sakunya
- Bab 163 Hubungan Darah Tidak Tergantikan
- Bab 164 Hati, Sekali Lagi Bergejolak
- Bab 165 Hukuman Baru
- Bab 166 Ayah Jahat, Hidup Bersamakah
- Bab 167 Menjaga Cinta
- Bab 168 Apa Itu Naksir? Apa Itu Harapan?
- Bab 169 Penantian Itu Adalah Cinta
- Bab 170 Memilih Kehidupan
- Bab 171 Semuanya Hanya Angin Berlalu
- Bab 172 Obsesi Yang Hancur
- Bab 173 Membalas Dengan Cinta Yang Lebih Banyak
- Bab 174 Ciuman
- Bab 175 Jangan Terlalu Naif
- Bab 176 Perhatian Dari Anak-anak
- Bab 177 Cinta Yang Penuh Manja
- Bab 178 Komunikasi Secara Mendalam
- Bab 179 Harga Yang Mahal
- Bab 180 Masalah Kakak Yang Menyedihkan Hati
- Bab 181 Melampaui Persahabatan, Bukan Cinta
- Bab 182 Kurva Anggun
- Bab 183 Penghiburan Yang Lembut
- Bab 184 Tergila-Gila Dengan Kecuekannya
- Bab 185 Tempat Teduh Yang Hangat
- Bab 186 Bagaimana Bisa Tega?
- Bab 187 Biarpun Sekujur Tubuh Penuh Luka, Juga Harus Bertahan
- Bab 188 Memprovokasi Keingintahuannya
- Bab 189 Kebahagiaan Yang Tidak Familiar
- Bab 190 Pura-pura Kuat
- Bab 191 Berterima Kasih
- Bab 192 Tulus, Arus Yang Bergejolak Secara Diam-Diam
- Bab 193 Pemikiran Yang Tidak Pasti
- Bab 194 Tidak Ada Masa Lalu, Hanya Ada Kebencian
- Bab 195 Kamu Selamanya Merupakan Wanitaku!
- Bab 196 Anggung-anggip Bagai Rumput Tengah Jalan
- Bab 197 Hati yang Membeku
- Bab 198 Rasa Nyeri yang Menusuk
- Bab 199 Hubungan Darah yang Tak Terputuskan
- Bab 200 Kebohongan Dengan Niat Baik
- Bab 201 Orang Yang Sangat Di Pertanyakan.
- Bab 202: Seorang Bocah Yang Lucu Dan Nakal
- Bab 203 Gadis Yang Jahil.
- Bab 204 Kebahagiaan, Ada Di Masa Depan Yang Tidak Jauh.
- Bab 205 Permain Anak-anak.
- Bab 206 Apakah Akan Menghasilkan Uang Dengan Berakting?
- Bab 207 Terimakasih Kamu Telah Menjaga Pacarku
- Bab 208 Memilih Seseorang Yang Tidak Kamu Cintai
- Bab 209 Menunggu Kebahagiaan
- Bab 210 Mimpi Yang Sia-Sia
- Bab 211 Membenci Pikiran Sendiri
- Bab 212 Apa Yang Sudah Aku Lakukan Padanya!
- Bab 213 Orang Yang Senantiasa Melindunginya
- Bab 214 Pertarungan Antara Dua Pria
- Bab 215 Mengkhawatirkan Masalah Orang Dewasa
- Bab 216 Ada Yang Dinamakan Dengan Tanggung Jawab
- Bab 217 Hening, Tidak Akur
- Bab 218 Derita, Dilema!
- Bab 219 Menarik Jarak
- Bab 220 Siapa Ayah dari Anak-Anak?
- Bab 221 Semua Kenanganku
- Bab 222 Harus Membawanya Pergi
- Bab 223 Jadilah Asisten Pribadiku
- Bab 224 Jatuh Kedalam Jurang
- Bab 225 Insiden
- Bab 226 Siapa Orang Yang Berhenti Di Hatinya?
- Bab 227 Suhu Tubuh Yang Familiar
- Bab 228 Tenggelam Dalam Pelukannya
- Bab 229 Maksudnya Tidak Biasa Adalah?
- Bab 230 Kami Percaya Paman
- Bab 231 Berusaha Keras Berjuang
- Bab 232 Apa Masih Ingin Kehilangan Dia?
- Bab 233 Paling Tidak Memiliki Jejaknya
- Bab 234 Satu Wajah Kelelahan
- Bab 235 Memenuhi Kekosongan Dalam Hati
- Bab 236 Untunglah, Semuanya Ada
- Bab 237 Benar-Benar Kejam!
- Bab 238 Genggamlah Harapan Itu
- Bab 239 Saling Mencintai, Mengapa Tidak Bisa Bersama
- Bab 240 Kemesraan Seperti Itu
- Bab 241 Bayangan yang Menghilang
- Bab 242 Tidak Bisa Memiliki Keduanya
- Bab 243 Menekan Jalan Pikirannya
- Bab 244 Itu Hanya Salah Paham Saja
- Bab 245 Apa Lagi yang Tersisa Darinya
- Bab 246 Ketakutan yang Merasuk Kembali
- Bab 247 Meningkatkan Kewaspadaan
- Bab 248 Posisi Itu Milik Mommy
- Bab 249 Kebahagiaan Dan Keengganan
- Bab 250 Sakitnya Sampai Lubuk Hati
- Bab 251 Tidak Punya Masa Depan Di Antara Kami
- Bab 252 Sebuah Tantangan Bagi Siapapun
- Bab 253 Kesakitan Yang Tidak Bisa Dilupakan
- Bab 254 Terukir Di Dalam Hati
- Bab 255 Perasaan Memikat
- Bab 256 Rencana Manusia Tidak Sebaik Rencana Tuhan
- Bab 257 Tidak Akan Membiarkanmu Terluka
- Bab 258 Kembali Mengguncang Hatiku
- Bab 259 Bernilai Uang
- Bab 260 Kenyataan Yang Mengejutkan
- Bab 261 Merahasiakannya Dariku?
- Bab 262 Siap Menemaninya Setiap Saat
- Bab 263 Percikan Api Yang Menyilaukan
- Bab 264 Hubungan Yang Tidak Ada Perasaan Di Dalamnya.
- Bab 265 Suasana Hati Yang Buruk.
- Bab 266 Bagaimana Mungkin Baby Bukan Anaknya?
- Bab 267 Perasaan Yang Tidak Benar.
- Bab 268 Memperjuangkan Hak Asuh Anak.
- Bab 269 Wajah Iblis Yang Mempesona.
- Bab 270 Pertengkaran Kecil.
- Bab 271 Hubungan
- Bab 272 Batas Tantangannya
- Bab 273 Mengendalikan Perasaan Sendiri
- Bab 274 Tidak Tahu Berterima Kasih
- Bab 275 Dia, Sulit untuk Memilih
- Bab 276 Sengketa Tanpa Akhir
- Bab 277 Arah Hidup Yang Baru
- Bab 278 Merasakan Masamnya Hidup
- Bab 279 Diam Terisak
- Bab 280 Tidak Bisa Berhenti
- Bab 281 Wajah Yang Mirip
- Bab 282 Pasti Akan Kembali Dengan Selamat
- Bab 283 Waktu Yang Di Tentukan
- Bab 284 Tersakiti, Di sekitarnya
- Bab 285 Melewati Waktu Yang Indah
- Bab 286 Terjatuh Saat Ini
- Bab 287 Memiliki Kenyamanan
- Bab 288 Jalan Dimana Tidak Akan Bisa Kembali
- Bab 289 Mencari Benang
- Bab 290 Berubah Tanpa Disadari
- Bab 291 Pelaksanaan Rencana
- Bab 291 Pandangan Yang Meragukan
- Bab 293 Lebih Memilih Percaya
- Bab 294 Semuanya Sudah Digariskan
- Bab 295 Mengkhawatirkan Keadaannya
- Bab 296 Percaya, Atau Melepaskan?
- Bab 297 Alasan Melarikan Diri
- Bab 298 Dia, Adalah Wanita Tercantik
- Bab 299 Apa Arti Kakak Di Dalam Hatimu?
- Bab 300 Dia Adalah Orang Yang Selalu Aku Cintai
- Bab 301 Hidup Bahagia Dengannya
- Bab 302 Rasa Lain
- Bab 303 Kehidupan Sepele
- Bab 304 Pertahankan Anak Itu
- Bab 305 Hal Yang Pantas Disyukuri
- Bab 306 Menculik Sandera
- Bab 307 Debut Sensasional
- Bab 308 Waktu Kematian Ada Di Sini!
- Bab 309 Kegelapan
- Bab 310 Niat Yang Perlahan-lahan Terdorong Jauh
- Bab 311 Keserasian Antara Kita Berdua
- Bab 312 Krisis Terbesar
- Bab 313 Penuh Dengan Kecemasan Di Dalam Hatinya
- Bab 314 Tidak Bisa Diremehkan
- Bab 315 Memainkan Sebuah Permainan.
- Bab 316 Kakak, Aku Mempunyai Rencana.
- Bab 317 Pasangan Sempurna Yang Saling Mencintai.
- Bab 318 Apakah Dia Bisa Menanggungnya?
- Bab 319 Berpikir Demi Dirinya.
- Bab 320 Dapat Memikul Tanggung Jawab.
- Bab 321 Menghapuskan Keberadaannya
- Bab 322 Dipikirkan Dengan Baik
- Bab 323 Apa Yang Disebut Dengan
- Bab 324 Keputusan Akhir
- Bab 325 Tidak Ada Kesempatan Apapun Untuk Kembali
- Bab 326 Pernah Bekerja Keras Seperti Itu
- Bab 327 Karena Aku Mencintaimu
- Bab 328 Cinta, Terkubur Dihatiku
- Bab 329 Jebakan
- Bab 330 Kebencian Yang Dalam
- Bab 331 Penyesalan Di Dalam Hati
- Bab 332 Tentang Ingatan
- Bab 333 Membuat Dia Susah
- Bab 334 Merindukan Dia Hingga Bodoh
- Bab 335 Kebahagiaan Di Dalam Hati
- Bab 336 Senyuman Yang Dingin
- Bab 337 Mengenal Hatinya Sendiri
- Bab 338 Menjaga Senyuman Yang Berkilau
- Bab 339 Cinta Yang Murni
- Bab 340 Menarik Perhatiannya
- Bab 341 Ekspresi Gila
- Bab 342 Hawa Dingin Di Hati
- Bab 343 Menyeramkan Seperti Di Neraka
- Bab 344 Kasih Sayang Yang Mendalam
- Bab 345 Tatapan Bengong
- Bab 346 Memeluknya
- Bab 347 Kehidupan Yang Berbeda
- Bab 348 Kamu Adalah Pemeran Utama
- Bab 349 Merekam Film Baru
- Bab 350 Dibayar Dengan Baik
- Bab 351 Apakah Melepaskan, Juga Harapan Tinggi ?
- Bab 352 Berjuang Untuk Hidup
- Bab 353 Bisakah Aku Mengundangmu Untuk Menari?
- Bab 354 Hadiah Permintaan Maaf
- Bab 355 Anak Itu Tidak Bersalah!
- Bab 356 Hubungan Kerjasama
- Bab 357 Terjebak Dalam Bahaya
- Bab 358 Belaian Yang Lembut
- Bab 359 Jangan Melakukan Hal Bodoh
- Bab 360 Apakah Kamu Membenciku?
- Bab 361 Rasa Lelah Sepanjang Malam.
- Bab 362 Pandangan Mata Dingin Yang Terlihat Kesal.
- Bab 363 Tidak Dapat Di Percaya.
- Bab 364 Wajah Yang Pucat.
- Bab 365 Kamu Tidak Ada Jalan Untuk Mudur.
- Bab 366 Menganggap Pencuri Sebagai Seorang Ayah.
- Bab 367 Bibi Jahat
- Bab 368 Menakutkan.
- Bab 369 Suara Tawa Yang Tidak Asing.
- Bab 370 Penderitaan Yang Mendalam.
- Bab 371 Tidak Bisa Menyentuhnya
- Bab 372 Diperalat Oleh Mereka
- Bab 373 Tidak Menghormati Orang Yang Lebih Tua
- Bab 374 Anak Bodoh Yang Polos
- Bab 375 Ada Kesalapahaman
- Bab 376 Tetap Tinggal Di Sini Untuk Menemaniku
- Bab 377 Melewatkan Kebahagiaan
- Bab 378 Mentolerir Ahli Seperti Ini
- Bab 379 Apakah Kamu Ingin Pergi Beristirahat ?
- Bab 380 Sejarah Masa Lalu
- Bab 381 Kemampuan Beradu Peran
- Bab 382 Orang Rendahan Memang Tidak Masuk Akal
- Bab 383 Teguh Dengan Pilihan Sendiri
- Bab 384 Perasaan Tidak Nyaman Yang Sulit Dipahami!
- Bab 385 Keuntungan Dari Siapa?
- Bab 386 Bergabung
- Bab 387 Pesan Tidak Berdaya
- Bab 388 Biarkan Aku Tenang Sejenak
- Bab 389 Seperti Sehati
- Bab 390 Perhatikan Baik-Baik Lukamu
- Bab 391 Sama Seperti yang Dulu
- Bab 392 Banyak Pikiran
- Bab 292 Hanya Perlu Sedikit Waktu
- Bab 394 Peringatan
- Bab 395 Cemas, Lenyap
- Bab 396 Sudah Menggila
- Bab 397 Nada Berat dan Ucapan yang Tenang
- Bab 398 Hanya Candaan Belaka
- Bab 399 Harapan Sudah Sirna?
- Bab 400 Tangisan, Menghibur
- Bab 401 Semuanya Sudah Tenang
- Bab 402 Menenangkan Hati
- Bab 403 Bekerja Keras Untiuk Memadamkan Api
- Bab 404 Tidak Sebanding Dengan Usahamu
- Bab 405 Rencanaku
- Bab 406 Tersenyum Dan Penuh Semangat
- Bab 407 Ketidakberdayaan Dan Simpati
- Bab 408 Hubungan Tanpa Jalan Keluar
- Bab 409 Memberi Kompensasi
- Bab 410 Setelah Pergi Barulah Bisa Menghargai
- Bab 411 Benar-benar Di Luar Dugaan
- Bab 412 Bisa Mempunyai Banyak Pilihan
- Bab 413 Sudah Sangat Sadar
- Bab 414 Lembut, Yakin
- Bab 415 Percaya Pada Teman
- Bab 416 Dari Awal Tidak Bersalah
- Bab 417 Jangan Membuat Wanita Marah
- Bab 418 Air Mata Di Sudut Mata
- Bab 419 Mengingat Kembali Kenangan Yang Indah
- Bab 420 Yang Tidak Dapat Melihat Kebahagian, Adalah Aku
- Bab 421 Rahasia Di Antara Mereka
- Bab 422 Jangan Berpura-pura Menjadi Orang Baik!
- Bab 423 Foto-foto tersebut
- Bab 424 Hati, Hampa
- Bab 425 Dua Baris Air Mata
- Bab 426 Semuanya Sudah Berlalu
- Bab 427 Sebuah Kekuatan
- Bab 428 Pasti Merupakan Mimpi!
- Bab 429 Wajah Yang Jelas
- Bab 430 Semuanya, Melenyap untuk Seutuhnya
- Bab 431 Hutang Di Masa Lalu.
- Bab 432 Diam-diam Saling Berpandangan.
- Bab 433 Sikap Santai.
- Bab 434 Cara Terbaik.
- Bab 435 Tidak Tega Melihanya Jatuh Semakin Dalam.
- Bab 436 Karena, Ada Kehidupannya.
- Bab 437 Amarah Yang Bergelora.
- Bab 438 Wajah Serius.
- Bab 439 Menghancurkan Diri Sendiri
- Bab 440 Mencapai Kesepakatan.
- Bab 441 Dia Sendirian Seumur Hidup
- Bab 442 Panik Dalam Sekejap
- Bab 443 Dia Pasti Menyukainya
- Bab 444 Aku Percaya Dia!
- Bab 445 Nasib Di Masa Depan.
- Bab 446 Jaringan Rahasia.
- Bab 447 Kecurigaannya Satu Demi Satu.
- Bab 448 Pandangan Matanya, Menusuk Hatinya.
- Bab 449 Wanita Yang Tidak Berperasaan
- Bab 450 Hatinya Terkoyakkan.
- Bab 451 Mengejek Diri Sendiri
- Bab 452 Kabar Terluka
- Bab 453 Tidak Ada Keluhan
- Bab 454 Bayangan Pelan-Pelan Menghilang
- Bab 455 Berhati-Hati
- Bab 456 Sedikit Penantian
- Bab 457 Penuh Percaya Diri
- Bab 458 Kasih Sayang Yang Hangat
- Bab 459 Terselubung
- Bab 460 Tatapan Yang Ragu-Ragu
- Bab 461 Suasana Yang Kaku
- Bab 462 Ekspresi Wajah Tidak Berdaya
- Bab 463 Hangat, Setia
- Bab 464 Terpesona, Nakal
- Bab 465 Berkata Tidak Usah Bertemu Maka Tidak Usah Bertemu?
- Bab 466 Berbinar-binar
- Bab 467 Rencana Dalam Hati
- Bab 468 Target Perlindungan Yang Penting
- Bab 469 Mengganti Rencana Dalam Detik Terakhir
- Bab 471 Sangat Puas
- Bab 470 Cahaya Diambil Alih, Olehnya
- Bab 472 Semoga Kalian Bahagia
- Bab 473 Pikiran Yang Melonjak
- Bab 474 Niat Dia
- Bab 475 Bagaimana Peduli Terhadapnya
- Bab 476 Tidak Takut Dan Tidak Terkendali
- Bab 477 Kini Sudah Tidak Seperti Dulu
- Bab 478 Berusaha Keras Membuatnya Menjadi Kenyataan
- Bab 479 Memahami Kesedihannya
- Bab 480 Sebenarnya Cinta Atau Tidak?
- Bab 481 Memberi Contoh Yang Sangat Bagus
- Bab 482 Cara Yang Pas
- Bab 483 Mencicipi Aromanya
- Bab 484 Tak Bisa Berkata-Kata
- Bab 485 Wanita Gampangan
- Bab 486 Dirinya Sendiri Yang Terbawa Perasaan?
- Bab 487 Alasan Menolak.
- Bab 488 Sangat Mengalah.
- Bab 489 Nasib Sebagai Catur.
- Bab 490 Masuk Kedalam Pelukkannya.
- Bab 491 Anak Kecil Yang Mengganggu
- Bab 492 Pembicaraan Yang Canggung
- Bab 493 Pertunangan Yang Sederhana
- Bab 494 Terampil
- Bab 495 Sangat Intim
- Bab 496 Menyebarkan Ketenangan
- Bab 497 Semua Penuh Dengannya
- Bab 498 Penuh Perhatian
- Bab 499 Berbincang Dengan Baik
- Bab 500 Dengan Pelan Dia Memperingati
- Bab 501 Membuat Aku, Hidup Dengan Tidak Tenang
- Bab 502 Berikan Kesempatan Untukku
- Bab 503 Sasaran
- Bab 504 Perlombaan Bocah
- Bab 505 Penjaga Rahasia
- Bab 506 Kesakitan Yang Begitu Mendalam
- Bab 507 Saling Menjaga
- Bab 508 Dengan Tenang Menyerahkan Dirinya Padanya
- Bab 509 Tidak Ada Artinya Hidup Tanpamu
- Bab 510 Terbang Bersamamu
- Bab 511 Mengerti Niat Mereka
- Bab 512 Ayah Yang Aneh
- Bab 513 Senyuman Yang Begitu Menawan
- Bab 514 Ayah Sedang Melamar?
- Bab 515 Jangan Pergi!
- Bab 516 Malu
- Bab 517 Pernikahan Yang Lebih Baik
- Bab 518 Kita Jangan Berpisah Lagi!
- Bab 519 Memegang Kebahagiaan Sendiri
- Bab 520 Ayah, Sangat Buruk
- Bab 521 Melihat Kebahagiaan
- Bab 522 Kami Setuju!
- Bab 523 Cinta Seperti Mimpi
- Bab 524 Perjalanan Bulan Madu Untuk Dua Orang
- Bab 525 Akhir Yang Bahagia