That Night - Bab 99 Kesalahan Besar
Aku tidak berlama-lama di rumah sakit, sebelum hari mulai gelap aku membawa Kakak Zhang dan Kakak Liu pulang kerumah yang kemarin aku sewa.
Sejak aku memutuskan untuk pulang, aku mengurus semuanya sendiri, dan aku mengaturnya dengan sangat benar.
Hal ini membuatku antusias dan tidak terkontrol, kembali terpikir setengah tahun yang lalu, aku dan Wiri Chen pergi keluar negeri bersama, saat itu bahkan prosedur untuk keluar negeri saja aku tidak mengerti.
Satu-satunya pengalamanku keluar negeri adalah saat di bangku kuliah dan melakukan pertukaran pelajar, saat itu ada guru yang membawa kami, selain mengerti pengetahuan ilmu kedokteran, sisanya aku benar-benar terpaksa.
Sekolah mengerahkan yang terbaik dan menyiapkan segala sesuatu yang kuperlukan untuk keluar negeri, adanya paspor dan visa, dengan begitu setengah tahun yang lalu aku jadi dapat keluar negeri bersama Wiri Chen dengan lancar.
Dan kali ini aku mengatur semuanya sendiri, hal ini menurutku adalah sebuah kemajuan yang pesat. Tentu, tidak boleh lupa dengan kekuatan uang.
Jika bukan karena sekarang aku mempunyai standar ekonomi yang cukup, aku tidak bisa pulang jika ingin, karena jumlah tiket pesawat kami semua bukanlah dalam jumlah yang kecil, aku dulu bahkan tidak pernah ingin membayangkan nominal tersebut.
Yang aku sewa adalah sebuah apartemen, jika ingin cepat, nyaman, dan bisa dimasuki kapan saja, apartemen adalah jawabannya.
Rumah itu dupleks, tidak terlalu luas, tapi sangat cukup bagi kami tiga orang dewasa dan dua anak kecil yang meninggali nya.
Kakak Liu membawa dua anakku beristirahat, Kakak Zhang membeli bahan makanan untuk memenuhi kulkas, dan aku membuka laptop mulai membalas email.
Karena aku pergi dengan mendadak, jadi pekerjaan yang kutinggalkan sedikit banyak. Setelah makan malam aku melanjutkan kerjaanku, dan aku melihat permintaan pertemanan di ponselku.
Aku sedikit terkejut, melihat nama orang tersebut membuatku berpikir bahwa ia adalah customer perusahaan dan segera menerima permintaan pertemanannya.
Tapi sebelum aku sempat menyapanya, ia meneleponku.
Aku tertegun, dan mengira customer tersebut sedang terburu-buru. Setelah berdering dua detik, ia masih belum memutuskan sambungan, mungkin saja ia tidak sengaja meneleponku, atau telah menekan tombol mati.
“Halo, apakah……”
“Apakah kau Eva Luo?”
Suara seorang wanita, dan aku tertegun. Ia tahu aku siapa, dan berbicara bahasa mandarin, bukan customer ku?
Aku membuka suara dan formalitas, tapi merasa suara ini sangat familiar, “Ya, aku. Maaf anda siapa?”
“Eva Luo, dasar kau pelacur!”
Ia memaki ku, aku mengerutkan dahi, dan teringat sudah siapakah orang ini.
Pantas saja suaranya terdengar tidak asing, suara Valen, hanya saja ada sedikit distorsi melalui telepon.
“Eva Luo, kau sudah pulang, kan? Kau begitu pulang langsung menggoda suamiku, kau tidak punya malu!”
Valen terus memakiku dan marah-marah, walaupun tidak bertemu langsung dengannya, tapi aku bisa menebak sekarang ia sedang sangat emosi sekarang.
Jika aku dihadapannya, aku yakin ia akan menampar ku dua kali.
Aku tanpa ragu memutuskan sambungan telepon, mukaku sendu begitu juga hatiku.
Aku sangat ingin memarahinya kembali, marah karena ia merebut Daniel Qin terlebih dahulu, jelas-jelas sudah tahu Daniel Qin sudah menikah denganku tapi masih bersedia menjadi simpanan nya. Aku juga memarahinya tidak punya malu, sudah jelas hamil anak orang lain tapi masih menikah dengan Daniel Qin, rasakan bagaimana rasanya dibuang oleh Daniel Qin.
Tapi akhirnya aku masih menahannya.
Aku berusaha menghibur diri sendiri, bahwa waktu sangat berharga, jangan sampai membuang-buang waktu untuk orang seperti Valen.
Aku baru saja akan mem-block Valen, tapi ia mengirimkan ku pesan singkat.
“Eva Luo, kamu pelacur! Kau menggoda suamiku, jangan berharap hidup kau akan baik-baik saja!”
“Eva Luo kau tidak tahu malu, ibumu yang setengah hidup dan mati masih masih tahu malu tidak?”
“Kau tunggu saja, besok aku akan mencarinya ke rumah sakit! Aku akan melihatnya bagaimana menyikapi hal ini!”
Melihat Valen membawa-bawa ibuku, aku jadi sangat gugup, dan segera menghubungi Valen.
Sambungan telepon baru saja terhubung, tetapi Valen memutuskannya. Darahku langsung mendidih, dan berusaha menghubunginya sekali lagi, dan sudah mencoba tiga kali baru Valen mengangkat teleponku.
“Eva Luo, kau takut sekarang?” suara Valen sangat puas, ada ke-keraskepala-an dan kemarahan yang tersirat.
Aku marah dan ingin meledak rasanya, “Jika kau berani macam-macam pada ibuku, kau akan mati!”
Aku berkata dengan kasar, mencoba mengancam Valen.
Sebenarnya saat Valen mengungkit-ngungkit ibuku, aku benar-benar ingin membunuhnya!
Saat itu jika bukan Valen yang membawa Tina Zhang dan Daniel Qin ke ruang rawat ibuku, bagaimana mungkin ibuku akan serangan jantung lagi? Bagaimana mungkin bisa selama ini dirawat dirumah sakit?
Aku benar-benar ingin bertanya pada Valen apakah dia punya urat malu, apakah ia punya hati nurani?
Dia tahu dengan sangat jelas kesehatan ibuku sedang tidak baik, masih saja pergi mencelakainya, dan menggunakan ibuku untuk mengancamku. Sesungguhnya apa yang ia anggap apa hidup ibuku?
Aku sudah sering sekali dipermalukan oleh Valen dan Daniel Qin, tapi aku yang sekarang, tidak mau lagi memberikan mereka kesempatan apapun.
“Eva Luo, kau mengancamku?” Valen tertegun beberapa detik, suaranya terdengar sangat terkejut dan marah.
“Ya benar, aku mengancammu!” aku berkata dengan yakin, suaraku dingin dan sedikit menyentak.
“Dan juga, aku sekarang bukan hanya ingin mengancammu, aku ingin memberitahumu, kau tunggu saja Daniel Qin menggugat ceraikan mu, dan kamu akan pergi tanpa membawa sepeser pun uang!” aku berkata dengan sangat marah, dan langsung memutuskan sambungan telepon.
Awalnya aku sama sekali tidak ingin berurusan lagi dengan Daniel Qin, tapi hari ini Valen ingin melibatkan ibuku dalam perbuatannya.
Harimau tidak akan melihatmu sebagai kucing penyakitan, Valen dan Daniel Qin menganggapku sangat mudah ditindas, aku harus membuat mereka merasakan kesusahan!
Aku langsung mem-block Valen, membawa ponsel dan segera keluar rumah.
“Eva, kau mau kemana?” Kakak Zhang berseru dengan panik di belakangku, aku tidak berniat berhenti, dan pergi tanpa menoleh kebelakang lagi.
Keluar dari apartemen aku segera menyetop taksi dan menuju rumah sakit.
Perkataan Valen membuat ku takut, walaupun aku mengancamnya akan membuatnya semakin berani, tapi aku tidak mungkin membiarkannya sekali lagi menyakiti ibuku.
Awalnya aku ingin rumahku sudah beres dan benar baru menjemput ibuku dan tinggal bersama, tapi sekarang Valen membuat ku seperti orang gila, aku tidak tahu apa saja yang telah Daniel Qin ucapkan pada Valen, tapi Valen sangat mungkin melakukan semua cara, dan benar-benar menemui ibuku.
Aku tidak boleh membiarkan Valen menemukan ibuku, dan tidak boleh membiarkan ibuku disakiti.
Sebelumnya aku berpikir ibuku sudah terbiasa dirawat dirumah sakit ini, dan telah membuatnya nyaman serta menemukan banyak teman sehingga tidak kesepian, jadi aku tidak pernah mempunyai pikiran untuk memindahkan ibuku kerumah sakit lain.
Tapi hari ini aku baru menyadari kesalahan terbesarku! Aku telah menunjukkan jalan menuju ibuku pada Daniel Qin, dan telah memberi petunjuk pada orang-orang yang ingin menyakiti ibuku!
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonVillain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Yang Terlarang
MinnieThe Great Guy
Vivi HuangSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranBaby, You are so cute
Callie WangUnlimited Love
Ester GohThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)