That Night - Bab 83 Aku datang untuk ikut makan

Setelah mengatakan itu Owen pergi begitu saja, diriku seperti kehilangan kekuatan dan langsung bersandar lemas di atas sofa.

Carrie segera duduk di sampingku dan menggenggam lenganku, aku membuka mulutku dengan lebar untuk bernapas, dan punggungku ternyata sudah berkeringat.

Meskipun Owen berkata ia tidak terlalu mempermasalahkan hal tadi, tapi aku dapat melihat dengan jelas dari tatapannya bahwa kesabarannya sudah hampir melewati batas, sedikit lagi ia hampir murka. Aku merasakan tekanan yang dikeluarkan dirinya sekuat biasanya, sudah jelas hari ini aku membuat dia sangat marah.

Carrie mengerutkan dahinya lalu menatapku, "Eva, mengapa kamu merasa terganggu dengan hal ini?"

Emosiku perlahan stabil, tapi aku tidak tahu bagaimana menanggapi pertanyaan Carrie.

Benar juga, mengapa aku harus merasa terganggu dengan hal ini?

Aku juga tidak tahu sebenarnya aku sedang melakukan apa, tapi dalam situasi seperti tadi, aku hanya tidak ingin melihat Owen memiliki hubungan yang terlalu harmonis dengan anak-anak.

"Menurutmu.... apakah aku depresi setelah melahirkan?" tanyaku dengan heran kepada Carrie.

Carrie terdiam, ia lalu mengangkat tangannya dan mengetuk kepalaku, "Aduh." kataku sambil memegang bagian kepalaku yang dipukulnya lalu melihat Carrie.

"Kamu tidak depresi, tapi aku akan segera membuatmu menjadi depresi!" kata Carrie dengan sedikit kesal, ia lalu melihat jam di tangannya, "Sudah sore. malam ini aku ada janji, aku pergi dulu ya."

"Kamu tidak makan di sini? Jam berapa kamu akan pergi? Lebih baik kamu makan dulu lalu pulang."

"Aku tidak makan di sini, tapi kamu jangan khawatir, aku prediksi sebentar lagi akan ada orang yang menemani kamu makan." kata Carrie yang seolah memberikan suatu petunjuk, ia menenteng tasnya lalu berjalan keluar rumah, sampai aku tidak sempat mengantarnya.

Di dalam rumah, aku diam dalam keheningan untuk mengatur ulang emosiku, dan juga mengingat lagi kejadian yang telah terjadi hari ini, akhirnya aku mengerti alasanku marah kepada owen.

Aku pikir, aku pasti ketakutan, aku takut melanggar batas dan kembali rujuk dengan Owen hanya karena sikapnya yang lembut kepada anak-anak. Jadi aku sengaja memberitahu marga anak-anak itu, aku sengaja tidak mengijinkan Owen menemani anak-anak terlalu lama, dan juga sengaja membicarakan hak asuh anak kepadanya.

Hanya dengan membuat Owen emosi, baru aku bisa membuat hubunganku dengannya kembali retak, melihat sifat Owen yang seperti ini, tidak mungkin ia akan berbicara dengan baik lagi terhadapku dan anak-anak, karena itu aku tidak perlu khawatir lagi akan terbujuk oleh rayuan Owen.

Tanpa sadar aku menghela napas, aku merasa tidak bertenaga. Ternyata aku memang tidak dapat bertahan bila sedang berhadapan dengan Owen, karena dia sangat sempurna, semua perempuan pasti sulit menolaknya.

Langit perlahan menjadi gelap, hatiku yang kacau sama sekali tidak ada keinginan untuk pergi ke kantor dan bekerja, bahkan aku tidak bernafsu untuk makan malam. Hanya saja tadi sore Wiri Chen meneleponku dan bilang akan menemaniku makan, aku tahu dia mengkhawatirkan kejadianku tadi siang dengan Owen, jadi aku tidak melarangnya dan mengiyakannya untuk memasak makan malam dan makan bersamanya.

"Tuk tuk tuk..." suara ketukan pintu berbunyi, aku pikir itu adalah Wiri, aku langsung meminta tolong Kak Tina untuk membukakan pintu karena aku masih sibuk di dapur.

Wiri sangat menyukai ayam kungpao dan daging suwir buatanku, belakangan ini aku merepotkannya banyak hal, aku hanya bisa membalas kebaikannya dengan memasak makanan untuknya.

"Kamu duduk dulu, sebentar lagi aku akan selesai." kataku sambil membalikkan badan, tapi setelah melihat orang yang masuk ke dalam rumah, aku sontak terdiam.

Orang yang masuk adalah Owen, bukan Wiri. Saat itu pandangannya tertuju pada tubuhku, alisnya sedikit mengangkat, ia membawa tempat bekal yang indah.

Tiba-tiba aku teringat perkataan Carrie, ia bilang malam ini akan ada orang yang datang untuk menemaniku makan, apakah dari awal sudah bisa ditebak kalau Owen akan datang?

"Kamu sedang menunggu orang," kata Owen dengan nada datar dan bukan nada seperti orang yang bertanya.

Aku heran, benar-benar tidak menyangka Owen yang tadi siang begitu marah sekarang ia masih bisa datang kembali. Tapi, belum aku mulai berbicara, suara ketukan pintu kembali berbunyi, saat itu aku agak khawatir, Owen melihatku sejenak lalu membalikkan badan dan pergi membukakan pintu.

Wiri tersenyum saat melihat Owen berdiri membukakan pintu, bibir tipis Owen masih tertutup rapat, ujung-ujung jarinya yang sedang memegang tempat bekal itu terlihat memutih, seperti sedang menekannya dan menahan sesuatu.

Wiri mengangkat alisnya, ia melihat ke arahku dan ke arah Owen, ia lalu tersenyum hangat, "Direktur Owen juga ada di sini ya."

"Eva, tadi aku melihat bunga lily yang indah ini di toko bunga, jadi aku membelikannya sebuket untukmu." kata Wiri sambil tertawa dan berjalan masuk, gerakannya seperti sudah terbiasa berkunjung, ia lalu mengambil sandal dari lemari, dan memberikan bunga Lily yang akan segera mekar itu kepada Kak Tina untuk disimpan, sama sekali tidak terpengaruh dengan adanya Owen.

Aku sedikit canggung, tidak sengaja melihat ke arah Owen dan melihat mukanya seperti tertutup oleh awan mendung. Kedatangan Owen sungguh tidak tepat, aku sedikit ragu apakah ingin menyuruhnya pergi, melihat raut wajahnya yang suram aku tidak berani berkata apa-apa. Tapi dengan datangnya Wiri dan Owen secara bersamaan aku benar-benar merasa tidak nyaman.

"Apakah Direktur Owen datang untuk membicarakan kontrak? Sekarang sudah bukan waktunya bekerja, meskipun Eva adalah karyawan di perusahaanku, tapi aku bukanlah bos yang akan memberi tekanan berlebihan kepada karyawan." kata Wiri melihat Owen sambil tersenyum.

Aku tidak tahu berapa lama Wiri sudah berkecimpung di dalam dunia bisnis, tapi perkataannya tadi membuat jarakku dengan Owen menjadi semakin lebar dan langsung membuat seolah aku dan Owen sedang berhubungan untuk kerja sama bisnis.

"Direktur Owen, masalah kontrak lebih baik besok saja dibicarakan lagi." kataku menyambung perkataan Wiri dengan tidak berani menatap Owen. Aku berbalik dan ingin menghindar ke dapur, tapi khawatir Owen akan marah lagi.

Sudut mataku melihat dengan jelas tangan besar Owen sudah memperlihatkan dengan jelas urat-uratnya, ia menggenggam tempat bekal di tangannya itu dengan erat, aku sangat khawatir dia akan langsung melemparkannya ke lantai.

Hanya saja, yang tidak kuduga adalah, Owen malah tertawa menanggapinya.

"Aku datang bukan untuk membicarakan pekerjaan, aku hanya ingin ikut makan." kata Owen sambil berjalan beberapa langkah hingga berada di sampingku, aku terdiam karena tidak menyangka Owen akan tebal muka berkata seperti itu, tapi ia sudah berada di hadapanku, jadi aku terpaksa mengangkat kepala dan meliahtnya.

Dia memberikan tempat bekal itu kepadaku, "Ini adalah produk dalam negeri, Bibi Wang sengaja menyuruhku membawa ini agar kamu bisa mencicipinya."

Mendengar Owen membicarakan Bibi Wang, hatiku terkejut, lalu segera mengulurkan tangan.

Selama aku bersama Owen, Bibi Wang adalah orang yang selalu menjaga dan merawatku, tidak peduli apa maksudnya, tapi aku masih sangat menghargai kebaikannya padauk. Kalau ini adalah keinginan Bibi wang, maka aku pun tidak bisa menolaknya.

Owen yang melihat aku menerima tempat bekal itu pun tersenyum, lalu ia menatap Wiri dengan dengan, "Apakah Direktur Wiri datang kemari untuk ikut makan juga? Atau untuk memberikan bunga? Tidak mungkin datang untuk membicarakan pekerjaan dengan Eva kan?"

Kepalaku semakin pusing, Owen menggunakan perkataan Wiri untuk membungkamnya, juga membungkam mulutku.

Bila Wiri berkata hanya datang untuk memberikan bunga, maka ia seharusnya bisa langsung pulang. Kalau dia berkata datang untuk membicarakan pekerjaan, maka ia menjilat perkataannya sendiri terhadap Owen.

Tapi kalau Wiri berkata ia datang untuk ikut makan...

Maka Owen dan dia tidak ada bedanya, keduanya memang ingin tetap berada di rumah itu.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu