That Night - Bab 25 Pekerjaan Lain

"Nyonya, supir sudah tiba." setelah mengangkat telepon bodyguard berbicara kepadaku.

Aku mengangguk-anggukan kepalaku, tersenyum tipis kepada Valen, "Kau begitu banyak teman laki-laki, apa benar anak ini adalah milik Daniel? Jangan sampai salah."

Valen dengan jelas terkejut seketika, jelas sekali ia tidak menyangka aku bisa mengatakan perkataan seperti ini, sedangkan aku lagi-lagi melihat ke arah Tina.

"Bibi, kekasih Daniel bukan hanya Valen seorang saja, kau harus mencari apakah ada orang lain yang mengandung lagi."

Suaraku sangat besar, cukup untuk dapat didengar orang-orang yang berada di sekitar sana. Terakhir aku memberikan senyuman yang manis kepada Tina, dalam perlindungan empat bodyguard aku langsung pergi.

Saat duduk di dalam mobil, aku sangat sekali-sekali menghirup dengan dalam, sejak dari tadi satu punggung sudah bercucuran keringat.

Setelah lewat beberapa saat baru merasakan rasa sakit di telapak tangan, begitu membuka tangan sambil melihat telapak tangan, aku melihat ada sederet bekas kuku yang begitu jelas.

Dua kalimat terakhir tadi sengaja aku ucapkan, pertama-tama aku memunculkan kehidupan pribadi Valen yang begitu berantakan, kemudian memberitahukan lagi kepadanya Daniel masih memiliki kekasih lain, orang di sekelilingnya tidak ada yang mengandung kalau begitu Daniel memiliki cara untuk menghindari kehamilan.

Aku sedikit banyak sudah mengenal sifat Tina, dua hal ini cukup membuat Tina merasa ragu terhadap Valen.

Mengenai Valen, ia selalu memiliki laki-laki di sampingnya, Tina harus mencari tahu pasti ada jejaknya, juga karena hal ini aku baru mengira Valen benar-benar sudah putus hubungan dengan Daniel.

Tidak peduli apakah anak itu milik Daniel atau bukan, tidak ada salahnya memberikan mereka sedikit pikiran.

Mobil dengan sangat stabil berhenti di depan pintu kafe, begitu aku masuk ke dalam aku melihat Carrie yang duduk disebelah jendela melambaikan tangan kepadaku.

Suasana hatiku dalam sesaat menjadi lebih baik, aku melangkahkan kakiku dengan cepat menghampirinya.

"Eva, apakah benar kau sudah menikah dengan Kakak Owen?" Baru saja aku mengangkat gelas Carrie langsung mulai bertanya.

Hampir saja aku menyemburkan air dari mulutku, dengan canggung aku mengangguk-anggukan kepalaku kepada Carrie.

Carrie langsung menggenggam tanganku, dengan begitu antusias berkata : "Selamat untukmu ya!"

"Apa yang bisa diselamati…..." Aku tertawa pahit, kemudian menunjukan kontrakku dengan Owen kepadanya.

Hal ini sungguh tidak enak jika dipendam di dalam hati, aku juga hanya dapat memberitahukan hal ini kepada Carrie.

“Lalu selanjutnya apa rencana yang akan kau lakukan?” Carrie mengerutkan alisnya rasa antusias yang sebelumnya ada sudah menghilang.

Aku mengaduk kopi yang ada di depanku, di dalam hati aku merasa begitu khawatir. “Aku juga tidak tahu, maju selangkah berpikir selangkah saja.”

Walaupun aku dan Owen sudah menandatangani kontrak perjanjian, juga sudah mengambil sertifikat pernikahan bersamaku, tetapi di dalam hatiku sedikitpun tidak merasa tenang, sebab aku tidak tahu kapan Owen akan menendangku.

Berdasarkan isi perjanjian, kalau seandainya aku dan Owen sudah berpisah hidupku akan tetap terjamin, tapi saat terpikir aku akan berpisah dengan anak ini, aku sangat sedih hingga ingin menangis.

"Carrie, Owen pasti akan bersikap baik terhadap anak ini….." dalam waktu beberapa hari, aku sudah semakin peduli terhadap anak ini.

"Kau jangan berpikir terlalu banyak." Carrie menggenggam tanganku, "Kau dan kakak Owen berhubunganlah dengan baik, siapa tahu Owen benar-benar adalah suamimu yang sesungguhnya.

"Kakak Owen adalah orang yang terlihat dingin di wajahnya tetapi hatinya begitu peduli, dan lagi ia adalah seorang yang memiliki prinsip. Aku rasa dia pasti menyukaimu, kalau tidak ia tidak mungkin mau menikah denganmu."

"Benarkah?" Hatiku bergetar sesaat, entah mengapa saja muncul sedikit harapan.

Carrie menganggukkan kepala dengan pasti, "Pasti benar, kau juga tahu, kalau Owen ingin mencari pasangan itu adalah hal yang sangat mudah baginya, tidak harus mencari dirimu."

Mungkin kalimat ini terasa sedikit menyakitkan, Carrie merasa tidak enak kemudian ia menjulur-julurkan lidahnya. Tetapi perasaanku malah lebih membaik.

Aku tidak bilang pada Carrie bahwa Owen mungkin menyukai laki-laki, tetapi seandainya Owen menyukai laki-laki, bisa memilihku menjadi istrinya sudahlah cukup. Diam-diam aku berpikir di dalam hati harus menunjukan kepada Owen kalau aku dapat membuatnya merasa puas, dengan begitu aku lebih mudah menemani anakku di sisinya.

"Katamu ada hal yang ingin kau bicarakan padaku, ada hal apa?"

"Ah, hampir saja aku lupa.” Carrie memukul kepalanya, dari dalam tasnya ia mengeluarkan sebuah dokumen.

"Kau lihat ini, rumah sakit akan membuka lowongan pekerjaan."

Aku dengan sibuk membolak-balikan halaman dokumen itu dan melihat isinya, betul saja ada beberapa slot lowongan pekerjaan.

Hatiku sedikit bersemangat, pembukaan lowongan pekerjaan umum ini adalah sebuah kesempatan yang baik untukku. Aku memerlukan sebuah pekerjaan, walaupun Owen berjanji setiap bulan akan memberikanku “gaji”, tetapi perasaan seperti ini membuatku merasa seperti sedang “diasuh”, pada akhirnya aku selalu merasa tidak bebas.

“Prestasimu begitu baik, ujian saringan pasti tidak ada masalah. Senior yang ada di rumah sakit juga memiliki impresi yang begitu baik terhadap dirimu, mereka semua merasa begitu menyayangkan tentangmu. Hanya kalau kau sudah melewati ujian saringan, wawancara nanti pasti tidak akan ada masalah.”

Carrie dengan emosi berkata: “Sungguh, kau diberhentikan kali ini benar-benar hal yang tidak bisa diapa-apakan. Keributan hari itu terlalu gaduh, Keluarga Qin juga memberikan tekanan yang begitu besar kepada rumah sakit, kalau tidak rumah sakit tidak mungkin begini terhadapmu.”

“Aku bisa menebaknya.” aku tertawa pahit, hanya mengeluarkan diriku, tidak mengeluarkan Valen, pasti Keluarga Qin yang membuat rencananya.

“Oh ya, ada satu hal lagi yang aneh, Valen sudah mengundurkan diri, hari ini aku baru mengetahuinya.”

“Valen sedang mengandung, seharusnya ia mau menikah dengan Daniel.” Aku berkata kepada Carrie, pandangan mataku tidak teralih dari dokumen.

“Mengandung? Wanita rendahan itu!” Dengan sangat benci Carrie memakinya.

Mungkin saja karena ia merasa jijik dibuatnya, dibandingkan dengan kemarahan Carrie saat ini, aku malah tidak merasa begitu marah.

Aku memberitahu semua kejadian yang terjadi di rumah sakit swasta hari ini kepada Carrie, kemudian Carrie menggebrak meja menyerukan rasa simpatinya, kemudian ia berkata aku terlalu lemah, di sampingnya sudah ada empat orang bodyguard, langsung saja berikan pukulan kepada orang itu bukankah begitu melegakan, tetapi perkataan itu ternyata hanya sebatas di bibir saja.

Aku merasa sedikit tergelitik melihat ekspresi Carrie, “Aku tidak ingin membuat masalah.”

Sebenarnya tidak ingin membuat masalah dengan Owen, di dalam hati aku menambahkannya.

Aku sangat memahami saat ini aku sedang bersembunyi di balik kekuatan Owen, kalau tidak bahkan aku tidak memiliki kesempatan untuk membalikan kata-kata kepada Tina dan Valen. Bodyguard ini adalah orang-orang yang diutus Owen, kalau benar aku memukul Valen, Keluarga Qin pasti akan membuat keributan.

Setelah makan siang dengan Carrie, kemudian membeli setumpuk buku-buku di toko buku baru kembali ke rumah, sesampainya di rumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan mulai belajar.

Jurusan yang kupilih sangatlah baik, setiap tahunnya ujian akhir semester sudah seperti ujian saringan masuk perguruan tinggi. Jurusan kedokteran memang seperti ini.

Walaupun prestasiku selalu baik, sisa waktu sampai dibukanya lowongan pekerjaan itu hanya sisa setengah bulan saja, aku tetap merasa ada tekanan besar.

“Kau sedang membaca apa?” Suara Owen yang terngiang dari balik tubuhnya membuat Eva terkejut.

Aku berdiri sepenuhnya karena kondisi yang membuatnya, aku melihat tatapan Owen tertuju ke buku-buku yang ada di atas meja, rasa gugup yang tak terhindari pun muncul di dalam hati.

“Aku sedang membaca buku-buku mengenai jurusanku, setengah bulan lagi rumah sakit kota akan membuka lowongan pekerjaan secara umum. Aku… Aku ingin mengikutinya.”

Hatiku sedikit merasa pesimis, mau dibilang bagaimanapun hubunganku dengan Owen adalah sebatas hubungan kerja sama, walaupun di dalam kontrak perjanjian tidak tertulis tidak boleh bekerja, tetapi kalau Owen tidak setuju, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Jelas karena, seluruh biaya pengobatan ibuku bergantung kepadanya.

“Kau begitu senang menjadi dokter?” Pandangan mata Owen tertuju kepadaku.

Aku termenung sejenak, dalam sesaat aku tidak menjawabnya.

Aku memiliki dua alasan memilih jurusan kedokteran ini, yang pertama adalah karena ibuku memiliki penyakit jantung, yang kedua adalah karena dokter adalah pekerjaan yang bagus. Mengenai masalah suka atau tidak suka, aku sungguh tidak berpikir terlalu banyak.

Orang yang memiliki banyak uang baru memiliki hak untuk berbicara tentang hobinya, sedangkan diriku hanya berpikir bagaimana cara untuk dapat bertahan hidup.

Owen sedikit mengerutkan alisnya, “Kalau kau tidak menyukainya kau tidak perlu membuat dirimu lelah seperti itu, kalau kau ingin bekerja kau juga bisa mencoba pekerjaan lain.”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu