Satan's CEO Gentle Mask - Bab 20 Menahan Rasa Sakit

Sambil duduk di dalam mobil, Kylie Man masih terus memikirkan permasalahan wanita tadi. Dia berbeda dengan wanita-wanita lainnya, kecantikannya yang menawan itu tidak rendahan, sekalipun ia adalah seorang wanita, tetapi ia tetap saja tidak bisa menyingkirkan tatapannya dari pesona wanita tersebut. Namun tatapannya tidak terlihat menganggapnya sebagai lawan sedikitpun, sebaliknya, ia terlihat sedikit terkejut, siapakah dirinya sebenarnya?”

“Nona Kylie Man, Pengurus Rumah Luo akan datang menjemputmu pulang sekolah nanti, kamu diharapkan untuk tidak sembarangan pergi, ini adalah perintah dari Tuan Muda.”

Kylie Man berpaling dan tersenyum kepada Derrick, senyumannya terlihat datar dan tak berdaya, tatapan matanya dipenuhi oleh rasa sakit yang tidak kunjung habis, ia menganggukkan kepalanya dan berpaling menuju ke gerbang Paramount College, lelaki yang berada di dalam mobil itu kemudian tercengang dan kembali fokus tepat setelah gadis itu menghilang, ia sepertinya tercengang menatap ke arah Kylie Man menghilang.

Pelajaran di Paramount College ini tidak sesantai yang ditebak oleh orang luar, sebaliknya, karena ia merupakan sebuah sekolah mahal yang terkenal, maka kurikulum pelajarannya tentu saja tidak bisa disepelekan, sekalipun Kylie Man merupakan murid yang berprestasi di universitas biasa, namun jika ia tidak berusaha keras disini, maka ia pasti akan langsung tertinggal jauh di belakang.

Bel yang menandakan berakhirnya pelajaran terdengar seperti sebuah suara alam bagi para murid, sama halnya dengan Kylie Man, namun ia tidak mempunyai teman baik di Paramount College, para teman-teman sekelasnya bahkan berusaha untuk menjaga jarak dengannya. Rasa kesepian yang tidak pernah dirasakan sebelumnya menyelimuti hati Kylie Man, namun ia tetap hanya bisa berpura-pura tidak mempedulikannya.

Dirinya sudah terbiasa seorang diri, sekalipun orang lain tidak menghiraukan keberadaannya, mungkin dengan demikian ia dapat melalui kehidupan miliknya, namun Tuhan ternyata tidak mendengar keinginan hatinya, tidak peduli dimanapun ia berada, ia selalu saja ditunjuk-tunjuk oleh orang yang berada di sekitarnya.

Ia mengunci diri di kamar mandi, ia selalu saja menunggu semua orang yang berada di luar pergi, hingga ia akhirnya perlahan berjalan sendirian kembali ke ruang kelasnya.

Namun ia hari ini merasa sedikit aneh, orang yang berada di luar terus-menerus berbicara, bel sudah berdering sekali, namun di luar masih terdapat suara orang bergerak kesana kemari.

“Menurut kalian, mengapa manusia murahan itu masih saja belum keluar?”

Seiring dengan suara air yang mengalir di wastafel, suara obrolan para teman wanita di luar itu tidak terdengar oleh telinga Kylie Man. Beberapa gadis yang memiliki niat buruk itu terus menatap tajam pintu toilet dimana Kylie Man berdiam.

“Aku kira dia tidak akan keluar lagi, ia mungkin saja melakukan hal yang memalukan di dalam!”

Jari menawannya itu mengolesi warna yang cukup terang pada wajahnya, hingga wajah yang sebelumnya terlihat halus itu kini dipenuhi oleh ekspresi jijik. Sekalipun tidak ada dirinya, Kingston ou tetap saja tidak akan menghiraukan mereka, namun perempuan selalu seperti ini, semuanya baik-baik saja jika tidak ada yang mendapatkannya, namun ketika ada yang mendapatkannya, maka orang tersebut akan berubah menjadi target orang banyak.

“Baiklah, kita juga seharusnya pergi belajar, jika ia tidak ingin pergi, maka kita hanya akan membantunya saja.”

Salah satu gadis yang berambut panjang melirik pintu toilet Kylie Man, tangan kecilnya kemudian memutar kunci di luar pintu itu tanpa bersuara, mereka diam-diam saling bertatapan dan tersenyum, menurut mereka, sebuah drama yang menghebohkan akan segera dimulai. Tokoh utamanya tentu saja adalah Kylie Man yang tidak dikasihani sama sekali dan sedang terkunci di dalam.

“Sudah, ayo pergi, kita harus menghadapi ulangan hari ini.”

Ia berusaha untuk menggunakan suara yang kuat untuk memberitahu Kylie Man bahwa mereka sudah pergi. Namun Kylie Man masih saja tidak fokus, ia selalu saja berharap ia dapat menjadi orang yang tembus pandang setiap harinya, supaya orang-orang ini tidak menganggapnya sebagai lawan lagi.

Setelah suara keributan di luar itu menghilang, Kylie Man yang sudah duduk di toilet cukup lama akhirnya berdiri. Ia memijat kakinya yang mengebas sejenak, lalu Kylie Man hanya menghela nafas tak berdaya.

Kylie Man tidak menyadari bahwa pintunya itu sudah dikunci. Tangan kecilnya berusaha keras untuk mendorong pintunya, namun tidak ada sedikitpun gunanya.

“Apakah ada orang di luar? Tolong, bisakah kalian bukakan pintunya?”

Suaranya yang jelas itu terdengar sedikit gugup, guru sudah berkata bahwa mereka harus ulangan di jam pelajaran berikutnya, ia kini sudah terlambat, namun seberapa besarpun suara teriakan Kylie Man, tetap saja tidak ada orang yang datang membantunya. Orang-orang umumnya berlalu-lalang di sekitar toilet, tetapi keadaannya hari ini terdengar sangat tenang.

“Tolong! Bisakah tolong aku bukakan pintunya? Apakah ada orang? Apakah ada orang?”

Pintu tersebut terus didorong oleh Kylie Man, telapak tangannya yang putih lembut itu bahkan mulai memerah dan membengkak, wajah kecilnya terlihat sangat gugup, namun Kylie Man tetap saja tidak mempunyai pilihan lainnya, ia hanya bisa terus menepuk pintu tersebut sekuat tenaganya dan menunggu orang di luar dapat menyadari keberadaan dirinya.

Setelah berusaha cukup lama, Kylie Man menyadari bahwa usahanya itu tidak berguna, ia dapat mendengar orang-orang berjalan di luar, tetapi tidak ada orang yang masuk untuk membantunya. Sambil mengiggit bibir merahnya, ia akhirnya mengerti bahwa para gadis itu sudah mengerjainya.

Ia tidak pernah menyangka bahwa akan ada hari dimana ia akan tersingkirkan, ia sudah jelas-jelas berusaha supaya orang lain tidak menghiraukan keberadaannya, namun apakah gadis-gadis itu tetap saja merasa tidak tahan? Pada saat pembantu wanita dan pengawal terus menemaninya beberapa hari ini, para gadis itu tidak memiliki keberanian untuk bertindak terhadap dirinya, tetapi ia kini terkunci disini, ini pasti merupakan sebuah permainan bagi mereka.

Ia tidak lagi mengetuk pintunya, tidak lagi berteriak, Kylie Man yang sebelumnya sudah bersikap keras kepala terhadap Kingston Ou dan tidak mudah mengakui kekalahannya, ia kini memikirkan cara untuk melepaskan dirinya.

Ruang sempit dalam toilet kecil tersebut membuat Kylie Man merasa sedikit tertekan. Setelah berpikir, Kylie Man akhirnya menginjak toilet dan ingin mencoba untuk memanjat dinding yang tinggi itu.

Namun badannya itu cukup mungil, tidak peduli bagaimanapun ia ingin mencoba untuk mencapai ujung dinding tersebut, namun ia tetap saja tidak bisa mencapainya. Ia mencoba untuk berjinjit, memanjangkan tubuhnya, pada saat ia hendak mencapai targetnya, ia lupa bahwa kakinya sedang menginjak pinggir daripada toilet.

‘Tong’, Kylie Man langsung terjatuh, walaupun tidak tinggi, namun ia tetap saja terjatuh ke lantai yang keras, tubuh lemah Kylie Man langsung bersentuhan dengan permukaan lantai dalam sekejap.

“Shhh...... Sakit sekali......”

Kylie Man yang terjatuh ke lantai itu mengelus kepalanya dan mendudukan dirinya. Sakit sekali, benar-benar sangat sakit sekali, seluruh tubuhnya dipenuhi rasa sakit.

Kylie Man berusaha untuk berdiri, pada saat ia hendak berhasil, ia selalu saja kembali terduduk. Kaki kirinya terasa sangat sakit setiap kali ia hendak bergerak. Kylie Man menahan air matanya yang hendak mengalir itu, mengerutkan alis mata menawannya, lalu mengecek luaknya.

Walaupun ia tidak dapat melihat luka apapun, namun pergelangan kakinya yang putih kini terlihat memerah dan membengkak, ketika ia menyentuhnya, rasa sakit itu langsung menghampirinya. Ia mengigit bibir merahnya yang lembab, hingga bibirnya memerah, lalu bersikeras untuk menahan diri supaya tidak berteriak kesakitan.

Letak lukanya itu benar-benar tidak tepat, selain dari pergelangan kakinya dan betisnya, sisi kepalanya dan lengannya juga terluka, namun lukanya itu tidak seberat luka di pergelangan kakinya, lantai yang licin dan dingin itu membuat rasa sakit pada luka Kylie Man sedikit mereda.

Luka lainnya tidak terlalu buruk, hanya tergores atau memerah dan membengkak saja, namun luka pada pergelangan kakinya mungkin jauh lebih serius daripada itu, ia kini benar-benar harus pergi meninggalkan tempat ini.

“Buka pintunya...... Cepat buka pintunya...... Buka pintunya......”

Kylie Man yang sudah memberontak cukup lama dan belum juga mendapatkan hasil itu hanya dapat duduk di atas lantai dengan tak berdaya dan terus menumbuk pintunya dengan kuat. Tidak lama kemudian, tangan kecilnya yang putih itu pun mulai memerah dan membengkak, suaranya juga mulai terdengar tidak bertenaga karena sudah menahan rasa sakit yang muncul dari lukanya.

Pada saat Kylie Man mengira bahwa ia harus duduk disini hingga ada yang menyadari keberadaannya, pintu yang sebelumnya terkunci cukup erat itu pun tiba-tiba dibuka......

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu