Satan's CEO Gentle Mask - Bab 392 Banyak Pikiran

"Kylie, ternyata kau memang berbeda. Berbicara denganmu, sepertinya selalu berakhir positif." Nikolas menghela nafas nya. Bagai mendengarkannya memainkan musik untuk anak-anaknya, ia selalu penuh dengan kasih sayang. Itulah yang mendorongnya untuk terus berjuang membawa anak-anaknya menuju hidup yang bahagia.

"Setelah berada di sisi seorang Kingston Ou untuk waktu yang lama, kau akan terbiasa dengan hidup yang sengsara. Ia memang orang yang begitu egois." balas Kylie dingin. Hidupnya memang sudah terombang-ambing karena Kingston. Tetapi ia juga sudah belajar banyak hal dari itu. Ia jadi sangat memahami tentang kehidupan, maka dari itu dia bisa menjadi kuat seperti sekarang ini.

"Benar juga, Kylie. Maafkan aku, tidak seharusnya aku mencurigaimu. Bertahun-tahun ini kau selalu disakiti olehnya. Tetapi aku malah mencurigaimu sekongkol dengannya." Nikolas mengulurkan tangannya menepuk punggung Kylie. "Mulai dari sekarang tenang saja, aku tidak akan membiarkannya menyakitimu lagi!"

"Terima kasih." balas Kylie pelan. Merasa agak canggung di dalam pelukan Nikolas, ia pun bergerak menjauh.

"Emm.. Aku..."

"Ah, maaf aku sembrono sekali!" melihat Kylie yang merasa tidak nyaman, Nikolas pun berusaha menjelaskan. "Aku hanya ingin menghiburmu saja, tidak ada maksud lain."

"S-saya tahu. Terima kasih, Tuan Muda Guan. Anda memang orang yang baik!" ujar Kylie pelan, mengalihkan pandangannya keluar jendela. Kecepatan mobil mulai melamban, sepertinya mereka sudah hampir tiba di tempat tujuan.

"Sampai!" lontar Kylie. Baru saja ia akan membangunkan Jacob dan Chelsea, Nikolas menghalanginya.

"Mereka sepertinya sangat kelelahan. Jangan dibangunkan, biar aku saja yang membawa mereka masuk," Nikolas sudah mulai berdiri menggendong Jacob. Kylie pun mulai sadar dan menggendong Chelsea ke pelukannya, mengikuti Nikolas yang berjalan keluar mobil di depannya.

Mendengarkan suara bising, Hanny pun terbangun dari mimipinya. Ia berjalan ke balkon dan menengok ke bawah, melihat Nikolas dan Kylie yang berjalan mendekat, ia pun merasakan kemarahannya sedikit membara. Apakah Nikolas sedang berusaha mendekati Kylie? Berani-beraninya ia membawa Kylie kemari...

"Hanny! Apa yang sedang kau lakukan?!" mendengarkan suara dari kamar Hanny, Maria segera bangun dari kasurnya, melihat Hanny sedang mengobrak-abrik isi koper, sepertinya sedang mencari sesuatu.

"Jangan pedulikan aku! Aku harus memberi pelajaran pada si Kylie Man itu..." seru Hanny penuh amarah. Suara langkah kaki mulai terdengar. Melihat Hanny yang akan segera berlari keluar, Maria pun langsung menangkap tangan Hanny menghalanginya. Mendengar suara langkah kaki itu mulai menjauh, barulah Maria merasa tenang.

"Apakah kau sudah lupa perkataan dari Tuan Muda Guan kemarin? Bukannya kau sendiri yang bilang akan memperlakukan Kylie dengan baik? Apa yang mau kau lakukan sekarang ini?" Maria meraih tongkat yang dia ambil tadi sambil menarik lengan Hanny yang mulai melemas lalu duduk di sisinya.

"Jangan ungkit-ungkit orang itu di depanku lagi! Aku...sangat membencinya!" baru saja Hanny berbicara, suara ketukan pintu langsung terdengar. Maria hanya bisa duduk canggung di sisi Hanny.

"Hanny, buka pintu!" seru Nikolas mengetuk pintu lagi. Sepertinya tadi ia mendengar ada suara, apakah dia sedang marah dan tidak mau membukakan pintu?

Mendengar suara di depan pintu, Hanny kembali merasa menggebu-gebu, Nikolas Guan datang? Ia menegakkan tubuhnya sebelum akhirnya berjalan kembali ke kasurnya, lalu membungkus kepalanya ke dalam selimut. Kemarin Nikolas sudah membentaknya dengan serius, apakah hari ini hal yang sama akan terulang kembali?

"Maria." Nikolas sudah tidak sabar menunggu di depan pintu.

"Tuan Muda Guan," sahut Maria melirik ke arah Hanny yang bersembunyi di dalam selimut. Ia membukakan pintu lalu memanggul ranselnya. "Dia dari kemarin malam sudah badmood!"

"Baiklah." gumam Nikolas membalas Maria sambil masuk ke dalam kamar. Melihat Hanny yang bersembunyi di dalam selimut, ia pun menutup pintu dan duduk di sampingnya. Lalu ia pun menyibak selimut itu dan berkata, "Hanya hal kecil saja kau sudah ngambek begini. Ini tidak seperti Hanny yang kukenal."

"Hmph! Jangan pikir hanya dengan mengatakan kata-kata manis saja aku langsung bisa melupakan perkataan tajammu kemarin!" Hanny membalikkan tubuhnya. Bukannya kemarin Nikolas terus-terusan memikirkan Kylie saja?

"Kalau kau berpikiran untuk meninggalkanku dan pergi bersama dengan Kylie, aku pasti tidak akan membiarkan kalian hidup bahagia!" seru Hanny marah. Ia bangun terduduk di kasur, melihat Nikolas yang hanya duduk dalam diam.

"Kenapa?" tanya Hanny menoleh ke arah Nikolas setelah berdiam beberapa menit. Sepertinya tingkah laku Nikolas sangat tidak biasa hari ini. Padahal biasanya disaat seperti ini ia langsung datang menghibur Hanny!

"Kedekatanku dengan Kylie tidak seperti yang kau pikirkan." gumam Nikolas menjelaskan. "Aku sudah pernah menjelaskannya padamu saat dia baru kembali dari luar negeri, kenapa kau masih tidak mengerti juga?"

"Tapi tidak seperti yang kau katakan! Kingston sekarang sudah menghilang." balas Hanny membalikkan badan, memijat pelan pundak Nikolas.

"Kemarin dia muncul lagi, dan dia membakar gudangku!" gumam Nikolas. "Jadi kau tahu sekarang ini aku sedang banyak pikiran. Apalagi ini semua karena hilangnya Kingston. Aku harus menyelesaikan semua masalah ini." Nikolas menghela nafas lalu berbaring di kasur.

"Maafkan aku, aku tidak tahu kau sedang banyak masalah begini." ujar Hanny pelan, berbaring di pelukan Nikolas. Ternyata ia selama ini sudah salah sangka.

"Jadi kau jangan berprasangka buruk begitu!" ujar Nikolas menepuk-nepuk punggung Hanny pelan. "Kau hanya perlu jaga jarak dengan Kylie. Aku membawanya kemari karena aku punya alasan sendiri."

"Tetapi Kylie tetap saja pernah berhubungan dengan Kingston. Kalau dia disiksa, Kingston bukannya akan muncul dengan sendirinya? Dan ini malah akan membantumu!" seru Hanny.

"Kau tidak perlu memusingkan hal ini, cukup jaga dirimu baik-baik." ujar Nikolas dingin. Sebenarnya ia datang kemari untuk beristirahat, tak disangka Hanny akan secemburu ini pada Kylie.

"Baiklah!" Hanny beranjak dari kasur dan duduk di atas tubuh Nikolas. Jari tangannya yang lentik terus mengitari kancing kemeja Nikolas, lalu maju menggulum bibirnya.

Melihat anak-anaknya yang tertidur lelap, pandangan Kylie mulai teralih ke selilingnya. Ia menengok ke luar jendela, melihat langit yang masih sedikit terang. Hari itu, Kingston tiba-tiba muncul di hadapannya. Dan ciuman yang diberikannya waktu itu... Mungkin seharusnya saat itu ia mengatakan perasaannya sebenarnya. Tidak seharusnya ia bersikap sedingin itu pada Kingston. Sekarang malah tidak mendapat kabar apapun darinya.

"Mama? Mama tidak istirahat?" Jacob terbangun dan menguap, menatap ke arah Kylie yang sedang duduk diam di sofa. Kylie seolah sedang tenggelam dalam kesedihan. Pandangannya yang kosong itu menerawang keluar jendela. Sudah lama sekali ia tidak melihat ibunya seperti ini.

"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanya Kylie langsung tersadar begitu mendengar suara Jacob. Ia berjalan ke sisi kasur, mengelus wajah Jacob dengan lembut.

"Hmm, lumayan. Hanya saja aku bermimpi ada banyak mobil sedang mengejarku. Aku jadi merasa agak lelah." Jacob bercemberut agak kesal. Kylie mengecup pelan wajah Jacob lalu menatap kedua matanya. Mungkin Jacob bermimpi seperti itu karena kejadian yang terjadi pada Karen kemarin.

"Kau aman-aman saja! Karena mama dan adikmu akan selalu ada di sisimu. Tidak akan terjadi apa-apa!" ujar Kylie menenangkan Jacob sambikl menepuk-nepuk punggungnya. Ia melirik ke arah jam di meja samping kasur. "Baiklah, hari ini kalian pasti capek sekali. Bagaimana kalau kamu beristirahat lagi?"

"Baiklah, mama. Kapan tante Karen bisa kembali?" tanya Jacob pelan, masih menatapi Kylie, mengabaikan apa yang dikatakannya barusan.

"Luka tante Karen tidak begitu parah, sebentar saja dia akan kembali bersama kita. Jacob kau sangat mengkhawatirkan tante Karen, apakah Chelsea juga sama?" Kylie melihat Jacob mengangguk pelan, dan menghela nafas. " Baiklah. Jacob dan Chelsea pasti sangat menyukai tante Karen, pasti ada alasannya 'kan? Mama ingin kalian jujur..." tanya Kylie serius menatap kedua mata Jacob.

"Kami juga tidak tahu kenapa, tetapi saat bertemu dengannya, aku merasa sangat familiar... Apakah ibu tidak merasakan hal yang sama?" Jacob balas bertanya.

"Iya, tetapi kalian yang membawa tante Karen ke sini, jadi kupikir mungkin kalian tahu sesuatu yang mama tidak tahu?" Kylie masih berusaha mencari jawaban.

"Hmm, bukannya mama yang mempekerjakan tante Karen? Seharusnya mama lebih tahu tentangnya daripada kita." balas Jacob cemberut kecil lagi.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu