That Night - Bab 85 Serigala berbulu domba

"Ibu, aku ada di sini bersama Eva, Ibu tidak perlu khawatir."

Suara rendah memikatnya dengan datar berkata seperti itu, seluruh tubuhku gemetar, aku tidak percaya dan membuka mata dengan lbear.

Apa yang sedang Owen perbuat! ternyata dia mengatakan "Ibu" di telepon.

"Siapa? Siapa kamu? Mengapa kamu bersama dengan Eva?" tanya ibuku yang awalnya sempat terdiam beberapa saat.

Saat Owen belum bicara, ibuku sudah bertanya lagi, "Kamu, kamu adalah Direktur Owen?"

"Ibu, aku adalah Owen, mengapa ibu masih memanggil aku Direktur Owen, aku adalah menantumu." kata Owen dengan tertawa kecil, satu tangannya masih merangkul pinggangku, kepalanya mendekat dan menempel dengan wajahku sekarang.

"Owen... Owen! Apakah kamu sedang bersama Eva? Semua yang dikatakan mereka kepadaku adalah kebohongan? Kalian berdua masih baik-baik saja kan?" kata ibuku yang terkejut dan senang, di sela-sela perkataannya ia tidak menghiraukan apa-apa dan terus bertanya kepada Owen apakah masih bersama denganku.

Mendengar suara ibuku yang tampak senang, perasaanku menjadi campur aduk.

Apa ternyata ibuku sangat menanti-nanti saat aku bersama dengan Owen? Lalu blia ibuku nanti mengetahui kabar perceraianku dengannya dan tahu aku telah melahirkan dua anak yang aku besarkan sendiri, bagaimana reaksinya?

Owen menatapku, tatapannya yang dalam menunjukkan ia menertawakanku, seolah ia puas setelah mendapat teman untuk berperang.

Owen mengiyakan ibuku, "Benar, kami berdua masih bersama, lalu ada satu hal lagi yang ingin ku sampaikan, ibu sekarang sudah menjadi nenek."

"Apa?" seketika nada suara ibuku meninggi, tapi terdengar seperti suara yang kegirangan dan tidak percaya.

"Aku sudah menjadi nenek? benarkah? aku sudah menjadi nenek? Hahaha... baik sekali...."

"Ya, tentu saja benar." kata Owen, seketika tubuhku terasa tidak bertenaga, genggamanku yang erat pada handphone pun perlahan melemah, Owen lalu mengambil lagi handphone itu, ia lalu menekan tombol pengeras suara, seketika suara ibuku yang kegirangan itu terdengar dari pengeras suara handphone.

"Eva, apakah kamu hamil? Kapan? Apakah kalian ke luar negeri bersama-sama? Sebelumnya Eva tidak pernah mengatakan apa-apa kepadaku, aku khawatir...."

Ibuku bertanya terus menerus, tapi kegembiraannya dapat terdengar dari suara itu.

"Aku yang salah, aku tidak ke luar negeri bersama Eva, karena itu Eva menghadapi berbagai kesulitan. Tapi Ibu jangan khawatir, aku dan Eva sudah mengambil bukti pernikahan, hanya saja belum melaksanakan pesta pernikahannya. Satu lagi, Eva sudah melahirkan, anaknya kembar laki-laki dan perempuan.

Owen masih tersenyum puas, ia berbicara sambil memandangi Wiri, tatapannya yang memanas-manasi Wiri itu terlihat puas, aku melihat dengan jelas Wiri sudah mengepalkan tangannya dengan erat dan wajahnya menjadi suram.

"Sudah lahir?!" kata ibuku dengan lebih terkejut lagi, mendengarnya aku menjadi gugup, aku benar-benar khawatir ibuku akan pingsan karena terlalu bersemangat.

Aku menatap Owen dengan kesal, mengapa ia seenaknya berkata seperti itu, Ibuku memiliki penyakit jantung! Ia tidak bisa menerima stimulasi yang bertubi-tubi.

Owen yang melihat aku sedang emosi seolah tidak peduli, ia senyum dan tangannya yang besar itu mengelus pipiku, aku sudah sangat marah dan igin memukulnya, tapi sekarang masih tersambung dengan ibuku, maka aku tidak berani melakukan apa-apa.

"Ini juga adalah salahku, kalau orang lain mengetahui Eva telah melahirkan, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru,. Karena sekarang Eva juga sedang tidak berada di dalam negeri, jadi aku tidak bisa merawat mereka secara intens."

Kata Owen berkata lagi, tatapan matanya seperti setan yang sedang mempengaruhi seseorang, bahkan aku dapat mendengar suaranya begitu serius.

"Orang lain... aku bukan orang lain..." kata Ibuku dengan suara sedih, tapi ia tidak berlama-lama dengan masalah ini dan lanjut bertanya, "Jadi... sekarang bagaimana? Kapan kalian pulang? Apakah anak-anak dan Eva semuanya aman?"

"Aman, Ibu, kedatanganku kali ini memang untuk menjemput Eva dan anak-anak pulang ke rumah, setelah sampai aku akan menjemput ibu dan kita akan tinggal bersama, aku dan Eva juga akan segera melangsungkan pesta pernikahan." kata Owen sambil tersenyum.

Ibuku sangat gembira saat mendengarnya, "Baik, baik, kalua begitu kalian cepat kembali. Eva suka memendam sesuatu di dalam hatinya dan tidak bercerita denganku. Owen, aku tahu kondisi keluargamu sangat baik, Eva juga selalu merasa diperbaiki kehidupannya oleh kamu, tapi aku sebagai ibunya harus berkata dengan hati nurani, bahwa Eva benar-benar adalah anak yang baik, kalua saja di lahir di keluarga yang berada...."

Ibuku sedikit tersedak, "Aku lah yang menghambatnya, dan berlaku tidak adil padanya... kalau bukan karena masalah keuangan keluarga, dia tidak akan pernah kesulitan...."

"Ibu, ibu ini bicara apa...." kataku dengan sedih, ibuku selalu merasa bersalah terhadapku, tapi sebagai seorang ibu, dia sudah memberikanku semua yang terbaik yang bisa diberikan olehnya.

"Eva, kamu harus baik-baik dengan Owen, kamu sudah melahirkan anak tapi tidak memberitahu ibu, tidak membiarkan ibu ikut senang...."

Aku menggigit bibirku dan tidak menjawab, awalnya aku berkata akan menggugurkan anak itu demi meninggalkan Owen, lalu aku bercerai dengannya, bila aku mengatakan kepada ibuku bahwa aku telah melahirkan anak, pasti dia akan seperti sekarang memintaku cepat kembali, dan akan lebih khawatir lagi dengan hubungan pernikahanku dengan Owen.

Pada saat itu, bagaimana aku bisa menjelaskan masalah ini kepada Ibu? Aku tidak bisa berkata akan segera mengadakan pesta pernikahan seperti yang Owen katakan sekarang. Kalau aku berbohong, maka kebohongan itu akan semakin banyak untuk mendukung kebohongan yang aku katakan. Jadi aku hanya dapat menyembunyikannya dari ibuku.

Owen berkata, "Aku yang tidak mengijinkan Eva untuk mengatakannya, aku takut orang-orang akan berprasangka buruk lagi terhadap ibu. Bukankah Daniel telah mengunjungi Ibu? kalau saja dia tahu Eva telah hamil, mungkin saja dia akan melakukan suatu kejahatan lagi."

Ibuku langsung emosi setelah Owen mengungkit nama Daniel, "Daniel itu sangat jahat. Dia mengatakan bahwa kamu sudah tidak menginginkan Eva lagi, lalu mengatakan kalau Eva dipaksa untuk pergi keluar negeri, lalu ia melewati semuanya dengan sangat kesulitan...."

"Dia masih berkata apa lagi?" tanya Owen, aku terdiam dan menatapnya, terlihat dengan jelas Owen menggunakan kesempatan ini untuk mengelabui ibuku, dan ibuku sama sekali tidak merasakannya.

"Dia masih berkata kalau Evalah yang terbaik. Kalau Eva pulang dan kembali maka ia akan segera bercerai dan menikahi Eva."

Seketika aku merasa muak, ternyata Daniel dapat berbicara seperti itu. Apakah dia benar-benar merasa dirinya adalah seorang yang di idam-idamkan sehingga bila dia bersedia untuk menikahiku maka aku akan bersenang hati dipersuntingnya?

Jujur, setelah melewati setengah tahun lebih ini, baik keluarga Daniel dan Daniel sendiri, aku sudah tidak menganggapnya sama sekali.

Meskipun Daniel adalah anak dari pengusaha kaya, tapi dalam melakukan suatu hal ia tidak pernah tekun, bila bukan karena uang dari keluarganya, kemungkinan besar sekarang ia sudah menjadi preman jalanan. Saat Daniel mati-matian mengejar cintaku, aku dibuatnya berpikir lama baru yakin bahwa dia sungguh-sungguh. Tapi sekarang setelah dipikir-pikir kembali, dia benar-benar adalah sebuah sampah yang dibungkus oleh perhiasan.

Owen melihatku sekilas lalu tersenyum kecil, ia sengaja berpura-pura terkejut, "Oh? Mengapa dia bisa seenaknya berkata bercerai begitu saja?"

"Dia berkata istrinya telah berselingkuh dan melahirkan anak orang lain, ia melakukan tes DNA, saat proses perceraian ia hanya butuh bukti ini lalu ia akan bisa menceraikan istrinya tanpa memberinya warisan apa-apa." kata ibuku dengan emosi, karena tidak tahan ia juga menambahkan, "Orang berengsek itu memang pantas menerimanya, sebelumnya ia telah berselingkuh, sekarang istrinya sendiri yang berselingkuh dan melahirkan anak dari orang lain, benar-benar karma!"

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu