That Night - Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
Saat hari menjelang malam aku sampai di ruang rawat ibuku, ibuku tertegun melihatku datang lagi, tapi ia dapat melihat langsung ekspresi wajahku yang tidak enak dipandang.
“Eva, apa yang terjadi?” ibuku menatapku dengan gugup dan bertanya.
Singkat cerita, “Ma, aku datang mengurus kepulanganmu dari rumah sakit ini, rumah sudah beres.”
“Ada apa? Mengapa malam-malam begini? Apakah tidak bisa besok saja? Eva jujur pada mama, apa yang sebenarnya terjadi?” mamaku tetap saja menunjukkan wajah khawatir.
Aku menjilat bibir, “Aku bertemu Daniel Qin hari ini.”
“Daniel Qin?” ibuku terkejut, dan langsung mencengkram erat tanganku, “Dimana kau bertemu denganya?”
“Dirumah sakit.” Aku menjawab. “Dia bilang ingin bersamaku, lalu barusan istrinya menghubungiku, ia tahu kamu di rawat disini, aku takut ia akan membuat masalah, jadi kita harus buru-buru keluar rumah sakit.”
“Oh, baik, baiklah! Aku…… aku akan segera beresi barang.”
Ibuku buru-buru mengangguk, dengan panik mulai mengemasi barang. Aku ingin menghibur perasaan ibuku, tapi saat ini diriku juga sedang tidak tenang, hanya bisa membantu ibuku mengemasi barang dengan cepat.
Walaupun rumah Daniel Qin berada di Shanghai, tapi aku tidak yakin Valen ada dimana, dan sangat khawatir bahwa Valen akan membuat keributan besar.
Kulit kepalaku serasa terbakar, hatiku tidak kalah terganggu, bagusnya aku dan ibuku meninggalkan rumah sakit dengan mudah, terus sampai kami berada di dalam taksi, aku baru bisa bernafas lega.
“Ma, sudah tidak apa-apa. Rumah yang ku sewa sangat nyaman, saat kita tinggal bersama kamu juga bisa melihat Joanna dan Eason setiap hari.”
Ibuku menatapku dan menganggukkan kepala, terlihat samar ingin membicarakan sesuatu tapi tidak ada suara yang keluar. Aku melihat ibuku ingin berbicara namun tidak jadi, tahu ia pasti sangat mengkhawatirkan masalah Daniel Qin dan Valen, tapi sekarang masih di dalam taksi, sebaiknya kami tidak membahasnya sekarang
Kakak Zhang dan Kakak Liu sangat terkejut melihatku membawa ibu pulang, tadi mereka sangat khawatir saat aku terburu-buru keluar rumah, dan tenang saat akhirnya melihatku pulang.
“Bibi akan tinggal di kamar lantai atas benar, kan? Disana cahayanya bagus, juga sangat nyaman, aku akan membantu Bibi menggelar kasur.” Kakak Zhang menatapku dan membuka suara, aku berterima kasih padanya, meminum segelas air dan baru bisa tenang.
Aku membawa ibuku melihat-lihat apartemen, lalu menyuruhnya untuk mencuci muka dan menggosok gigi dan beristirahat, hatiku masih ada sedikit kacau, dan aku memutuskan untuk membuka sebotol anggur merah.
Aku berdiri di balkon menikmati angin yang bertiup, tanganku masih menggenggam ponsel. Aku tidak bisa minum banyak, dan sudah lama tidak meminum alkohol, hanya meminum sedikit alkohol dan sekarang kepalaku sedikit sakit.
Melihat kota yang bercayaha dari balik jendela, otakku membayangkan banyak kejadian, akhirnya aku menekan sederetan nomor di ponselku.
Ada kalanya ingatan seseorang sangat kuat, setelah berpisah dengan Daniel Qin aku menghapus semua kontaknya, tapi aku masih saja mengingat nomor ponselnya.
Tapi aku tidak tahu apakah Daniel Qin sudah menggantinya atau belum, setelah aku sudah berkali-kali mengganti nomor telepon.
Nada sambung terdengar dan penggilan tersabung.
“Halo, siapa ini?”
Mendengar suaranya yang tidak asing, aku kehabisan nafas.
“Daniel Qin! Tolong jaga istrimu dengan baik, jangan biarkan ia menggangguku apalagi ibuku! Aku berteriak marah, melapiaskan kemarahanku terhadap Valen pada Daniel Qin.
Daniel Qin tertegun di seberang telepon, setelah beberapa saat ia berkata dengan ragu, “Eva? Apakah kau Eva?”
“Ya, aku Eva.” Aku menjawab dengan dingin, sekelibat gambar muncul di otakku.
Saat ini aku sedang berpikir, harus bagaimana supaya Daniel Qin membenci Valen, membuatnya semakin yakin untuk menceraikan Valen.
“Valen mencarimu?” Daniel Qin dengan cepat membuka suara, suaranya mengandung kemarahan.
“Ya.” Aku menjawab, “Dia bilang aku langsung mengodamu saat pulang, dan memarahiku, dan berkata akan mencari keributan di hadapan ibuku.”
“Ia berbicara omong kosong!” Daniel Qin sangat marah, “Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkannya membuat keributan.”
Mendengar jaminan Daniel Qin, aku sedikit ingin tertawa. Apa maksud dari kata-katanya sebenarnya? Ingin melindungiku? Hari ini ia sangat terkejut mendengarku sudah mempunyai dua anak dan ia muncul di dalam pikiranku, semakin membuatku ingin tertawa.
“Tolong beritahu dia ibuku sudah tidak dirumah sakit lagi, ia tidak akan menemukan ibuku jika pergi membuat keributan. Sudah itu saja, aku tutup dulu.” Aku langsung memutuskan sambungan telepon, menatap kosong pada layar ponselku, tetapi Daniel Qin kembali meneleponku.
Apa maksud dia meneleponku? Aku angkat atau tidak?
Aku benar-benar ingin menggoda Daniel Qin dan membuatnya menceraikan Valen. Tetapi aku sekarang benar-benar tidak ingin banyak berinteraksi dengan Daniel Qin, setelah seharian aku benar-benar sangat lelah.
Aku memutuskan sambungan teleponnya, tapi beberapa detik kemudian ponselku kembali berbunyi. Aku kembali mematikannya, dan ia terus menghubungi ku lagi, bayangan aku dan Valen sebelumnya terbayang-bayang.
Setelah ia mencoba empat kali, akhirnya ponselku berhenti berdering. Aku menghela nafas lega, berpikir bahwa Daniel Qin sudah menyerah, menyesap anggur merah ku lagi dan segera mengisi daya ponselku dan segera menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.
Setelah selesai mandi aku melihat permintaan pertemanan dalam ponselku.
Gambar profilnya adalah foto Daniel Qin, dengan catatan – “Eva, terima permintaan pertemananku, aku Daniel.”
Aku ragu sesaat, dan langsung menonaktifkan ponselku, dan merebahkan tubuh diatas ranjang.
Aku sangat lelah, melakukan penerbangan internasional, lalu menjenguk ibuku dan pekerjaan yang sibuk, dan diganggu oleh Valen di malam hari. Walaupun otakku sangat kacau saat ini, tapi baru aja berbaring diatas ranjang tidak lama aku sudah jatuh dalam tidurku.
Aku terbangun saat pagi menjelang, kamarku hening, aku mengaktifkan kembali ponsel dan memeriksa sebentar, dan tersadar sudah pukul Sembilan lebih.
Semalam aku hampir subuh baru terlelap, bangun jam segini juga tidak aneh. Hanya saja aku harus mengatasi jet lag ini secepat mungkin.
Aku membuka aplikasi pesan, dan terdapat banyak permintaan pertemanan, selain Daniel Qin masih ada Valen, tapi kali ini ia mengganti nomor ponsel, jika ia tidak memarahiku dalam note tersebut aku tidak akan bisa menebak bahwa itu adalah dia.
Aku menyungginggkan senyum ringat, dan menerima permintaan pertemanan Daniel Qin, lalu menolak Valen, dan menekan report untuk Valen.
Setelah tidur pikiran ku jauh lebih jernih, tubuhku juga jadi lebih relax. Aku sudah memikirkannya, aku tidak ingin berhubungan langsung dengan Valen, karena aku sudah mengerti, kegagalan terbesar untuk Valen adalah bercerai dari Daniel Qin, dan aku akan membuatnya diceraikan tanpa membawa sepeser pun uang atau apapun itu.
Ini adalah hal yang paling ditakutkan oleh Valen, dan itu adalah hal yang harus ku lakukan sekarang.
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaKing Of Red Sea
Hideo TakashiWahai Hati
JavAliusSomeday Unexpected Love
AlexanderThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)