That Night - Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
Aku hampir tidak tidur semalaman, melihat ibu menggunakan alat bantu bernapas berbaring di ranjang ICU, hatiku sangat sakit. Tapi baiknya adalah, Carrie Lin selalu ada disisiku.
Akhirnya aku tidak tertidur sampai pukul 8 pagi, aku meminjam handphone Carrie untuk menelepon Owen. Tapi saat baru mulai menelepon, aku mendengar dering handphone.
Saat itu aku tidak terlalu menanggapinya, tapi aku mendengar Carrie berteriak karena terkejut "Kak Owen!".
Pandangan Carrie menuju ke arah dimana Owen berdiri tidak jauh dari sana, ia menundukkan kepala melihat handphonenya, sinar matahari menembus jendela menyinari tubuhnya, seperti diselimuti oleh cahaya emas, ketampanannya membuat orang terpana.
Hanya saja, gambaran indah itu dirusak oleh sebuah kalimat.
"Apa kamu ingin menemuiku untuk membicarakan masalah kompensasi?" kata Owen yang telah mematikan teleponnya lalu berjalan ke depan aku dan Carrie, tatapan datarnya menatapku.
Aku tidak menyangka ia akan berkata seperti itu, pada waktu itu aku tidak tahu harus bicara apa.
Carrie tidak menyadari perasaanku, ia langsung bicara "Iya Kak Owen, apa kakak bisa membantu agar Eva dan Daniel dapat bercerai?"
Wajahku menjadi panas, perasaanku semakin canggung, aku tidak sadar sudah menundukkan kepala, bahkan aku tidak siap memasang telinga untuk mendengar jawaban dari Owen.
"Daniel itu keterlaluan." Carrie kesal dan menggertakkan giginya, "Kak Owen, Eva tidak pernah melawan Daniel, tapi mereka pasti akan mengakui kehebatanmu, tolong bantu Eva!"
Hatiku berdetak semakin cepat, kedua telapak tanganku pun sudah basah oleh keringat. Carrie sudah mengatakan semuanya, ini memang mengurangi kebingunganku untuk memulai pembicaraan, tapi apakah Owen akan menyetujuinya?
"Ya." kata Owen dengan datar menyetujui hal itu, dalam hatiku terdiam, aku langsung mengangkat kepala melihatnya.
Apakah dia menyetujuinya?
Hanya saja Owen hanya bertanya dengan datar "Kalian belum makan kan? sambil makan saja bicaranya."
Aku tidak mengerti jalan pikirannya, perasaan yang awalnya menggebu seperti disiram seember air dingin, aku tidak tahu harus mengatakan apa.
Seketika Carrie menarik lenganku dan menatapku lalu berkata "Kamu lebih baik pergi makan dengan Kak Owen, aku disini menjaga bibi, kalua ada apa-apa aku bisa menjaganya."
Melihat Carrie terus mengisyaratkan sesuatu dari tatapannya, akhirnya aku dan Owen keluar dari rumah sakit.
Di sekitar rumah sakit ada banyak restoran kecil, kebetulan di waktu ini adalah waktu-waktu yang ramai dikunjungi orang.
"Mau makan apa?" katanya dengan tiba-tiba.
"Apa saja.."
Meskipun ini bukan pertama kalinya bertemu dengan Owen, tapi aku masih sangat gugup.
Dia menganggukkan kepalanya, melihat restoran mie yang ada di depan "Kita makan di sana saja, kelihatannya sangat bersih."
Aku dan Owen masuk ke dalam lalu mencari tempat duduk, meskipun di sini sudah membuka AC tapi aku tetap merasa sangat pengap dan panas.
Owen duduk di depanku, ia mengangkat kepalanya untuk melihat daftar menu yang di tempel di tembok. Dia mengenakan setelan jas, dirinya terlihat tampan dan berenergi, dilihat dari sini ia terlihat tinggi.
Biasanya dia tidak akan datang ke tempat seperti ini kan? pikirku dalam hati.
"Satu porsi kecil mie daging sapi." kata Owen kepada pelayan restoran, lalu ia membalikkan kepalanya melihat ke arahku dan bertanya "Kamu makan apa?"
"Sama seperti kamu." jawabku terburu-buru.
Owen langsung membayarnya, sampai pelayan itu pergi membawa uangnya, aku baru sadar seharusnya aku yang mentraktirnya, karena aku yang meminta bantuan Owen.
"Apa kamu sudah memikirkan matang untuk bercerai dengan Daniel?" kata Owen memecah keheningan.
Jantungku terdiam sesaat, lalu aku mengangguk "Aku sudah memikirkannya matang-matang."
Masalah ini bukan hal memikirkan matang atau tidak memikirkannya, bercerai adalah pilihan satu-satunya. Betul kata Carrie, aku tidak mungkin hidup bersama Daniel lagi.
"Kamu ingin aku bagaimana melakukannya?" suara Owen sangat enak didengar, suaranya yang datar dan berat, tapi tidak bisa ditebak apakah sedang senang atau marah.
Aku sedikit tidak yakin dan mulai menatap Owen "Kata Carrie, kamu mampu membuat Daniel jatuh..."
Owen menatapku, ia tiba-tiba tersenyum, jantungku berdetak sangat kencang, tidak tahu apa maksud dari senyumannya.
"Carrie benar-benar bisa mempromosikan aku." kata Owen dengan datar, senyuman di wajahnya belum berganti, "Betul, aku bisa menggunakan Perusahaan besar Cheng untuk menekan keluarga Daniel, asalkan mereka memerdulikan Perusahaannya."
"Tapi sepengetahuanku, Daniel dan Hanson tidak akan membicarakan masalah perjuangan perusahaannya kepadamu."
Mendengar jawabannya, kekhawatiran di hatiku perlahan hilang. Betul, Daniel tidak akan menyangkutpautkan perusahaannya demi aku, kalau seperti ini, apa aku bisa bercerai dengannya dengan lancar?
Aku berterimakasih banyak pada Owen, mungkin karena batu yang mengganjal di hatiku telah hilang, bahkan aku juga hampir sudah tidak merasakan gugup.
"Oh ya, terimakasih kamu sudah membayarkan biaya rumah sakit ibuku kemarin, aku akan mengembalikannya sedikit demi sedikit.."
Meskipun kata Carrie puluhan juta rupiah adalah uang kecil bagi Owen, tapi aku tidak mau menerima uang sebanyak itu cuma-cuma.
Owen menatap mataku dengan dalam, ia mengerutkan alisnya.
Aku kembali gugup, takut ia tidak percaya "Aku bisa menuliskan surat pinjaman untukmu, berikan aku nomor rekeningmu, aku akan mengirimnya setiap bulan."
Owen semakin menatapku dengan aneh, kegugupanku semakin menjadi-jadi, untung saja pelayan datang di waktu yang tepat membawakan mie pesanan kami, jadi kecanggungan ini bisa dihentikan.
Novel Terkait
Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraStep by Step
LeksIstri kontrakku
RasudinHis Soft Side
RiseCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyBretta’s Diary
DanielleMy Cold Wedding
MevitaThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)