Satan's CEO Gentle Mask - Bab 400 Tangisan, Menghibur

"Shh! Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Kakakmu pasti tidak sedang dalam masalah!" ujar Nikolas pelan sambil menggendong Chelsea, berusaha menghiburnya. "Siapa tahu kakakmu sebenarnya masih di kamar, ayo kita masuk dan lihat lagi, bagaimana?"

"Paman, aku bukan anak nakal, kalau kakak ada di kamar aku tidak mungkin akan sepanik ini! Paman tadi sudah membuat mama menangis hingga matanya merah membengkak! Aku tidak tega kalau ia baru bangun paman langsung memberinya kabar buruk begini! Aku tidak akan membiarkan paman menyakitinya lagi!" tuding Chelsea di tengan kerumunan, seperti ia telah melakukan tindakan yang tidak benar.

"Chelsea, tadi...paman hanya memberitahu mamamu tentang kenyataan, bukan sengaja mengganggunya. Kau bicara seperti ini kalau terdengar orang lain mereka bisa salah paham, jadi..." Nikolas tidak tahu harus bagaimana. Menjelaskan hal ini pada Chelsea membuatnya semakin canggung.

"Tapi, bukankah mereka datang untuk membantuku mencari kakakku? Kenapa mereka masih di sini? Mama selalu bilang padaku untuk saling menjaga dengan kakakku, tapi sekarang kakakku pergi sendiri seperti ini, aku juga tidak tahu apa yang terhadi! Paman, bisa bantu aku mencari kakakku? Aku benar-benar khawatir. Rumah paman sangat besar, bagaimana kalau kakak tersesat di suatu tempat dan terjadi sesuatu padanya? Bagaimana aku harus mengatakannya pada mama?" Chelsea mulai menangis keras di pelukan Nikolas. Mendengar tangisannya, Nikolas hanya bisa mengutus bodyguardnya pergi mencari Jacob, selagi dia menggendong Chelsea menjauh dari kamar.

"Chelsea, kau bilang kakakmu ingin pergi keluar dari sini?" tanya Nikolas agak tidak paham. Melihat Chelsea yang terduduk di sofa mengangguk-anggukkan kepalanya, ia pun melanjutkan. "Apa paman kekurangan sesuatu yang kalian inginkan makanya kalian ingin pergi?"

"Sebenarnya juga bukan karena paman, hanya saja ini bukan rumah kami, sebagus apapun tetap tidak terbiasa. Kami masih ingin pulang ke rumah." ucap Chelsea menjelaskan.

"Tapi paman tahu kalian tidak ada rumah di sini. Kalau paman boleh tahu, kalian mau pulang ke mana?" Nikolas mengambil jajan di atas meja dan menyodorkannya pada Chelsea.

"Kami ingin pulang ke Amerika. Kami juga lahir di sana. Kami juga tidak merasa aman di sini, mama juga bilang kalau pulang kita akan lebih santai. Tapi paman tidak membolehkan kamu pergi, kenapa paman ingin mengurung kami di sini? Apakah kami melakukan kesalahan?" tanya Chelsea mulai menangis lagi.

"Chelsea, paman hanya ingin memastikan keamanan kalian." Nikolas mengerutkan alisnya. Beberapa hari yang lalu anak ini masih baik dan penurut, lalu begitu kakaknya hilang ia langsung menangis terus begini. Lain kali mereka tidak boleh terpisahkan!

"Melindungi kami? Tapi paman bilang, kakek itu bilang kalau kami hanya umpan saja, dan paman juga setuju 'kan? Aku dan kakakku sudah mendengarnya dengan jelas, paman! Kau bukan orang baik!" seru Chelsea membuang muka.

"Chelsea, percaya pada paman. Paman sungguh ingin melindungi kalian. Apa yang aku lakukan sekarang ini juga untuk melindungi kalian. Mengerti?" ujar Nikolas, melihat Chelsea yang masih merengek, " Aku hanya ingin merawat kalian saja! Mengerti?"

"Kecuali paman bisa menemukan kakakku, dan membolehkan kami pergi setelah itu, aku akan memberitahu mama segalanya!" Chelsea mendengus kesal sambil mencuri pandang ke arah Nikolas.

"Tunggu! Kalian bilang kaian ingin meninggalkan tempat ini, lalu ekspresi Kylie tadi adalah..." Nikolas beranjak dari sofa dan langsung berjalan ke arah kamar mereka. Kylie pasti sedang pergi mencari tempat yang ia larang anak-anak untuk pergi! Baru saja ia bersiap untuk membuka pintu kamar, Chelsea mulai berteriak menangis lagi. Ia lalu kembali turun ke lantai bawah. Mereka ternyata sepenasaran itu tentang isi kamar tersebut. Baiklah, dia akan membawa mereka langsung ke sana!

"Paman, mau membawaku kemana?" seru Chelsea berada di gendongan Nikolas. Tadi jelas-jelas dia telah berjalan ke lantai atas, tetapi sekarang ia turun kembali, dan malah membawanya pergi. Ia merasakan firasat buruk.

"Apakah Chelsea tidak penasaran dengan tempat yang paman larang kalian untuk datangi?" ujar Nikolas tersenyum kecil. "Ayo kita pergi ke sana! Siapa tahu kakakmu ada di sana! Bukankah ini ide yang bagus?" Nikolas sepertinya sudah tahu apa rencana mereka.

Saat Kylie keluar dari kamar, ia merasa ada yang tidak beres. Kalau benar Nikolas telah menangkap Charles, sepertinya juga tidak mungkin disembunyikan ke tempat tersembunyi seperti itu. Kylie ragu sejenak dan menghentikan langkahnya, menarik Jacob yang berada di sisinya. Tempat ini pasti bukan tempat yang harus mereka cari, tempat itu adalah...

"Mama?" panggil Chelsea dari kejauhan, membuat Kylie terkejut dan berbalik mencari arah suara itu. Ia melihat Chelsea berlari mendekat ke dalam pelukannya.

"Chelsea, apakah paman yang mengajakmu bermain ke sini?" tanya Kylie. Ia menengadah dan melihat Nikolas di kejauhan. "Tuan Guan."

"Kylie, aku baru saja menyadari sesuatu. Kau memang selalu membuatku terkejut. Kalau kau penasaran dengan apa yang ada di kamar itu, tinggal tanya langsung kepadaku!" sapa Nikolas tersenyum lebar. Tak disangka ia bisa terkejut oleh tingkah laku Kylie.

"Karena sudah ketahuan, aku tidak perlu berpura-pura lagi." Kylie tersenyum. Ia tahu dia tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari Nikolas dengan mudah, tapi ia hanyna ingin mencoba. Akting Chelsea memang hebat. Kalau bukan karena tahu maksud aslinya, ia pasti juga akan mempercayai aktingya!

"Aku ingin tahu apakah Charles ada di sana?" tanya Kylie dingin.

"Kau akan tahu kalau kau ikut denganku. Bukan sesuatu yang sedang kamu cari, tapi aku yakin kau akan tertarik setelah mengetahuinya." ujar Nikolas berjalan melewati Kylie, menyusuri jalan kecil itu ke tepi gunung untuk berjalan mengitarinya, sebelum akhirnya mereka bisa melihat sebuah pondok kecil yang tertutup ranting pohon.

"Mama, apakan ini adalah ruangan itu?" tanya Jacob menarik ujung lengan baju Kylie. Sebenarnya mereka sudah pernah melihat rumah itu sebelumnya. Tetapi paman muncul dan mencegah mereka.

"Sepertinya iya! Kalau tidak mana mungkin paman membawa kita kemari?" canda Kylie menjelaskan, lalu melirik ke arah Chelsea yang terlihat sangat bersemangat.

"Kalian lihat ke dalam juga akan tahu!" Nikolas menyibakkan ranting-ranting itu, memperlihatkan sebuah kunci berpassword. Ia menekan beberapa tombol dan terdengar suara, sebelum akhirnya pintu terbuka. Chelsea yang sangat penasaran segera menyondongkan kepalanya untuk melihat ke dalam, tetapi tidak terlihat ada apa-apa.

"Gelaps sekali, terlihat sangat menakutkan! Mama, apakah mama masih mau masuk? Aku merasa sangat seram!" Jacob mundur perlahan, bersembunyi di balik tubuh Kylie.

"Tuan Guan telah membawa kami ke sini, tempat apa ini sebenarnya?" Mata Kylie yang penasaran melihat ke sana kemari. Tempat seperti ini dibangun untuk apa? Tidak mungkin seseram yang dikatakan Chelsea!

"Silahkan masuk." ruangan itu menjadi terang setelah terdengar beberapa suara aneh. Bahkan lampu-lampu di gunung pun iku menyala walaupun ini masih di siang hari.

"Tempat ini adalah hadiah dari desainer yang membantu mendesain rumah kami saat kami baru membangunnya! Ini adalah sebuah panggung.." ujar Nikolas memasuki ruangan. Kylie akhirnya bisa melihat dengan jelas, ternyata ruangan ini lebih besar dari yang mereka bayangkan. Perlengkapannya juga sangat lengkap.

"Apakah panggung in dibangun untuk Anda?" Kylie terkejut dan melihat ke arah Nikolas. Dia tidak terlihat seperti seorang yang suka melakukan pertunjukan!

"Ini adalah luka terbesar keluarga kami, dan juga alasan kenapa aku bisa dekat dengan Hanny. Kukira dia bisa memainkan lagu yang aku inginkan, tetapi nyatanya dia juga tidak tahu ada tempat seperti ini." gumam Nikolas lalu menghela nafasnya. Melihat panggung di hadapannya itu, ia memencet sebuah tombol, dan perlahan sebuah piano pun mulai terlihat.

"Kyile, karena hari ini kau juga sudah menemukan tempat ini, maukah kau perform sekali satu lagi denganku?" dari suara Nikolas bisa terdengan sedikit kesedihan. Kylie terdiam menatapnya, sebelum menarik Jacob dan Chelsea ke atas panggung dan memencet beberapa kunci piano. Kylie mengerutkan alisnya mendengar suara gemersak yang keluar dari piano itu. Melihat Kylie yang sepertinya lancar bermain piano, Nikolas berjalan ke sisi Jacob dan Chelsea, menonton Kylie yang fokus memencet tombol piano.

"Ada masalah apa?" tanya Nikolas.

"Sebentar saja, mungkin karena sudah lama tidak dipakai, suaranya agak aneh. Sekarang harusnya sudah tidak apa-apa." ujar Kylie ujar Kylie lalu mulai memainkan pianonya.

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu